PERJUANGAN PENGEMBALIAN IRIAN BARAT

AINUN SYARIFATUL ALFIAH/PIS

Di tengah kehidupan politik yang masih belum stabil pasca kemerdekaan,hubungan iindonesia dengan belanda kembali tegang. Belanda yang harus mengakhiri penjajahanya di tanah indonesia masih berusaha untuk menancapkan kekuatan kolonialismenya di wilayah paling timur Negara Republik Indonesia. Belanda tetap kokoh mempertahankan Irian Barat atau yang sekarang di sebut papua. Padahal sesuai perundingan KMB, seharusnya dalam jangka waktu setahun pasca kemerdekaan wilayah irian barat harus sudah menjadi wilayah indonesia. Sementara itu, dengan jalan buntu belanda sengaja menjadikan masalah irian barat menjadi berlarut-larut. Sebenernya sejak zaman kerajaan tidore dan majapahit wilayah irian barat telah masuk ke dalam kekuasaan kedua kerajaan tersebut.
1.      Perjuangan  melalui jalur diplomasi
Setahun setelah irian  barat di kuasai belanda, pemerintah RI berusaha menyelesaikan masalah ini melalui perundingan bilateral dalam lingkungan Uni Indonesia-Belanda. Upaya penyelesaian Irian Barat ini mulai di rintis pada masa kabinet nasir.

Pada akhir Maret 1950 pihak indonesia  dan belanda melangsungkan Konferensi Uni Indonesia dan Belanda di jakarta untuk membahas masalah irian barat dan ketatanegaraan indonesia. Konferensi ini tidak membuahkan kesepakatn mengenai penyerahan irian barat dan hanya berhasil membentuk suatu komite bersama yang beranggotakan enam orang. Tiga dari indonesia, yaitu Mr.Moh Yamin, L.H.PS.Makaliwy,dan J. Latuharhary, serta tiga orang dari belanda,yaitu G.H Vander Kolff,R.van Dijk dan J.M Pieters.

Selanjutnya,pada bulan desember 1950 di adakan kembali Konferensi serupa di Den Haag namun masih tetap berakhir tanpa menghasilkan titik temu. Setahun kemudian, yaitu pada desember 1951 di adakann lagi konferensi dengan pihak belanda. Belanda mengajukan usul agar masalah irian barat di bicarakan dalam Mahkamah internasional, tetapi pihak indonesia menginginkan agar pembahasaan masalah irian barat di masukkan dalam forum majelis umum PBB. Sesudah itu, tidak ada lagi perundingan bilateral. Danmasalah mengenai kedudukan irian barat tetap terkatung-katung.

Di negeri belanda sendiri telah terjadi perubahan pandangan atas indonesia. Para pegawai sipil dan militer belanda yang baru pulang ke negerinya membawa propaganda buruk atas indonesia.

Menurut mereka, selama masa revolusi orang-orang belanda merasakan kepahitan dan penderitaan yang hebat. Indonesia hanya  berpura-pura menerima semua ketentuan KMB. Buktinya, kekacauan masih terjadi di mana-mana, pemogokan tiada terkendali, dan bangsa indonesia tidak bisa mengatur dirinya sendiri. Propaganda ini meninbulakn pergerakan anti indonesia  dan memaksa belanda.
Kegagalan usaha secara bilateral ini membuat pihak indonesia mengubah perjuangan diplomasinya melaui forum PBB. Sejak sidang 21 september 1954 pemerintah indonesia berturut-turut membawa masalah irian barat dalam forum sidang umum PBB. Persoalan ini berulang kali di masukkan dalm acara sidang, tetapi tidak pernah menperoleh keputusan yang di harapkan. Penyebabnya belanda dan sekutunya selalu menjaga keinginan bangsa indonesia itu. Sikap dukungan terhadap belanda semakin kuta dengan bersaman dengan

pertentangan antara blok barat dan blok timur. Dengan demikian resolusi irian barat yang di sponsori indian dan tujuh negara lain tidak dapat di menagkan karena tidak mencapai kuorum, maka sejak 10 desember 1054 PBB mengesampingkan masalah irian barat dalam sidang-sidang berikutnya yang berarti persoalan irian barat bukan lagi urusan PBB.

