TIGA BENTENG PERTAHANAN INGGRIS DI BENGKULU



Rizki Aiditya / SI3 / B

Berdasarkan sejarah pedagang eropa di banten,Bengkulu berasal dari kata "Bang Kulon" yang berarti tanah di bagian barat.sedangkan menurut masyarakat setempat khususnya di Bengkulu kata Bengkulu berasal dari kata "Bangka Hulu" yaitu sungai yang mengalir di wilayah tersebut(Bengkulu)wilayah bengkulu terletak di pantai barat sumatera tepatnya di samudera hindia dan bukit barisan dengan garis yang panjang. Sedangkan penduduknya banyak tinggal di pesisir panta, sejak dulu Bengkulu terkenal akan hasil alamnya seperti lada, dancengkeh sehingga banyak pihak asing seperti francis,belanda dan inggris yang ingin menguasai daerah tersebut. Pada jaman dahulu di Bengkulu tidak pernah ada kerajaan setempat yang kuat,sehingga bergantung pada kerajaan tetangga untuk memperlancar penjualan hasil alamnya,antara lain dengan Kesultanan Banten, pada masa kolonialisme Bengkulu berada di bawah pendudukan inggris, karena inggris dengan East India Company nya tersisih dengan serikat monopoli  dagang dari belanda(VOC) di banten pada tahun 1659. Maka dari itu inggris mencoba memulai mencari daerah jajahan lain di pantai Barat Sumatera yang merupakan penghasi rempah-rempah seperti yang ada di Bengkulu.
Inggris tiba di muara sungai Bengkulu pada tanggal 24 juni 1865, setelah bernegosiasi dengan kerajaan local pada saat itu, inggris (EIC) di izinkan di daerah muara sungai  Bengkulu dan mendirikan benteng yang di sebut Fort York pada tahun 1865 itu juga, inggris juga menyebut wilayah Bengkulu dengan sebutan nama "Bencoolen.
1.BENTENG YORK ( Fort York)
Inggris mendirikan bangunan atau benteng pertahanan yang di beri nama Fotr York pada tahun 1865 yang didirikan di antara lautdan sungai Serut ( muara sungai Bengkulu ). Bangunan ini murni berfungsi sebagai tempat pertahanan utama inggris (EIC) dalam mempertahankan daerah penghasil rempah-rempahnya dari serangan Belanda dan Francis.pada masa selanjutnya karena Fort York ini di dirikan di dekat sungai rawa dan mangrove yang tidak sehat dan menyebabkan wabah malaria,maka Fort York di pindahkan ke daerah tepi pantai barat yang strategis yang kemudian terkenal sebagai Fort Marlborough.
2. Benteng Fort Marlborough
Pembangunan benteng Marlborough dilakukan pada tahun 1714 sampai dengan tahun 1719 pada masa pemerintahaan Gubenur  Jenderal inggris yang di jabat oleh Joseph Collet. Benteng   Marlborough ini berdiri kokh di tepian samudera hindia di atas bukit dengan ketinggian sekitar 8 Meter di atas permukaan Laut.Benteng Marlborough ini menghadap ke selatan dan memilik luas sekitar 44.100 meter persegi.
Lokasi Benteng yang di kelilingi parit buatan ini seolah memungguni Samudera Hindia.Dari atas sudut benteng inilah kita bisa menikmati pemandangan berupa hamparan laut lepas di sepanjang pantai Tapak Padri yang terhubung dengan daerah pantai panjang  bengkulu. Benteng Marlborough merupakan benteng batu-bata. Dinding benteng cukup tebal, yakni sekitar 1,25 meter dengan material batu bata serta batu kali yang sangat kokoh. Fungsi utama dari benteng ini dibangun untuk pertahanan dari serangan musuh kala itu. Pintu benteng terbuat dari besi tebal yang dilengkapi jeruji besi. Jika diamati dari atas, benteng ini berdenah mirip kura-kura. Bagian badan kura-kura sebagai benteng, sedangkan bagian kepala kura-kura merupakan pintu masuk ke benteng. Melewati gerbang pertama, kita akan melihat 4 ( empat ) batu nisan besar. 