Budi Utomo dan Awal Pergerakan Nasional Indonesia
Muhammadiyah Sebelum Jepang ( Mengenal Sosok K.H. Hisyam pada Bidang Pendidikan Tahun 1934 – 1936 )
PERJUANGAN MELALUI VOLKSRAAD (FRAKSI NASIONAL)
CYNDI DWI RAHMADANI
Volksraad sebagai dewan rakyat yang didirikan tahun 1918, menjadi wadah bagi pemimpin organisasi untuk menyalurkan aspirasi perjuangan tanpa takut adanya penangkapan dan pembuangan seperti yang diberlakukan pada kaum pergerakan yang radikal. Ini tidak berarti bahwa di luar volksraad tidak ada aksi perjuangan. Organisasi pergerakan tetap giat melakukan akitivitas di berbagai bidang dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti mendirikan Rukun Tani, Rukun Pelayaran, mengusahakan bank, koperasi dan sebagainya.
Walaupun volksraad tidak mempunyai kekuasaan legislatif dan wewenangnya hanya terbatas memberi advis, sehingga tidak pernah memuaskan harapan rakyat Indonesia, namun volksraad merupakan satu-satunya tempat yang aman untuk mencurahkan kecaman terhadap pemerintah Hindia Belanda. Untuk
PERANAN PERHIMPUNAN INDONESIA DALAM PERGERAKAN NASIONAL
DESI PURNAMA INDAH
Organisasi Perhimpunan Indonesia (PI) didirikan oleh para mahasiswa Indonesia di Belanda pada tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging. Organisasi ini bersifat sosial. Sementara itu bermunculan pula organisasi lain yang ada hubungan dengan Indonesia di negeri Belanda, sehingga kebutuhan akan suatu federasi sangat dirasakan. Atas prakarsa Dr. Yap, Dr. Laboor, Suwardi Suryaningrat dan Ratulangi kemudian didirikan federasi yang bernama De Vrije Gedachte (Pikiran Bebas). Pada bulan Nopember 1917 federasi ini diberi nama baru, yaitu Indonesisch Verbond van Studeerenden. Ini adalah organisai pertama yang memakai nama Indonesia.Indische Vereeniging merupakan anggota dari Verbond yang paling besar jumlah anggotanya.[1]