Dalam suasana anti belanda yang semakin meningkat, pada 18 november 1957 di selenggarakan rapat umum pembebasan irian barat di jakarta. Rapat ini membicarakan langkah serta tindakan yang perlu di ambil guna membebaskan irian barat di tindak lanjuti dengan munculnya aksi rakyat dan beberapa tindakan pemerintah. Berikut aksi dan tindakan yang di lakukan pemerintah RI.
·          Aksi mogok para buruh terhadap perusahaan-perusahan belanda
·          Pemerintah melarag beredarnya senua terbitan film yang menggunakan bahasa belanda
·          Di larang Maskapi Penerbangan Belanda ( KLM) mendarat dan terbang di atas wilayah RI
·          Semua perwakilan Konsuler Belanda di indonesia di minta di hentikan.

2.      Perjuangan dengan sikap radikal terhadap belanda
Dalam upaya pembebasan irian barat,bangsa indonesia juga dapat bersikap tegas. Sikap tersebut di lakukan akibat kegagalan diplomasi langsung dengan belanda. Indonesia menyatakan pembubaran Uni Indonesia Belanda pada 10 agustus 1954. Sikap konfrontasi ini di perkuat dengan pernyataan pembatalan perjanjian KMB. Melaui undang-undang No. 13 tahun 1956 tertanggal 3 mei 1956 indonesia menyatakan bahwa Uni indonsia belanda sudah tidak ada  lagi. Selanjutnya hubungan antar indonesia dengan belanda merupakan sebuah hubungan yang lazim antara negara-negara yang berdaulat berdasarkan  hukum internasional.
 Di karenakan belanda mengulur-ulur waktu dalam pemyerahan irian barat melaui jalur diplomasi maka pemerintah mengambil sikap keras terhadap belanda, yaitu sebagi berikut:
·         Pada tahun 1954 indonesia membatalkan ikatan Uni indonsia belanda
·          Pada tahun 1956 indonesi membatalkan persetujuan KMB
·          Pada tahun 1957 indonesia melakukan tindakan dengan menbenarkan pemogokan total kaum buruh yang bekerja di perusahan-perusahan Belanda. Melarang pengedaran film yang berbahsa belanda. Kapal-kapal penerbangan belanda di larang mendarat dan terbang di atas wilayah dan hubungan diplomatik di putus.
·          Pada tahun 1958 indnesi mengambil alih perusahaan-perusahaan milik belanda dan membentuk Front nasioanl pembebasan Irian Barat.
Perusahan-perusahan belanda yang di ambil alih oleh pemerinatah RI antar lain sebagai berikut:
1.Bank Escompto                    4. Perusahaan Philips 
2. Percetakan De Unie                        5. Perusahaan KLM
 3.Gedung Nederlandsche
·         Pada tanggal 17 agustus 1956 di resmikan pembentukan Provinsi Irian Barat di Soasio, Maluku Utara dengan gubernur Zaenal Abidin Syah.

3.      Perjuangan melalui kekuatan militer
Sikap tegas bangsa indonesia telah di tunjukkan dengan pembatalan secara sepihak Uni indonesia belanda. Sikap tegas tersebut semakin kuat setelah perjuangan diplomasi mengalami kegagalan. Perjuangan bnagsa indonesia untuk mengembalikan irian barat kini beralih dari diplomasi kek kontropersi. Tindaka kontropersi polotik ekonomi yang di lancarkan indonesia ternyata belum berhasil
 Oleh karena itu,indonesia mulai mempersiapkan penyelesaian irian barat dengan kekuatan militer. Untuk kepentingan ini pemerintah indonesia awalnya berencana membeli senjata dari Amerika Serikat, tetapi gagal.pembelian senjata kemudian di alihkan ke negara-negara Blok Komunis terutama Uni Soviet.
 Pada tanggal 19 desember 1961, presiden soekarno mengumumkan Tiga Komando Rakyat(trikora) yang isinya adalah:
·          Gagalkan pembentukan negara boneka Negara Papua buatan Belanda kolonial.
·          Kibarkanlah Sang Merah Putih di irian Barat Tanah Air  Indonesia.
·          Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan Kemerdekaan dan kesatuan tanah Air dan Bangsa.
 Dengan di cetuskanya,trikora tersebut maka konfrontasi antara belanda dan indonesia pun di mulai. Sebagai reaksi terhadap Trikora pada tanggal 2 januari 1962 presiden/panglima Tertinggi ABRI/panglima Besar Komando Tertinggi pembebasaan irian barat mengeluarkan Keputusan No. 1 tahun 1962 tentang pembentukan Komando Mandala Pembebasaan irian barat.
 Komando mandala di bentuk pada tanggal 2 januari 1962. Tugas komando Mandala adalah sebagai berikut:
1.      Merencanakan,mempersiapkan dan menyelenggarakan operas-operasi militer dengan tujuan mengembalikan wilayah provinsi Irian Barat ke dalam kekuasaan Negara Republik Indonesia.
2.       Mengembangkan situasi militer di wilayah provinsi irian barat.

