Peralihan Sistem Pemerintahan dari masa Dinasti sampai Republik Rakyat Cina

PIS/NURHASANAH/14/B

Cina pada Masa Kekuasaan Dinasti
            Sekitar 1800 SM, Dinasti Shang menaklukkan sebagian besar wilayah Cina dan memerintah negeri tersebut di bawah seorang kaisar. Sejak saat itu, sejarah Cina dicatat menurut dinasti-dinasti yang berkuasa. Pada 1100 SM Dinasti Chou menaklukkan Cina. Pada masa ini, yaitu sekitar 700 SM, para pandai besi Cina belajar membuat peralatan dan senjata dari besi. Masa tersebut juga merupakan zaman Konfusius. Namun, pada 481 SM Cina terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang saling berperang. Kejadian ini adalah catatan sejarah Cina yang sangat penting.

            Pada 221 SM, Dinasti Ch'in berhasil menyatukan Cina kembali. Mereka bahkan membawa kejayaan Cina melebihi masa-masa sebelumnya. Bukti kebesaran Dinasti Ch'in masih bisa dilihat hingga saat ini, yaitu Tembok Besar Cina (bukti sejarah Cina yang mengagumkan). Dinasti Ch'in berumur pendek. Mereka digusur oleh Dinasti Han pada 202 SM. Dinasti Han meraih banyak keberhasilan. Mereka berdagang sepanjang Jalur Sutera dengan orang-orang Persia dan Romawi. Mereka juga menyerang India dan ketika kembali membawa ajaran Buddha ke Cina.Pada 220 M, Cina kembali terpecah. Kali ini Cina terbagi menjadi tiga kerajaan.
            Pada 581 M, seorang jenderal bernama Wen Ti berhasil menyatukan tiga kerajaan tersebut dan mendirikan Dinasti Sui. Putra Wen Ti, Yang Ti, memerintahkan penggalian kanal besar yang menghubungkan Sungai Kuning dan Sungai Yangtze. Namun, Yang Ti terbunuh pada 618 M, dan penguasa berikutnya mendirikan Dinasti Tang. Pada 618 M, di bawah Dinasti Tang, kota-kota di Cina mulai tumbuh. Pajak dan perdagangan diorganisasi dengan lebih baik. Wilayah Cina makin luas, dan bahkan lebih luas daripada Cina saat ini. Namun, sejumlah perang saudara melemahkan Dinasti Tang.
            Pada 960 M, Dinasti Sung mengambil alih Cina. Mereka menghadapi banyak masalah, di antaranya penyerbu dari Asia Tengah yang mengganggu Jalur Sutera. Para pedagang kemudian beralih ke selatan, yaitu India. Pada 1279 M, bangsa Mongol menyerbu dari Asia Tengah dan menaklukkan Cina. Bangsa Mongol memerintah Cina di bawah Genghis Khan dan dilanjutkan oleh Kublai Khan. Mereka mendirikan Dinasti Yuan, yang daerah kekuasaannya meliputi Asia Tengah, India, Asia Barat, dan Eropa Timur. Namun, pada 1330M, penduduk yang mendiami wilayah Kekaisaran Mongol terserang wabah penyakit. Kerajaan Mongol pun tercerai-berai.
            Sejarah Cina menyebutkan bahwa Dinasti Ming mengambil alih kekuasaan pada 1368 M. Dinasti Ming mencapai puncak kekuasaannya pada awal abad ke-15. Pasukan Cina kembali menaklukkan Annam, wilayah Vietnam saat ini. Sementara itu, armada laut Cina berlayar mengarungi Laut Cina dan Samudra Hindia. Mereka menjelajahi lautan hingga pantai timur Afrika. Dinasti Ming melemah akibat perang berkepanjangan melawan bangsa Mongol dan penyerangan kota-kota pesisir oleh bangsa Jepang.Pada 1644 M, orang-orang Manchu merebut Beijing dan mendirikan dinasti kekaisaran terakhir, Dinasti Qing. Penguasa Manchu meluaskan pengaruhnya hingga ke Xinjiang, Tibet, dan Mongolia.
            Namun, pada abad ke-18 kekuasaan Dinasti Qing mulai melemah. Cina terlibat dalam Perang Candu melawan Inggris pada 1840 M. Cina bahkan harus menyerahkan Hong Kong kepada Inggris pada 1842 M. Dinasti Qing juga harus menghadapi beberapa pemberontakan, di antaranya Pemberontakan Taiping, Nien, Panthay, dan Boxer. Akhirnya, Revolusi 1911 M yang dipimpin Sun Yat-sen menjungkalkan Dinasti Qing dan mengakhiri monarki feodal Cina yang telah berusia 2.000 tahun.
Sejarah Cina: Republik Cina. Pada 12 Maret 1912, pemerintahan sementara Republik Cina terbentuk di Nanjing. Sun Yat-sen terpilih sebagai presiden. Namun, sebagai bagian dari perjanjian agar penguasa Qing mau mundur, Sun Yat-sen terpaksa menyerahkan kekuasaan kepada Yuan Shikai, mantan perdana menteri pemerintahan Qing. Inilah awal mula sejarah Cina yang berhubungan dengan pembentukan Republik Cina.

