Pendidikan Pada Masa Pembaruan di Mesir

Kiki Amalia/SP
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam kemajuan suatu negara. Pendidikan yang baik akan menghasilkan generasi yang baik sehingga akan berdampak bagi negara dan bangsa lebih maju. Setiap negara menyelenggarakan pendidikan sebagai upaya untuk membangun bangsa. Mesir terletak di bagian timur laut benua Afrika dan semenanjung sinai di Barat Daya benua Asia merupakan negara yang fokus pada sektor pendidikan untuk memajukan negaranya.
Mesir memiliki sistem pendidikan secara keseluruhan terbesar di Timur Tengah dan telah berkembang dengan pesat sejak awal 1990-an. Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah Mesir telahdiberikan prioritas yang besar dalam memperbaiki sistem pendidikan. Menurut Indek Pembangunan Manusia (IPM), Mesir menempati peringkat ke 116 di IPM. Dengan bantuan Bank Dunia dan organisasi-organisasi multilateral lainnya Mesir bertujuan untuk meningkatkan akses pada perawatan anak usia dini dan pendidikan serta masuknya ITC di semua tingkat pendidikan, terutama pada tingkat tersier.[1]
Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di dunia, misalnya Piramid Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan politikal utama di wilayah Arab dan Timur Tengah. Secara histori, modernisasi pendidikan Mesir berawal dari oengenalan kemajuan ilmu oengetahuan dan teknologi Napoleon Bonaparte pada saat penaklukan Mesir. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai Napoleon Bonaparte yangberkabangsaan Perancis ini memberikan inspirasi yang kuat bagi para pembaharuan Mesir untuk melakukan modernisasi pendidikan di Mesir yang dianggapnya stagnam. Diantara tokoh-tokoh tersebut Muhammad Ali Pasya, Al-Tahtawi, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Jamaluddin al-Afgany, Ali Mubarak, dan Thaha Husain. [2]
1.                       Muhammad Ali Pasya
Setelah ekspedisi Napoleon Bonaparte, muncul dua kekuatan basar di Mesir yakni kubu Khursyid Pasya dan kubu Mamluk Muhammd Ali mengadu domba kadua kubu tersebut dan akhirnya berhasil menguasai Mesir. Rakyat semakin simpatik dan mengangkat sebagai wali di Mesir. Posisi inilah kemudian memungkinkan beliau melakukan perubahan yang berguna bagi masyarakat Mesir.
Salah satu bidang yang menjadi sentral pembaharuanya adalah bidang militer dan bidan-bidang yang bersangkutan dengan bidang militer termasuk pendidikan. Kemajuan dibidang ini tidak mungkin dicapai tanpa dukungan ilmu pengetahuan modern. Atas dasar ini lah sehingga perhatian di bidang mendapatkan prioritas utama. Muhammad Ali Pasya tidak pandai bacatulis, tetapi ia memahami betapa pantingnya arti pendidikan dan ilmu pengetahuan untuk kemajuan suatu negara. Ini terbukti dengan dibentuknya Kementerian Pendidikan untuk pertama kalinya di Mesir dibuka sekolah militer (1815), sekolah teknik (1816), dan sekolah penerjemahan (1836). Selain mendirikan sekolah beliau juga mengirim pelajar-pelajar ke Eropa terutama ke Paris ±300 orang. Setelah mereka kembali ke Mesir diberi tugas menerjemahkan buku-buku Eropa ke dalam bahasa Arab di samping mengajar di sekolah-sekolah yang ada di Mesir.
Philip K.Hitty mengemukakan bahwa Muhammad Ali Pasya tidak hanya menerapkan corak dan model pendidikan Barat, tapi juga mempercayakan pendidikan kepada orang Barat, bahkan gurunya kebanyakan didatangkan dari Eropa.
Keberhasilan di bidang militer telah merubah Mesir menjadi negara modern yang kekuatannya mampu menandingi kekuatan militer  Kerajaan Usmani serta bermunculanlah para tokoh intelektual diMesir yangkelak melanjutkan gagasan-gagasan beliau khususnya dalam bidang pendidikan.
2.                        Al-Tahtawi
Beliau sangat berjasa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan di Mesir karena menguasai berbagai bahasa asing dan berhasil mendirikan sekolah penerjemahan dan menjadikan bahasaasing tertentu sebagai pelajaran wajib di sekolah.
Diantara pendapat baru yang dikemukakannya adalah pendidikan yang universal. Sasaran pendidikannya terutama ditunjukan kepada pemberian kesempatanyang sama antara laki-laki dan perempuan di tengahmasyarakat. Menurutnya, perbaikan pendidikan hendaknya dimulai dengan memberikan kesempatan belajar yangsama antara pria dan wanita, sebab wanita itu memegang posisi yang menentukan dalam pendidikan. Wanita yang terdidik akan menjadi isteri dan ibu rumah tangga yang berhasil. Mereka yang diharapkan melahirkan putra-putri yang cerdas.
Bagi al-Tahtawi, pendidikan itu sebaiknya dibagi dalam tiga tahapan. Tahap I adalah pendidikan dasar, diberikan secara umum kepada anak-anak dengan materi pelajaran dasar tulis baca, berhitung, al-Qur'an, agama, dan matematika. Tahap II, pendidikan menengah, materinya berkisar pada ilmu sastra, ilmu alam, biologi, bahasa asing, dan ilmu-ilmu keterampilan. Tahap III, adalah pendidikan tinggi yang tugas utamanya adalah menyiapkan tenaga ahli dalam berbagai disiplin ilmu.
Dalam proses belajar mengajar, al-Tahtawi menganjurkan terjalinnya cinta dan kasih sayang antara guru dan murid, laksana ayah dan anaknya. Pendidik hendaknya memiliki kesabaran dan kasih sayang dalam proses belajar mengajar. Ia tidak menyetujui penggunaan kekerasan, pemukulan, dan semacamnya, sebab merusak perkembangan anak didik. Dengan demikian, dipahami bahwa al-Tahtawi sangat memperhatikan metode mengajar dengan pendekatan psikologi belajar. [3]
3.                       Muhammad Abduh
Abduh adalah salah satu seorang murid Afgani. Beliau aangat terkenal khussunya dalam bidang pemikiran rasional sehingga digelar New Muttazilah. Namun demikian, beliau tidak ketinggalan dalam bidang pendidikan bahkan setelah menamatkan studinya di al-Azhar pada tahun 1877, beliau mengajar di berbagai tempat termasuk almamaternya sendiri.
