LATAR BELAKANG PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

AINUN SYARIFATUL ALFIAH/PIS

Secara geografis negara Jepang terdiri dari pulau-pulau kecil di tengah-tengah laut yang luas sehingga merupakaan wilayah terbuka yang sangat mudah untuk di terobos masuk oleh negar-negara lain.keadaan demikian menyadarkan bangsa Jepang bahwa Jepang harus menjadi negara yang kuat dalam industri maupun militer untuk melindungi kedaulatan maupun kepentingan negaranya. Unktuk mencapai tujuan tersebut pada masa pemerintahan Kaisar Tenno Meiji di lakukan suatu perubahan yang di kenal Restorasi Meiji.
 Restorasi Meiji adalah perubahan yang di lakukan oleh pemerintah Tenno Meiji yang bercita-cita merubah negara jepang menjadi negara industri modern setara dengan bangsa-bangsa di Eropa dan Amerika. Adanya Restorasi Meiji menyebabkan jepang mengubah kebijakan politiknya yaitu pemerintah jepang yang bersifat isolatif(menutup diri) dari pengaruh asing berubah menjadi negara yang terbuka. Langkah ini mendorong untuk jepang berhubungan dengan negare-negara lain. Semangat kerjasama dengan negara lain di landasi dengan semboyan bangsa jepang yaitu Hakko-ichi-u. Sembuyan ini sangat mempengaruhi kebijakan politik pemerintah jepang yaitu suatu semboyan yang memiliki tujuan memyatukan wilayah Asia sebagai sutau kesatuan wilayah di bawah pegangan pemerintah jepang. Sembiyan ini memyebabkan jepang berubah menjadi negara imperialis. Imperialis ini muncul karena perkembangan industri yang asangat pesat.
 Kemajuan industri jepang menyebabkan  kemakmuran secara ekonomi tetapi juga menyebabkan keunggulan pesat di bidang militer dan jepang mampu mematahkan pendapat kebanyakan orang  yang menyatakan bahwa barat selalu lebih unggul daripada timur, dengan kata lain bangsa Asia tidak mungkin memngalahkan bangsa Eropa. Kemenagan ini menyebabkan jepang ingin mengambil alih kekuasaann barat atas negar-negara Asia. Sebagi negara industri baru, jepang sangat memerlukan bahan baku industri sedang bahan baku dalam negeri tidak mencukupi. Untuk memenuhi kebutuhan  industrinya itu di jepang mulai mencari daerah yang dapat mencukupi kebutuhannya. Pemerintah dengan peran militernya mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut..
Jepang adalah sebuah negara  dengan pulau-pulau kecil di kawasan Asia Timur. Jepang setelah mengetahui keterlibatan Amerika Serikat di peperangan Eropa maka jepang merasa memiliki kesempatan memegang Hegemoni di Asia. Pada tanggal 7 desember 1941 waktu indonesia jam 01.40 pagi jepang menyerang pangkalan Angkatan laut di Amerika Serikat di Pearl Harbour Hawai. Keadaan ini membuat cemas penguasaan belanda di indonesia setelah Jepang mulai masuk menguasai indonesia indonesia secara bertahap yakni:
1.       Tanggal 10 januari 1942, Tarakan(kalimantan timur) di lanjutkan penguasaan wilayah lain yang meliputi Minahasa,balikpapan,ambon,pontianak, makasar,banjarmasin, palembang dan bali.
2.      Tanggal 15 januari Singapura di kuasai
3.       Tanggal 1 maret 1942 pasukanjepang mendarat di pulau jawa tepatnya di Bantenn, Indramayu, Kragan dan Kalijati di lanjutkan penguasaan wilayah Batavia dan bandung.

Akhirnya dengan mudah jepang mengambil kekuasaan belanda  di indonesia setelah panglima Tertinggi di jawa, Jendral Ter Poorteen menyerah kepada jendral imamura. Kemenangan jepang  atas Belanda di bumi di sambut rakyat dengan sukacita, rakyat indonesia mengangganp jepang berhasil membebaskan rakyat dari penjajah.
 Pada tanggal 7 maret 1942 pemerintah militer jepang di jakarta menerbitkan  undang-undang bala tentara Dai Nippon no 1, tentang pemerintahan militer di pulau jawa. Dalam uu itu di terangkan niat Bala tentara  Dai Nippon untuk memperbaiki nasib rakyat indonesia yang sebangsa dengan bangsa nippon. Dai nippon akan  memelihara ketentraman sebaik-baiknya untuk dapat hidup makmur bersama rakyat indonesia dengan jalan mempertahankan Asia Raya bersama-sama. Dalam UU itu juga di jelaskan bahwa kekuasaan Gubernur Jendral di ambil oleh Bala tentara jepang dan semua badan pemerintahan yang ada tetap dipertahankan dan tidak bertentangan dengan peraturan militer.
tujuan pendudukan jepang di indonesia.       
1.      Indonesia adalah negara yang kaya sumber bahan mentah untuk industri manufactur atau industri pendukung mesin perang. Sebelum menguasai indonesia secara menyeluruh jepang menguasai lebih dulu wilayah kaya minyak seperti, Taraka dan balikpapan, palembang di sumatera selatan, dalam arti sebenarnya tujuan jepang menduduki indonesia adalah untuk memenuhi kebutuhan industri dan militer.
2.       Menpersatukan kekuatan rakyat indonesia untuk mendukung jepang dalam perang Asia Timur Raya yang berfungsi sebagi penahan gempura pasukan Sekutu yang identik dengan negara imperiallis barat.