Berdirinya Republik Rakyat Cina
Republik rakyat cina di proklamasikan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan  Politik  Rakyat Cina, Mao Ze Dong, pada tanggal 1 Oktober 1949 di Beijing, berdasarkan keputusan  Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat Cina dalam sidang yang di selenggarakan antara tanggal 21-30 September 1949. Sejak berdirinya Republik Rakyat Cina maka di daratan Cina terdapat 2 lembaga induk politik yaitu: Negara Republik Rakyat Cina, dan Partai Komunis Cina.
Dua lembaga tersebut dapat di bedakan tetapi tidak dapat di pisahkan satu dengan lain. Partai Komunis Cina bergerak dalam ruang lingkup kehidupan antara Partai Komunis di dunia, sedangkan Republik Rakyat Cina bergerak dalam ruang lingkup kehidupan antar Partai Komunis di dunia, sedangkan Republik Rakyat Cina bergerak dalam ruang lingkup antar negara di dunia. Pemimpin dari Republik Rakyat Cina di jabat oleh Anggota-anggota Partai Komunis Cina, dan sebagai tercermin pada bendera nasionalnya, maka garis-garis politik Republik Rakyat Cina di tentukan oleh Partai Komunis Cina.
Sebelum ada Undang-undang Dasar, maka Republik Rakyat Cina menggunakan program bersama hasil rumusan sidang pleno Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat Cina tanggal 29 September 1949 sebagai Undang-undang Dasar Sementara. Dasar-dasar dan haluan politik Republik Rakyat Cina di gariskan secara jelas oleh Program Bersama, yang pokok-pokoknya adalah sebagai berikut:
1.      Rakyat Cina bangkit dari status terjajah menjadi tuan rumah dari suatu masyarakat baru, serta telah menggantikan pemerintahan reaksioner yang feodal, kompradox, kediktatoran fasis Guo Min Dang, dengan suatu Republik Kediktatoran Demokrat Rakyat.
2.      Kediktatoran Demokrat Rakyat Cina dalah kekuasaan negara dari front persatuaan demokrasi rakyat, yang terdiri atas kelas buruh tani, borjuis kecil, borjuis nasional, dan lain-lain unsur demokrasi patriotis cina, berdasarkan persekutuan antara kaum buruh dan kaum tani, dan di pimpin di pimpin oleh kelas buruh.
3.      Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat Cina yang terdiri atas para wakil dari Partai Komunis Cina, segenap partai-partai demokratis dan organisasi rakyat, wakil-wakil dari seluruh daerah, tentara pembebasan rakyat cina, segenap suku bangsa, cina perantauan, serta unsur-unsur demokratis patriotis lainnya, adalah bentuk perorganisasian dari front persatuan demokrasi rakyat.
4.      Republik Rakyat Cina akan menyita modal-modal birokratis dan menjadikannya milik dari negara rakyat. Sistem pemilikan tanah feodal dan semi feodal akan secara teratur di rombak menjadi sistem tanah milik kaum tani.
5.      Wanita menikmati hak yang sama dengan kaum pria dalam segala kehidupan.
6.      Republik rakyat cina akan bersatu dengan semua negara dan rakyat pecinta perdamaian, terutama dengan Uni Soviet.
7.      Kongres rakyat cina adalah lembaga kekuasaan negara. Pemerintahan rakyat pusat adalah lembaga tertinggi penyelenggaraan kekuasaan negara, mana kala kongres rakyat nasional tidak bersidang.
8.      Politik luar negeri republik rakyat cina bersandar pada prinsip melindungi kemerdekaan, kebebasan, keutuhan wilayah, dan kedaulatan negara, menjunjung tinggi perdamaian internasional yang langgeng dan kerjasama yang bersahabat antar rakyat-rakyat di dunia, serta menentang politik agresi dan perang dari kaum imperalis.
9.      Republik rakyat cina akan berusaha keras untuk melindungi hak-hak yang legal dan kepentingan-kepentingan dari orang-orang cina yang bertempat tinggal di luar negeri.
10.  Republik rakyat cina akan memberi perlindungan kepada warga asing yang mengungsi ke cina karena mereka membela kepentingan rakyat dalam perjuangannya untuk perdamaian dan demokrsi.
Segera setelah negara  RRC di proklamasikan, Uni Soviet menyatakan pengakuan terhadapnya (2 oktober 1949), yang selanjutnya di ikuti oleh negara-negara Eropa Timur, bahkan kemudian juga pelbagai negara Eropa Barat seperti: Inggris, Belanda, Norwegia, Swedia, Denmark dan Finlandia, mau[un negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika.
Sebaliknya pada bulan Januari 1950 RRC mengakui kaum pejuang Vietmink sebagai Rwpublik Demokrasi Vietnam. Dengan demikian maka RRC dapatlah di katakan di sambut baik kehadirannya dalam kehidupan keluarga bangsa-bangsa di dunia.


