EROPA TIMUR DI TENGAH PERANG DINGIN

ABDUL GANI/ PIS/ A

Asal mula frasa "Eropa Timur" baru muncul belakangan ini. Selama bertahun-tahun Eropa terbagi menjadi poros Utara-Selatan, dengan negara-negara bagian selatan Mediterania mempunyai banyak kesamaan, sebelah utara Samudra Atlantik dan Laut Baltik juga mempunyai persamaan. Frase "Eropa Timur" pertama kali muncul pada abad ke-18 dan ke-19, dan digunakan untuk menggolongkan area yang lebih terbelakang ekonominya dari seluruh Eropa. Kawasan ini dilihat sebagai daerah di bawah kekuasaan pemerintah otokratik. Definisi ini sangat buram, dan banyak negara yang tidak termasuk criteria pandangan stereotipical ini.

Eropa Timur secara geografis adalah wilayah di bagian timur benua Eropa. Pada umumnya kawasan ini terletak di antara pegunungan Ural dan Kaukasus serta perbatasan Rusia barat, atau secara alternatif juga mencakup negara-negara yang berdekatan dengan perbatasan Rusia barat. Seperti halnya dengan benua, sebuah wilayah hanyalah kontruksi sosial sehingga jangan disamakan dengan aspek fisika yang berdasarkan criteria abstrak dan netral.
Eropa Timur mempunyai hubungan dengan timur dan barat. Ketika seluruh negara dipengaruhi kuat oleh agama Katolik atau Protestan dan mempunyai hubungan sejarah dan budaya erat dengan Jerman, Italia, Perancis ata Skandanavia. Banyak negara yang berhubungan dengan blok Timur. Rusia dikuasai oleh bangsa mongol selama berabad-abad sehingga konvensi politik dan sosial Rusia mirip seperti mereka. Lebih jauh dibagian selatan terdapat kerajaan Ottoman dan Islam berpengaruh kuat. Negara-negara Balkan serta Hongaria dan Rumania dahulunya pernah dikuasai Turki. Negara-negara yang digolongkan sebagai Eropa Timur semuanya bekas pecahan Uni Soviet, yakni : Belarus, Estonia, Lithuania, Latvia, Moldova, Ukraina. Konsep Eropa Timur diperkuat dengan dominasi ideologi komunisme dan terutama Uni Soviet setelah Perang Dunia II. Ide sebuah "Tirai Besi" yang memisahkan Eropa Barat dan Eropa Timur merupakan pandangan umum selama Perang Dingin berlangsung.
Perang Dingin (cold war) adalah ketegangan karena adanya persaingan kepentingan antara Uni Soviet dengan Amerika. Perang Dingin merupakan istilah yang pertama kali dikemukakan oleh seorang jurnalis Inggris, George Orwell, dalam surat kabar Tribune, dengan esainya yang berjudul "You and The Atomic. Perang Dingin dimulai setelah berakhirnya. [1]
Perang Dunia II sejak pembagian Jerman menjadi dua wilayah, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur. Uni Soviet dan Amerika sebagai pemenang Perang Dunia II bersaing merebut kekuasaan. Jerman Timur (Blok Timur) dikuasai oleh Uni Soviet sedangkan Jerman Barat (Blok Barat), Inggris dan Perancis dikuasai oleh Amerika.