Daftar pustaka
Hardoyo,Rahmat. tanpa tahun.sejarah untuk smp XI.jakarta:penerbit prima pustaka
Madjid,Nurcholis.2004.Indonesia kita.jakarta:penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

PENGARUH KONFLIK INDONESIA BELANDA TERHADAP KEBERADAAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

AINUN SYARIFATUL ALFIAH/PIS

1.      Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,pada waktu agresi militer belanda pertama
Pada tanggal 25 maret 1947 indonesia dan belanda menandatangani persetujuan linggarjati  akan tetapi belanda melakukan pelanggaran terhadap persetujuan itu, persetujuan gencatan yang di adakan sebelumnya dengan menlancarkan agresi militer terhadap pemerintahan indonesia pada tanggal 21 juli 1947.
 Tujuan belanda tidak dapat melakukannya sekaligus oleh karna itu untuk tahap pertama belanda harus mencapai sasaran sebagai :
a.       Bidang politik,Pengepungan ibukota RI dan penghapusan RI dari peta.
b.      Bidang ekonomi, perebutan daerah-daerah penghasil bahan makanan dan bahan ekpor.
c.       Bidang militer, penghancuran TNI

Dalam agresi militer pertama ini walaupun belanda berhasil menduduki beberappa daerah kekuasaan RI akan tetapi secara politis Republik Indonesia naik kedudukanya di mata dunia. Negara-negara lain  merasa simpati seperti Liga arabyang sejak 18 november 1946 mengakui kemerdekaan indonesia. Dengan demikian dapat menguatkan kedudukan RI terutama di kawasan timur tengah.
 Dengan adanya agresi militer pertama maka dewan keamanan PBB ikut campur tangan dengan membentuk Komisi Tiga Negara. Melalui serangkaian perundingan yaitu perundingan Renviile dan perundingan Kaliurang merupakan upaya untuk mengatasi konflik. Namun belanda menjawab lagi dengan kekerasan yakni melakukan agresi nya yang kedua.

2.      Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, pada waktu Agresi militer belanda kedua
Pada tanggal 18 desember 1948, pukul 23,30 Dr.Beel  mengumumkan sudah tidak terikat lagi dengan perundingan Renviile. Pada tanggal 19 desember 1948, pukul 06,00, belanda melancarkan agresinya yang kedua dengan menggempur  ibu kota RI. Yogyakarta. Dalam peristiwa ini pimpinan RI di tawan oleh belanda. Mereka adalah Presiden soekarno, wakil presiden moh,Hatta. Syahrir dan sejumlah mentri termasuk mentri luar negeri Agus salim.
 Demgam di tawannya pimpinan negara RI dan jatuhnya Yongyakarta,Dr.Beel menyatakan bahwa Republik indonesia tidak ada lagi. Belanda mengira bahwa dari segi militer aksi itu berhasil  dengan gemilang. Belanda menyatakan demikian karena akan membentuk pemerintah federal. Sementara tanpa keikutsertaan Republik indonesia . padahal Republik indonesia tetap ada dengan di bentuknya pemerintah darurat republik indonesia. Sebab, sebelun pasukan indonesia tiba, pemerintah RI mengirimkan telegram kepada syafruddin perwiranegara, mentri kemakmuran yang sedang berkunjung ke sumatera untuk mendirikan pemerintahan Darurat RI. Seandaynya syafruddin tidak dapat menjalankan tugas, maka presiden soekarno menugaskan kepada Dr.sudarsono,L.N.Palar, dan Mr.A.A.Maramis yang sedang di new delhi untuk membentuk pemerntah pelarian di india

 Pda tanggal 19 desember 1948 Syafruddin prawiranegara berhasil mendirikan pemerintahan darurat Republik indonesia(PDRI) Di bukittinggi, sumatera itu sampai dengan januari 1949, belanda menambah pasukan nya ke daerah RI untuk menunjukkan bahwa mereka berkuasa. Akan tetapi, kenyataanya belanda hanya menguasai di kota-kota dan jalan raya dan pemerintahan RI masih berlangsung sampai di desa-desa. Rakyat dan TNI bersatu berjuang melawan belanda dengan perang Grilya.