Awal Kehidupan Rakyat Cina
Setelah RRC di proklamasikan pada tanggal 1 oktober 1949, maka sebagaimana lazimnya suatu negara baru, ia terutama mencurahkan perhatiannya kepada keutuhan wilayah, konsolidasi kekuasaan, dan pencegahan terhadap bahaya dari luar negeri.
Pada ketika itu masih terdapat beberapa daerah yang di kuasai oleh sisa-sisa unsur Pemerintahan Nasionalis, yang terpenting di antaranya adalah: Xin Jiang, Qing Hai, Tibet Xi Zang, serta daerah kepulauan. Kekuatan pokok dari  Pemerintah Nasionalis sendiri dapat mengelakkan diri dari kejaran tentara merah yang sementara itu bernama Tentara Pembebasan Rakyat, dengan menyeberang ke Pulau Taiwan (mei 1950).
Tidak lama kemudian bahkan armada ke-7 Angkatan Laut Amerika Serikat di kerahkan ke selat Taiwan untuk melindungi Pemerintah Nasionalis Cina, sehingga untuk sementara RRC tidak dapat menjamahnya. Sebaliknya sisa-sisa pasukan Pemerintahan Nasionalis yang tertinggal di daratan Cina, yang sesunguhnya masih cukup besar jumlahnya itu telah kehilangan semangat juangnya, sehingga dapat di hancurkan oleh Tentara Pembebasan Rakyat Cina dalam waktu singkat.

