Jatuhnya Berlin dan Runtuhnya Nazi

Fadillah Rachman 

 

A.                Kondisi Ibukota Berlin

Para pilot sekutu menjuluki kota Berlin dengan "The Big City" karena pada masa perang dingin berlin merupakan kota ketiga terbesar didunia, dengan wilayah 1.400 km2. Selain menjadi sebagai pusat kekuatan nazi, juga merupakan pusat industri  dan perdagangan. Jumlah penduduknya sekitar 4,3 juta jiwa namun pada bulan Mei 1945 jumlahnya hanya tinggal sekitar 2,7 juta dengan mayoritas wanita dan anak. Surutnya jumlah penduduk karena selain akibat korban perang juga karena sebagian besar mungungsi kedaerah pedalaman yang dirasa lebih aman.

Sejak kekuatan udara Jerman merosot, maka operasi udara sekutu terhadap Berlin gencar dilancarkan. Pemboman besar pertama terjadi 23 Agustus 1943, 719 pesawat  Lancaster RAF menghujani Berlin

dengan 1.800 ton bom. Sejak itu serangan udara terhadap kota ini sering sekali dilakukan hingga musim semi. 1944 AU Inggris telah mengguyurnya dengan 30.000 ton bom. Sehingga tidak heran bila sebagian penduduknya menyingkir keluar kota.

Terjadinya serangan musuh terhadap Berlin sudah sejak lama diantisipasi Jerman. Dr Albert Speer, pembantu Hitler yang briliyan telah mendirikan tiga bangunan masif ditengah Berlin, khusus sebagai pusat pertahanan udara berlin. Masing-masing bangunan yang tingginya seperti gedung 13 tingkat ini diatasnya dilengkapi meriam-meriam penangkis udara berbagai ukuran. Tembok bangunan tersebut amat tebal  2,6 m, sehingga tidak mudah diruntuhkan. Setiap benteng diawaki 100 orang pasukan khusus melayani meriam anti udara.

Ketiga menara flak (artileri anti pesawat) dihubungkan dengan sistem anti serangan udara lainnya yang membentuk lingkaran-lingkaran pertahanan udara yang melindungi berlin secara berlapis. Para pilot sekutu pun mengakui kecemasan mereka setiap kali terbang menyerang Berlin, termasuk pada saat malam hari, karena  selain lampu sorot dari bawah yang begitu banyak jumlahnya, tembakan meriam juga sangat intensif. "Terbang lurus dan mendatar diatas berlin rasanya menjadi berjam-jam dan setiap saat pesawat rasanya akan hancur berkeping-keping, keringat dingin kami sepertinya sampai membekukan tubuh" tutur seorang pilot pesawat pembom RAF.

Selain itu, Speer juga membangun sistem lubang perlindungan dibawah tanah, termasuk pusat-pusat penyimpanan logistik, amunisi, rumah sakit dan sebagiannya. Namun dengan seringnya pemboman, banyak wilayah Berlin yang rata dengan tanah. Sekitar 52.000 warganya terbunuh. Walaupun demikian, sampai saat-saat terakhir sebelum pertempuran terjadi didalam kota, kehidupan umum diBerlin banyak yang masih biasa-biasa saja. Sehari-hari 1.200 polisi tetap melakukan tugas hariannya, tukang pos begitu pula, surat kabar juga terbit setiap hari dan pelayanan pelayanan telpon serta telegram tetap normal. Sekitar 65% pabrik diberlin dan sekitarnya juga tetap berproduksi.

Sebelum sebagian penduduknya dipinggiran kota bagian paling timur, suatu pagi lamat-lamat mendengar bunyi gemuruh dikejauhan. 16 April 1945 meriam-meriam Soviet memulai membombarder dahsyatnya sebagai awal pertempuran terakhir memperebutkan Berlin.

B.                 Pertempuran Dalam Berlin

Kota Berlin, yang dikelilingi jutaan pasukan Soviet dari Army Group yang masing masing dipimpin Gregory Zhukov dan Ivan Konev, akhirnya mulai dimasuki Soviet pada tanggal 23 April 1945. Kota Berlin pada saat itu hanya dijaga oleh 45.000 pasukan beserta polis dan 40.000 Volksstrum/militia. Sebelumnya Hitler telah memerintahkan evakuasi terhadap sebagian besar panglima Wermacht (AD Jerman) dan SS (pasukan pribadi Hitler), sedang ia sendiri memilih untuk bertahan dalam kota. Pimpinan pasukan dalam kota diberikan kepada Helmuth Weilding.

Menggunakan pengalaman Urban Warfare yang dipelajari selama perang, pasukan Jerman mati - matian bertahan di dalam kota Berlin menghadapi serbuan massal pasukan Soviet yang berjumlah sekitar 1.500.000 pasukan. Namun, meskipun pasukan Jerman sudah bertahan mati - matian, tetap saja hasil akhir sudah jelas : Berlin tinggal menunggu waktu kejatuhannya.

