NELSON MANDELA PENGHAPUS SISTEM APARTHEID AFRIKA SELATAN

SRI OKTAVIANI/PIS
            Afrika selatan adalah Negara yang terletak diujung selatan Benua Afrika. Sekitar 79,5 persen penduduknya keturunan Afrika Hitam, yang terbagi dalm berbagai kelompok etnik. Afrika Selatan juga memiliki penduduk asal Eropa dan Asia. Orang-orang eropa berkulit putih telah mengkoloni Afrika Selatan sejak pertengahan abad -17. Orang kulit kulit putih yang utamanya dari Belanda dan Inggris telah menguasai kehidupan politik dan ekonomi Negara itu.

Pada 1948, Partai Nasional naik kepuncak kekuasaan. Partai ini memperkokoh politik pemisah ras yang telah dimulai sejak kekuasaan Belanda dan Inggris. Pemerintah Nasionalis membagi semua penduduk berdasarkan ras, yang masing-masing memiliki hak dan keterbatasan. Minoritas kulit putih menguasai penduduk kulit hitam yang mayoritas. Kebijakan itu secara formal dilembagakan yang kemudian dikenal dengan Apartheid (pemisahan). Minoritas kulit putih meikmati standart hidup tinggi, sementara mayoritas kulit hitam tetap terbelakang dalam pendapatan, pendidikan, perumahan dan harapan hidup.

Salah satu tokoh penting dimasa Apartheid adalah Nelson Mandela. Nelson rolihlah mandela lahir pada 18 juli 1918 di umtata provinsi eastern cape,afrika selatan.Ayahnya adalah seorang kepala suku berbahasa xhosa.Setelah ayahnya meninggal dia diasuh salah seorang sanak keluarganya.
            Pada tahun 1934 ia memulai program pendidikan di universitas Fort Hare.Dimana ia bertemu dengan Oliver Tambo yang menjadi teman dan koleganya yang setia.Disini dia terlibat dengan aksi protes mahasiswa yang menentang diskriminasi rasial.Kegiatan-kegiatan ini membuat dia dikeluarkan dari unversitas pada tahun 1940.Mulai saat itulah dia thitamerus aktif dalam memperjuangkan persamaan hak bagi kaum kulit hitam.Dia kemudian mengikuti kuliah jarak jauh di university of South Africa dan juga belajar di university of Witwaterland,Johannesburg dengan meraih gelar hukum.Bersama Oliver Tambo,dia membuka ahli hukum dan menjadi pengacara kulit hitam pertama di afrika selatan.
            Pada tahun 1944,sebagai seorang aktitivis Nelson Mandela mengikuti African National Congress (ANC),sebuah gerakan national yang terdiri dari berbagai warna kulit,yang memperjuangkan perubahan demokratis di afrika selatan.Tahun 1952,ANC melancarkan kampanye penbangkangan menentang hukum Apartheid di seluruh afrika selatan.Sistem Apartheid merupakan sistem pemerintahan dengan memisahkan ras kulit hitam dengan ras kulit putih pada awal abad ke 20 sampai awal tahun 1990-an.Pada tahun itu juga Mandela menjadi salah satu Deputi Presiden ANC dan ketua sukarela nasional.
            Tahun 1960,ANC bersama PAC (Pan Africanist Congress) menggerakkan demokrasi besar-besar di seluruh negeri.unjuk rasa ini berbuntut kericuhan.Polisi menembaki para demonstran di Sharpeville,Johannesburg.Sekitar 70 orang tewas dan lebih 180 orang cedera.Pembantaian ini memicu gejolak dan kemarahan dari semua warga kulit hitam.Protes,pemogokan,sampai kerusuhan terjadi dimana-mana.Pemerintah segera memberlakukan keadaan darurat.ANC dan PAC dilarang dan sekitar 18000 orang ditahan.PBB serta negara-negara di seluruh dunia mengecam tindakan pemerintah Afrika Selatan.
            Pada Desember 1961,didirikan sayap miter ANC yang bernama "ujung tombak bangsa"dengan Nelson Mandela sebagai komandan tertingginya.Ia pergi ke Algeria dan mendapat pelatihan militer disana.Saat ia kembali ke Afrika Selatan pada tahun 1962 dia segera ditangkap,diadili dan dituduh memberontak.Mandela dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.Dia dipenjara di pulau Robben selama 18 tahun kemudian dipindahkan ke penjara Pollsmoor,lalu ke penjara Victor Verster dengan penjagaan amat ketat.
            Nelson Mandela terus menjadi simbol pahlawan terhadappolitik Apartheid.Gerakan anti apartheid dan aksi-aksi demonstrasi terus menjalar keseluruh negeri.Dari desakan dan tekanan yang luar biasa dari dalam maupun luar negeri akhirnya pada tanggal 2 Februri1990 Presiden FW.de Klerk mencabut pelarangan terhadap ANC.Setelah mendekam di penjara selama kuranglebih 27 tahun.Akhirnya Nelson Mandela dibebaskan pada tanggal 11 Februari 1990dari penjara Victor Verster.
            Pada tahun 1994 diselenggarakan proses pemilihan umum yang bebas pertama kali di Afrika Selatan.ANC memenangi pemilihan dan Nelson Mandela terpilih sebagai Presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan.
           