 TNI di bawah pimpinan jendral sudirman menyusun kekuatan yang kemudian melancarkan serangan terhadap belanda. Jendarl sudirman walaupun dalam keadaan sakit masih memimpin perjuangan dengan bergrilya di jawa tengah dan jawa timur dengan menjelajahin daerah-daerah pedesaan, naik gunung turun gunung. Route perjalanan yang di tempuh dari Yogyakarta, surakarta, madiun dan kediri. Pada tanggal 23 desember 1948 pemerintah darurat RI di sumatera mengirimkan perintah kepada wakil RI di PBB lewat radio yang isinya bahwa pemerintah RI bersedia memerintahkan penghentian tembak menembak dan memasuki meja perundingan.
 Ketika belanda tidak menaggapi Resolusi Dewan Keamanan PBB tanggal 28 januari 1949 tentang penghentian tembak menembak dan mereka yakin bahwa RI tinggal namanya, di lancarkan Serangan umum 1 maret 1949 sebagai bukti bahwa RI masih ada dan TNI masih kuat. Dalam serangan ini pihak RI berhasil berhasil memukul mundur kedudukan belanda di Yogyakarta selama 6 jam.

Daftar pustaka
Mayasari,widi.2006.ips sejarah untuk smp/mts.jakarta: penerbit media pressindo
Hardoyo,Rahmat.tanpa tahun.sejarah untuk smp XI.jakarta:penerbit prima pustaka

AKTIVITAS DIPLOMASI INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

AINUN SYARIFATUL ALFIAH/PIS

1.    Pertemuan Soekarno-Van Mook
Pertemuan antara wakil belanda dengan para pemimpin indonesia di ketuai oleh panglima AFNEL Letnan Jendral Sir Philip Christon pada tanggal 25 oktober 1945.pihak indonesia di wakili oleh ir.soekarno,mohammad hatta,Ahmad sobarjo dan haji agus salim, sedangkan pihak belanda di wakili oleh Van mook dan Van der plas.

Presiden sokarno mengemukakan kesedian pemerintah RI untuk  menbicarakn atas dasar pengakuan hak rakyat indonesia untuk menentukan nasib nya sendiri.sedangkan van mook mengemukakan pandagannya mengenai masalah indonesia di masa depan bahwa belanda ingin menjalankan untuk indonesia menjadi negara makmur berbentuk federal yang memiliki pemerintah sendiri di lingkungan kerajaan belanda.yang terpenting menurut Van Mook bahwa pemerintah belanda akan memasukkuan indonesia menjadi anggota PBB.

2.    Pertemuan Sjahrir-Van Mook
Di laksanakan pada tanggal 17 november 1945 di markas besar tentara inggris di jakarta. Dalam pihak sekutu di wakili oleh letnan jendral Christison, pihak belanda oleh Dr.H.J.Van Mook dan pihak indonesia oleh sutan sjahrir.sebagai ketua pertemuan itu,Christsion bermaksud mempertemukan pihak indonesia dan belanda dan di samping itu juga menjelaskan maksud kedatangan tentara sekutu, akan tetapi pertemuan itu tidak membawa hasil.

3.    Perundingan Sjahrir-Van Mook
Pada tanggal 10 febuari 1946 perundingan indonesia-belanda di mulai. Pada waktu itu Van Mook menyampaikan pernyataan politik pemerintah belanda antara lain :
a.       Indonesia akan di jadikan negara commonwealth berbentuk federasi yang memiliki pemerintahan sendiri di dalam lingkungan kerajaan belanda.
b.       Urusan dalam negri di jadikan indonesia sedangkan urusan luar negri oleh pemerintah belanda.
Selanjutnya pada tanggal 12 maret 1946 sjahrir menyampaikan balasan yang berisi antara lain sebagai berikut:
a.Republik indonesia harus di akui sebagai negara yang berdaulat penuh atas wilayah bekas Hindia-Belanda
b. Federas.i indonesia belanda akan di laksanakan pada masa tertentu dan urusan luar negri dan pertahanan di serahkan kepada suatu badan federasi yang terdiri atas orang-orang indonesia-belanda
Usul dari pihak indonesia itu tidak di terima oleh belanda dan selanjutnya Van Mook secara pribadi mengusulkan untuk mengakui Republik Indonesia sebagai wakil jawa untuk mengadakan kerjasama dalam rangka pembentukan negra federal dalam lingkungan kerajaan belanda.

 Dan pada tanggal 27 maret 1946 sutan sjahrir mengajukan usul baru kepada Van Mook yaitu:
·         Supaya pememrintah belanda mengakui kedaulatan de facto RI atas jawa dan sumatera
·         Supaya RI dan belanda bekerja sama membentuk Republik indonesia Serikat(RIS)
·         RIS bersama-sama dengan Nederaland,Suriname,Curacuao, menjadi peserta dalam ikatan negara belanda
4 .perundingan di Hooge Veluwe
Dilaksanakan pada tanggal 14-25 April 1946 di Hooge Veluwe(negeri belanda) yang merupakan kelanjutan dari pembicaraan yang talah di sepakati Sjahrir dan Van Mook. Perundingan yang berlangsung di Hooge Veluwe ini tidak membawa hasil sebab belanda  menolak konsep hasil pertemuan Sjahrir-Van Mook-Clark Kerr di jakarta. Pihak belanda todak bersedia memberikan pengakuan de Facto kedaulatan RI atas Jawa dan sumatera tetapi hanya Jawa dan madura serta di kurangi daerah-daerah yang diduduki oleh pasukan sekutu. Dengan demikian untuk sementara waktu hubungan indonesia-belanda terputus, akan tetapi Van Mook masih berupaya mengajukan usul bagi pemerintahan nya kepada pihak RI