Pada awalnya, belanda yakin bahwa pasukan militer indonesia tidak mungkin menembus wilayah irian barat. Keyakinan itu tidak terbukti. Pasukan indonesai ternyata mampu menembus wilayah irian barat, bahkan mampu merebut Teminabuan. Pada tanggal 13 januari 1962, Brigadir Jendral Soeharto di lantik menjadi panglima . Pangkat nya di naikan menjadi mayor jendral. Di samping panglima Mayor Jendral Soeharto juga merangkap sebagai Deputi kasad untuk wilayah indonesia bagian timur.
 Pada tanggal 15 januari 1962 terjadi pertempuran di laut Aru antara MTB ALRI melawan kapal perusak dari fregat Belanda. Dalam pertempuran itu, Komodor Yos Sudarso gugur karena KRI macan tutul yang di tumpanginya di tembak kapal belanda. Komodor Yos Sudarso pada waktu itu menjabat sebagai deputi kasal. Panglima mandala menyusun strategi yang di namakan strategi panglima mandala. Operasi-operasi militer terus di lancarkan oleh pihak indonesia. Operasi tersebut antara lain Operasi Benteng Ketaton, Operasi Srigala. Dan operasi Jaya Wijaya.
Sebelum operasi jaya wijaya di laksanakan, panglima besar tertinggi pembebasan Irian Barat mengirimkan instruksi yang isinya menghentikan tembak-menembak dan mengadakan kontak dengan perwira-perwira peninjau PBB. Para perwira tersebut di dampingi Brijenn Achmad Wiranatakusumah, Kolonel Udara I Dewanto, dan Letkol Laut Nizam Zachman.
Intruksi-intruksi tersebut di kirimkan kepada yang berkepentingan karena pada tanggal 15 agustus 1962 pemerintah belanda dan indonesia menandatangani persetujuan mengenai Irian Barat di Markas Besar PBB. Keberhasilan Trikora merupakan perpaduan usaha diplomasi dan militer.


 Daftar pustaka
Mayasari,Widi.2007.ips sejarah untuk smp/mts semester 2.jakarta:penerbit media pressindo
Katodirdjo,Sartono.1999.pengantar sejarah indonesia satu.jakarta:penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

PELAKSANAAN POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA SETELAH PERISTIWA G-30 S/PKI 1965

