PERKEMBANGAN DAERAH DI INDRAGIRI

Oleh : Siska puspita sari / B / SR 3
Asal mula kerajaan indragiri barang kali sebuah kerajaan  yang bernama keritang yang muncul disebabkan kemunduran yang dialami oleh sriwijaya pada abad ke13 .kerajaan cola dan majapahit telah membuat sriwijaya akhirnya tak tertolong lagi.padapada masa itu bangkitlah kerajaan-kerajaan kecil.
Akan tetapi kejatuhan sriwijaya baru benar-benar  tak tertahankan dengan datang nya agama islam yang sering digambarkan oleh para sejarawan .hal ini terjadi karena pusat –pusat perdangangan di sekitar  sriwijaya seperti melaka di semenanjung dan pasai di aceh telah lama diperintah oleh para  penguasa yang beragama islam. Kerajaan keritang pada bagian akhir atau kerajaan indragiri pada bagian awal memang agak diselimuti misteri karena sangat minimnya bahan –bahan kesejarahan yang dapat dipakai dengan leluasa dan bertanggung jawab. Setidak-tidaknya pada masa indragiri ini ada nama raja yang memerintah lebih kurang selama dua abad ,di antaranya raja kecik mambang ,raja merlung ,raja merlang,raja nara singa I yang memerintah sampai tahun 1400 tahun masehi,raja merlung dan raja merlang yang memerintah sampai tahun 1470-an tahun masehi ,dan raja nara singa yang tersebut dalam sulalat al-salatin atau sejarah melayu karya tun seri lanang.
Salah satu ciri khas kerajaan indragiri ialah adanya legenda rakit kulim,bawah legenda ini memperlihatkan dominasi pagar ruyung bukanlah merupakan hal yang harus ditolak karena ada alas dan dasar berpijak kerajaan melayu indragiri.Konon pada abad ke-14 dua orang pemimpin yaitu Datuk Patih dan Datuk Temenggung  membawa serombongan orang dari kawasan Pagar Ruyung , tempatnya di Tanah Datar, ke indragiri dan berkampung di suatu tempat bernama Kelayang atau Keloyang atau kolam Loyang.
Kedua datuk bersaudara itu seperti halnya siapa saja pada suatu hari berselisih dan dicarilah seorang abiter atau penengah atas  perselisihan itulah konon yang menjadi abadi dengan adanya Bukit Bertingkah di kawasan Kelayang. Dan kemudian Datuk patih itu lalu masuk ke dalam hutan dan menebang kayu jenis kulim yang terkenal berat untuk dijadikan rakit.Adapun rakit dari kayu kulim yang menurut pikiran sehat tak akan dapat mengapung karena beratnya akan diseberangkan ke malaka untuk menemukan seorang raja yang dapat menjadi penegah atas perselisihan antara     mereka.
Kelayang atau Keloyang dan Kolam Loyang,pada masa kini merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan pasir penyu(Indragiri HULU).Penduduk di situ percaya bawah di sekitar Keloyang memang ada suatu tempat yang dinamakan Kolang yang mungkin sekali artetipe dari nama Keloyang atau Kelayang, suatu tempat pemandian raja-raja yang akan di obatkan.
Raja yang diemput denga Rakit Kulim di melaka itu mungkin sekali raja kerajaan pra Indragiri (dengan memakai nama Keritang atau bukan).Raja inilah yang kemudian menjadi raja di kerajaan Indragiri yaitu bernama Raja Nara Singa seperti nama raja sebelumnya sehingga sering di sebut Raja Nara Singa kedua dan setelah dinobatkan  bergelar raja  Syah Zhilullahi fil Alam yang menurut cacatan memerintah kerajaan Indragiri dari tahun 1508 sampai tahun 1532.
Sehubung dengan legenda tentang rakit kulim itu maka kerajaan Indragiri dapat di bedakan dengan kerajaan sebelumnya dengan memakai nama yang lain, misalnya kerajaan keritang, karena sebuah cerita pusaka atau cerita rakyat atau legenda terpendam sangat dalam minda kolektif penduduk di kawasan yang mempercayai kejadiannya. Karena itu ada orang yang berpendapat bahwa sebuah cerita pusaka lebih kuat tertanam dalam pikiran kolektif penduduk dibandingkan degan sejarah yang masih kabur.