2 ( dua ) di antaranya, tugu peringatan bagi Thomas Shaw yan Dua prasasti lainnya, satu di antaranya untuk menghormati Kapten Thomas Cuney, seorang perwira yang terlibat pendirian benteng. g meninggal pada 1704, dan deputi Gubernur Richard Watts yang meninggal pada 1705. Di daerah lingkaran benteng, dekat gerbang luar, terdapat tiga makam. Pertama, makam Residen Thomas Parr yang mati dibunuh pada 23 Desember 1807. Di sebelahnya dimakamkan pegawainya, Charles Murray, yang berusaha menyelamatkan Thomas Parr, namun terluka dan meninggal. Sedangkan makam yang satunya lagi tidak dikenal. Fort Marlborough ini dihuni oleh pegawai sipil dan tentara Inggris. Dalam catatan British Library, Oriental and India Office Collections tahun 1792 terdapat 90 orang pegawai sipil dan militer yang tinggal dan bekerja di benteng ini Para petinggi atau perwira senior tinggal dalam lingkungan benteng bersama keluarga. Benteng ini menyerupai hunian dalam kota kecil dengan tembok tebal disekelilingnya seperti dalam kehidupan kerajaan raja-raja jaman dulu.Benteng Marlborough ini adalah benteng kerajaan Inggris terbesar di Asia Tenggara, juga digunakan sebagai basis militer Inggris ( EIC ) di wilayah barat Sumatera sebelum memulai agresinya ke Singapura ( Tumasik ) pada saat itu. Tetapi dengan adanya Treaty of London pada tanggal 17 Maret 1824, maka secara resmi Bengkulu termasuk benteng Marlborough berada dalam kekuasaan Belanda ( VOC ) karena ditukar dengan Singapura yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Belanda. Hal ini tak lepas dari pendapat Sir Thomas Stamford Raffles yang menjabat Gubernur Jenderal ( Inggris ) di Bengkulu, yang memandang bahwa Singapura dalam jangka panjang lebih strategis untuk melakukan ekspansi dagang yang dilakukan Inggris ( EIC ) di Timur jauh dan menjadikannya pusat pelabuhan bebas pada masa itu.
3.Benteng Anna ( Fort Anna )
Benteng Anna didirikan pada tahun 1798 dipinggiran selatan sungai Selagan dan dekat dengan pantai Muko-Muko di Bengkulu Utara. Lokasi benteng ini terletak lebih kurang 276 km dari kota Bengkulu atau dengan perjalanan darat dengan kendaraan sekitar 6 jam. Menurut tulisan TC. Bagaardt pada tanggal 31 Maret 1840, benteng ini diberi nama Fort Anna, dimana Anna merupakan nama dari Keningin Anna Van England. Tidak banyak yang diketahui tentang Benteng Anna ini, karena hingga saat ini tidak diketahui bagaimana bentuknya (gambar denah dan konstruksi) secara pasti karena tinggal berupa puing-puing benteng dan meriam kuno saja. Hingga saat ini di kota Bengkulu masih terdapat beberapa tugu, monumen, dan makam tua yang merupakan peninggalan masa kolonialisme Inggris ( EIC ) pada masa lampau yang masih dapat kita lihat kalau berkunjung ke kota Bengkulu.
DAFTAR PUSTAKA
http://aalmarusy.blogspot.com/2011/03/sejarah-penjajahan-inggris-di-indonesia.html
Encyclopedaedie van Nederlandsch-IndieTt   (Ensiklopedi Belanda-Hindia). 's-Gravenhage, Leiden: M. Nijhoff dan E.J Brill.
apentour.blogspot.com/2010/.../benteng-marlborough-saksi-bisu.htm