Daftar Pustaka:
60 tokoh dunia sepanjang masa oleh mohammad zazuli penerbit narasi
www.nelson mandela wikipedia
www.birografi nelson mandela

MARIA WALANDA MARAMIS


 ANDRI/A/SI3
Beliau adalah Pahlawan Wanita dari Indonesia  Timur, yang di beri julukan kartini dari timur, perjuangannya bagi Negara Indonesia adalah sebagai pendobrak adat, pejuang da emansipasi perempuan di dunia politik dan pendidikan.
Maria Josephine Catherine Maramis (lahir di Kema, Sulawesi Utara, 1 Desember 1872 meninggal di Marumbi, Sulawesi Utara 22 April 1924 (pada umur 51 tahun), atau yang lebih dikenal sebagai Maria Walanda Maramis, adalah seorang Pahlawan Nasional karena usahanya untuk mengembangkan keadaan wanita di Indonesia pada permulaan abad ke-20
Setiap tanggal 1 Desember masyarakat Minahasa memperingati Hari Ibu Maria Walanda Maramis sosok yang dianggap sebagai pendobrak adat, pejuang kemajuan dan emansipasi perempuan di dunia politik dan pendidikan.
Menurut Nicolas Graafland dalam sebuah penerbitan "Nederlandsche Zendeling Genootschap" tahun 1981, Maria ditahbiskan sebagai salah satu perempuan teladan Minahasa yang memiliki "bakat istimewa untuk menangkap mengenai apapun juga dan untuk memperkembangkan daya pikirnya, bersifat mudah menampung pengetahuan sehingga lebih sering maju daripada kaum lelaki".
Untuk mengenang jasanya, telah dibangun Patung Walanda Maramis yang terletak di Kelurahan Komo Luar, Kecamatan Wenang, sekitar 15 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan angkutan darat. Di sini, pengunjung dapat mengenal sejarah perjuangan seorang wanita asal  Bumi Nyiur Melambai ini. Fasilitas yang ada saat ini adalah tempat parkir dan pusat perbelanjaan.
Maria lahir di Kema, sebuah kota kecil yang sekarang berada di kabupaten Minahasa Utara dekat Kota Airmadidi propinsi Sulawesi Utara Orang tuanya adalah Maramis dan Sarah Rotinsulu. Dia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara dimana kakak perempuannya bernama Antje dan kakak laki-lakinya bernama Andries. Abdeies Maramis terlibat dalam pergolakan kemerdekaan Indonesia dan menjadi menteri dan duta besar dalam pemerintahan Indonesia pada mulanya.
Maramis menjadi yatim piatu pada saat ia berumur enam tahun karena kedua orang tuanya jatuh sakit dan meninggal dalam waktu yang singkat. Paman Maramis yaitu Rotinsulu yang waktu itu adalah Hukum Besar di Maumbi membawa Maramis dan saudara-saudaranya ke Maumbi dan mengasuh dan membesarkan mereka di sana.
Maramis beserta kakak perempuannya dimasukkan ke Sekolah Melayu di Maumbi. Sekolah itu mengajar ilmu dasar seperti membaca dan menulis serta sedikit ilmu pengetahuan dan sejarah. Ini adalah satu-satunya pendidikan resmi yang diterima oleh Maramis dan kakak perempuannya karena perempuan pada saat itu diharapkan untuk menikah dan mengasuh keluarga.
Pada akhir abad 19 dan awal abad 20 terbagi banyak klan (walak) yang berada dalam proses ke arah satu unit geopolitik yang disebut Minahasa dalam suatu tatanan colonial Hindia Belanda. Sejalan dengan hal ini Hindia Belanda  mengadakan perubahan birokrasi dengan mengangkat pejabat-pejabat tradisional sebagai pegawai pemerintah yang bergaji dan di bawah kuasa soerang residen. Komersialisasi agraria melahirkan perkebunan-perkebunan kopi dan kemudian kopra membuat ekonomi ekspor berkembang pesat, penanaman modal mengalir deras, dan kota-kota lain tumbuh seperti Tondano, Tomohom, Romboken, Kwangkoan, dan Langowan