AGUSNIYARNI/PIS

Pada masa orde lama ,Indonesia merasa terkucil dari ergaulan dunia ,terutama setelah Indonesia keluar dari keanggotaan PBB.Setelah pemerintahan inonesia dipegang oleh soeharto,Indonesia di menyatakan aktif lagi dalam keanggotaan PBB,Indonesia kembali menjadi anggota PBB pada 28 september 1966 dan Indonesia masih saja menjadi anggota urutan PBB ke 60.Bahkan mentri luar negri Indonesia Adam Malik terpilih menjadi Ketua Majelis Umum  untuk masa persidangan tahun 1974.
Sementara itu hubungan antara Negara-negara di asia tenggara dikukuhkan dalam suatu bentuk organisasi yang bersifat regional .Para mentri luar negri yang berada di asia tenggara menyelenggarakan suatu konferensi dibangkok  pada tanggal 8 agustus 1967 yang hasil konfernsi tersebut dikenel dengan nama deklarasi Bangkok yang berisikan pernyataan tekat untuk bersama-sama memvangun asia tenggara yang tentram,man,damai,dan mkmur. Ats deklarasi Bangkok itualah berdirinya  Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Perbara) atau Association of south East Asia Tenggara((ASEAN).
Negara-negara anggota asean ykin bahwa Negara mereka akan stabil dan mampu menghadapi ekspansi komunis jika kehidupan rakyatnya makmur.Untuk mencapai taraf demikian  maka Sidang Mentri Luar Negri Asean yang diselenggarakan pada tanggal 27 november 1971sepakat mengeluarkan deklrasi kuala lumpur yang brisikan keinginn untuk menjadikan kawasan asia tenggara yang damai,bebes,dan netral.yang artinya asia tenggara tidak menginginkan wilayah geografisnya dijadikan sebagai ajang pertikaian.
A .Pemurnian politik luar negri Indonesia
Tugas dari politik luar negri Indonesia pada masa orde baru adalah mengoreksi semua penyelewengan pada masa orde lama .Berdasarkan pernyataan itu maka MPRS sbagai lembaga kenegaraan tertinggi telah menegaskan kembali landasan kebijakan politik luar negri Indonesia.
Landasan politik lur negri Indonesia pada masa Orde Baaru adalah sebagai berikut:
1.Ketetapan MPRS No,XII/MPRS/1966 tentang Penegasan kembali Landasan kebijakan Politik Luar Negri repoblk Indonesia.
2.Ketetapan MPRS No.XIII/MPRS/1966 tentang pembaruan Kebijakan Landasan Ekonomi ,Keuangan, dan Pembangunan.
3.Ketetapan MPRS No.XI/MPRS/1968 Tentang  Tugas Pokok Kabinet Pembangunan.
4.Ketetapan MPRS No. IV/MPR/1973 Tentang Garis-garis Besar Haluan Negara.
Politik konfrontasi yang pernah dilakukan indonesi tidak sesuai dengan dasar politik bebas dan aktif ,yaitu pancasila .Oleh karenaitu politik konfrontasi diakhiri dan diganti oleh politik bertetangga dan brsahabat baik dalam  hidup berdampingan secara damai yang saling menguntungkan .Indonesia juga berpegang teguh kepada ketetapan dan Nota Politik MPRS tahun 1966 dan 1968 tentang politik luar negri Indonesia yang berdasarkan Ideologi Pancasila.
B.Memelihara Keamanan Dan Stabilitas Asia Tenggara
Sesuai dengan politik indonsia bebas aktif indonsia tidak menghendaki adanya pakta militer atau pangkalan-pngkalan militr asing di asia tenggara ,yang aka nantinya menimbulkan  ketegangan dan konflik bersenjata  dari pada membawa perdamaian serta tidak sesuai dengan prinsip hidup berdampingan secara damai.Tetapi dalam masalah ini Indonesia cukup realistis untuk menerima alasan dari Negara-negara tetangganya .Untuk memperluas daerah netral diAsia tenggara  Indonesia dan india pada bulan april 1973 telah menyerukan dihapuskan nya  campur tangan negara-negara di Samudra hindia ,hilangnya permusuhan diantara negara negara besar akan memberikan keamanan di kawasan asia tenggara .
Dengan demikian perkembangan politik luar negri indonesia  setelah garakan 30 September 1965/PKI atau pada masa Orde Baru  diarahkan kepada politik luar negri indonesia bebas aktif yang dilaksanakan oleh pihak indonesia ber tujuan untuk memberikan keuntungan kepada bangsa indonesia sebab melalui politik ini indonesia dapat menjalin hubungan dengan semua negara di dunia.
 Daftar Pustaka:
Suyoto.2012.Sejarah Program studi IPS dan Bahasa Kelas XII.penerbit CV.Arya Duta,depok