Faktor-faktor penyebab utama terjadinya Perang Dingin, yaitu sebagai berikut: [2]
1.      Persaingan Ideologi
Dalam Perang Dunia II, Uni Soviet bergabung dalam sekutu (Amerika,Inggris dan Perancis), namun seusai perang Uni Soviet memisahkan diri dari pengaruh Amerika sebagai akibat perbedaan ideologi yang sangat tajam. Uni Soviet yang menganut paham sosialis-komunis tentu saja tidak sejalan dengan Amerika yang menganut paham liberal-kapitalis. Uni Soviet dan Amerika kemudian bersaing dan saling berebut pengaruh dengan cara menyebarluaskan ideologi masing-masing ke negara-negara yang berada dalam pengaruhnya. Uni Soviet dianggap melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui ideologi, sementara Amerika dituduh menjalankan politik imperialis untuk mempengaruhi dunia. Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana Perang Dingin.
2.      Keinginan untuk berkuasa
Amerika Serikat dan Uni Soviet  mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara yang baru. Amerika Serikat sebagai negara kreditor besar membantu negara-negara yang sedang berkembang berupa pinjaman modal untuk pembangunan dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh sosialis komunis.
Masyarakat miskin merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis. Uni Soviet yang mulai kuat ekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan nasional berupa bantuan senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.
3.      Berdirinya pakta pertahanan
Guna mengatasi berbagai perbedaan yang ada dan kepentingan untuk dapat berkuasa maka negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mendirikan pakta pertahanan yang dikenal dengan nama NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Sementara untuk mengimbangi kekuatan NATO pada tahun 1955 Uni Soviet mendirikan pakta pertahanan yaitu PAKTA WARSAWA. Anggota Pakta Warsawa yaitu Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.
Berdirinya kedua pakta tersebut menyebabkan muncul rasa saling curiga, ketidakpercayaan, dan kesalahpahaman antara kedua blok baik blok barat maupun blok timur. Amerika dituduh menjalankan politik imperialis untuk mempengaruhi dunia sementara Uni Soviet dianggap melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui ideologi komunisme.
4.      Persaingan Militer
Guna mengatasi perbedaan yang ada dan kepentingan untuk dapat berkuasa maka negara-negara yang tergabung paham liberal-kapitalis (Blok Barat) mendirikan North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Negara yang menjadi anggotanya yaitu Amerika, Inggris, Irlandia, Islandia, Norwegia, Denmark, Belgia, Belanda, Luxemburg, Perancis, Portugal dan Kanada. Sementara itu untuk mengimbangi kekuatan NATO negara-negara Blok Timur mendirikan PAKTA WARSAWA. Anggota PAKTA WARSAWA yaitu Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslovakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia dan Rumania. Keadaan tersebut memicu ketegangan kian memuncak sehingga muncullah persaingan senjata diantara kedua belah pihak yang menimbulkan ketakutan dunia internasional akan terjadinya Perang Dunia III.
5.      Perebutan Daerah Kekuasaan
Uni Soviet dan Amerika pada dasarnya bertujuan untuk memperluas lingkungan pengaruhnya. Dengan sasaran utama penguasaan atas wilayah potensial di dunia dengan berkedok ideologi masing-masing. Dalam pertarungannya tersebut, negara-negara ketiga (negara berkembang) menjadi ajang persaingan sekaligus korban bagi Uni Soviet dan Amerika. Maka ketika Perang Dingin memuncak setiap negara yang bertentangan berusaha memperkuat dirinya dengan bergabung dalam satu ideologi.