1.      Politik luar negeri RRC yang pertama
Dalam usaha menanggulangi bahaya dari luar negeri, RRC pertama-tama mengadakan pendekatan dengan Uni Soviet. Selain merupakan negara tetangga terdekat, RRC dan Uni Soviet berasaskan Marxisme –Leninisme. Disamping itu terdapat pembagian peninggalan sejarah yang merupakan kepentingan bersama. Antara lain kota-kota pelabuhan Port Arthur dan Dairen yang masih dikuasai oleh Uni Soviet (berdasarkan Konferensi Februari 1940)
Sikap RRC tersebut sudah tercermin dua hari sebelum ia diproklamasikan. Yaitu pada pidato Mao Ze Dong pada upacara penutupan Sidang Majelis Permusyawaratan Politik Cina (26 September 1949) sbb : '' secara internasional kita harus bersatu dengan segenap bangsa dan rakyat cinta damai di dunia, terutama Uni Soviet dan negara-negara demokrasi baru ''.
Demikianlah maka 4 bulan setelah RRCdi proklamasikan Mao Ze Dong pergi ke Moskow untuk mengadakan perundingan dengan Perdana Menteri Josep Stalin. Perundingan yang memakan waktu 2 bulan penuh itu (Februari – Maret 1950),kendati berlangsung cukup alot, menghasilkan:
·         Perjanjian persahabatan dan saling membantu RRC – Uni Soviet (treaty of friendship and mutual assitance).
·         The chinese eastern railway yang melintang mancuria itu di serahterimakan kepada RRC.
·         Kota-kota pelabuhan dairen dan port arthur di jazirah Liao Dong akan di serahterimakan kepada RRC selambat-lambatya tahun 1952).
·         Bantuan dana US$ 300 juta dan tenaga ahli dalam rangka pembangunan industri dan angkatan bersenjata.
Dengan demikian RRC akan dapat meletakkan dasar-dasar pembangunan jangka pendek yang di perlukan untuk mengembangkan konsolidasi politik dan ekonominya pada awal kehidupan.
2.      Konsultasi ke dalam
Sekembalinya dari Moskow Mao Ze Dong mulai mencurahkan perhatiannya pada penerbitan dan pengembangan dalam negeri Cina. Karena belum ada undang-undang dasar, maka RRC memberlakukan program bersama sebagai undang-undang dasar sementar, sedangkan legalitas dari Pemerintah Pusat RRC di dasarkan pada Hukum Organik Kepemerintahan rumusan Majelis Permusyawaratan Politik tanggal 27 September 1949.
Berbeda dengan sistem kekuasaan yang sepenuhnya di letakkan di tangan kelas buruh, maka kekuasaan RRC di dasarkan pada persekutuan antar kaum buruh, tani, borjuis nasional dan borjuis kecil di bawah puncak Partai Komunis Cina. Sistem pemerintahan tersebut di namakan:
·         Diktator demokrasi rakyat, yaitu demokrasi tetapi di bawah pimpinan mutlak dari Partai Komunis Cina.
·         Demokrasi sentralisme, yaitu kebebasan merumuskan kebijaksanaan, yang pelaksanaannya di kendalikan oleh Pemerintah Pusat.
Langkah penerbitan pertama yang di lakukan RRC adalah terhadap penggunaan tanah. 28 Juni 1950 di keluarkan Hukum Penerbit Tanah (landreform law). Penduduk di daerah pedesaan di bagi dalam:
·         Tuan tanah (pemilik banyak tanah tapi tidak menggarapnya sendiri).
·         Petani kaya (pemilik tanah – lintah darat).
·         Petani menengah (pemilik tanah yang menggarapnya sendiri).
·         Petani miskin
Semula lahan milik tuan tanah di sita oleh negara untuk di bagikan secara merata kepada petani penggarap tanah. Dalam memberlakukan Hukum Penerbitan Tanah itu, para kader komunis di sebar ke daerah pedalaman, mengadakan pendaftaran terhadap tanah milik perseorangan dan mendengar keluhan dari para buruh petani.Berdasarkan laporan tersebut para tuan tanah di ajukan ke depan ''Pengadilan Rakyat'' dan di hakimi sesuai dengan kejahatannya. Peristiwa yang kemudian di kenal dengan Revolusi Agraria ini menelan korban beberapa juta manusia, dan berlangsung dari juni 1950 – desember 1952. Dalam waktu yang sama di langsungkan pula tiga gerakan besar-besaran yaitu:
·         Gerakan 3 anti, yaitu pemberantasan terhadap korupsi, birokratisme, dan pemborosan.
·         Gerakan 5 anti, yaitu pemberantasan terhadap penyuapan, manipulasi pajak, penyalahgunaan uang negara, penyalahgunaan barang milik negara, dan pembocoran rahasia negara.
·         Di keluarkannya undang-undang perkawinan, yang memberi persamaan hak antara pria dan wanita mengenai perkawinan, perceraian dan hak milik.