LEGENDA IKAN PATIN


Slamet Kabul Budiarto/B/SR3
                     

Pada zaman dahulu kala, ditanah melayu hiduplah seorang nelayan tua yang bernama Awang Gading. Ia tinggal seorang diri ditepian sebuah sungai yang luas dan jernih. Meskipun ia hidup seorang diri, Awang Gading tidak selalu merasa sedih, ia selalu merasa bahagia. Ia mensyukuri atas setiap nikmat yang diberikan Tuhan kepadanya. Pekerjaan sehari-harinya adalah menangkap ikan disungai dan mencari kayu di hutan.
Pada suatu sore hari, sepulang dari hutan, Awang Gading pergi mengail di sungai. Ia sangat berharap  hari ini akan mendapatkan ikan besar. Lalu ia pun melemparkan kailnya kedalam air, ia pun berdendang sambil menunggu umpannya dimakan oleh ikan. Beberepa saat kemudian umpannya pun dimakan oleh ikan. Dengan hati-hati disentaknya kail itu, dan apa yang terjadi, ternyata ikan itu terlepas dari mata kailnya. Lalu ia pun memasang lagi umpan pada mata kailnya. Sudah berkali-kali umpannya dimakan ikan, namun pada saat kailnya ditarik ikannya terlepas lagi.
Hari sudah mulai gelap, namun tak seekor ikan pun yang diperolehnya. Ia pun segera membenahi segala peralatan yang ia bawa, dan ia pun bergegas untuk pulang. Namun baru saja ia melangkah , tiba-tiba terdengar olehnya suara tangisan bayi. Dengan perasaan yang takut, ia pun mencoba mencari sumber suara tersebut. Tidak lama mencari, ia pun menemukan seorang bayi perempuan yang mungil tergolek diatas batu. Tampaknya bayi itu baru saja dilahirkan oleh ibunya. Anak siapa gerangan? Kasihan, ditinggal seorang diri di tepi sungai, ucap Awang Gading dalam hati. Ia pun merasa iba dengan bayi tersebut, lalu dibawanya bayi itu pulang ke gubuknya.
Setibanya ia di rumah pada malam hari, malam itu juga ia membawa bayi tersebut ke rumah tetua kampung. Kemudian tetua kampung pun berpesan kepada Awang Gading untuk merawat bayi tersebut dengan baik. Berbahagialah hati Awang Gading karena dipercaya oleh tetua kampung untuk merawat bayi tersebut. Awang Gading pun berharap kelak bayi tersebut menjadi anak yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik.
Keesokan harinya, Awang Gading pun mengadakan selamatan atas hadirnya bayi tersebut di tengah kehidupannya. Ia pun mengundang seluruh tetangganya. Awang Gading pun memberikan nama bayi tersebut dengan nama Dayang Kumunah. Seusai acara tersebut, Awang Gading pun menimang-nimang bayi tersebut sambil mendendang "Dayang saying, anakku seorang, cepatlah engkau besar menjadi gadis dambaan".
Kehadiran Dayang Kumunah dalam kehidupannya, membuat Awang Gading semakin giat dalam bekerja. Ia sangat sayang dan perhatian terhadap Dayang Kumunah. Awang Gading pun membekali Dayang Kumunah dengan berbagai ilmu pengetahuan dan budi pekerti yang baik. Setiap hari ia juga mengajak Dayang Kumunah pergi mengail dan mencari kayu di dalam hutan untuk mengenalkan kehidupan alam lebih dekat kepada Dayang Kumunah.
Waktu terus berjalan, hingga beberapa tahun kemudian. Dayang Kumunah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan berbudi pekerti luhur. Ia pun sangat rajin membantu ayahnya. Namun sayang, Dayng Kumunah tidak pernah tertawa.
Suatu hari, ada seorang pemuda tampan dan kaya dari desa sebelah yang kebetulan lewat di depan rumah Awang Gading. Pemuda tersebut bernama Awangku Usop. Pada saat Awangku Usop lewat di depan rumah tersebut, ia melihat seorang gadis yang sangat cantik yang sedang menjemur pakaian, gadis cantik tersebut ialah Dayang Kumunah. Awangku Usop pun terpaku pandangannya oleh kecantikan Dayang Kumunah. Dan ia pun langsung jatuh hati kepada Dayang Kumunah dan berniat untuk segera melamarnya.
