MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN B.J. HABIBIE

TIO SANDIAGO/S/B

            Setelah menyatakan mengundurkan diri sebagai presiden RI, Suharto menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden B.J. Habibie. Pada saat itu juga Wakil Presiden B.J. Habibie diambil sumpahnya oleh Mahkamah Agung sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru di Istana Negara.
   Pada masa pemerintahan B.J. Habibie, kehidupan politk di Indonesia Mengalami beberapa perubahan. Masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie ditandai dengan dimulainya kerja sama dengan Dana

PELAKSANAAN PELITA DI PROVINSI RIAU

MELDA ARIANI/ S V/ B

Pada pelaksaan Pembangunan Lima Tahun yaitu pada Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada saat itu di riau juga di bawah kepemimpinan gubernur baru yaitu Gubernur Arifin Ahmad. Dengan kepemimpinan Gubernur Arifin Achmad maka membawa babak baru bagi Riau, kondisi yang kacau pada kepemimpinan sebelumnya berangsur-angsur pulih. Gubernur Arifin Achmad mulai mengadakan pembangunan secara berangsur-angsur, dan pada saat inilah pembangunan Indonesia di kenal dengan nama

PELITA I (1 APRIL 1969- 31 MARET 1974)

MELDA ARIANI/ SV/B

Pelita I mulai dilaksanakan pada tanggal 1 April 1969 setelah berhasilnya usaha-usaha stabilisasi dibidang pilitik dan ekonomi yang di lancarkan sejak Oktober 1966. Pelita I ini menjadi landasan awal pembangunan Orde Baru yang  bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap-tahap berikutnya. Sasaran yang hendak di capai yaitu sandang, pangan, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja serta kesejahteraan rohani.[1]

PELAKSANAAN PELITA KE III DI RIAU TAHUN 1979-1984

SYAFITRI ARIYANI/SV/B

            Pelaksanaan pelita III di Riau dibawah pimpinan Gubernur Riau ke lima yakni Mayjen TNI Purn.H. Imam Munandar. Ia menggantikan Gubernur Riau H.R Subrantas yang meninggal akibat penyakit kangker hati/ liver pada tahun 1980. Imam Munandar sebelumnya pernah menjabat Pelaksana Harian Operasi Halilintar guna memberantas penyelundupanyang berkedudukan di Tanjung Pinang. Ia terkenal sebagai sosok atasan yang besuara lantang dalam menegur  dan bersikap tegas meskipun dimuka publik.{1}

ABDUL KADIR RADEN TUMENGGUNG SETIA PAHLAWAN

ARI GABRIEL SEBASTIAN/SI3
            Abdul Kadir Raden Setia Pahlawan adalah seorang pahlawan nasional Indonesia dari Malawi. Ia lahir di Sintang, Kalimantan Barat pada tahun 1771 Masehi. Ayahnya bernama Oernip dan Ibunya bernama Sity Syafriah. Ayahnya bekerja sebagai Hulubaang atau pemimpin pasukan di kerajaan Sintang. Abdul kadir sendiri sudah lama mengabdi dikerajaan Sintang yaitu sejak ia masih kecil ia sudah mengabdi untuk kerajaan Sintang. Abdul kadir sendiri pernah mendapat tugas dari kerajaan sintang yaitu mengamankan kerajaan

PERGOLAKAN DI DAERAH-DAERAH UNTUK MENENTANG PEMERINTAH NKRI


OLEH : ANISA FIRDA RAHMA / SI V

            Pada akhir tahun 1956 dan awal tahun 1957 di beberapa daerah di sumatera dan di Sulawesi muncul gerakan-gerakan menentang pemerintah pusat disebabkan oleh kecilnya alokasi dana pembangunan yang diberikan oleh pusat kepada daerah. Minimnya alokasi itu menyebabkan pembangunan di daerah terhambat. Hal yang sama juga dirasakan oleh pejabat-pejabat militer di daerah yang menyebabkan antara lain mereka tidak mampu membangunasrama yang baik bagi pasukannya. Gerakan di daerah-daerah ini mendapat

Runtuhnya Hindia Belanda di Indonesia

KIKI AMALIA

 

Bangsa Belanda datang ke Indonesia pertama kali pada tahun 1596. Rombongan bangsa Belanda dipimpin oleh Cornelius de Houtman dan Pieter Keyzer ini membawa empat buah kapal. Setelah menempuh perjalanan selama empat belas bulan, pada 22 Juni 1596, mereka berhasil mendarat di Pelabuhan Banten. Inilah titik awal kedatangan Belanda di Nusantara. Kunjungan pertama tidak berhasil karena sikap arogan Cornelius de Houtman. Pada 1 Mei 1598, Perseroan Amsterdam mengirim kembali rombongan perdagangannya ke Nusantara di bawah pimpinan Jacobvan Neck, van Heemskreck, dan van Waerwijck. Dengan belajar dari kesalahan Cornelius de Houtman, mereka berhasil mengambil simpati penguasa Banten sehingga para pedagang Belanda ini diperbolehkan berdagang di Pelabuhan Banten.

Tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia adalah untuk berdagang rempah-rempah. setelah berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah dan keuntungan yang besar, Belanda berusaha untuk mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah dan menjajah.

Peranan Indonesia Dalam Konferensi Asia-Afrika

DELIMA AFRILIA MANULANG/S/B

A.    Latar Belakang Terbentuknya KAA
Berakhirnya Perang Dunia II membawa pengaruh terhadap bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan. Di samping itu juga ditandai dengan munculnya 2 kekuatan ideologis, yaitu politik dan militer termasuk pengembangan senjata nuklir. Negara Republik Indonesia dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara selalu berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan bernegara adalah menjalin kerja sama dengan negara

BARET MERAH KNIL (Koninkiljk Nederlandsche Indisch Legher) MENYERGAP MAGOEWO


MUHAMMAD FIKRI MUZAKI /  SI V  / B

Belum puasnya Belanda dalam mengeksploitasi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, Belanda seakan enggan untuk melepaskan tanah jajahannya ini yang sudah dikuasai ratusan tahun lamanya. Banyak pertikaian dan perundingan yang dilakukan agar bisa menyelesaikan dan mendamaikan kedua pihak. Akan tetapi, perundingan selalu dibumbui oleh pengkianatan dan pelanggaran. Pihak Belanda selalu mencari kambing hitam jika perundingan tersebut tidak menyenangkan hati mereka. Wajar jika Indonesia diobok-

SULTAN AGENG TIRTAYASA

                                                  MAMAN KURNIAWAN / SI 3
            Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad yang menjadi Sultan Banten periode 1640-1650. Ketika kecil, ia bergelar Pangeran Surya. Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Ratu atau Pangeran Dipat ,Setelah kakeknya meninggal dunia, ia diangkat sebagai sultan dengan gelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah.,Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa (terletak di Kabupaten Serang).Ia dimakamkan di