PANGERAN HIDAYAT PAHLAWAN BANJAR



Rizki Aiditya/SI3/B

Perlawanan yang terjadi di Kalimatan Selatan, di wilayah Kerajaan Banjar berlansung hamper setengah abad lamanya, jika dilihat dari coraknya, perlawanan dapat di bedakan antara perlawanan ofensif yangberlangsung relative pendek (1859-1863) dan perlawanan defensive yang mengisi seluruh perjuangan selanjutnya (1863-19050.
Perlawanan ini meletus pada tahun 1859 karena rakyat dan beberapa bagsawan di banjar merasa tidak senang dengan pengangkatan Pangeran Tamjidillah.kalau titinjau lebih jauh, di kalangan rakyat sudah lama terpendam rasa tidak senang karena persoalan pajak dan kerja wajib yang memberatkan. Pajak yang semangkin berat ini berhubungan dengan semangkin kecilnya daerah kekuasaan kesultanan.Penyempitan daerah banjar dari waktu ke waktu berdasarkan perjanjian dengan belanda, berpangkal pada adanya hasil tertentu di daerah kesultanan yang dapat di perdagangkan. Hasil tersebut adalah lada,rotan,damar,emas,dan intan. Hasil-hasil ini yang mengundang orang asing (belanda,inggris) dating ke tempat ini Guna mendapatkan hasil-hasil banjar.
pada abad ke-17 datang pedagang belanda yang dengan susah payah mendapatkan izin untuk berdagang di sana, akan tetapi kemudian mereka di usir, karena ternyata merugikan pedagang dari banjar sendiri. Setelah kepergian pedagang belanda. datang pula pedagang asing lain yaitu Inggris, bangsa inggris ini pun akhirnya bernasib serupa degan pedagang belanda, yaitu mereka di usir dari wilyah Negara banjar karena juga ternyata merugikan pedagangorang asli dari Negara belanda tersebut.Pada taraf ini orang-orang asing dengan mudahnya di usir dan dikalahkan oleh rakyat dan penguasa banjar karena pada saat ini kedudukan mereka belum kuat. Orang asing disana belum merupakan satu kekuatan yang berarti, sesuatu yang dapat mengguncangkan kewibawaan di wilayah banjar.Setelah pedagang inggris meninggalkan banjar pada dasawarsa ketiga abad ke-18, banjar di datangi lagi oleh pedagang belanda. Sultan Tahliliitah dapat di dekati oleh belanda,  dan pada tahun 1734 dapat di adakan suatu perjanjian dimana pedagang-pedagan belanda di berikan fasilitas perdagangan.
Pada masa awal, hidup dan matinya belanda sangat tergantung pada sikap dan tindakan Sultan. Setelah setengah abad belanda berdagang di sana, muncul kesepakatan untuk berkembang yaitu adanya pertentangan di kalagan bagsawan mengenai kedudukan Sultan, yaitu antara pangeran Nata dan Pangeran Amir. Untuk dapat mempertahankan kedudukanya, pangerang Nata meminta bantuan kepada Belanda. Kespakatan baik ini tidak mau disia-siakan belanda. Dengan bantuan dari belanda ini, akhirnya pangeran amir dapat di tangkap, kemudian di buang ke Ceylon. Akan tetapi pangeran Nata sebagaimana di sebutkan dalam perjanjian baru yang di adakan tanggal 13 agustus 1787, harus menyerahkan sebagian kekuasaan kesultananya kepada belanda seperti daerah-daerah tanah bumbu,pegatan,kutai,bulongan dan kotawaringin.sedangkan wilayah Negara lainya tetap di kuasai sultan tetapi sebagai pinjaman.
Berkenaan di perintahnya bekas-bekas daerah belanda oleh inggris(1811-1816) maka daerah belanda di kesultanan banjar masin inipun di kuasai oleh inggris. Akan tetapi setelah inggris meninggalkan Banjar masin tahun 1816, Sultan Sulaiman(memerintah tahun 1808-1825) mengadakan perjanjian baru dengan belanda pada tanggal 1 january 1817, yang isinya menyebutkan penyerahan daerah-daerah kesultanan kepada belanda. Daerah-daerah itu ialah: dayak, sintang, bakumpai,tanah laut,mendawai,kotawaringin,lawai,jelay,pegatan,pulau laut,pasir,kutai dan berau.