Menurut Abduh, pendidikan merupakan lembaga yang paling strategis untuk mengadakan pembaharuan-pembaharuan sosial secara sistematis. Gagasannya yang paling mendasar dalam sistem pendidikan adalah bahwa ia sangat menentang sistem dualisme. Menurutnya, dalam lembaga-lembaga pendidikan umum harus diajarkan agama. Sebaliknya, dalam lembaga-lembaga pendidikan agama harus diajarkan ilmu pengetahuan modern.
Usaha yang dilakukan oleh Abduh dalam mewujudkan gagasan pembaharuannya adalah melalui Universitas al-Azhar. Menurutnya, seluruh kurikulum pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan saat itu. Ilmu-ilmu filsafat dan logika yang sebelumnya tidak diajarkan, dihidupkan kembali. Demikian juga dengan ilmu-ilmu umum perlu diajarkan di al-Azhar. Dengan memasukkan ilmu pengetahuan modern ke lembaga-lembaga pendidikan agama dan sebaliknya, dimaksudkan untuk memperkecil jurang pemisah antara golongan ulama dan ahli modern, dan diharapkan kedua golongan ini bersatu dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul di zaman modern. [4]
4.                       Rasyid Ridha
Rasyid Ridha sangat terkenal bersama denan Abduh (gurunya) menerbitkan majalah al-Manar yang kemudian menjadi sebuah tafsir modern yang bernama Tafsir al-Manar.
Dalam bidang pendidikan, Rasyid Ridha memandang bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bertentangan dengan Islam. Oleh karena itu, peradaban Barat modern harus dipelajari oleh umat Islam. Hal ini relevan dengan pendapat gurunya (Muhammad Abduh) bahwa ilmu pengetahuan yang berkembang di Barat wajib dipelajari umat Islam untuk kemajuan mereka. Beliau juga berpendapat bahwa mengambil ilmu pengetahuan Barat modern sebenarnya mengambil kembali ilmu pengetahuan yang pernah dimiliki umat Islam.
Usaha yang dilakukan di bidang pendidikan adalah membangun sekolah misi Islam dengan tujuan utama untuk mencetak kader-kader Muballig yang tangguh, sebagai imbangan terhadap sekolah misionaris Kristen. Sekolah tersebut didirikan pada tahun 1912 di Kairo dengan nama Madrasah al-Dakwah wa al-Irsyad. Dalam lembaga tersebut Ridha memadukan antara kurikulum Barat dan kurikulum yang biasa diberikan madrasah tradisional.
5.                       Jamaluddin al-Afgany
Afgany terkenal sebgai mubalig kondang dan suka berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya untuk membangkitkan semangat umat Islam untuk bangkit melawan penjajahan Barat secara bersatu. Salah satu idenya yang sangat terkenal adalah Pan Islamisme. Oleh karena itu beliau lebih dikenal sebagai tokoh pembaharuan di bidang politik dibandingkan pembaharuan di bidang pendidikan.
Menurut Afgany, ilmu pengetahuan yang dapat menundukkan suatu bangsa, dan ilmu pula sebenarnya yang berkuasa di dunia ini yang kadangkala berpusat di Timur ataupun di Barat. Ilmu juga yang mengembangkan pertanian, industri, dan perdagangan, yang menyebabkan penumpukan kekayaan dan harta. Tetapi filsafat menurutnya merupakan ilmu yang laping teratas kedudukannya di antara ilmu-ilmu yang lain.
Selain itu beliau juga dikenal sebagai pejuang prinsip egaliter yang universal. Salah satu gagasannya adalah persamaan manusia antara laki-laki dan perempuan. Menurutnya keduanya mempunyai akal untuk berpikir, maka tidak ada tantangan bagi wanita bekerja di luar jika situasi menginginkan.
Ini membuktikan bahwa pendidikan bagi beliau mendapat prioritas utama agar umat Islam bisa bangkit dari keterpurukan menuju kemajuan. Dalam hal menuntut ilmu tidak dibatasi kepada laki-laki saja melainkan perempuan pun harus ikut andil dalam bidang pendidikan tersebut. [5]
6.                       Ali Mubarak
Beliau dipandang sebagai pelopor pendidikan modern di Mesir karena mampu memadukan antara pendidikan yang berazaskan Islam dengan pendidikan Barat yang diperolehnya ketika belajar di Perancis.
Ali Mubarak dipandang sebagai peletak dasar dari Laihah Rajab, semacam rencana pendidikan yang terpadu bagi bangsa Mesir yang berdasarkan kerakyatan dengan sasaran pengembangan lembaga pendidikan, penelitian lembaga pendidikan di daerah dan penerbitan administrasi pendidikan yang dipusatkan di kantor pemerintah daerah.
Sebagai hasil dari Laihah Rajab itu, lembaga-lembaga pendidikan berkembang dengan pesat, baik kualitas maupun kuantitas, tetapi keasliannya tetap terpelihara. Pada perkembangan selanjutnya mendapat pengakuan yang wajar dari pemerintah mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
7.                       Thaha Husain
Beliau sangat berhasil dalam pendidikan. Terbukti setelah selesai di al-Azhar, kemudian ke Perancis untuk memperdalam ilmu pengetahuannya. Dan sekembalinya di Mesir, beliau diangkat menjadi pejabat penting dalam pemerintahan khususnya dalam urusan kementerian pendidikan.
Untuk meningkatkan intelektual umat Islam, beliau melihat bahwa perguruan tinggi adalah sarana terbaik mencetak ilmuwan dan tenaga ahli yang diharapkan melakukan perubahan-perubahan fundamental yang dapat memajukan Mesir yang saat itu masih berada pada kondisi yang memprihatinkan dan terkebelakang dalam berbagai bidang khususnya pendidikan, di banding dengan Dunia Barat.