Salah satu babak paling terkenal dalam pertahanan di Berlin adalah pertahanan di gedung Reichstag (parlemen) yang dipertahankan oleh sekitar 1.000 pasukan Jerman. Mereka mampu mempertahankan gedung tersebut dari 30 April hingga 2 Mei karena bermacam - macam pertahanan yang telah disiapkan di luar maupun dalam gedung tersebut, menjadikan gedung tersebut semacam ladang pembantaian. Namun karena jumlah pasukan yang sedikit, akhirnya pertahanan dalam gedung runtuh juga.

C.                 Strategi Soviet Terhadap Berlin

Dalam pertemuan 1 April di Moskow, Stalin ingin sekali menguasai Berlin secepatnya karena Berlin mempunyai banyak aset strategis, terutama kemungkinan tentang blueprint program bom atom Jerman. Stalin meminta Zhukov dan Konev agar Berlin sudah direbut sebelum 1 Mei 1945. Diktator Soviet ingin "menghadiahkan" Berlin pada acara peringatan Hari Buruh Sedunia pada tanggal 1 Mei, yang merupakan hari raya terbesar dunia sosialis/komunis. Marsekal Zhukov dan Konev segara membuat rancangan ofensif terhadap Berlin. Perencanaan dan penyiapannya harus cepat, karena ofensif harus dilakukan pertengahan April guna mengejar batas waktu 1 mei. Strategi dasarnya adalah menyerbu secara besar-bessaran dalam suatu front lebar dengan beberapa pusat serangan, lalu mengurung ibukota Jerman dari Utara dan Selatan, kearah pegunungan alphen yang dikhawatirkan akan dijadikan pusat pertahanan yang sulit untuk ditembus. Sekaligus ofensi itu juga diarahkan ke Cekoslovakia dan Hongaria, dengan maksud mencegah dialihkannya pasukan Jerman dari kedua wilayah itu ke Berlin.

Seluruh kekuatan yang disiapkan Soviet ke Berlin tak kurang dari 192 divisi penuh dengan 2,06 juta pasukan tempur ditambah 155.900 pasukan polandia, 6.250 tank berbagai jenis, 41.600 pucuk meriam dan mortir, serta 7.500 pesawat terbang. Mereka akan menghadapi sekitar 766.750 pasukan reguler jerman. Untuk mengerahkan kekuatan sebanyak itu, sekalipun kondisinya masih lebih baik dengan jerman, namun soviet pun menghadapi banyak kendala sumber daya manusia, logistik termasuk bahan bakar.

Jendral Gotthard Heinrichi, panglima utama Army Group Vistula yang bertahan di luar Berlin di pinggir sungai Oder, memilih untuk tidak bertahan di pinggiran sungai, namun di daerah yang bernama Seelow Heights dengan membangun parit, bunker, dan meletakkan banyak senjata anti - tank disana. Hal ini melambatkan gerak maju pasukan Soviet dalam waktu yang cukup lama, namun tidak bisa menghentikannya.

Jatuhnya pertahanan di Seelow Heights menyebabkan pasukan Soviet dengan cepat mampu melakukan gerakan mengepung kota Berlin yang kemudian dilanjutkan dengan serangan artileri besar - besaran ke kota tersebut (yang oleh Soviet disebut sebagai "Hadiah ulang tahun Hitler"). Hal ini diperparah dengan serangan udara besar - besaran oleh sekutu terhadap kota Berlin, yang baru berhenti pada saat pasukan Soviet mulai memasuki kota Berlin.

Pada saat itu, Hitler, yang memilih bertahan di Berlin, marah besar dan menyalahkan para Jendralnya yang ia sebut tidak becus karena telah gagal menghentikan gerak maju pasukan Soviet sehingga kota Berlin akhirnya terkepung. Padahal jika dilihat pada kondisi pasukan Jerman sendiri, sebenarnya mempertahankan Berlin sudah tidak mungkin lagi. Selain karena jumlah pasukan yang sedikit, juga perlengkapan pasukan yang sangat kurang, ditambah terbatasnya jumlah mesin - mesin perang seperti Panzer yang diperparah dengan krisis stok bensin di angkatan perang Jerman.

Pertempuran Berlin menandai runtuhnya kekuasaan Nazi secara total dengan peristiwa kematian Hitler, dan menjadi salah satu pertempuran yang paling berdarah yang berlangsung selama beberapa minggu, dengan korban total sebesar 100.000 (perhitungan Jerman) sampai 500.000 (perhitungan Soviet) tentara tewas dan sekitar 22.000 rakyat sipil tewas.