Selain pertentangan antar bangsawan di pusat pemerintahan, kericuhan yang terjadi di daerah-daerah juga di jadikan alasan oleh belanda untuk mengadakan intervensi. Seperti kericuhan yang terjadi di marabahan dan tanah dusun pada tahun 1825 yang sedikit mengkwatirkan belanda. Untuk mengatasi kesulitan,maka di adakan perjanjian tambahan baru dengan sultan dan daerah tersebut menjadi milik belanda.Karena Haus akan wilayah kekuasaan yang di lakukan oleh kolonial belanda, yang setiap saat senantiasa melakukan politik kolonI mereka untuk melakukan ekspansi-ekspansi wilayah jajahann untuk mendapatkan hasil perdagangan yang banyak merugikan rakyat terkhususnya para kau pedagang pribumi, sehingga banyaknya terjadi perlawanan-perlawan terhadap belanda teresbut.
Perlawanan Rakyat terhadap belanda berkobar di daerah-daerah yang di pimpin oleh Pangeran Antasari yang berhasil menghimpun pasukan sebanyak 3.000 orang dan menyerbu pos-pos belanda . pos-pos belanda di martapura dan pengaron di serang oleh Antasari pada Tanggal 28 April 1859. Di samping , kawan-kawan seperjuangan pangeran antasar juga telah mengepung benteng belanda di pengaron, kyai demang loman dengan pasukanya telah bergerak di sekitar Riam Kiwa dan mengancam benteng belanda setempat.bersama-sama dengan haji Nasrun pada tanggal 30 juni 1859 ia menyerbu pos belanda yang berada di istana Martapura. Dalam bulan Agustus 1859 bersama Haji Buyasin dan Kyai Langlang, Kyai deman leman berhasil merebut benteng belanda di Tabanio
Pada tanggal 27 September 1859 pertempuran terjadi juga di benteng Gunung Lawak yang di pertahankan oleh Kyai Demang Leman ternyata lebih kecil di bandingkan dengan kekuatan musuh, sehingga ia terpaksa mengundurkan diri. Karena rakyat berkali-kali melakukan perang Gerilya, maka setelah beberapa waktu lamnya menduduki Benteng tersebut, kemudian merusak dan meninggalkanya. Waktu meninggalkan Benteng pasukan belanda mendapatkan serangan juga dari pasukan Kyai Demang Leman yang masih aktif melakukan perang Gerilya di daerah sekitarnya.
Sementara itu Tumenggung Surapati menyanggupi Belanda untuk menagkap Pangeran Antasari. Setelah mengadakan perundingan di atas kapal Onrust pada bulan Desember 1859, ia dengan anak buahnya berbalik menyerang tentara belanda yang berda di atas kapal tersebut, kemudian merebut senjata mereka dan menengelamnkanya. Benteng pertahanan Tumenngung Surapati di lambing mendapat serangan dari belanda dalam bulan February 1860. Serbuan yang kuat dari pasukan Belanda menyebabkan Tumenggung Surapati meninggalkan benteng tersebut.
Dengan meluasnya perlawanan rakyat ini pemerintah Hindia Belanda di banjar menghadapi kesulitan. Meluasnya pengaruh perlawanan di kalangan rakyat di usahn untuk di batasi. Kepala-kepala daerah dan para Ulama di beri peringatan, agar mereka menunjukkan sikap setia kepada pemerintah Belanda, dan agar mereka mengecam kaum Pejuang.Kepala-kepala daerah dan Kaum Ulama menjadi cemas karena adanya peringatan tersebut. Namun,kebanyakan di antara mereka tidak mau memperdulikan ancaman tersebut. Mereka melarikan diri dan bergabung dengan para pejuang.sementara itu Pangeran Hidayat melakukan Perlawanan di daerah satu ke daerah lainya bersama orang-orang yang setia kepadanya. Pda tanggal 16 juni 1860 pangeran hidayat bertempur selama seminggu di ambawang, kemudian terpaksa mundur karena persenjataan belanda ternyata lebih kuat.pasukan Pangeran Hidayat akhirnya sampai di Wang Bangkal. Tidak lama disini pasukan di serang oleh Belanda pada tanggal 2 juli. Pasukan belanda yang dating ke Wang Bangkal ini bersal dari pos nya di Martapura.
Dalam pertempuran ini pun Pangeran Hidayat dan pasukanya terpaksa mundur , selama dalam pengunduran ini pasukan di bawah Kepemimpinan Pangeran Hidayat senantiasa mengadakan ganguan-ganguan terhadap pasukan belanda berupa penyergapan secara Gerilya. Mereka bertahan di tempat itu dan baru pada tanggal 10 juli pasukan hidayat pindah ke tempat lain setelah mendapat pukulan berat dari pasukan Belanda.
Daftar Pustaka
SEJARAH INDONESIA IV, Marwati Djoened Poesponegoro,Nugroho Susanto/ Depatermen Pendidikan dan Kebudayaan/Pn Balai Pustaka Jakarta 1984
Basuni, Ahmad (1986 ), Pangeran Antasari: Pahlawan Kemerdekaan Nasional dari Kalimantan.Bina Ilmu.