Menurut beliau, universitas tersebut mencerminkan intelektual, keilmiahan, dan memiliki metode analisis modern. Kemerdekaan intelektual dan kemerdekaan jiwa menurutnya hanya bisa diperoleh melalui kemerdekaan ilmu dan intelektual.
Untuk mendapatkan kemerdekaan ilmu dan intelektual, maka beliau menegaskan agar sistem pendidikan Mesir harus didasarkan pada sistem dan metode Barat sejak tingkat menengah sampai ke Perguruan Tinggi, demikian juga metode penelitiannya.
Gagasan Thaha Husain ini memiliki arti penting bagi kemajuan ilmu pengetahuan di Mesir karena mampu melahirkan inovasi-inovasi baru dalam bidang pendidikan dan di sinilah muncul kemampuan belajar efektif dalam belajar yang sesungguhnya.[6]
Sistem pendidikan di mesir terdapat dua sistem yaitu Sistem Pendidikan Kebangsaan dan Sistem Pendidikan Al-Azhar.
1.                       Sistem Pendidikan Kebangsaan
Di bawah sistem ini, persekolahan peringkat rendah dan menengah ditadbir oleh Kementerian Pelajaran dan peringkat persekolahan tinggi ditadbir oleh Kementerian Pelajaran Tinggi. Tempo pengajian di bawah sistem ini adalah seperti berikut:
1.              Peringkat rendah (ibtadai)                  : 6 tahun
2.              Peringkat menengah rendah (i'dadi)   : 3 tahun
3.              Peringkat menengah atas (thanawi)    : 3 tahun
4.              Peringkat universitas (jamiah) : 4-6 tahun
Terdapat 11 universitas dibawah Sistem Pendidikan Kebangsaan yaitu:
1.             Universitas Kaherah
2.             Universitas Ain Shams
3.             Universitas Al-Menia
4.             Universitas Mansourah
5.             Universitas Helwan
6.             Universitas Terusan Suez
7.             Universitas Iskandariah
8.             Universitas Asyut
9.             Universitas Tanta
10.         Universitas Zaqaziq
11.         Universitas Al-Manoufia
2.                       Sistem Pendidikan Al-Azhar
Semua pusat pengajian Al-Azhar daaripeirngkta rendah hingga peringkat tinggi terletak di bawah pentadbiran Majelis Tertinggi Al-Azhar yang dipengerusikan oleh Syeikh Al-Azhar. Tempoh pengajian di bawah sistem ini adalah seperti berikut:
1.             Peringkat rendah (ibtadai)                   : 6 tahun
2.             Peringkat menengah rendah (i'dadi)   : 3 tahun
3.             Peringkat menengah atas (thanawi)    : 4 tahun
4.             Peringkat universitas (jamiah)             : 4-6 tahun
Mulai sesi 1992/1993, pihak Universitas Al-Azhar mula menghantar sebahagian pelajar-pelajar Malaysia ke tujuh buah cawangannya di luar Kaherah yaitu Iskandariah, Damanhur, Tanta, Mansourah, Zaqazik, Shibin El-Kom, dan Dumyat. Pihak universitas ini turut mengadakan fakulti yang berasingan di antara pelajar lelaki dan pelajar perempuan.
Sistem pendidikan di Mesir, baik disekolah negeri maupun Al-Azhar, dan pendidikan swasta lainnya, memang mewajibkan pelajar Muslim untuk menghafal Al-Quran. Selain itu, pengajian di mesjid-mesjid bagi jamaah, khususnya anak-anak sekolah juga berperan penting untuk mendorong warga mnghafal Al-Quran.
Sistem pendidikan di Mesir, sejak taman kanak-kanak sudah diwajibkan menghafal Al-Quran. Di Universitas Al-Azhar, misalnya bagi mahasiswaMesir program S-1 diwajibkan menghafal 15 juz (setengah) Al-Quran, program S-2 diwajibkan menghafal seluruh Al-Quran. Adapun program S-3 tinggal diuji hafalan sebelumnya.
Kewajiban menghafal Al-Quran  ini tidak berlaku bagi mahasiswa asing non-Arab, di mana program S-1 di ringankan, yaitu hanya diwajibkan hafalan delapan juz Al-Quran, dan program S-2 sebanyak 15 juz Al-Quran, sementara program S-3 baru diwajibkan hafal  seluruh Al-Quran.
Sementara itu, pemerintah Mesir dilaporkan setiap tahun mengalokasikan dana khusus sebesar 25 juta dolar AS (1,2 miliyar pound Mesir) untuk penghargaan bagi penghafalan Al-Quran. Penghargaan itu diberikan setiap peringatan hari-hari besar Islam bagi pemenang hifzul (penghafal) Al-Quran, berupa uang tunai maupun dalam bentuk beasiswa dan tunjangan hidup. Sudah menjadi tradisi di negeri Seribu Menara itu, perlombaan hafal Al-Quran di setiap hari-hari besar Islam dilakukan secara serentak dari tingkat pusat hingga ke daerah-daerah.[7]
Notes:
[1]          George Ienczowski. Timur Tengah di Tengah Kanca Dunia. Bandung: Sinar Baru Algen Sindo.
[2]          Drs. Abd. Rachman Assegaf, M.A. Internasionalisasi Pendidikan, Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-negara Islam dan Barat. Gama Media. Yogyakarta. 2003.

SEJARAH PENDIDIKAN KOREA


Agusniyarni/sp
Sejarah korea dimulai dari mitologi pendiri korea ,Dangun sampai masa tiga kerajaan yaitu masa kerajaan Silla bersatu, masa kerajaan Koryo,Masa kerajaan Chosun masa penjajahan jepang serta pembagian korea utara dan korea selatan  Serta masa Revoblik Korea.Menurut teks-teks kuno,pendidikan dikorea telah ada semenjak zaman tiga kerajaan (57 Sm-668M) dibawah system pendidikan cina yang memang sangat maju pada zaman itu.Pada tahun 372 institusi pendidikan tinggi dengan nama Taehak(Akademi Konfusius nasional)didirikan oleh kerajaan koguryo(37SM-668SM).institusi serupa dengan nama Kuhak(universitas konfisius terkenal)juga didrikan pada tahun 682ketika masa pemerintahan kerajaan shilla(57 SM-935M).