Setelah pindah ke Manado, Maramis mulai menulis opini di surat kabar setempat yang bernama Tjahaja Siang. Dalam artikel-artikelnya, ia menunjukkan pentingnya peranan ibu dalam keluarga dimana adalah kewajiban ibu untuk mengasuh dan menjaga kesehatan anggota-anggota keluarganya. Ibu juga yang memberi pendidikan awal kepada anak-anaknya.
Menyadari wanita-wanita muda saat itu perlu dilengkapi dengan bekal untuk menjalani peranan mereka sebagai pengasuh keluarga, Maramis bersama beberapa orang lain mendirikan Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya (PIKAT) pada tangg 8 Juli 1917 Tujuan organisasi ini adalah untuk mendidik kaum wanita yang tamat sekolah dasar dalam hal-hal rumah tangga seperti memasak, menjahit, merawat bayi, pekerjaan tangan, dan sebagainya.
Melalui kepemimpinan Maramis di dalam PIKAT, organisasi ini bertumbuh dengan dimulainya cabang-cabang di Minahasa, seperti di Maumbi, Tondano, dan Motoling. Cabang-cabang di Jawa juga terbentuk oleh ibu-ibu di sana seperti di Batavia, Bogor, Bandung,  Cimahi, Magelang dan Surabaya Pada tanggal 2 Juni 1918. PIKAT membuka sekolah Manado Maramis terus aktif dalam PIKAT sampai pada kematiannya pada tanggal 22 April 1914
Untuk menghargai peranannya dalam pengembangan keadaan wanita di Indonesia, Maria Walanda Maramis mendapat gelar Pahlawan Pergerakan Nasional dari pemerintah Indonesia pada tanggal 20 Mei 1969
Pada tahun 1919, sebuah badan perwakilan dibentuk di Minahasa dengan nama Minahasa Raad. Mulanya anggota-anggotanya ditentukan, tapi pemilihan oleh rakyat direncanakan untuk memilih wakil-wakil rakyat selanjutnya. Hanya laki-laki yang bisa menjadi anggota pada waktu itu, tapi Maramis berusaha supaya wanita juga memilih wakil-wakil yang akan duduk di dalam badan perwakilan tersebut.
Usahanya berhasil pada tahun 1921 dimana keputusan datang dari Batavia yang memperbolehkan wanita untuk memberi suara dalam pemilihan anggota-anggota Minahasa Raad.
Maramis menikah dengan Joseph Frederick Caselung Walanda, seorang guru bahasa pada tahun 1890. Setelah pernikahannya dengan Walanda, ia lebih dikenal sebagai Maria Walanda Maramis. Mereka mempunyai tiga anak perempuan.
Dua anak mereka dikirim ke sekolah guru di Betawi Jakarta Salah satu anak mereka, Anna Matuli Walanda, kemudian menjadi guru dan ikut aktif dalam PIKAT bersama ibunya.
Untuk menghargai peranannya dalam pengembangan keadaan wanita di Indonesia, Maria Walanda Maramis mendapat gelar Pahlawan Pergerakan Nasional dari pemerintah Indonesia pada tanggal 20 Mei 1969
Betapa bangga bangsa Indonesia memiliki seorang ibu, nenek, serta buyut yang mengorbankan seluruh jiwa raga dan buah pikirannya untuk dunia politik dan pendidikan Indonesia.
Daftar Pustaka
1. JJ.Rizal. 2007. Maria Walanda Maramis (1872-1924) Perempuan Minahasa, Pendobrak Adat dan Pemberotak Nasionalisme, dalam "Merayakan Keberagaman", Jurnal Perempuan Vol.54 tahun 2007. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, hal.87-98.
2. N.Graffland dalam Maria Ulfah Subadio, T.O.Ihromi, Peranan dan Kedudukan Wanita Indonesia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1978.
3.  http://id.wikipedia.org/wiki/Maria_Walanda_Maramis