Berlangsungnya Perang Dingin
Perang Dingin (Cold War) adalah ketegangan yang secara politis tampak saling bermusuhan karena adanya persaingan kepentingan. Perang Dingin dimulai setelahberakhirnya Perang Dunia II sejak pembagian Jerman menjadi 2 wilayah, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur. Pembagian Jerman menjadi 2 diikuti dengan pembagian kota Berlin menjadi Berlin Barat yang dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris dan Perancis sedangkan Berlin Timur dikusai oleh Uni Soviet tepatnya saat terjadi Konfrensi Yalta (Februari 1945). [3]
Dalam waktu singkat (1945-1948) Uni Soviet berhasil membentuk pemerintahan komunis di Bulgaria, Rumania, Hongaria, Polandia, dan Chekoslowakia. Karena perkembangan pengaruh Uni Soviet sangat cepat dan pertumbuhannya pesat maka Amerika merasa perlu membendung berkembangnya gerakan komunis. Hingga akhirnya Amerika menyusun strategi politik Containment Policy yang bertujuan mencegah berkembangnya pengaruh suatu negara atau suatu sistem politik dari pihak lawan. Strategi politik tersebut dikembangkan melalui pemberian bantuan ekonomi dan militer seperti Marshall Plan dan Doctrine Truman yaitu bantuan berupa keuangan, militer, dan penasehat militer kepada Yunani dan Turki guna menghadapi gerilyawan komunis. Tujuannya untuk mempertahankan Yunani dan Turki dari peneterasi komunis dan menghambat jalur Uni Soviet menuju ke selatan yang akan mengancam negara-negara Barat. Sebab jika salah satu negara jatuh maka negara tetangga lainnya juga akan jatuh sehingga semua negara akan jatuh ke dalam pengaruh komunis. Uni Soviet berusaha menyaingi dengan membuatMolotov Plan dengan tujuan untuk menata kembali perekonomian negara-negara Eropa Timur dan badan kerja sama ekonomi Comicon (Cominteren Economic). Konflik ideologi tersebut berkembang sampai di Asia.
Selama berlangsungnya Perang Dingin, situasi dan kondisi dunia diwarnai oleh kegiatan sebagai berikut: [4]
·         Perebutan Hegemoni/kekuasaan
·         Kalahnya Jepang dari Sekutu menyebabkan seluruh wilayah Manchuria dan Korea diduduki Uni Soviet hingga berdampak semakin kuatnya Uni Soviet di daratan Cina serta wilayah Korea.
·         Berdasarkan Konferensi Yalta maka semenanjung Korea dibagi 2 yaitu Utara dibawah kekuasaan Uni Soviet sehingga Kim Il Sung menjalankan pemerintahan atas dasar pemikiran komunis. Sementara di sebelah selatan, Amerika memilih Rhee Syngman sebagai orang yang menjalankan pemerintahan berdasarkan dasar-dasar demokrasi. Karena perbedaan ideologi ini maka menyebabkan munculnyaperang saudara di Semenanjung Korea pada 25 Juni 1950 dan inilah titik balik dari Perang Dingin.
·         Posisi komunisme di Cina semakin kuat karena bantuan senjata dari Uni Soviet yang berasal dari Jepang. Kuatnya komunisme di Cina menyebabkan berkembangnya komunisme di Asia Tenggara. Cina berusaha menghalangi propaganda imperialisme yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Inggris. Cina semakin mengembangkan komunismenya adapun alasannya adalah karena adanya keinginan untuk mengembalikan daerah kekuasaan Cina di zaman kuno meliputi Korea, Funan, Birma, India, bahkan lebih jauh termasuk daerah di Asia Tenggara. Selain alasan historis juga adanya alasan geografis dan kekayaan alam di Asia Tenggara guna memperkuat posisi ekonominya dalam dunia internasional. Karena alasan tersebutlah maka Cina semakin melibatkan diri di Asia Tenggara.
·         Apa yang dilakukan Cina dan Uni Soviet semakin mengancam kehidupan di Asia Tenggara. Hal ini menjadi masalah yang cukup serius bagi Amerika Serikat sehingga membuat Amerika merasa perlu membantu negara-negara Asia Tenggara. Amerika akhirnya memutuskan membantu Perancis yang saat itu sedang berperang melawan Vietnam (dibantu Uni Soviet dan RRC) dengan harapan Vietnam tidak jatuh ke tangan komunis. Tetapi ternyata Vietnam menang dan secara otomatis Vietnam berada di bawah kekuasaan komunis.
·         Jatuhnya Vietnam ke dalam kekuasaan komunis memungkinkan negara-negara di Asia Tenggara jatuh ke kuasaan komunis. Perjanjian Jenewa merupakan upaya untuk mengakhiri konflik antara kaum komunis dan non komunis yang membagiVietnam menjadi 2 yaitu Vietnam Utara dan Selatan. Tetapi upaya ini tidak membuahkan hasil dan tidak mendatangkan kepuasan untuk mengakhiri konflik yang saling bertentangan di Vietnam. Pertentangan tersebut menyebabkan keterlibatan campur tangan pihak asing. Vietnam Utara sebagai negara komunis mendapat bantuan dan pengaruh dari Cina dan Uni Soviet sementara Vietnam Selatan sebagai negara demokrasi mendapat bantuan dari Amerika Serikat.
·         Setelah bertahun-tahun diperjuangkan akhirnya tahun 1976 Vietnam dapat dipersatukan di bawah kekuasaan kaum komunis. Vietnam membentuk persatuan Indocina yang diberi nama Federasi Indocina dibawah kekuasaan komunis yang menjadi ancaman militer dan ideologi bagi negara-negara Asia Tenggara.
·         Di Asia Tenggara terjadi rivalitas antarkomunisme tampak dengan adanya konflik antara Vietnam dan Kamboja mengenai masalah perbatasan. Dalam masalah ini Kamboja(Pol Pot) menolak usul penyelesaian konflik perbatasan melalui forum PBB. Di balik masalah Kamboja-Uni Soviet tidak lepas dari masalah politik yaitu konflik Sino-Soviet. Di belakang Kamboja berdiri Cina dan di pihak Vietnam terdapat Uni Soviet. Konflik Vietnam dan Kamboja adalah pertandingan dari jauh antara Cina dan Uni Soviet di Asia Tenggara sementara Vietnam dan Kamboja menjadi pion-pion yang bertempur di medan perang.
·         Pertentangan ideologi antara negara Amerika Serikat dan Uni Soviet terjadi juga di Amerika dimana Presiden Kuba Fidel Castro mendirikan negara komunis di Kuba. Tindakan ini tentu saja mendapat reaksi keras dari Amerika Serikat dengan upaya mensponsori invasi gerakan anti komunis Kuba namun mengalami kegagalan. Titik ketegangan perang dingin ini terjadi di Teluk Babi pada tahun 1961.
·         Negara di kawasan Amerika Tengah lainnya seperti Nikaragua juga dikuasai oleh kaum komunis. Dimana Nikaragua sejak 1970 sampai 1990 dikuasai oleh kelompok Gerilyawan komunis Sandinista (Front Pembebasan Nasional Sandinista).
·         Di Afrika sayap kiri militer telah menguasai pemerintahan di Ethiopia antara tahun 1974-1991. Sistem pemerintahan sosialis membuat negara tersebut bersekutu dengan Uni Soviet. Di Angola dan Mozambik sejak 1975-1990 kelompok gerilya Marxis-Leninis menguasai pemerintahan.
·         Di Afganistan (1978) pemerintahan berhaluan komunis pimpinan Noor Mohammad Tariki berhasil membangun Daoud Khan melalui kudeta berdarah. Untuk menyelamatkan rezim komunis di Afganistan yang saat itu mendapat perlawanan dari kelompok pimpinan Hafizullah Amin maka Uni Soviet pada Desember 1979 melakukan invasi militer ke Afganistan. Selain itu guna mengimbangi kekuatan bersenjata Amerika Serikat di Asia Barat Daya dan pengaruh liberalismenya. Tetapi invasi ini mendapat perlawanan dari kelompok Mujahidin yang dipimpin Mohammad Najibullah yang akhirnya berhasil memukul mundur pasukan Uni Soviet dan pada 1989 pasukan Soviet ditarik mundur dari Afganistan.
·         Selama Perang Dingin berlangsung kedua negara adikuasa tidak pernah terlibat secara langsung dalam suatu konflik (peperangan) secara terbuka. Mereka selalu berada di belakang negara-negara yang sedang bersengketa. Mereka memberikan bantuan persenjataan dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat negara-negara yang sedang bersengketa.