Kerajaan shilla juga menceritakan system pelatihan unik yang dinamakan Hwarangdo, untuk melatih para pemuda pemudi bangsawan.dan pada zaman ini hingga abad ke19 pendiddikan dikorea memfokuskan pada  mempelajari literature-literatur Cina dan Konfusionisme,hingga pada akhir abad ke 19  ketika korea membuka diri terhadap barat dan mulai juga mengadopsi pen doididkan model barat.
Dikorea juga terdapat kuil yang dinamakan kuil Seoul Munmyo,adalah sebuah kuil yang terletak di daerah seoul korea selatan,kuil seol munyo ini didirikan pada masa dinasti joseon pada tahun 1398,dan merupakan kuil konfisius tertua di korea ,yang terletak didalam konflek universitas Seonggyungwan,yang merupakan akademisi konfisius tertua dikorea,dan kuil itu sakarang dilestarikan oleh pemerintah korea selatan sebagai situs bersejarah ,dikorea.
Dikorea juga banyak tokoh –tokoh yang memperlapori pendidikan diantaranya  Yi sajudang,dimana dia menciptakan sebuah buku yang dinamakan buku"Taegyo Sangi" dimana isi buku ini mengenai petunjuk pra kelahiran  yang ditulis dengan huruf Cina  yang dibuat pada tahun 1800, yisudang  yang mementingkan pendidikan anak merasa kesal karena tidak ada buku yang berkaitan dengan pendididkan kelahiran.dan dia menulis buku ini berdasarkan sumber-sumber dari buku kuno.dan buku tulisannya ini sangatlah berpengaruh terhadap korea saat itu.dan pada saat modern saat ini buku itu masih digunakan karena ,buku ini dirasa sangat penting.[3]
Namun sekarang pendidikan di korea mirip dengan pendidikan di Indonesia yaitu enam tahun pendidikan awal dan 3 tahun pendidikan menengah atas dan setyelah itu baru kemudian pendidikan tinggi.usia sekolah dasarpun sama dengan usia sekolah dasar diindonesia yaitu mulai sekitar usia 6 tahun ,dan untuk tinggkat seterusnya pun tak jauh berbeda dari Indonesia.Namun beda halnya dengan pendidikan di korea utara dikendalikan oleh pemerintah dan wajib sampai jenjang menengah pertama .pendidkan di korea utara gratis dan negara menyediakan bagi siswa yang tidak mampu fasilitas pengajaran dan pendidikan gratis ,tetapi juga seragam dan buku panduan ,Heurestika secara aktif diterapkan  untuk membangun kemandirian dan keaktifan para siswa ,pendididkan  wajib berlangsung sebelas tahun dan melewati satu tahun pendidikan para sekolah 3tahun pendidkan dasar dan 6tahun pendidikan menengah  dan kurikulum sekolah di korea utara terdiri dari pokok-pokok bahasan akademik dan politik.[1]
Sekolah dasar dianggap sebagai sekolah rakyat dan anak-anak belajar  disekolahg ini pada umur 6-9 tahun.mereka kemudian melanjutkan kesekolah lanjutan umum atau sekolah lanjutan kejuruan bergantung pada kemampuan masing-masing ,mereka masuk kesekolah kejuruan pada umur 10 tahun dan menyudahi sampai usia 16 tahun.Pendidikan tinggi dikorea utara ini tidaklah wajib ,dean tahapan ini terdiri dari 2 sistem yaitu pendidikan tinggi akademik dan pendidkan tinggi untuk pendidikan berlanjut.
Sistem pendidkan tinggi akademik meliputi 3 jenis lembaga  yaitu:universitas,sekolah professional,dan sekolah teknik,dan tahap sarjana atau megister dan doctoral diserahkan kepada universitas bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan dan 2 universitas yang terkenal dikorea utara adalah Universitas Kim II-Sung dan universitas sains dan teknologi ryongyang dan kedua-dua nya itu terletak di Pyongyang.dan korea utara merupakan salah satu Negara yang melek huruf didunia dengan proporsi 99%.
Dan ujian masuk perguruan tinggi di korea ini sangatl;ah sulit .dan mungkin ini adalah salah satu penyebaba kenapa pelajar disana belajar dengan keras kompetisi masuk peguruan tinggi disana sangatlah kuat,walaupun akhir-akhir ini tidaklah setinggi dulu karena semakin banyaknya pelajar-pelajar  yang diterima oleh universitas-universitas  itu akibat penambahan kapasitas.penilaian dalam memasuki universitas ialah kombinasi dari pencapaian selama sma digabungkan dengan nilai ketika tes skolastik secara nasionalagar berbeda dari Negara lain yang hanya menillai dari hasil Snmptn saja. Rapor ketika Sma menyumbang 40%  dalm penentuan kelulusan akan tetapi ujian sekolah sama pentingnya dengan ujian masuk perguruan tinggi(yang disebut suneung ,tes kemampuan skolastik untuk masuk perguruan tinggi)maka pelajar disana tidak mempunyai waktu yang santai .meneurut statistic para pelajar di korea  menghapal 60-100 halaman setiap kali tes untuk bias mendapatkan nilai bagus.
Tes untuk masuk unversitas sangatlah penting karena menentukan masa depan siswa tersebut saking pentingnya ketiaka masa-masa mendekati ujian perkantoran buka jam 10 pagi untuk mengkomodasi para orang tua yang menemani anaknya belajar hingga malam ,dan pada sore harinya klub bermain juga tutup lebih awal.dan pada saat ujian polisi-polisi tidak segan untuk menemani mengantar anak-anak yang terlambat  dalam m,engikuti ujian .