D.    Hitler Bunuh Diri

Mengetahui bahwa kota Berlin tinggal mengunggu waktu jatuhnya saja, maka Hitler merasa bahwa sudah tiba saatnya bagi dia untuk mengakhiri hidupnya. Hal ini diperkuat dengan adanya berita bahwa pemimpin SS, Heinrich Himmler, telah menawarkan menyerah kepada sekutu barat. Hal ini meyakinkan Hitler bahwa kebanyakan dari orang - orang kepercayaannya telah meninggalkan dia.

Tengah malam pada tanggal 28 April, Hitler memutuskan untuk menikahi kekasihnya Eva Braun di suatu acara seremonial sederhana di dalam Fuhrerbunker (bunkernya Hitler) di dalam kota Berlin. Ia lalu memanggil sekretarisnya Traudl Junge untuk menuliskan pesan dan wasiatnya yang salah satunya berupa memilih Laksamana Karl Doneitz sebagai penggantinya dan meminta agar tubuh ia dan istrinya dikremasi setelah meninggal, agar tidak menjadi "bulan - bulanan" Soviet jika mereka mencapai Fuhrerbunker.

Pada tanggal 30 April sekitar jam 3 siang, beberapa orang dalam Fuhrerbunker mendengar suara tembakan dari dalam ruangan pribadi Hitler. Ketika dimasuki, mereka menemukan mayat Hitler dengan luka tembak di kepala dan pistol di tangannya bersama mayat Eva Braun yang lalu diketahui telah menelan pil sianida. Sesuai dengan permintannya, saat itu juga mayat mereka berdua langsung dikremasi di luar Fuhrerbunker dan dilakukan secara diam - diam agar tidak ada orang luar yang melihat proses kremasi (meskipun akhirnya ada 2 orang luar yang tidak sengaja melihat peristiwa tersebut). Setelah itu, menteri propoganda, Joseph Goebbles bersama istri dan anak - anaknya juga turut melakukan bunuh diri, dan juga dikremasi.

E.     Akhir Pertempuran Dan Hasil

Pertempuran dalam Berlin akhirnya berhenti dengan menyerahnya pasukan Jerman beserta komandannya Weidling kepada pihak Soviet. Penyerahan diri tersebut diterima oleh Letjen Chuikov dalam format tertulis resmi. Setelah itu pihak Soviet menahan sekitar 180.000 orang.

Pada saat ini, meskipun sudah dilarang komando tinggi Soviet, banyak pasukan Soviet, terutama dari eselon belakang melakukan penjarahan dan pemerkosaan besar - besaran yang hampir - hampir tak terkendali, sehingga pihak komando tertinggi soviet terpaksa mengeluarkan perintah tembak di tempat jika ada tentara yang kedapatan menjarah atau memperkosa rakyat Berlin. Selain itu, dilakukan juga usaha besar-besaran untuk menyuplai rakyat Berlin yang sedang kekurangan makanan.

Dengan jatuhnya Berlin, maka kekuatan terakhir Nazi Jerman akhirnya runtuh (meskipun di beberapa tempat masih ada perlawanan). Hal ini mengakibatkan menyerahnya Jerman dan kapitulasi Jerman kepada pihak Soviet dan sekutu termasuk pembagaian Jerman barat dan timur, yang kelak menjadi titik awal konflik baru di dunia : Perang Dingin.

Pada akhir bulan april 1945, ibukota Jerman yaitu Berlin sudah dikepung oleh Uni Soviet dan pada tanggal 1 Mei 1945, Adolf Hitler bunuh diri bersama dengan istrinya Eva Braun didalam bunkernya, sehari sebelumnya Adolf Hitler menikahi Eva Braun, dan setelah mati memerintah pengawalnya untuk membakar mayatnya. Setelah menyalami setiap anggotanya yang masih setia. Pada tanggal 2 Mei, Karl Dönitz diangkat menjadi pemimpin menggantikan Adolf Hitler dan menyatakan Berlin menyerah pada tanggal itu juga. Disusul Pasukan Jerman di Italia yang menyerah pada tanggal 2 juga. Pasukan Jerman di wilayah Jerman Utara, Denmark dan Belanda menyerah tanggal 4. Sisa pasukan Jerman dibawah pimpinan Alfred Jodl menyerah tanggal 7 mei di Rheims, Perancis. Tanggal 8 Mei, penduduk di negara-negara sekutu merayakan hari kemenangan, tetapi Uni Soviet merayakan hari kemenangan pada tanggal 9 Mei dengan tujuan politik.

 

Daftar Pustaka

R.B Sugiantoro,2005,Perang Eropa Jilid III,Jakarta:Kompas

Ahmadi, Abu. 1988.Runtuhnya Nazi , Jakarta: Kompas

Negara dan Bangsa Eropa Jilid 5 edisi 1. 1988 Groiler Inc. Jakarta : PT. Widyadara

 

No comments:

Post a Comment