Beberapa hari kemudian, Awangku Usop kembali mendatangi rumah Awang Gading dengan niat untuk melamar putri Awang Gading yaitu Dayang Kumunah. Setelah Awangku Usop mengatakan maksud kedatangannya, Awang Gading pun tidak langsung memberikan jawaban. Ia memberikan keputusan tersebut kepada Dayang Kumunah. Lalu Dayang Kumunah pun memberikan jawaban sambil menjelaskan kepada Awangku Usop. "Kanda Usop, sebenarnya kita berasal dari dua dunia yang berbeda. Saya berasal dari sungai dan mempunyai kebiasaan yang berlainan dengan manusia. Saya bersedia menjadi istri kanda Usop, tetapi dengan syarat, jangan pernah meminta saya untu tertawa," pinta Dayang Kumunah. Awangku Usop pun menyanggupi syarat tersebut, ia berjanji untuk memenuhi syarat tersebut.
Seminggu kemudian, mereka pun menikah. Pesta pernikahan pun berlangsung sangat meriah. Semua kerabat dan tetangga dari kedua mempelai pun diundang. Para undangan pun turut gembira menyaksikan kedua pasangan tersebut. Dayang Kumunah gadis yang sangat cantik dan Awangku Usop pun seorang pemuda yang sangat tampan. Setelah pernikahan mereka, mereka mulai menjalani hidup baru dalam berubah tangga. Mereka hidup berbahagia, saling mencintai dan saling menyayangi.
Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung cukup lama. Beberapa minggu setelah pernikahan mereka, ayah dari Dayang Kumunah yaitu Awang Gading meninggal dunia karena sakit. Dayang Kumunah pun sangat sedih kehilangan seorang ayah yang sangat ia cintai dan ia sayangi, yang telah mendidik dan membesarkannya, meskipun bukan ayah kandungnya sendiri. Hingga berbulan-bulan lamanya, hati Dayang Kumunah diselimuti perasaan sedih. Waktu terus berjalan, Dayang Kumunah pun akhirnya melahirkan buah hatinya dengan Awangku Usop yang berjumlah lima orang. Dengan kehadiran buah hatinya tersebut, kesedihan Dayang Kumunah pun segera terobati dan perlahan dapat menghapus ingatan Dayang Kumunah kepada ayahnya. Ia pun kembali hidup bahagia bersama suami dan kelima anaknya tersebut.
Namun, Awangku Usop merasa kebahagiaan mereka kurang lengkap sebelum melihat Dayang Kumunah tertawa. Memang, sejak pertama kali bertemu hingga kini, Awangku Usop belum pernah melihat istrinya tertawa.
Suatu sore, Dayang Kumunah berkumpul bersama suami dan anak-anaknya di teras rumah. Pada saat itu, si bungsu anak mereka mulai dapat berjalan dengan tertatih-tatih. Semua keluarga tertawa bahagia melihat kelucuan si bungsu, kecuali Dayang Kumunah. Awangku Usop pun lalu meminta istrinya ikut tertawa. Dayang Kumunah menolaknya, namun suaminya terus mendesak istrinya untuk tertawa. Akhirnya ia pun menuruti keinginan suaminya. Pada saat tertawa itulah, tiba-tiba tampak insang ikan di mulutnya. Menyadari hal itu, Dayang Kumunah segera berlari ke arah sungai. Awangku Usop beserta anak-anaknya heran dan mengikutinya.
Sesampainya di tepi sungai, Dayang Kumunah berpesan kepada suaminya, "kanda, peliharalah anak-anak kita dengan baik, bekalilah anak-anak kita dengan budi pekerti yang baik". Perlahan-lahan tubuh Dayang Kumunah menjelma menjadi ikan dan segera melompat ke dalam air. Awangku Usop pun baru menyadari kekhilafannya. Ia segera meminta maaf kepada istrinya dan menyesal telah melanggar janji yang telah di pinta oleh istrinya. Awangku Usop pun membujuk Dayang Kumunah untuk kembali ke rumah, namun semua sudah terlambat.
Dayang Kumunah telah terjun ke sungai dan ia telah menjelma menjadi ikan dengan bentuk badan cantik dan kulit mengkilat tanpa sisik. Mukanya menyerupai raut wajah manusia. Ekornya seolah-olah sepasang kaki manusia yang bersilang.
Awangku Usop dan anak-anaknya sangat sedih melihat Dayang Kumunah menjelma menjadi seekor ikan. Mereka pun berjanji tidak akan makan ikan tersebut, karena dianggap sebagai keluarga mereka. Mereka menyebutnya sebagai ikan patin, maka dari itulah sebabnya sebagian orang Melayu tidak makan ikan patin.
Catatan:
Cerita rakyat diatas termasuk ke dalam cerita teladan yang mengandung nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral tersebut ialah kewajiban mendidik anak, berbudi pekerti luhur, dan pantangan melanggar janji. 
DAFTAR PUSTAKA
Widiasari Tami, 2010, Legenda Rakyat Nusantara, Yogyakarta: Great! Publisher.
http://www.melayuOnline.com