Dan dikorea ada namanya program penilaian siswa internasional (program for Internasional Student Assigment)yang dijalankan oleh  OECD .dan walau pun siswa-siswa dikorea selatan mendapatkan rangking tinggi  pada tes komparatif internasional system pendidkan nya seringkali dikritik karena menerapkan cara pembelajaran yang pasif dan terlalu banyak menghafal.sistem pendidkan disini teratur karena menerapkan system konfisiusme yang tertanam sejak lama dari masyarakat korea.pendidikan dilihat sebagai  aspek penting dalam keberhasilan dan persaingan di negri ginseng ini.[2]
Dinegara ini terdapat lima mata pelajarang yang paling diutamakan diantaranya sebagai berikut:metematika,sains,bahasa korea,studi social,dan bahasa inggris.biasanya pendidikan fisik  atau olahraga dianggap tidak terlalu penting makanya banyak sekolah yang tidak memiliki gymnasium yang layak ,dan korea selatan merupakan Negara pertama  yang memberikan  akses internet yang berkecepatan tinggi di setiap sekolah.korea Institute For Curriculum  and Evulation (KICE) mengeluarkan hasil laporan Trend in Internationals Mathematics and Science Study(TIMSS) tahun 2011 yang diikuti oleh 300.000 siswa kelas 4  dari 50 negara  dan 300.000 siswa kelas 8 dari 42 negara.dan hasilnya siswa kelas 4 dikorea selatan meraih skor rata-rata 605 dalam matematik yaitu peringkat kedua dibelakang singapura  dan dalam bidang sains siswa-siswa korea selatan mendapatkan peringkat pertama dengan skor 587 point.prestasi ini pun diikuti oleh siswa kelas 8dalam matematik dan memperoleh  nilai 613,nilai tertinggi dari 42 negara lainnya ,sedangkan untuk sains  mereka menempati posisi ketiga dengan nilai 560. System pendidikan di korea berbeda dengan Negara Indonesia karena dikorea itu ada nama nya pendidkan wajib militer maka pada usia 22-24 tahun para remaja sudah bisa menyelesaikan kuliahnya anka rata-rata pria korea menyandang gelar sarjana (S1) pada umur 27. Karena mereka harus cuti dulu atau setelah lulus SMA langsung mengikuti wajib militer dulu sebelum meneruskan kuliah.
Namun dapat disimpulkan berbagai fakta system pendidkan di korea diantaranya sebagai berikut:
1.Siswa dikorea tidak ada yang merokok dan jika ketahuan merokok ia akan langsung dikeluarkan .
2.SMK di korea tidak ada ujian nasional karena lebih berfokus kepada kemampuan produktif tau keahlian.
3.Suneung atau ujian masuk perguruan tinggi di korea dilaksanankan pada setiap tanggal 13 November dan merupakan moment unik.
4.Suneung sangat ditunggu para pelajar kelas 3 SMA di korea karena pada hari itu mereka mati-matian untuk mengerjakan soal tes.
5.Keluarga biasanya membawakan siswa yang ikut ujian spanduk,yang bertujuan untuk memberikan penyemangat bagi anaknya.
6.Pelajar kelas 3 SMA dikorea sudah dibebaskan tugas rumah dan hanya disuruh konsen belajar untuk Suneung.
7.Saat seneung apabiloa lokasi ujian dekat dengan bandara ,stasiun, maka stasiun atau bandara tersebut  ditutup selam ujian.
8.saudara atau keluarga juga banyak memberikan hadsiah kepelajar sebelum mengikuti ujian.
9.Adik kelas juga ikut menyemangati kakak kelasnya yang ikut ujian dengan cara chearsleaders atau dengan yel-yel.
10.Peserta ujian juga ada pantangan memakan ssup rumput karena Licin,dan licin sama artinya dengan jatuh atau gagal.[4]
Notes:
[1] Pearl S Buch(1987) Negara dan Bangsa Jilid 4.PT.Widya Dara.terbitan khusus Grolier internasional.INC.
[2] Sejarah korea.Nur aini setiawati UGM pres 2003
[3] http://upaupapuspa.blogspot.com/2011/04/pendidikan-di-korea-selatan.html.
[4] http://konsultanpendidikan.com/2013/07/22/mengenai-lebih-dalam-tentang-negeri-ginseng-sistem-pendidkan-korea-selatan-part-1/.

PERANAN TIGA SERANGKAI DALAM TERBENTUKNYA INDISCHE PARTIJ


DANIEL ARNOP H/SI4/A
            Tiga serangkai atau yang lebih  sebagai tokoh penopang Indische Partij,yaitu E.F.E Douwes Dekker ,Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara dan dr.Ciptomangun kusumo adalah tokoh-tokoh Pergerakan Nasional yang sangat kaum pribumi dari diskriminasi terhadap keturunan Belanda.Kepedulian mereka dalam memperjuangkan nasib kaum Pribumi di wujudkan melalui pembentukan suatu organisasi pendukung gagasan revolusioner nasional yaitu Indische Partij.[1]
            Indische Partij didirikan pada tanggal 25 desember 1912.Organisasi ini juga ingin menggantikan Indishe Bond sebagai organisasi kaum Indo(keturunan Belanda) dan Eropa  Indonesia yang didirikan tahun 1898.berdirinya Indishe Partij tidak lepas dari perumusan E.F.E Douwes Dekker yang merupakan seorang keturunan Belanda.keprihatinannya atas penindasan bangsa kolonial terhadap kaum Pribumi mengetuk hati nuraninya untuk memperjuangkan kaum Indo(Keturunan Belanda) Pribumi dari segala diskriminasi.Ayahnya adalah seorang Belanda sementara Ibunya adalah keturunan Indonesia asli.Douwes dekker sangatlah menentang adanya diskriminasi dari orang Belanda asli(orang belanda yang ibu dan ayahnya keturunan Belanda asli) terhadap kaum Indo(keturunan Belanda Campuran) dan Pribumi(orang Indonesia asli).
            Indische Partij merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia,dalam hal ini Indiscche Partij berjuang dan melakukan pergerakan nasional yang bergerak secara terang-terangan dalam bidang politik dan ingin mencapai indonesia merdeka.[4]
            Salah satu Tokoh tigaserangkai yaitu Suwardi suryaningrat atau yang lebih kita kenal Ki hajar Dewantara berpendapat bahwa Douwes Dekker sangat menentang adanya pendiskriminasian dari kaum Belanda asli,bahkan Ia menghendaki adanya peleburan kaum indo(keturunan campuran Belanda) sehingga golongan Indo hilang dan menjadi golongan Pribumi.sudah tentu ini sebagai bentuk kepedulian dan simpati yang baik bagi kaum pribumi Indonesia.