Dampak Perang Dingin
a.      Dampak positif
·         Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi ternyata Perang Dingin juga membawa dampak positif pada perekonomian Eropa dan dunia. Baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Dengan adanya negara adiakuasa (Uni Soviet dan Amerika), maka perekonomian dunia banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara menginvestasikan modal mereka ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya masih relatif rendah. Sehingga keuntungan mereka melambung tinggi. Namun siapa sangka bahwa hal diatas juga berdampak bagi Negara yang ditempati untuk membuka usaha para pemilik modal. Pertumbuhan ekonomi di negara itu juga akan tumbuh pesat. Jadi keduanya diuntungkan dalam usaha ekonomi ini.
·         Bidang Militer
Karena perseteruan negara-negara yang sedang diliputi Perang Dingin, masing-masing negara mulai meningkatkan persenjataannya. Mereka tidak mau kalah dengan negara-negara besar. Dengan begitu persaingan senjata semakin maju dan berkembang pesat. Itu semua memacu setiap negara untuk mengembangkan pertahanan negaranya masing-masing.
Bidang Ruang Angkasa.
Uni Soviet dan Amerika saling berebut menguasai ruang angkasa karena dunia dirasa terlalu sempit untuk diperebutkan. Karena untuk meningkatkan gengsi negara mereka maka mereka sama-sama berlomba untuk meluncurkan roket keluar angkasa. Hasilnya, kita semua menjadi tahu bahwa sebenarnya kita ada pada tata surya apa, kemudian bagaimana bentuknya.
·         Bidang Sosial Budaya
Menyebarnya isu-isu HAM mulai sedikit demi sedikit mengglobal. Secara langsung adanya undang-undang tentang HAM mulai diakui, karena itu rakyat menyetujui peresmian HAM itu sendiri. Dengan adanya HAM, rakyat semakin percaya akan adanya demokrasi dan tidak ada lagi penindasan bagi kaum lemah.
b.      Dampak Negatif
·         Bidang Militer
Perang dingin menimbulkan rasa ketakutan pada rakyat dunia. Sempat beredar kabar bahwa Uni Soviet meletakkan nuklir-nuklirnya di Kuba dan siap menyerang Amerika. Pihak Amerika pun tak tinggal diam dan diputuskan dibentuknya NATO. Dalam konsep tersebut, jika salah satu negara anggota NATO diserang, maka serangan dianggap menyerang NATO.
·         Bidang Politik
Akibat perang dingin, Jerman terbagi menjadi dua, yaitu Jerman Barat beribukota di Bonn (liberal) dan Jerman Timur beribukota di Berlin (komunis). Pada perkembangannya, Jerman Barat lebih maju dibandingkan Jerman Timur. Banyak rakyat Jerman Timur yang melakukan migrasi ke Jerman Barat. Uni Soviet merasa tersinggung akibat tindakan rakyat Jerman Timur, maka Uni Soviet memutuskan mendanai dan mendukung pembangunan tembok yang dikenal dengan nama Tembok Berlin. Selain itu Uni Soviet memerintahkan kepada tentaranya untuk menembaki rakyat Jerman Timur yang masih berani menyeberang.