GERAKAN ACEH MERDEKA

PERTIWI RESTI/SIV

             Umum menganggap bahwa GAM dilahirkan pada 4 Desember 1976. Sebenarnya GAM sendiri sebagai wahana pergerakan baru didirikan pada 20 Mei 1977. Namun Hasan Tiro sendiri memilih hari lahir GAM adalah pada tanggal yang disebut paling awal, disesuaikan dengan proklamasi kemerdekaan Aceh Sumatera. Proklamasi ini dilangsungkan di Bukit Cokan, pedalaman Kecamatan Tiro, Pidie. Prosesi ini dilakukan secara sederhana, dilakukan di suatu tempat yang tersembunyi, menandakan bahwa awal-awalnya, gerakan ini adalah gerakan bawah tanah yang dilakukan secara diam-diam.
             Terdapat berbagai pendapat yang telah menjelaskan beberapa hal yang menjadi kausa peristiwa ini. Pertama, bahwa GAM merupakan lanjutan perjuangan—atau setidaknya terkait—Darul Islam (DI) Aceh yang sebelumnya pernah meletus pada 1950-an. Dukungan para tokoh DI pada awal lahirnya GAM memperkuat tesis bahwa ada yang belum selesai pada upaya integrasi yang dibangun oleh Sukarno untuk menyelesaikan pemberontakan DI/TII Daud Beureueh.
             Kedua, faktor ekonomi, yang berwujud ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi antara pusat dengan daerah. Pemerintahan sentralistik Orde Baru menimbulkan kekecewaan berat terutama di kalangan elite Aceh. Pada era Soeharto, Aceh menerima 1% dari anggaran pendapatan nasional, padahal Aceh memiliki kontribusi 14% dari GDP Nasional. Terlalu banyak pemotongan yang dilakukan pusat yang menggarap hasil produksi dari Aceh. Sebagian besar hasil kekayaan Aceh dilahap oleh penentu kebijakan di Jakarta. Meningkatnya tingkat produksi minyak bumi yang dihasilkan Aceh pada 1970-an dan 1980-an dengan nilai 1,3 miliar US Dolar tidak memperbaiki kehidupan sosial ekonomi masyarakat Aceh. Ketidakadilan di bidang ekonomi, politik, dan berbagai ketidakadilan lainnya merupakan faktor ketiga dari sebab kelahiran GAM.
             Penyelesaian konflik Aceh oleh pemerintah RI pada masa Orde Baru sampai era Reformasi. Pada masa Presiden B.J.Habibie, pemerintah tetap mengedepankan pendekatan keamanan dengan menggunakan militer dan polisi dalam menjaga keamanan di Aceh. Pada masa Presiden Abdurahman Wahid mencoba melakukan pendekatan baru, yang disebut dengan pendekatan ekonomi dan politik, dan mencoba membuka dialog damai dengan GAM. Pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri berlaku Kesepakatan Penghentian Kekerasan. Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, tampak keduanya memilih cara non-militer untuk menyelesaikan persoalan. Terlebih inisiatif, Jusuf Kalla dengan cara bekerja di balik layar (second track diplomacy) agar dapat masuk ke pusat pimpinan GAM, dalam rangka melakukan komunikasi politik di satu sisi dan sekaligus membangun kepercayaan. Musibah yang mendatangkan berkah akhirnya terjadi, tsunami 26 Desember 2004 telah turut mengambil peran untuk mendamaikan para pihak yang bertikai. Musibah tersebut menuntut pemerintah dan GAM untuk lebih memikirkan solusi damai dalam menyelesaikan pemberontakan bersenjata di Aceh.    
Faktor-faktor perdamaian di Aceh:
1.      Bencana Alam Tsunami
Posisi pemerintah sangat jelas disini. Wakil Presiden M. Jusuf Kalla, beberapa hari setelah tsunami dengan jelas mengumumkan bahwa perdamaian harus segera dilakukan. Bagi Jusuf Kalla, sangat mustahil membangun puing-puing reruntuhan Aceh apabila pemerintah dan GAM masih bersebrangan.
2.      Keseriusan Pemerintahan SBY-JK
Keseriusan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, telah menunjukkan keseriusan untuk memulai perundingan damai dengan GAM. Keinginan kedua pemimpin ini bukan sekedar retorika tetapi aksi nyata.
3.      Dukungan TNI
TNI sendiri amat sangat mendukung dan mendorong terciptanya perdamaian di Aceh. Dalam konteks ini peranan presiden SBY sangat dominan. SBY dengan tegas menyatakan bahwa TNI harus ikut keputusan politik yang dilakukan pemimpin.