5.Perundingan linggarjati
 Kedatangan belanda yang memboncegi sekutu di indonesia sering menimbulkan perlawanan dari bangsa indonesia. Salah satu cara menghentikan pertentangan indonesia-belanda tersebut adalah dengan cara melaksanakan  perundingan linggarjati dengan perantara inggris. Perundingan linggarjati di pimpin oleh Lord Killearn ysng lsngsung pada tanggal  10-15 november 1946. Isi perundigan linggarjati ini adalah:
Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan sumatera, jawa dan madura
Republik Indonesia dan belanda akan bekerja sama membentuk negara indonesia serikat dengan RI sebagai salah satu negara bagian.
Negara indonesia serikat dan belanda akan membentuk uni indonesia belanda dengan ratu belanda sebagai ketuanya

6. perjanjian Renville
 Perundingan berlangsung sejak tanggal 8 desember 1947 di atas kapal angkutan ALAS USS Renville, yang ketika itu berlabuh di jakarta.delegasi indonesia di pimpin oleh perdana mentri Amir Syrifudin, sedangkan delegasi belanda di pimpin oleh Abdul Kadir Wijoyoatmojo seorang indonesia yang memihak belanda.
Perstujuan Renville yang di dasarkan pada persetujuan linggarjati, dan di tanda tangani pada tanggal  17 januari 1948 dengan rincian sebagai berikut:
·         Wilayah indonesia diakui berdasarkan Garis Van Mook yaitu garis khayal yang di buat oleh Van Mook sebagai batas wilayah indonesia-belanda berdasarkan agresi militer belanda 1
·         Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah indonesia sampi terbentuk nya RIS
·         RIS  mempunyai kedudukan yang sejajar dengan belanda dalam uni indonesia-belanda.
·         Republik indonesia menjadi bagian dari negara RIS
·         Sebelum RIS terbentuk, belanda dapat menyerahkan sebagian kekuasaanya kepada pemerintah federal sementara.
7. persetujuan Roem Royen
 Perundingan di mulai tanggal 17 april 1949. Delegasi indinesia di pimpin oleh Mr.Moh.Roem, lalu di bantu oleh Hatta dan sri sultan Hamengkubuwono IX. Delegasi belanda di pimpin oleh Dr.Van Royen
 Hasil persetujuan Roem-Royen
Pihak indonesia
·        Menyatakan kesediaan menghentikan perang grilya
·       Bersedia bekerja sama dalam memulihkan perdamaian dan tertib hukum
·       Turit srta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, untuk mempercepat penyerahan kedaulatan yang sungguh lengkap kepada negara indonesia dengan tanpa syarat

Pihak belanda
·        Menyetujui kembalinya pemerintah RI ke yogyakarta
·       Menghentikan gerakan militer serta membebaskan tahanan politik
·       Menyetujui RI sebagai bagian dari negara indonesia serikat
·       Berusaha menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar secara sungguh-sungguh.

8.Konferensi Meja Bundar
 Konferensi Meja Bundar ini berlangsung di Den Haag, belanda pada tanggal 23 Agustus -2 november 1949. KMB adala konferensi segitiga yang di awali negara RI,BFO, dan belanda.delegasi RI di pimpin oleh Drs.Moh Hatta sedangkan delegasi BFO di pimpin oleh Sultan Hamid II dari pontianak
 Konferensi ini menghasilkan keputusan antara lain:
·   Belanda mengakui RIS sbagai negara yang berdaulat dan merdeka
·   Penyelesaian irian barat di tanggugkan sampai tahun berikutnya
·   RIS mengembalikan hak milik belanda, memberi nak konsensi, dan izin baru bagi  perusahaan belanda
·   Semua hutang bekas Hindia belanda haru di bayar oleh RIS
·    RIS  akan membentuk angkatan perang dengan TNI sebagi inti kekuatan


Daftar pustaka
Mayasari,widi.2006.ips sejarah untuk smp/mts.jakarta: penerbit media pressindo
Hardoyo,Rahmat.tanpa tahun.sejarah untuk smp XI.jakarta:penerbit prima pustaka

PERAN DUNIA INTERNASIONAL DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA - BELANDA

AINUN SYARIFATUL ALFIAH/PIS

1.      Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa
Masuknya kembali belanda ke Indonesia dengan membonceng sekutu ternyata berakibat konflik yang berkepanjagan antara Indonesia dengan Belanda. Untuk itu bangsa Indonesia berjuang dengan cara diplomasi maupun kekuatan senjata. Pada tanggal 29 juli 1947 pesawat Dakota VT-CLA yang membawa obat-obatan dari Singapura, sumbagan dari palang Merah Malaysia kepada Indonesia di tembak oleh  pesawat Belanda di Yogyakarta. Komodor Muda Udara Dr.Abdurahman Saleh gugur dalam peristiwa ini.