KEBIJAKAN INGGRIS TERHADAP RAKYAT BENGKULU



Rizki Aiditya/SI3/B

A.Sejarah penjajahan inggris di Indonesia
Sejarah penjajahan inggris di Indonesia.seperti tercatat dalam sejarah,Indonesia pernah berada dalam jajahan inggris.inggris secara resmi menjajah indonesialewat perjanjian tuntang(1811)dimana perjanjian tuntang memuat tentang kekuasaan belanda atas Indonesia diserahkan oleh janssen(gubenur jendral hindia belanda) kepada inggris.Namun sebelum perjanjian tuntang ini, sebenarnya inggris telah datang ke nusantara ini jauh sebelumnya.perhatian terhadap  Indonesia.di mulai saat penjelajahan F.Drake yang singgah di ternate pada tahun 1579. Selanjutnya ekspedisi lainya dikirim akhir pada abad ke-16 melalui kongsi dagang yang di beri nama east indies company (EIC).EIC mengemban misi untuk hubungan dagang dengan Indonesia. Pada tahun 1602, armada inggris sampai di banten dan berhasil mendirikan loji disana,pada tahun 1904 inggris mengadakan perdagangan dengan ambon dan banda,tahun 1909 mendirikan pos di sukadana Kalimantan, tahun 1613 berdagang dengan Makassar (kerajaan goa) dan pada tahun 1614 mendirikan loji di Batavia. Dalam usaha perdangan itu,inggris mendapatkan perlawanan kuat  dari belanda, belanda tidak segan-segan mengunakan kekerasan untuk mengusir orang inggris dari Indonesia.setelah terjadi tragedy ambon massacre, EIC mengundurkan diri dari Indonesia dan mengarahkan perhatianya ke asia tenggara seperti singapura,Malaysia dan berunei darussalam sampai memperoleh kekuasaan di Indonesia melalui keberhasilanya memenangkan perjanjian tuntang pada tahun 1811, sealama lima tahun (1811-1816) inggris memegang kendali pemerintahan dan kekuasaanya di Indonesia.Pada tahun 1811 indonesia berada di bawah kekuasan inggris, inggris menunjuk Thomas standford rafless sebagai letnan gubenur jenderal di Indonesia, beberapa kebijakan yang dilakukan oleh Raffles setelah menjabat di Indonesia antara lain:
1.      Jenis penyerahan wajib pajak dan rodi harus di hapuskan
2.      Rakyat diberikan kebebasan untuk memilih tanaman yang ingin di tanam
3.      Tanah milik pemerintah,dan petani di anggap sebagai penggarap tanah tersebut
4.      Bupati di angkat sebagai pegawai pemerintah
Akibat dari kebijakan tersebut maka penggarap tanah harus membayar pajak kepada pemerintah sebagai uang ganti sewa tanah, system tersebut di sebut lnadren atau sewa tanah,  yang memiliki ketetentuan sebagai berikut.
1.      Petani harus membayar uang sewa tanah,walaupun tanah itu milik pribadi mereka sendiri
2.      Harga sewa tanah tergantung kepada kondisi dan kualitas dri tanah tersebut
3.     Pembayaran sewa tanah di lakukan dengan uang tunai, bagi yang tidak memiliki uang dikenakan denda pajak kepala.
System leander ini di terapkan terhadap daerah di pulau jawa, kecuali daerah Batavia dan parahyangan yang merupakan daerah wajib yang harus di tanami kopi yang memberikan ke untungan yang besar kpada pemerintah, selama system ini di terapkan , bupati sebagaia pejabat tradisional semangkin tersisihkan karena tergantikan oleh pejabat bangsa eropa yang semangkin banyak berdatangan.Raffles  berkuasa dalam waktu yang cukup singkat.sebab sejak tahun 1816 kerajaan belandakembli berkuasa di Indonesia,pada tahun 1813 terjadi perang lipzig antara inggris melawan prancis, perang itu di menangi oleh inggris dan kekaisaran Napoleon di prancis jatuh pada tahun 1814,kekalah prancis itu membawa dampak pada pemerintahan di negeri belanda yaitu dengan berakhirnya pemerintahan Lois Napoleon di negeri belanda.pada tahun itu juga terjadi perundingan perdamaian antara inggris dan belanda,perundingan itu menghasilkan konvensi London atau perundingan London (1814 ) yang isinya anatara laian menyepakati bahwa semua daerah di Indonesia yang pernah di kuasi oleh belanda harus di kembalikan lagi oleh inggris kepada belanda kecuali daerah Bangka,Belitung dan Bengkulu yang di terima inggris dari Sultan Najamuddin, penyerahan daerah kekuasaan antara kedua negeri itu dilaksanakan pada tahun 1816, pemerintah Hindia-Belanda dapat kembali berkuasa di Indonesia.
B. Masa Kolonialisme dan Imperialisme Inggris di Indonesia
1.      Kolonialisme
Bahasa kolonialisme berasal dari bahasa latin yaiutu colonia yang bererti tanah, tanah pemukiman pemukiman atau jajahan, jadi kolonialisme adalah suatu pemukiman warga di suatu Negara yang wilayah induknya atau penguasaan oleh suatu Negara atas Negara lainya dengan maksud untuk memperluas daerah jajahanya atau Negara yang terletak di seberang lautan dengan tujuan untuk merebut sumber-sumber kekayaan alam demi Negara induknya.
2.      Imperialisme
Kata imperialism berasal dari bahasa latin yaitu dari kata imperare yang berarti memerintah atau sebagai  kerajaan besar yang bertujuan langsung untuk menjajah atau menguasai  Negara lain untuk mendapatkan, wilayah dan kekayaan yang lebih besar dengan jalan menguasai semua bidang kehidupan seperti kehidupan politik,ekonomi social dan ideology suatu Negara.
Pada tahun 1811 Lois Napoleon mencopot kedudukan Daendels,dengan alas an terlalu keras dalam menjalankan pemerintahan, sebagai gantinya di angkat Jenderal Janssens, dalam masa pemerintahanya, Janssen banyak menghadapi kesulitan memulihkan pertahanan yang belum stabil.pada tanggal 3 agustus 1811 inggris muncul di Batavia, peperangan tidak dapat terelakkan lagi, Janssens kalah dan menyerah dalam perjanjian Tuntang, pulau Jawa pun berpindah tangan kepada Iggris.wilayah bekas Hindia-Belanda di serahkan kepada Thomas Stamford Raffles sebagai penguasa baru,Raffles tiak terlalu lama memerintah Hindia-Belanda,karena di eropa taerjadi perubahan politik baru, Inggris dapat menguasai Francis.