4.      Perubahan semangat GAM
Hasil operasi pasukan TNI yang besar-besaran sebelum tsunami membuat pasukan GAM mengendur. Pasukan GAM mengalami kekalahan yang signifikan dan membuat semangat tempur orang-orang GAM di lapangan mengalami perubahan.
5.      Peranan Martti Ahtisaari
Kepemimpinan mantan Presiden Finlandia,  Martti Ahtisaari, dalam memediatori dan memfasilitasi perundingan damai tersebut sangat menentukan. Ia amat tegas dalam, penuh siasat dan ia juga memiliki rencana yang matang pada setiap perundingan. Ia selalu berkomunikasi langsung dengan Sekjen PBB, Koffi Annan selama perundingan. Dengan demikian ia amat gampang memobilisasi segala keperluan untuk mencapai perdamaian di Aceh.
6.      Agenda Konkret Pemerintah
Faktor ini sangat menentukan sebab tawaran konkret tersebut membuat posisi pemerintah Indonesia di meja perundingan, sangat menguntungkan. Manakala pihak GAM masih berputar-putar damal mengadu argumentasi dan berusaha mengelak memasuki subtansi persoalan, Ahtisaari selalu menggunakan tawaran konkret itu untuk menekan GAM.
7.      Dukungan Internasional
Dunia internasional amat mendukung ikhtiar damai yang dilakukan oleh pemerintahan baru SBY-JK.  Dukunga internasional untuk mempercepat perdamaian di Aceh ini tidak terlepas dari tsunami. Dunia internasioal secara serentak membantu melakukan rekonstruksi Aceh pasca bencana tsunami. Dunia internasional lebih rasional dan realistis bahwa adalah tidak mungkin melakukan bentuan kemanusiaan dan melakukan rekonstruksi Aceh tanpa adanya perdamaian antara pemerintah Indonesia dengan GAM.
8.      Format Dialog
Kali ini pihak pemerintah Indonesia dan GAM bertemu langsung di sebuah meja perundingan. Tak ada perantara yang menyampaikan masing-masing pesan. Denga demikian, tak ada kata yang ditafsirkan lain. Pertemuan langsung memang sangat efektif sebab selain masing-masing pihak mendengar secara langsung, juga segala rencana dan isi pikiran dengan mudah dikemukakan.
9.      Lobi Personal yang Intensif
Kontak person dengan para petinggi GAM yang dilakukan oleh pemerintah menjadi sangat signifikan. Hal yang sama juga dilakukan Wapres terhadap Ahtasaari. Dengan berkomunikasi langsung tersebut, baik dengan petinggi GAM maupun Ahtasaari, amat yakin tentang kesungguhan pemerintah untuk mencapai perdamaian.
10.  Kesabaran dan Toleransi Negositator Pemerintah
Daya tahan para perunding pemerintah untuk bersikap sabar dan toleransi terhadap serangan GAM, turut menentukan kelancaran perundingan. Dan sikap ini tidak terjadi begitu saja, sebab, setiap saat JK selalu mengingatkan agar berlatih menahan emosi dan reaksi. Ajaran JK tersebut bukan tanpa alasan. Pengalaman menyelesaikan konflik kekerasan di Poso dan Ambon beberapa tahun silam, membuat JK percaya bahwa bagian kesuksesan mendamaikan oranng adalah kesabaran.
11.  Komitmen Kedua Belah Pihak
Kepatuhan kedua belah pihak untuk menjaga komitmen bahwa subtansi pembicaraan selama dialog berlangsung, tidak boleh diketahui public. Baik pihak pemerintah maupun GAM, keduanya tunduk pada aturan main ini. Pihak mediator juga demikian. Ia hanya melakukan jumpa pers pada akhir tiap putaran dialog. Itu pun atas persetujuan kedua belah pihak.
12.  Kedisiplinan GAM
Kerapihan struktur organisasi GAM memungkinkan mereka amat disiplin. Selama perundingan berlangsung, tak ada satu un aktivis GAM yang melenceng dari perintah pemimpin mereka yang tengah berunding di Helsinki. Semuanya tunduk pada kepemimpinan Malik Mahmud dan Zaini Abdullah.

Daftar Pustaka
Haramain, A. Malik. 2004. Gus Dur, Militer, Dan Politik. Yogyakarta: LKiS
Awaludin, Hamid. 2008. Damai Di Aceh: Catatan Perdamaian RI-GAM Di Delsinki. Yogyakarta: Centre For Strategic And International Studies