Oleh karena itu, lengenda Rakit Kulim tak dapat di pandang semata –mata sebagai dongen,apabila semacam dogeng pengantar tidur, suatu hal lain menandai eksistensi kerajaan Indragiri sebagaimana yang terjadi pada banyak kawasan di Nusantara.maksunya agama islam ke kerajaan Indragiri dan kuantan memperlihatkan suatu warna tertentu.Sebagaimana dikatakan oleh sejarawan perancis Denys Lombard dalam beberapa tulisan tentang masuknya agama islam di nusantara.Kesadaran pada dimensi waktu yang di wakili oleh pukulan beduk yang menandakan waktu –waktu sembah yang begitu penting dalam kehidupan spiritual baru penduduk di kerajaan Indragiri seperti juga yang terjadi di kawasan lain di Nusantara.
Rasionalisme alam pikiran islam yang kokoh mungkin sekali memandang kisah rakit kuliam sebangai suatu khurafat,tetapi kepercayaan penduduk begitu kuat dan bersifat memusuhi tradisi  yang berjalan sepanjang tidak berlawanan dengan akidah Islamiah.
Para pendakwah mendapat perhatian yang cukup besar dari para penguasa kerajaan Indragiri. Anak lelaki pendakwah yang bernama keluarga Al-Idrus, misanya, mendapat anugrah tanah di danau pasir sembilan tepatnya di tempat yang bernama rantai mapesai. Anugrah dari Sultan kepada keluarga pendakwah itu juga dalam bentuk dijadikannya salah seorang anak lelaki orang arab itu sebagai menantu Sultan.
Dan kira –kira pada permulaan abad ke-14, daerah ini di duduki oleh orang –orang pendatang jang berasal dari minang kabau. Mereka di bawah pimpinan ketua-ketua suku yaitu Tuk Patih dan Tuk Gagah katumenggungan (Tuk Tumenggung),dengan hulubalang yang bernama Sri Nata Cerkau Cudik. Mereka berkedudukan terutama di daerah sekitar muara sugai Inderagiri, kira –kira pada tempat yang bernama Pekan Tua sekarang, di mana sugai Inderagiri ini bergabung dengan batang Kuantan.
  Kata shahibul hikayat maka tersebutkan perkataan raja merlang raja Indragiri hilang di melaka. Juga ada baginda beranak dengan permaisuri anak Marhum Melaka seorang laki-laki, raja Narasinga namanya.Adapun pada ketika itu segala anak raja-raja Indragiri tiada di mulai oleh segala anak tuan melaka.
Setelah beberapa lamanya maka Raja Narasinga pun berlepas dirinya kembali ke Indragiri. Telah datang di Indragiri di dapati baginda Maharaja Tuban saudara Maharaja Merlang itu pun sudah mati, tinggal anaknya seorang laki-laki Maharaja Isap namanya; ialah jadi raja di Indragiri. Setelah Raja Narasinga datang makan maharaja Isap pun dihalaukan oleh Tun kecil dan Tun Ali, orang besar di Indragiri itu.maka raja Isap lari ke lingga dan nama raja lingga itu Maharaja Terengganu.maka oleh maharaja terengganu, raja Isap diambilnya untuk menantu .
Dan maka raja Narasinga pun naik pangkat menjadi raja di Inderagiri;Tun Kecil jadi bendahara.
1.SULTAN MERLANG I adalah nama gelar sedangkan nama kecilnya adalah Raja Kecik Mambang , sultan pertama di Indragiri, berkuasa tahun 1298-1337 M.Anak atau putra Raja Kecik M alikul Muluk yaitu sultan IV Kerajaan malaka, yang berkuasa antara 1276-1342M.
SULTAN MERLANG II adalah nama gelar sedangkan nama kecilnya adalah Raja Jamaluddin Inayatsyah, sultan ketiga Indragiri yang berkuasa antara tahun 1400-1437M.
 SULTAN NARASINGA I adalah nama gelar sedangkan nama kecilnya adalah RAJA ISKANDAR, sultan kedua Indragiri yang berkuasa antara tahun 1400-1437M.
  Ketiga –tiga sultan ini tidak bermukim di Indragiri; tinggal menetapkan di bandar besar kota malaka. Hanya sekali-kali datang ke Indragiri melihat rakyatnya. Mereka berniaga di kota malaka, dan semuanya wafat di sana dan di kuburkan di kota kelahiran leluhurya itu.Yang berkuasa  di indragiri praktis DATUK PATIH ( perdana menteri) sebagai wakil  Sultan.
SULTAN INDRAGIRI V adalah NARASINGA II nama gelar sedangkan nama kecilnya adalah Maulana Sri Sultan Alauddin Iskandar Syah Johan Zilullah Fil Alami yang berkuasa antara tahun 1473-1532M yang berpermaisurikan "DANG PURNAMA".
Beliau inilah Sultan yang mula-mula menetap di Indragiri sampai pada akhir hayatnya ( makamnya terletak di kota lama lk.25 Km dari  kota rengat).