 Pada tanggal 31 juli 1947 India dan Australia mengajukan masalah-masalah Indonesia Belanda ini kepada Dewan Keamanan PBB. Dalam sidang Dewan keamanan mengeluarkan resolusi yang mengajak kedua belah pihak untuk menghentikan tembak-menembak, menyelesaikan pertikaian melalui perwasitan(arbitrase) atau dengan cara damai.

 Perwakilan Indonesia dalam sidang Dewan keaman PBB yaitu Sultan Syarir dan H.Agus salim,Sultan Syarir  menyatakan bahwa untuk mengakhiri konflik antara Indonesia dan Belanda adalah penbentukan komisi pengawas dalam pelaksanaan revolusi dewan keamanan. Di tambah pula agar dewan keamanan menerima usul Australia secara keseluruhan dan penarikan pasukan Belanda ke tempat kedudukan sebelum Agresi Militer.
 Usul di atas tidak didukung oleh Amerika Serikat,Australia,Brazilia,Columbia,Polandia,dan Suriah tetapi diveto Prancis,sebab sangat menguntungkan indonesia.
Pada tanggal 25 agustus 1947 Dewan Keamanan PBB menerima usul Amerika Serikat tentang pembentukan komisi jasa-jasa untuk membantu memyelesaikan pertikaian indonesia Belanda. Komisi ini lah yang di sebut Komisi Tiga Negara(KTN) yang terdiri atas:
Australia (di wakili oleh Richard C.Kirby),atas pilihan indonesia.
Belgia (di wakili oleh Paul Van  Zeeland),atas pilihan Belanda
Amerika Serikat (di wakili oleh Dr.Frank Porter Graham)atas pilihan Australia dan Belgia

2.      Peranan Konferensi Asia  dan  Resolusi Dewan Keamanan PBB
Aksi militer belanda tanggal 21 juli 1947 terhadap Republik Indonesia menimbulkan reaksi dunia luar. Di antaranya negara yang tampil mendukung Indonesia adalah Australia dan India
 Australia mendukung indonesia karena ingin menegakkkan perrdamaian  dan keamanann dunia  sesuai dengan piagam PBB. Sedangkan India mendukung indonesia karena solidaritas sama-sama bangsa Asia yang senasib karena sebagai bangsa yang menentang penjajajhan.

 Konferensi Asia tersebut menghasilkan reolusi yang kemudian di sampaikan kepada Dewan Keamanan PBB. isi Tersebut  yaitu:
a.       Pengambilan Pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta
b.      Pembentukan perintah ad intern yang mempunyai kemerdekaan dalam politik luar negeri, sebelum tanggal 15 maret 1949
c.        Penarikan tentara belanda dari seluruh indonesia

Pada tanggal 28 januari 1949 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang di sampiakan kepada indonesia dan belanda sebagai berikut:
·          Mendesak Belanda untuk segera menghentikan opersai militernya
·          Mendesak Belanda untuk membebaskan dengan tanpa syarat Presiden dan wakil presiden beserta tawanan politik yang di tahan
·         Menganjurkan agar RI dan Belanda membuka kembali perundingan atas dasar peresetujuan linggarjati dan Renville.
·         Sebagai tambahan dari keputusan Dewan Keamanan, Komisi Tiga Negara diubah menjadi UNCI (United Nations Commission for indonesia. Tugas UNCI adalah melancarkan perundingan untuk mengurus pengenbalian kekuasaan pemerintahan Republik.


Daftar pustaka
Mayasari,widi.2006.ips sejarah untuk smp/mts.jakarta: penerbit media pressindo
Hardoyo,Rahmat.tanpa tahun.sejarah untuk smp XI.jakarta:penerbit prima pustaka