C. Benteng Marlborough saksi bisu penjajahan
        Benteng Marlborough  merupakan peninggalan sejarah colonial inggris terbesar di kawasan asia,benteng Marlborough berdiri dengan megahnya dan menghadap ke wilayah selatan, meliputi Area 31,5 Ha.salah satu daya tarik benteng ini mempunyai tipikal abad 18 yang berbentuk kura-kura, lokasi benteng di pusat kota perbatasan dengan perkampungan china,yang juga sebagai tempat objek wisata,benteng ini di bangun tahun 1714-1719 di bawah pimpinan Gubenur Jossep Collet, di salah satu kamar benteng ini pernah di huni oleh Presiden RI Pertama Ir.Soekarno ketika menjalani hukuman  buangan masa penjajahan belanda, setelah kemerdekaan benteng Marlborough di pagar oleh pemerintah dan menjadi salah satu objek wisata kota Bengkulu. Bengkulu adalah salah satu provinsi di sumatera , di masa lalu daerah ini pernah menjadi daerah ajang persaingan dagang antara inggris dan beanda, mereka berusa untuk menguasai lada yang ada di sana pada tahun 1664.belanda dengan VOC nya mendirikan kantor pelelangan disana,tahun 1670 sultan banten mengeluarkan peraturan Transaksi lada yang baru.peraturan itu membuat pihak belanda mengalami keruguian,untuk itu pada tahun 1670 belanda meninggalkan Bengkulu, mereka pergi ke banten dengan tujuan menguasainya.disana belanda berhasil membuat sultan banten menandatangani perjanjian tentang hak monopoli perdagangan oleh belanda,perjanjian itulah yang membuat perhatian belanda hanya tertuju pada banten dan kesempatan ini tidak di sia-siakan oleh inggris , melalui EIC-nya untuk masuk ke Bengkulu. Setelah lebih kurang 140 tahun pemerintah inggris berada di Bengkulu,mereka banyak meninggalkan"Warisan" peninggalan bersejarah, salah satunya adalah benteng Marlborough,nama benteng ini mengunakan nama seseorang bangsawan dan pahlawan inggris yaitu John Churchil duke of Marlborough.Benteng ini tergolong terbesar di kawasan Asia,peninggalan sejarah ini memilik daya tarik karena kelangkaanya,benteng ini dahulu sebagai pusat pemerintahan inggris di Bengkulu selama lebih kurang 140 tahun(1685-1825) .Konstruksi bangunan benteng Marlborough ini memang sangat kental dan corak arsitekturnya inggris abad ke-20 yang megah dan mapan,bentuk keseluruhan komplek bangunan benteng yang menyerupai tubuh kura-kura  sangat mengesankan kekuatan dan kemegahanya, detail-detail bangunan yang European Taste menanamkankan kesan keberadaan bangsa yang besar dan Berjaya pada masa itu, dari berbagai peninggalan yang masih terdapat di dalam bangunan benteng dapat pula di ketahui bahwa pada masanya bangunan ini juga berfungsi sebagai tempat perkantoran  bahkan sebagai tempat penjara
DAFTAR PUSTAKA
Encyclopedaedie van Nederlandsch-Indie
Tt   (Ensiklopedi Belanda-Hindia). 's-Gravenhage, Leidena: M. Nijhoff dan E.J Brill.
http://aalmarusy.blogspot.com/2011/03/sejarah-penjajahan-inggris-di-indonesia.html
apentour.blogspot.com/2010/.../benteng-marlborough-saksi-bisu.htm
thisworldinsane.wordpress.com