2. kerajaan keritang leyap, karena kehilangan rajanya,yaitu raja merlang yang di tawan di istana kerajaan malaka di abad XV ( jadi yang dimaksudnya nmerlangII).
Sultan merlang I dan II adalah sultan kerajaan Indragiri, bukan sultan kerajaan keritang dan mereka di tawan di istana kerajaan malaka.
3. Raja Abdullah gelar sultan mansyursyah adalah sultan VII kerajaan malaka, cicit oleh raja kecik besar malikul muluk atau Sultan muhammadsyah sultan IV kerajaan malaka( ayah sultan merlangI).
Raja merlang II  atau sultan Jamaluddin Inayatsyah adalah cicit juga oleh raja kecik besar malikul muluk atau sultan muhammadsyah atau putra dari Narasinga I.
4. SULTAN MANSYURSYAH atau RAJA ABDULLAH adalah sultan VII kerajaan malaka yang berkuasa tahun 1384-1440 M tidak pernah menaklukkan kerajaan Indragiri karena kerajaan Indragirin tak pernah berperang dengan kerajaan malaka hanya bersatu dengan kerajaan malaka memang besar.
Karena sultan Indragiri adalah anak cucu cicit sultan malaka ( baru masing – masing tiga ke turunan dari sultan raja kecik besar malikul muluk atau sultan muhamadsyah malakan,masih dekat belum jauh betul).
Maksud penggabungan kerajaan- kerajaan kecil ini dengan KEMAHARAJAAN MELAKA RAYA ini, adalah supaya kerajaan – kerajaan MELAYU ini menjadi kuat untuk menghadapi musuh dari luar, tidaklah ditaklukkan dengan kekerasan atau dengan peperangan. Dan Raja Merlang II masih tinggal menetap di Bandar kota  malaka, tak pernah di tawan oleh Sultan malaka karena masih bersaudara sepupuan.
Yang tinggal menetap di Indragiri mula – mula adalah Raja Narasinga II atau Paduka Maulana Sri Sultan Alaudin Iskandarsyah Johan Zilullah Fil Alami, Sultan IV.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan Junus dkk, Raja Ali Al-HAJI RIAU, pemerintah Indragiri Hulu ,Desember 2002

SULTAN- SULTAN YANG MEMIMPIN KERAJAAN SIAK TAHUN 1723-1946


Pitrawati/3B/SR
1.SULTAN ABDUL JALIL RAHMAT SYAH ( 1723-1746)
           
            Sultan abdul jalil rahmat syah adalah gelar raja kecik ketika menjadi sultan johor ke-12. Gelar tersebut digunakan pula ketika raja kecik menjadi sultan di kerajaan siak yang memusatkan pemerintahan pertama kalinya di buantan.
            Raja kecik adalah anak sultan Mahmud syah II yaitu sultan johor ke sepuluh.sultan Mahmud syah II menjalankan pemerintahan kerajaan pada tahun 16685-1699. Sultan Mahmud syah II itu adalah anak dari sultan Ibrahim syah dengan istrinya anak paduka raja tun abdul jamil.oleh karena itu sultan Mahmud masih kecil dan baru berumur sepuluh tahun, maka bunda bagindalah yang memangku kerajaan namun yang berkuasa dalam pemerintahan yaitu paduka  raja tun abdul jamil yang mangkat tahun 1688. Setelah itu pemerintahan di kendalikan oleh bendahara seri maha raja tu habib abdul majid dan mengambil sultan Mahmud dari riau lalu di bawanya pindah kenegeri johor dan bersemayam di koto tinggi yang terletak di tepi sungai johor di hulu makam tauhid.
            Sultan Mahmud syah II adalah seorang sultan yang memerintah sejak masih kanak-kanak dan mangkat pada waktu baru saja menginjak dewasa. Di lihat dari kepribadiannya menunjukkan dia tidak sebagai seorang pemimpin. Beasr kemungkinan bahwa watak dan tingkah laku sultan Mahmud tersebut dikarenakan baginda mengalami masa trasisi dari masa kanak- kanak memasuki dewasa.