            Kaum Indo dan kaum Pribumi menyadari bahwa mereka terancam atas diskriminasi yang di lakukan oleh orang Belanda asli.ini mendorong adanya persatuan antara kaum Indo dan kaum Pribumi.ini diwujudkan melalui karangan karangan dalam het Tijdschrift kemudian de Express,propagandanya meliputi:pelaksanaan suatu Program untuk setiap gerakan politik yang sehat  dengan tujuan menghapuskan perhubungan kolonial.untuk itulah untuk melancarkan segalanya itu d butuhkan suatu wadah politik berbentuk partij,sehingga pada akhirnya muncul pemikiran untuk membentuk Indische Partij.
            Untuk melakukan propaganda tersebut tindakan nyata yang di lakukan Douwes Dekker yaitu melakukan perjalanan Propaganda yang di mulai dari pulau Jawa yang di mulai pada tanggal 15 september dan berakhir pada tanggal 3 oktober 1912.di sinilah Awal pertemuan Douwes dekker dengan dr.ciptomangunkusumo dan suwardi suryanigrat atau Ki hajar Dewantara.dari pertemuan mereka ini terjadi pertukaran pemikiran dan diskusi mendalam mengenai pembinaan partai bercorak nasional.terjadi diskusi tentang dasar-dasar dan konsep dalam pembentukan partai bercorak nasional.uniknya pada saat itu Suwardi Suryangrat telah menjadi pemimpin sarekat islam cabang Bandung.tapi Suwardi Suryaingrat tetap menyatakan antusias dan dukungannya,serta juga memberi masukan dan pemikiran tentang partai bercorak nasional.
            Selain itu juga perjalanan Deuwes Dekker juga sangat di dukung oleh pengurus budi utomo di Yogjakarta.selain itu juga ada banyak reksi surat kabar di Jawayang sangat mendukung berdirinya Indische Partij.
            Permusyawaratan wakil-wakil indische partij daerah bandung pada tanggal 25 Desember 1912,tersusunlah anggaran dasar Indiche Partij.Program revolusioner yang bersifat nasional dapat kita ketahui di dalam pasal anggarannya,yang di dalam bahasa Indoneanya:"Tujuan Indische Partij ialah untuk membangunkan Patriotisme semua "Indiers" terhadap tanah air,yang telah memberi lapangan hidup kepada mereka,agar mereka mendapatkan dorongan untuk bekerja sama atas dasar persamaan ketatanegaraan untuk memajukan tanah air"Hindia" dan untuk mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka".[2]
Cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Memelihara nasionalisme Hindia dengan meresapkan cita-cita kesatuan kebangsaan semua "Indiers",meluaskan pengetahuan umum tentang sejarah budaya "Hindia",mengasosiasikan intelek secara bertingkat ke dalam suku dan inter-suku yang masih hidup berdampingan pada masa ini.menghidupkan kesadaran diri dan kepercayaan kepada diri sendiri.
b.      Memberantas rasa kesombongan rasial dan keistimewaan ras baik dalam bidang ketatanegaraan maupun dalam bidang kemasyarakatan.
c.       Memberantas usaha-usaha untuk membangkitkan kebencian agama dan sekretarisme yang dapat mengakibatkan "Indier" asing satu sama lain,sehingga dapat memupuk kerja sama atas dasar nasional.
d.      Memperkuat daya tahan rakyat Hindia dengan memperkembangkan individu ke arah aktivitas yang lebih besar secara teknis dan memperkuat kekuatan batin dalam soal kesusilaan.
e.       Berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia.
f.       Memperkuat daya rakyat Hindia untuk dapat mempertahankan Tanah air dari serangan asing.
g.      Mengadakan unifikasi,perluasan,pendalaman dan menghindiakan pengajaran,yang di dalam semua hal yang harus di setujukan kepada kepentingan ekonomis Hindia,dimana tidak di perbolehkan adanya perbedaan perlakuan karena ras,seks,atau kasta dan harus di laksanakan sampai tingkat yang setinggi-tingginya yang dapat di capai.
h.      Memperbesar pengaruh pro-Hindia di dalam pemerintahan.
i.        Memperbaiki keadaan ekonomi bangsa Hindia terutama dengan memperkuat mereka yang ekonominya lemah.[2]
Dari hal-hal tersebut dapat kita lihat begitu besarnya peran tiga serangkai dalam memberi sumbangan pemikiran yang brilian terhadap terbentuknya Indische Partij.konsep-konsep dasar berdirinya Indische Partij muncul dari pemikiran mereka.hingga pada permusyawaratan ini di mulainya organisasi ini,yang menjadi partai pertama yang berdiri di indonesia.
Perjuang tiga serangkai tidak hanya sampai di situ pada saat Negeri Belanda merayakan kemerdekaannya atas Perancis,di Bandung  bentuklah sebuah komite yang di kenal sebagai "Komite Bumiputra".salah satu maksud adanya komite ini adalah hendak mengirimkan mengirim telegram kepada Ratu Belanda yang isinya mengandung permintaan pencabutan pasal III R.R (Relement op het beleid der Regeering).[3]
yang isinya adalah permintaan di bentuknya majelis perwakilan rakyat yang sejati dan ketegasan adanya kebebasan berpendapat di daerah jajahan.memang pada saat itu Belanda sangat menentang adanya tulisan dalam bentuk apapun,apalagi termasuk dalam pertentangan terhadap Belanda.bangsa Indonesia pada saat itu sangat di kekang untuk mengeluarkan pendapatnya.segala doktrin kebangsaan kebanyakan dilakukukan secara sembunyi-sembunyi ketimbang secara terang-terangan.
      Dibentuknya komite tersebut dan atas aksi atas tuntutannya terhadap Belanda dadi anggap sebagai sesuatu yang berbahaya maka tokoh tiga serangkai yang merupakan pimpinan Indische Partij akhirnya di pada bulan agustus 1913 di jatuhi hukuman buangan oleh Belanda,mereka di buang ke Belanda.
      Kepergiaan tiga serangkai membuat IndischParti tidak berkembang dan makin lama makin menurun dan pada akhirnya dalam perkembangannya hanya menjadi perkumpulan orang orang terpelajar.meskipun begitu tiga serangkai sangat memberi sumbangan dan kontribusi terhadap perjuangan Indonesia pada masa selanjutnya.