AKSI-AKSI TRITURA


Rinaldi Afriadi Siregar / PIS
Sejarah lahirnya G-30S/PKI pada waktu masa pemerintahan demokrasi terpimpin pada saat itu pada tanggal 5 juli 1959 maka presiden mengeluarkan dekrit presiden dan empat hari presiden soekarno mengeluarkan dekritnya  maka Kabinet Djuanda di bubar kan menjadi Kabinet Kerja, chaerul shaleh di tugaskan untuk menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) menurut penetapan presiden No.2 tahun 1959 dengan di bentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).
Pada mulanya DPR hasil pemilu 1955 mengikuti saja kebijakan presiden soekarno akan tetapi mereka kemudian menolak APBN tahun 1960 yang di ajukan oleh pemerintah, karna adanya penolakan tersebut maka di keluarkannya Penpres No.3 tahun 1960 yang menyatakan pembubaran DPR hasil pemilu 1955, lalu pada tanggal 24 Juni 1960 presiden soekarno telah berhasil menyusun anggota DPR baru dengan di beri nama Dewan Perwakilan Rakyat Gotong-Royong (DPR-GR) para anggota DPR-GR di lantik pada tanggal 25 juni 1960.
Dalam komposisi anggota DPR-GR itu perbandingan jumlah golongan nasionalis, islam, dan komunis adalah 44, 43, 30 namun setelah di lakukan penembahan pertimbangan itu berubah menjadi  94, 67,81, dengan demikian partai yang paling di untungkan dari kebijakan presiden tersebut adalah PKI sedangkan dalam pidato presiden pada pelantikan DPR-GR tanggal 25 Juni 1960 adalah melaksanakan Manifestasi Politik (Manipol), merealisai Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera), dan melaksanakan Demokrasi Terpimpin.
Akan tetapi setelah presiden soekarno tiba ke tanah air Liga Demokrasi di bubarkan melalui Penpres No.3 tahun 1959 lalu kemudian presiden soekarno membentuk Front Nasional  yaitu suatu organisai massa yang memperjuangkan cita-cita proklamasi, dan cita-cita yang terkandung dalam UUD 1945 sedangkan Front Nasional ini di ketuai  oleh Presiden Soekarno sendiri.
TNI dan Polisi pada tahun 1964 di persatukan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) mereka kembali pada peran sosial-politiknya seperti selama zaman perang kemerdekaan, ABRI diakui sebagai salah satu golongan fungsional (karya) yang mempunyai wakil dalam MPRS pada masa demokrasi terpimpin itu, presiden soekarno melakukan politik perimbangan kekuatan ( balance of power) bukan hanya antara angkatan dalam ABRI melainkan juga antara ABRI dengan partai-partai politik yang ada.
Dengan semboya " politik adalah panglima" seperti yang di lancarkan oleh PKI usaha untuk mempolitisasi ABRI semakin jelas presiden mengambil ahli secara langsung pemimpin tertinggi ABRI dengan membentuk Komando Operasi Tertinggi (Koti).
Pada tahun 1964 ketua PKI D.N. Aidit berceramah di depan Kursus Kader Revolusi Angkatan Dwikora dalam ceramahnya tersebut D.N.Aidit menyatakan: "bila kita (indonesia) telah mencapai taraf hidup adil dan makmur dan telah sampai kepada sosialisme indonesia maka kita tidak lagi membutuhkan indonesia"  selanjutnya ketika terjadi heboh di masyarakat D.N.Aidit berupaya meneruskannya dengan mengatakan: "Dan di sini lah betulnya pancasila sebagai alat pemersatu sebab kita sudah 'satu' semuanya para saudara pancasila tidak perlu lagi sebab pancasila alat pemersatu bukan ? kalau sudah 'satu' semuanya apa yang kita persatukan lagi".
Pada masa demokrasi terpimpin PKI memang mendapatkan kedudukan terpenting Kader-kader PKI banyak yang duduk dalam DPR-GR serta Pengurus Besar Front Nasional dan Front Nasional Daerah, ada juga yang di angkat sebagai kepala daerah TNI-AD berusaha mengimbangi dengan mengajukan calon-calon lain tetapi usaha itu menemui kesulitan karena Presiden Soekarno memberikan dukungan yang besar pada PKI.
TNI-AD mensinyalir adanya tindakan-tindakan pengacauan yang dilakukan oleh PKI di Jawa Tengah, Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan pemimpin TNI-AD melaporkan hal itu kepada Presiden Soekarno, berdasarkan Undang-Undang keadaan bahaya TNI-AD mengadakan tindakan pengawasan terhadap PKI melalui surat kabar PKI, Harian Rakyat dilarang terbit dan di keluarkan perintah untuk menangkap D.N.Aidit berserta kawan-kawannya. Di tingkat daerah kegiatan-kegiatan PKI di bekukan tindakan TNI-AD itu tidak di setujui oleh Presiden Soekarno dan memrintahkan agart putusan itu di cabut bahkan Presiden Soekarno tidak jarang mengajurkan agar masyarakat indonesia tidak ber-komunistofobi.