PAHLAWAN DARI JAWA BARAT DEWI SARTIKA (1884-1947)

Andri/SI3/A

Siapa yang tidak mengenal Raden Dewi Sartika. Beliau adalah Pahlawan Wanita Indonesia untuk memperjuangkan  kepentingan para Wanita dan Pendidikan.

Perjuangannya dalam memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pendidikan kepada masyarakat luas khususnya kaum perempuan, akhirnya membuahkan penghargaan yang luar biasa dari Pemerintah Republik Indonesia sebagai seorang Pahlawan Nasional di bidang pendidikan.

Itulah Raden Dewi Sartika, sosok perempuan asli dari tanah Pasundan (Jawa Barat) yang semasa hidupnya banyak mengabdikan diri dalam dunia pendidikan terutama pendidikan bagi kaumnya sendiri dengan mendirikan sebuah sekolah bernama "Sakola Kautamaan Istri" (Sekolah Keutamaan Istri). Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu Tahun 2012, Redaksi Tabloid 'Taman Pramuka' pada edisi ke-XV, mencoba mengangkat kembali kilas balik sejarah Raden Dewi Sartika, sebagai salah satu tokoh perintis pendidikan di tanah air.

Dewi Sartika yang lahir di Bandung pada 4 Desember 1884 lalu, adalah anak dari pasangan Raden Somanagara dan Nyi Raden Rajapermas yang merupakan keturunan priyayi Sunda. Sejak kecil, Dewi Sartika telah mendapat pendidikan dasar dari orang tuanya dengan disekolahkan di sekolah Belanda. Namun saat ayahandanya wafat yang juga seorang pejuang kemerdekaan. Dewi Sartika kecilpun dirawat oleh pamannya yang tidak lain adalah seorang Patih di Cicalengka dan melanjutkan pendidikannya di sana.

Ketika itulah, bakat sebagai seorang pendidik muncul dalam diri Dewi Sartika kecil, bila ada waktu senggang, Ia menyempatkan diri untuk mengajari baca-tulis anak-anak pembantu yang berada lingkungan kepatihan. Dalam pendidikannya, Dewi Sartika banyak pula mempelajari tentang wawasan kesundaan dari pamannya dan wawasan kebudayaan barat dari seorang Asisten  Residen bangsa Belanda

Bakat dalam cara Dewi Sartika memberi pelajaran kepada para masyarakat terutama kaum perempuan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, telah menjadikan semangat dan cita-cita untuk terus berupaya agar anak-anak dan kaum perempuan pribumi bisa mendapat kesempatan memperoleh ilmu pengetahuan. Semangat dan cita-cita yang besar tersebut, akhirnya Ia upayakan pula ketika kembali lagi menetap di Bandung, dengan dibantu kakeknya R.A.A. Martanegara dan Den Hamer, selaku Inspektur Kantor Pengajaran kala itu, Dewi Sartika berhasil mendirikan sebuah sekolah khusus bagi kaum perempuan yang diberi nama "Sekolah Istri" pada 1904. 