Akhir Perang Dingin
Uni Soviet dan Amerika akhirnya menyadari bahwa hubungan antarkeduanya sudah sangat panas. Oleh karena itu, mereka ingin mengurangi ketegangan yang ada sebelum akhirnya menyebabkan perang terbuka yang diperkirakan akan menghancurkan seluruh dunia dengan adanya Perang Dunia III. Uni soviet dan Amerika mendeklarasikan berakhirnya Perang Dingin setelah berbincang dua hari di Pertemuan Malta.[5] Pada konferensi pers bersama yang diadakan di kapal layar Soviet, Maxim Gorky, kedua pihak menyatakan akan mengurangi jumlah pasukan dan persenjataan di Eropa. Pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, mengatakan ia akan pernah menyulut perang terbuka dengan Amerika. Sementara itu, Presiden Amerika George Bush mengatakan kedua pihak dapat merealisasikan perdamaian dan bekerja sama untuk waktu yang lama.

Notes
[1] Wiromihardja, J. 1975. Sejarah Kita dan Dunia Sepanjang Masa. Bina Cipta : Jakarta. Halaman 54.
[3] Soenardi, B.A. dkk. 1987. Sejarah Nasional dan Dunia. Penerbit Tri Ratna : Yogyakarta. Halaman 123.
[5] J. Milburn Thompson, 2009. Keadilan dan Perdamaian. BPK Gunung Mulia : Jakarta. Halaman 39.


DAFTAR PUSTAKA
·         Wiromihardja, J. 1975. Sejarah Kita dan Dunia Sepanjang Masa. Bina Cipta : Jakarta.
·         Soenardi, B.A. dkk. 1987. Sejarah Nasional dan Dunia. Penerbit Tri Ratna : Yogyakarta.
·         J. Milburn Thompson, 2009. Keadilan dan Perdamaian. BPK Gunung Mulia : Jakarta.

No comments:

Post a Comment