Notes:
[1]  sejarah indonesia,tim nasional penulis.2010.Zaman kebangkitan nasional dan masa hindia Belanda.Jakarta:Balai Pustaka.hal 350
[2]        Kartodirdjo,Sartono dkk.1975.Sejarah Nasional Indonesia V.Jakarta:BalaiPustaka. Hal 191
[3]        sejarah indonesia,tim nasional penulis.2010.Zaman kebangkitan nasional dan masa hindia Belanda.Jakarta:Balai Pustaka.hal 353
[4]        http://id.wikipedia.org/wiki/National_Indische_Partij
DAFTAR PUSTAKA
-sejarah indonesia,tim nasional penulis.2010.Zaman kebangkitan nasional dan masa hindia Belanda.Jakarta:Balai Pustaka.hal 350
-Kartodirdjo,Sartono dkk.1975.Sejarah Nasional Indonesia V.Jakarta:BalaiPustaka. Hal 191
- http://id.wikipedia.org/wiki/National_Indische_Partij

Aksi-Aksi Partai Komunis Indonesia (PKI) pada masa Kolonial Belanda

M.Ridwan/SI IVB

Aksi atau gerakan PKI pada zaman colonial elanda dapat digolongkan menjadi dua gerakan aksi. Pertama, aksi gerakan yang dilakukan pada tanggal 12 november tahun1926, yang terjadi didaerah jawa barat, khususnya daerah banten. kedua, daerah sumatera, khususnya sumatera barat.[1] Namun sebelum itu ada lebih baikny mengetahui tentang pembentukan PKI tersebut
Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang berideologi komunis. Partai Komunis Indonesia (PKI) didirikan pada 9 mei 1914 dengan inisiatif seorang tokoh sosialis belanda bernama Henk Sneevlie bbersama dengan B. J. A. Bransteder, H. W. Dekker, P. Bergsma, dan semaun. Partai ini awalnya bernama Indische Social-Democratische Vereeniging (ISDV) (Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda).[2] ISDV awalnya mencoba bersekutu dengan insulinde, tetapi tujuannya tidak tercapai dan kerja sama berakhir. ISDV mulai melihat potensi yang dimiliki Sarikat Islam (SI) yang memiliki ratusan ribu pendukung. Kemudian ISDV melakukan infiltrasi (penyusupan) kedalam Sarikat Islam dan berkat dukungan komunisme internasional (komintern).
Masuknya komunis dikalangan masyarakat, menggunakan islam seagai senjata propagandanya. Pengertian komunis ditekankan sebagai usaha menentang belanda dengan perang sabil. Hal tersebut kemudian dipertegas oleh alimin dan musso yang datang ke pandeglang sekitar tahun 1925. Dihadapan massa, kedua tokoh PKI ini menguraikan secara panjang lebar soal-soal perjuangan bangsa menghadapi penjajahan belanda. Dalam usahanya mendapatkan dukungan dari rakyat banten, PKI menghilangkan pengertian komunisme, mereka lebih mengedepankan pbersamaan perjuangan antara islam dan PKI. Oleh karena itu, para ulama banten tidak menentang kehadiran PKI di Banten. Bahkan, diantara para ulama itu, ada yang menjadi pengurus PKI cabang banten. Selain itu, dukungan juga datang dari golongan petani yang dijanjikan akan dibebaskan dari pajak kepal atau pajak perorangan (hoofgeld). [3]
Organisasi ini berganti nama menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH), PKH adalah partai komunis pertama di asia yang menjadi bagian dari komunis internasional. Henk sneevlit mewakili partai ini dalam kongres komunis internasional pada 1920. Pada tahun 1924 berganti nama lagi menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Perubahan nama ini membuat PKI semakin menguatkan hubungan dengan komintern dan dibentuklah Front Persatuan dan mulai menentang  cita-cita Pan-Islamisme.
Dengan demikian, PKI sudah menarik garis pertentangan dengan sangat keras terhadap SI. Pihak SI membalas melalui surat kabar dan dalam kongresnya. Untuk mengakhiri infiltrasi dari PKI, maka dalam kongres SI ke-6 di Surabaya, agus salim dan abdul muis mendesak agar disiplin partai ditegakkan dan dilarang adanya rangkap anggota. Kemudian, muncul istilah Si Merah (terpengaruh PKI) dan Si Putih (Islam). Pada bulan april 1924, Si Merah berganti nama menjadi sarekat rakyat dan resmi menjadi under bouw PKI. Desember 1924, sarekat rakyat dilebur ke dalam PKI. Dengan demikian, PKI untuk pertama kalinya mulai memimpin sendiri organisasi massa. [4]
PKI yang telah mendeklarasikan diri sebagai suatu organisasi yang tidak tergantung atau berkaitan dengan organisasi lainnya berupaya untuk menguatkan organisasinya dengan segala cara. Dalam upaya ini, bahkan strategi dan taktik organisasi yang dijalankan kadang kala menimbulkan gesekan dengan organisasi atau kelompok lain. Cara yang demikian memuat situasi politik pada saat itu semakin memanas. Dinas intelijen belanda juga semakin mencium aroma “pemerontakan” oleh PKI terhadap pemerintah belanda. Akibatnya timbul gerakan antikomunis dan pemerintah colonial belanda mulai mengambil tindakan tegas. Rapat-rapat mereka sering dibubarkan. Para tokoh dan aktivis PKI banyak yang di buru, ditangkap, dan diasingkan sehingga banyak aktivisnya yang melarikan diri keluar negeri, untuk berlindung dari kejaran intel belanda. Diawali dengan sneevlit tahun 1919, Tan Malaka tahun 1922 duang dan di usir dari Indonesia, somaoen ditangkap tahun 1923. Dengan demikian semua pemimpinan PKI seperti darsono, ali archam, alimin, musso, mulai merasa terancam dan tidak aman.