Keadaan ekonomi indonesia pada masa demokrasi terpimpin semakin terpuruk menjadi lahan yang subur bagi PKI dan rakyat yang miskin menjadi sasaran PKI untuk melancarkan propaganda-propaganda politiknya, oleh karena itu jumlah anggota PKI di perkira kan mencapai 20an juta ketika itu PKI juga merupaka organisai yang besar dan memiliki jaringan cabang di seluruh indonesia dan mereka pun juga di dukung oleh puluhan organisasi massa seperti Serikat Buruh (SOBSI), Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Rakyat dan Gerwani. Pada awal tahun 1965 hingga september 1965 merupakan masa ofensif radikal yang di tangani oleh ketua PKI Dipa Nusantara (D.N.) Aidit bersama kelomponya.
Sementara itu Angkatan Darat muncul sebagai organisasi militer pejuang yang juga mengemban tugas kemasyarkatan oleh karena itu Angkatan Darat memiliki peran dalam bidang politik dan ekonomi , ketika perusahaan-perusahaan Belanda dan Asing lainnya di ambil ahli oleh pemerintah melalui kebjikan nasionalisasi banyak perwira AD yang mendapat tugas sebagai pemimpin perusahaan-perusahaan itu.
Perkembangan itu tidak di sambut baik oleh PKI para perwira itu menjadi sasaran aksi PKI yang kemudian mereka menamakan sebagai kabir (Kapitalis Birokrat) oleh karena itu slogan PKI yang populer pada tahun 1965 adalah "ganyang kabir", seiring dengan banyaknya partai politikdan organisasi massa yang telah di bubarkan oleh presiden terdapat segitiga kekuatan ketika itu yaitu PKI, Angkatan Darat, dan presiden adanya hubungan yang tidak harmonis antara PKI dan Angkatan Darat semakin mengkukuhkan kedudukan presiden sebagai penengah.
Menjelang terjadinya peristiwa G-30S/PKI di madiun secara berturut-turut terjadi demonstrasi yang melibatkan hampir semua ormas PKI yang meneriakkan yel-yel ganyang kabir,ganyang komprador, antek neokolim dan sebagainya, hal yang sama terjadi pula di solo dan klaten pada hari Rabu tanggal 29 September 1965 terjadi pula hal yang serupa di jalan Thamrin Jakarta dalam demo di jakarta itu terdapat spanduk dengan tulisan yang mencolok "tunggu apa lagi ?"
Pada hari Kamis tanggal 30 september 1965 merupakan hari yang sangat sibuk bago Gerakan 30 September PKI melakukan suatu persiapan yang di selenggarakan di Lubang Buaya pada pukul 10.00 di pimpin oleh Kolonel  Untung Sutopo  yang di hadiri oleh Latief, Suyono, Supeno, Suradi,Sukrisno, Kuncoro, Dul Arief, dan Pono, Untung menjelaskan lokasi Central Komando (Cenko) I metode komunikasi antara unit-unit, koordinasi aktivitas-aktivitas mereka, sandi-sandi, logistik,transportasi, suplai senjata, dan detail-detail teknis militer lainnya semua persiapan itu dilakukan selama siang hari pada tanggal 30 September 1965.
Pada tanggal 30 September 1965 malam Aidit bertemu dengan Mayjen Pranoto di rumah Syam Aidit dan Pranoto kemudian di bawa ke rumah sersan Surwadi di Halim Pada pukul 23.00 di tempat itu Aidit mengarahkan seluruh operasi dan menyiapkan penyelesaian politik (pergantian kekuasaan), setelah pembersihan para jenderal dilakukan kemudian di buat persiapan di rumah komodor  Susanto  di Halim untuk membentuk Kabinet Gotong-Royong dan membuat rencana pengunduran diri presiden di karena alasan kesehatan.
Sekitar pukul 01.30 dini hari tanggal 1 Oktober 1965 tujuh kelompok Pasukan Pasopati yang di pimpin oleh  Dul Arief  dan di tugaskan meculik para jenderal meninggalkan Pondok Gede, selanjutnya atas perintah Kolonel Untung pada pukul 04.00 pagi Batalion 454 dan 530 mengepung istana dan ,mengendalikan stasiun RRI Pusat dan Gedung PN Telekomunikasi di Jalan Medan Merdeka Selatan ada enam jenderal yang menjadi korban keganasan G-30S/PKI ialah: Letnan Jenderal Ahmad Yani (Men/Pangad), Mayjen Haryono Mas Tirtodamo (Deputi III Pangad), Mayjen R. Suprapto (Deputi  II Pangad), Mayjen Siswondo Parman (Asisten I Pangad), Brigjen  Donal Izacus Panjaitan ( Asisten IV Pangad), dan Brigjen Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman).
Sementara itu Jenderal Abdul Haris Nasution berhasil lolos dari penculikan akan tetapi putrinya  Ade Irma Suryani  terluka parah karena tertembak oleh penculik dan akhirnya meninggal di rumah sakit, ajudan Nasution menjadi sasaran penculikan Letnan Satu Pierre Andries Tendean, karena wajahnya mirip dengan Jenderal Nasution ketika itu juga di tembak Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun pengawal rumah Waperdam II  Dr. J. Leimena yang rumahnya berdampingan dengan rumah Nasution.
Menurut ke saksian Serka Bungkus pasukan yang bertugas ke rumah D.I.Panjaitan mendapat perlawanan sehingga operasi itu terlambat ketika pasukan pasukan penculik akan membawa jenazah Panjaitan, seorang yang bernama Sukitman lewat sedang menuju posnya sedangkan Komandan Pasukan Cakrabhirawa khawatir dia bisa jadi saksi maka Sukitman kemudian juga di bawa ke Lubang Buaya dan di serahkan kepada Komandan Pasukan Pasopati Dul Arief.