3.      Perang  korea (25 juni 1950)
Pada masa-masa RRC sedang di sibukkan dengan kegiatan mengenal masalah dalam negerinya itu, terjadilah suatu ketegangan politik korea, suatu negara tetangga dari cina yang dalam sejarah merupakan jembatan dari kekuatan asing untuk menyerbu cina. Yang menjadi sumber persoalan adlah bahwa sejak berakhirnya perang dunia ke dua jazirah korea terbagi menjadi dua negara, yaitu Republik Rakyat Korea (di bagian utara) yang komunis, dan Republik Korea (di bagian selatan) yang demokrasi-liberal, dengan garis lintang 380 sebagai perbatasannya. Pada bulan juni 1950 Korea Selatan menjalin suatu Perjanjian Pertahanan bersama dengan Amerika Serikat, yang membawa serta di buatnya negara tersebut sebagai pangkalan militer Amerika. Ketegangan Korea Selatan – Korea Utara itu kian meningkat sehingga meletus menjadi bentrokan senjata pada tanggal 25 juni 1950.
Dalam waktu satu bulan pasukan Korea Utara dapat menduduki sebagian besar dari wilayah Korea Selatan. 28 juni Mao Ze Dong menyerukan ''segenap negara dan rakyat-rakyat di dunia supaya bersatu dan mengadakan persiapan guna menanggulangi segala provokasi dari imperialisme amerika''. Dewan keamanan PBB segera mengadakan sidang istimewa, di mana di putuskan untuk di putuskan untuk mengutuk Korea Utara sebagai agresor dan di bentuknya pasukan PBB untuk pemulihan  keamanan Korea dengan Jenderal Mac Arthur, Panglima Tertinggi Pasukan Amerika di wilayah Lautan Teduh di tujukan sebagai Panglima PBB untuk Korea. Uni Soviet yang kebetulan sedang memboikot sidang PBB tidak sempat menggunakan hak veto. 15 september 1950 Mac Arthur mendaratkan pasukannya di pantai Inchon di belakang pasukan pendudukan Korea Utara. 27 agustus 1950 ketika pesawat terbang Angkatan Udara Amerika Serikat mulai menghujani daerah berbatasan RRC – Korea Utara dengan bom, maka RRC memutuskan untuk menganut politik ''Menentang Amerika Serikat dalam rangka membela Korea (Utara)''. 30 september 1950 Menteri Luar Negeri Zhou En Lai memperingatkan Amerika Serikat dengan kata-kata ''pemerintah RRC tidak sudi melihat agresi asing, dan tidak akan membiarkan kaum imperialis menyerbu negara tetangga secara sembarangan''. 25 oktober 1950 Jenderal Peng De Huai mengarahkan sejuta Tentara Sukarelawan Cina untuk memasuki Korea untuk melawan pasukan Amerika. Oleh karena itu PBB mengutuk RRC sebagai agresor pula.
Pada ''Perang Korea'' itu dunia menyaksikan betapa dahsyat berlangsungnya pergulatan antara keunggulan senjata dari pihak Amerika Serikat di satu pihak dan keunggulan jumlah dan semangat tempur dari RRC di pihak lain. Betapa kecewanya Mao Ze Dong terhadap Stalin bahwa Uni Soviet hanyan membantu RRC dalam perang Korea dengan senjata semata-mata, itupun dibelinya, apalagi ketika salah satu anaknya gugur dalam Perang Korea.
Disamping itu rencana penyerahan kembali Port Arthur dan Dairen kepada RRC yang sedianya akan dilakukan pada tahun 1952, terpaksa ditunda untuk beberapa tahun dengan alasan keamanan. Perang Korea sendiri sementara itu mengalami kejenuhan, selain masing-masing pihak menderita korban ratusan jiwa, mereka juga bersepakat untuk mengakui kembali garis bujur 38 derajat sebagai perbatasan Korea Selatan. Demikianlah maka pada tanggal 27 Juli 1953 tercapai gencatan senjata.
Kedati terlihat dalam Perang Korea yang demikian dasyatnya itu, namun RRC tidak mengurai kegiatannya untuk mencapai keutuhan wilayah. Dikerahkannya pasukan Tentara Pembebasan Rakyat untuk menguasai Tibet pada bulan Oktober 1950 merupakan contoh yang nyata. Demikaianlah maka awal dari kehidupan RRC tersebut memberi kesan kepada dunia internasional sebagai penuh gerakan massa, tindak kekerasan dan tekad untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.


Daftar Pustaka
Sukiman,wd.1993.Sejarah Cina Temporer.Jakarta:Pradnya Paramita Pustaka Teknologi Informasi.

No comments:

Post a Comment