Sekolah baru tersebut baru berisi dua kelas dengan jumlah murid pertamanya sekitar 20 orang ditambah dua tenaga pengajar yakni Ny. Poerwa dan Nyi Oewid. Karena aktivitas belajar mengajarnya banyak, maka Iapun meminjam beberapa ruangan Kepatihan Bandung sebagai ruang kelas tambahan. Di sekolah tersebut, para murid perempuan ini, diajari mulai dari baca-tulis, berhitung, menjahit, merenda, menyulam, dan pelajaran agama.

Tanggapan positif atas berdirinya Sekolah Istri, banyak bermunculan dari masyarakat. Bahkan dari waktu ke waktu jumlah muridnya terus bertambah. Karena jumlah murid makin banyak, akhirnya bangunan kelas tidak mencukupi lagi dan selanjutnya dipindahkan ke tempat yang lebih luas. Kemudian, setelah enam tahun berjalan, tepat di 1910, oleh pihak pengelola, nama sekolah yang sebelumnya bernama 'Sekolah Istri' diperbaharui menjadi 'Sekolah Keutamaan Istri'.

Tapi semua mata pelajarannya masih tetap seperti sediakala. Diakui, pembangunan sekolah ini, sebelumnya sempat menuai pertentangan, terutama karena budaya 'pengekangan' kaum wanita masih kuat dijalankan pada saat itu.  Namun karena niat baik, cita-cita serta kegigihan Dewi Sartika yang tiada putusnya serta kebijakan dari keluarga, maka sekolah tersebut tetap terwujud.

Di saat yang bersamaan dengan perjalanan perjuangannya ingin mengentaskan kebodohan bagi kaum perempuan pribumi, Dewi Sartikapun menemukan jodohnya yaitu Raden Kanduruan Agah Suriawinata seorang Guru di Sekolah Karang Pamulang. Kemudian mereka menikah pada 1906.

Karena penilaian positif terhadap upaya pengembangan sumber daya kaum perempuan pribumi melalui dunia pendidikan yang di rintis Dewi Sartika begitu besar. Akhirnya banyak diantara kaum perempuan Sunda yang memiliki cita-cita dan harapan yang sama mendirikan 'Sekolah Keutamaan Istri' di beberapa tempat. Sekitar 9 sekolah berdiri di Kota Kabupaten se- Pasundan. Termasuk yang didirikan di Bukit Tinggi Sumatera Barat oleh Encik Rama Saleh.

Atas jasa-jasanya memperjuangkan hak kaum perempuan pribumi dalam bidang pendidikan terutama di tanah Pasundan. Pada September 1929, dalam acara peringatan 25 Tahun berdirinya 'Sekolah Keutamaan Istri',yang sekaligus dirubah namanya menjadi 'Sakola Raden Dewi', Dewi Sartika mendapat penghargaan dari Pemerintah Kerajaan Hindia-Belanda berupa Bintang Jasa.

Namun perkembangan Sekolah yang Ia bina sejak masih remaja dan telah banyak bermunculan di mana-mana, tidak membuat dirinya kuat untuk terus mengembangkannya.

Tepat di usia ke 62 tahun, pada 11 September 1947, Dewi Sartika meninggal dunia di Tasikmalaya dan oleh keluarga serta kerabat dan para sahabatnya, almarhumah dimakamkan di pemakaman Cigagadon Desa Rahayu Kecamatan Cinean. Namun tidak lama kemudian jasadnya dipindahkan ke pemakaman Bupati Bandung Jalan Karang Anyar Kota Bandung. Atas jasa-jasanya pula, Pemerintah Republik Indonesia (RI) pada 1 Desember 1966 menganugrahkan kepada Raden Dewi Sartika gelar Pahlawan Nasional.

Begitu lah besar jasa­-jasa Dewi Sartika kepada Bangsa Indonesia, beliau mencurah kan seluruh jiwa dan raga untuk memperjuangkan hak­­-hak para wanita. Dan menghapuskan Emansipasi Wanita. Di era modern sekarang ini kita wajib untuk menghargai jasa­-jasa Dewi Sartika. Semoga beliau mendapat tempat yang baik di sisinya amin.

Daftar pustaka :
2.      Sutrisno Kurtoyo dkk, Buku Seri Pahlawan,Penerbit Mutiara Jakarta, 1979