            Dul Arief muncul di Cenko I sekitar pukul 05.50 melaporkan bahwa para jenderal telah "diamankan" dan di masukan ke Lubang Buaya akan tetapi Nasution berhasil lolos, laporan itu di sampaikan kepada Aidit lewat Suyono yang bertindak sbeagai kurir bagi Syam,Aidit, dan Omar Dhani laporan tentang lolosnya Nasution membuat Aidit dan koleganya terkejut karena akan menimbulkan masalah besar, untuk itu lah Suparjo menyatakan agar operasi ini di lakukan sekali lagi Suparjo yakin bahwa tindakan ofensif harus di laksanakan saat itu juga karena musuh selama dua belas jam berada pada keadaan panik. Pada saat berada di istana ia melihat bahwa militer di kota dalam keadaan bingung.
Akan tetapi para pemimpin gerakan saat itu tidak melakukan apa-apa hal itu yang menjadi salah satu penyebab ke hancuran operasi mereka sedangkan di Jawa Tengah gerombolan PKI juga mengadakan pembubuhan terhadap perwira TNI AD Kolonel Katamso komandan korem 072 Kodam VII Diponegoro dan kepala stafnya Letkol Sugionom, menjadi salah satu korban keganasan PKI keduanya di bawah ke kentungan sebelah utara Yogyakarta dan kemudian di bunuh pada 30 September 1965.
Cara penumpasan G-30S/PKI sesuai dengan tata cara yang berlaku bahwa apabila Men/Pangad berhalangan Pangkostrad Mayor Jenderal Soeharto yang mewakilinya segera melakukan pemetaan terhadap keberadaan Gerakan 30 September 1965, selain di Halim pemberontak menguasai Istana Merdeka , Stasiun RRI, dan Gedung Pusat Telekomunikasi yang semuanya berada di Jl. Medan  Merdeka Soeharto merasa perlu untuk tidak menunjukan reaksi yang berlebihan sampai rencana politik gerakan itu sudah benar-benar terbuka.
Begitu mengetahui dari siaran RRI pada pukul 14.00 Soeharto berkesimpulan bahwa penculikan dan pembunuhan terhadap perwira tinggi AD merupakan bagian dari usaha perebutan kekuasaan (kudeta), Batalion 454/ Diponegoro dan 530/ Brawijaya yang berada di sekitar Medan Merdeka di salah gunakan oleh G-30S/PKI padahal mereka di datangkan ke jakarta dalam rangka persiapan parade Hari Ulang Tahun ABRI tanggal 5 Oktober 1965 kemudian Soeharto segara melakukan operasi-operasi penumpasan.
Operasi militer di lakukan pada sore hari tanggal 1 Oktober 1965 pada pukul 19.15 pasukan RPKAD berhasil menduduki Gedung RRI Pusat dan Gedung Telekomunikasi serta mengamankan seluruh Medan Merdeka tanpa perlawanan, Batalion 328 Kujang/ Siliwangi menguasai Lapangan Banteng untuk pengamanan Markas Kodam V/ Jaya dan sekitarnya, Batalion I Kavaleri berhasil mengamankan BNI dan Percetakan Uang di Kebayoran dalam waktu singkat Jakarta sudah dapat dikuasai kembali oleh ABRI.
Setelah penumpasan G-30S/PKI pada sidang paripurna Kabinet Dwikora pada tanggal 6 Oktober 1965 presiden memutuskan bahwa penyelesaian politik G-30S/PKI akan di tangani langsung oleh presiden namun penyelesaian politik tersebut tidak kunjung tiba sehingga menimbulkan kecemaskan dalam masyarakat bahwa PKI akan di berikan kesempatan untuk menyusun kekuatannya.
Situasi bertambah panas karena memburuknya keadaan ekonomi yang mengakibatkan kesejahteraan rakyat semakin merosot sedangkan laju inflasi mencapai 650% untuk mengatasi tingginya inflasi itu, pada tanggal 13 Oktober 1965 pemerintah mengumumkan kebijakan devaluasi nilai rupiah yaitu Rp.1000,- uang lama turun menjadi Rp.1,- uang baru dan di umumkan pula kenaikan tarif dan jasa sehubungan dengan devaluasi rupiah tersebut puncak ketegangan terjadi tatkala di tetapkan kenaikan harga BBM pada tangga 3 Januari 1966.
Sementara itu tuntutan penyelesaian seadil-adilnya terhadap para pelaku G-30S/PKI semakin meningkat tuntutan itu di pelopori oleh Kesatua Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Pemuda-pemuda (KAPPI), dan Pelajar (KAPI), lalu munculnya pula KABI (Buruh),KASI (Sarjana), KAWI (Wanita), dan KAGI (Guru) pada tanggal 26 Oktober 1965 kesatuan-kesatuan aksi tersebut bergabung dalam satu front yaitu Front Pancasila.
Setelah terbentuknya Front Pancasila gelombang demonstrasi yang menuntut pembubaran PKI semakin bertambah luas, dengan di pelopori KAMI di mulailah aksi demonstrasi mahasiswa Universitas Indonesia pada tanggal 10 Januari 1966yang terjadi di hampir seluruh jalanan ibu kota selama sekitar satu bulan mereka menyampaikan Tri tuntutan Rakyat (Tritura) yang sering kita kenal sebagai Tiga tuntutan Rakyat kepada pemerintah yaitu isi dari tritura tersebut:
a.       Bubarkan PKI, b. retool Kabinet Dwikora, dan c. turunkan harga / perbaikan ekonomi
DAFTAR PUSTAKA :
Buku sejarah kelas 2 SMA penerbit yudhistira