Pada kongres PKI tanggal 11-27 dikota gede, Yogyakarta diahas mengenai rencana gerakan bersama diseluruh Indonesia. Rencana pemberontakan ini pada awalnya tidak memperoleh persetujuan dari komintern. Aksi-aksi seperti pemogokan mendapat perhatian serius dari pemerintah colonial belanda, bahkan  rapat-rapat PKI banyak yang dibubarkan paksa oleh pemerintah colonial belanda, sekitar januari 1925, musso, boesoetjitro, dan soegonorencananya akan ditangkap oleh gubernur jenderal van limburg stirum, namun mereka terlebih dahulu pergi ke singapura.
Meskipun para tokoh dan pemimpin PKI banyak yang berada di luar negeri seperti alimin, musso, boedisoetjitro, soegono, subakat, sanusi, dan winata berada disingapura, tan malaka di manila, dan darsono di uni soviet, namun kegiatan-kegiatan atau pola gerakan PKI masih banyak dijumpai dimasyarakatterutama dibasis-basis PKI. Karena sebagian dari para tokoh sentralnya banyak berada diluar negeri, maka pola gerakan dengan “gaya local” dan aksi local (local action) yang diantaranya tidak banyak berkaitan dengan komunisme teoritis. Hal ini misalnya terlihat dibanten, partai ini menjadi islamyang berlebih-lebihan.
Selama tahun 1925, doktrinisasi unsure-unsur yang lebih ekstrem dalam PKI untuk melawan pemerintah yang ada semakin sater dilakukan. Hal ini dilakukan oleh dahlan dan soekra, dua pemimpin yang menolak patuh kepada kepemimpinan yang tetap. Mereka terus menghasut untuk dicetuskannya revolusi dengan menggunakan metode-metode teoritis. Dalam usaha mereka, mereka. didukung oleh dua pemimpin penting yang sudah mapan, alimin dan musso. Kelompok ini berhasil menguasai suatu rapat komisi pelaksanaan partai yang meliatkan para pemimpin persatuan dagang pokok diawah pengawasan komunis rapat tersebut dilaksanakan di candi prambanan (antara Yogyakarta dan Surakarta). Sebagai hasilnya, pada pertengahan bulan oktober 1925, revolusi (perlawanan) terhadap pemerintah colonial belanda) harus segera dibentuk dan dilaksanakan.
Untuk menindak lanjuti hasil rapat itu, alimin pergi ke manila untuk menemui tan malaka selaku wakil komintern untuk wilayah asia tenggara dan Australia. Dengan harapan, rencana itu akan mendapat dukungannya. Ternyata diluar dugaan, Tan Malaka menolak keputusan prambanan. Menurut Soe Hok Gie dalam bukunya “Orang-orang di persimpangan Kiri Jalan”, ada lima faktor yang menyebabkan Tan Malaka menolak aksi pemberontakan tersebut. Antara lain :
1.      Situasi revolusioner belum ada,
2.      PKI belum cukup berdisiplin,
3.      Seluruh rakyat belum berada dibawah PKI,
4.      Tuntutan atau sumbangan konkret belum dipikirkan, dan
5.      Imperialisme internasional bersekutu melawan komunisme [5]
Reaksi tan malaka membuat perpecahan didalam tubuh PKI, tetapi alimin dan musso tidak gentar, kemudian, alimin dan musso pergi ke moskow untuk membahas tentang keputusan prambanan 16 maret 1926 alih-alih mendapat dukungan, sebaliknya mereka harus diindoktrinasi lagi, alimin dan musso tiba di Malaya melalui kanton (sebuah kota ditiongkok selatan) pada pertengahan bulan desember 1926. Pada tanggal 18 desemer 192, mereka ditahan orang inggris di johor, Malaysia, dan tidak kembali ke Indonesia lagi
Bagai ayam kehilangan induknya, PKI tanpa pemimpi yang militant. Segala kegiatanPKI kemudian menjadi kacau, ditamah lagi para anggota yang merasa kebingungan apakah ikutan Tan Malaka atau alimin-musso. Tidak adanya koordinasi para pemimpinnya membuat PKI semakin memperburuk citra PKI pada pengikutnya. Kondisi yang demikian coba ditenangkan dan diantisipasi oleh sardjono dan beberapa tokoh lain yang mencoba mempertahankan pengaruh, namun usaha mereka gagal. Bahkan, suparjo yang kembali ke Indonesia untuk memberitahukan hasil diskusinya dengan Tan Malaka dan subakat, tidak dihiraukan
Meskipun rencana aksi pemberontakan yang dihasilkan pada keputusan prambanan bisa ditunda untuk sementara waktu,namun akhirnya meletus  juga pada malam hari pada tanggal 12 november 1926 di jawa barat, tepatnya di daerah banten dan priangan. Kemudian menyusul disumatera barat pada tanggal 1 januari 1927. Pemberontakan dibatavia dapat ditumpas oleh pemerintah colonial belanda dalam waktu satu hari. Dibanten dan priangan, penumpasan berhasil dan selesai pada bulan desember. Sedangkan disumatera dapat ditumpas selama tiga hari dan mendapat perlawanan yang relatif kuat. [6]
Dalam aksi yang dilakukan oleh massa PKI saat itu, banyak masyarakat yang menjadi tumbal. Menurut ricklefs, di jawa, seorang warga eropa tewas. Begitu pula di sumatera. Sekitar 13.000 orang ditangkap, beberapa orang ditembak, kira-kira 4.500 orang dijebloskan kedalam penjara dan 1.038 orang dikirim ke penjara yang terkenal mengerikan dib oven digul, irian yang khusus dibangun pada tahun 1927 untuk mengurung mereka. Setelah kejadian pemberontakan tersebut, PKI secara organisasi atau secara kelompok dilarang oleh pemerintah colonial belanda. [7]
Notes :
[1] Sucipto, herman dwi (2013). Kontroversi G 30 S. Palapa. Jogjakarta. Hal : 26
[3] Sucipto, herman dwi (2013). Kontroversi G 30 S. Palapa. Jogjakarta. Hal : 26
[4] Sucipto, herman dwi (2013). Kontroversi G 30 S. Palapa. Jogjakarta. Hal : 21
[6] Sucipto, herman dwi (2013). Kontroversi G 30 S. Palapa. Jogjakarta. Hal : 25
[7] Sucipto, herman dwi (2013). Kontroversi G 30 S. Palapa. Jogjakarta. Hal : 25