REVOLUSI HIJAU DI INDONESIA


Lisa rahmadania/pis
Revolusi  Hijau di Indonesia di mulai sejak berlakunya UU Agraria pada tahun 1870 yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial  Belanda, sehingga di Indonesia dapat dikembangkan berbagai jenis tanaman. Dalam perkembangan kemudian , pada masa Orde Baru, program Revolusi  Hijau digunakan  sebagai  salah satu cara untuk meningkatkan produksi  pangan di Indonesia, terutama produksi beras. Revolusi Hijau ini dilaksanakan sebagai secara sistematis, terprogram,  dan terus –menerus sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan Indonesia mampu meningkatkan swasembada pangan yaitu penghasil beras sehingga Presiden Soeharto mendapat penghargaan Nobel.
Usaha yang dilakukan pemerintah Orde Baru untuk meninggatkan swaembada pangan nasional yaitu,
  Program  Bimbingan Massal (Bimas) untuk meningkatkan produksi beras.
   Program Intensifikasi Massal (Inmas) yang merupakan kelanjutan Bimas.
    Program Intensifikasi Khusus (Insus) yang merupakan upaya peningkatan produksi per unit.
    Program Supra Intensifikasi Khusus (Supra Insus) yang dapat meningkatkan swasembada beras.
Program-program di atas dikembangkan melalui intensifikasi pertanian, yaitu upaya peningkatan produksi per unit dan eksensifikasi, yaitu upaya perluasan areal pertanian.
Revolusi Hijau di Indonesia diformulasikan dalam konsep Pancausaha Tani dan Saptausaha Tani.
Pancausaha Tani mamiliki langkah-langkah yaitu:
a. Pemilihan dan penggunaan bibit unggul atau varietas unggul.
    Pempukukan yang teratur.
    Pengairan yang cukup.
    Pemberantasan hama secara intensif
    Teknik penanaman yang lebih teratur
Untuk meningkatkan produksi pangan d an produksi pertanian umumnya dilakuan dengan empat usaha pokok, yaitu sebagai berikut,
a.      Intensifikasi pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan menerapkan panca usaha tani.
    Ekstensifikasi pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan membuka lahan baru termasuk usaha penangkapan ikan dan penanaman rumput untuk makanan tenak.
    Diversifikasi pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan keanekaragaman     usaha tani.
    Rehabilitasi pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan pemuliha kemampuann daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.
Sedangkan Saptasauna Tani memiliki langkah-langkah serupa Pancausaha Tani ditambah pengolahan dan penjualan pascapanen.
Revolusi Hijau di Indonesia memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan bagi masyarakat Indonesia yaitu,
a.      Keuntungan:
1)      Masalah pangan nasional teratasi.
2)      Menenal aneka jenis  tanaman.
3)      Ditemukan bibit unggul.
4)      Keseejahteraan petani makin baik.
5)      Pendapatan petani meningkat.
    Kelemahan:
1)      Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pengunaan pupuk buatan dan pestisida hijau secara berlebihan.
2)      Berkurangnya keanekaragaman genetika jenis tanaman tertentu.
3)      Kemampuan daya produksi tanah makin turun.
4)      Timbul urbanisasi.
5)      Pencemaran tanah.
Adapun usaha yang dilakukan pemerintah Orde Baru untuk membatasi kelemahan di atas adalah dengan cara,
1)      Membasmi serangga dan hama tanaman secara biologi.
2)      Menggunakan pupuk buatan, yaitu pupuk kandang dan pupuk hijau.
3)      Menerapkan sistem rotasi tanam, yaitu menanam tanaman secara bergantian.
Dampak Revolusi Hijau dan Industrialisi bagi Masyarakat Indonesia pada Masa Orde Baru
Kebijakan modernisasi pertanian di Indonesia pada masa Orde Baru, yang sering dikenal dengan sebutan Revolusi Hijau merupakan proses memodernisasikan pertanian gaya lama menjadi pertanian gaya modern dengan melakukan pengembangan bibit unggul jenis IR dari IRRI. Hal ini telah mengubah pola pertanian subsistensi menuju pertanian berbasis kapital dan komersial. Untuk mendukung komersial tersebut, dilakukan dengan cara pembangunan sistam ekonomi modern, pembangunan pabrik pupuk nasional, dan pendirian Koperasi Unit Desa (KUD). Pelaksanaan Revolusi Hijau dan industrialisasi di Indonesia memberikan dampak positif dan negatif yaitu,
a.      Dampak Positif
1)      Lapangan pekerjaan, khususnya pertanian lebih terbuka.
2)      Lahan pertanian menjadi luas.
3)      Pendapatan para petani mengalami peningkatan, tercapainya efisiensi, dan efektivitas dalam pengelolaan pertanian.
4)      Peningkatan kualitas hasil pertanian.
5)      Peningkatan kualitas hasil produksi dan penjualan hasil pertanian.
    Dampak Negatif
1)      Munculnya  kesenjangan sosial antara petani kaya dan miskin akibat perbedaan ekonomi.
2)      Sistem kekerabatan pada masing-masing lapisan masyarakat mulai memudar.
3)      Masyarakat memiliki budaya industri yang berupa budaya konsumtif.
4)      Munculnya kesengajaan ekonomi yang nampak dari adanya kemiskinan, kemelaratan, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan kenakalan remaja.
5)      Pencemaran lingkungan yang tinggi.
Daftar pustaka
alian, magdalian.soeyono,nana nurliana.suhartono,sudarini.2006.sejarah sma dan ma kelas XII program ipa.jakarta:
 mujtahid269.blogspot.com/2013/07/revolusi-hijau-di-indonesia.htmlerlangga