            Sultan Mahmud syah II adalah  putra sultan johor ke-9 yang bernama sultan Ibrahim dengan istrinya anak perempuan paduka raja tun abdul jamil. Sedangkan sultan Ibrahim merupakan putra raja bajau yang menjadi yamtuan muda Pahang dari tahun 1641 hingga tahun 1676. Tidak diketahui siapa istri raja bajau yang menjadi bunda sultan Ibrahim ini. Kemudian ayah raja bajau adalah raja Abdullah yang bergelar marhum tambelan yakni sultan johor ke-7 yang memerintah dari tahun 1615 hingga tahun 1623. Raja Abdullah adalah anak laki-laki dari pasangan sultan muzaffar syah yang kawin dengan anak perempuan seri nara diraja Pahang dalam hal ini telah mangkatnya raja omar ( sultan allijalla abdul jalil syah II ) dengan kerelaan raja Mansur putra sulong almarhum, bendahara paduka raja hendak merajakan raja Abdullah jadi sultan johor akan tetapi raja Abdullah menolak karena ia mehendaki abangnya raja Mansur yang menjadi raja.
            Raja Mansur adalah saudara se ibu namun lain ayahnya dengan raja Abdullah. Ibu mereka adalah anak perempuan seri nara biraja Pahang sedangkan raja Abdullah adalah anak laki-laki dari sultan muzaffar syah.sultan muzaffar syah adalah anak laki-laki dari sultan alauddin riayat syah II yang menjabat sultan johor ke dua dan melanjutkan perjuangan ayahnya marhum Kampar yang dikirakan menjadi sultan johor pertama yang kawin dengan tuan Fatimah yang merupakan pewaris kerajaan johor.
            Bunda raja kecik adalah Cik pung, Cik pung adalah istri sultan Mahmud Syah II . sultan Mahmud syah di bunuh oleh Megat Seri Rama dengan keris nya ketika hendak pergi shalat jum'at . alasan di bunuh nya baginda yaitu baginda Sultan Mahmud Syah tidak mempunyai Zuriat , dan bendahara sebagai warisan yang paling layak , bendahara Tun Abdul Jalil, anak bendahara Tun Abdul Majid di angkat dan di bataklkan sebagai sultan johor pada tahun 1699 dengan gelar sultan abdul jalil riayat syah IV.
            Tidak lama setelah kemangkatan Sultan Mahmud Syah II pihak kerajaan melakukan pemeriksaan terhadap semua perempuan di istana dan meminta mereka bersumpah bahwa mereka tidak mengandung keturunan baginda. Ketika baginda mendekati Cik Pung, Cik Pung berjanji bahwa sekitar nya ia mengandung anak almarhum baginda yang mangkat di julang , dia tidak akan melihat anak kandung nya itu.dengan adanya perjanjian itu maka selamat lah Cik Pung dari aksi pembersihan yang dilakukan pihak kerajaan terhadap keluarga Sultan Mahmud Syah II. Kemudian Cik Pung di sembunyikan oleh ayah nya laksamana johor yang yang telah bersepakat terlebih dahulu dengan dengan pihak keluarga nya. Dalam persembunyian nya itu Cik Pung melahir kan seorang anak laki-laki.    
Semasa kecilnya raja kecik selalu bermain bersama kawan-kawan sebayanya dipermakaman almarhum ayahandanya di Johor Lama, samabil memakan pucuk-pucuk tanaman yang tumbuh di sekitar makam. Maka disinilah muncul suatu cerita keajaiban raja kecik yang dimana kawan-kawan sepermainan raja kecik yang ikut bermain dipemakaman itu mengalami muntah-muntah bahkan muntah darah, akan tetapi raja kecik tidak demikian halnya, ia biasa-biasa saja tanpa ada perubahan kesehan terhadap dirinya. Kejadian tersebut tentu saja tersebar dikalangan masyarakat dan berkembang diseluruh negeri hingga samapi pula ke telinga baginda di istana Johor.
Pada akhir tahun 1717 raja kecik mulai melancarkan serangan utama terhadap Johor melalui selat Singapura menuju muara sungai Johor. Pada awal Maret 1718 perahu-perahu angkatan perang raja kecik memasuki sungai Johor dengan sokongan sebagai pihak seperti orang Minangkabau, orang Siak, orang laut, orang Bintan. Sedangkan pembesar dan penduduk Johor dibawah raja negara Temenggung Johor di Singapura ikut bergabung dengan pasukan raja kecik. Pada tanggal 21 Maret 1718 sultan Abdul Jalil Riyayat Syah menyerah kalah. Dengan tidak ada syakwasangka dan ikhlas raja kecik memberikan kebebasan kepada sultan Abdul Jalil Riyayat Syah IV yang kemudian diangkat menjadi datuk bendahara di kerajaaan Johor di bawah pemerintahan Raja Kecik. Raja Kecik sangat menghargai datuk bendahara karena mengenang jasanya sampai tua ayahandanya sebagai sutan Johor ke 10.
Ketika Raja Kecik menjalankan pemerintahan kerajaaan Johor, ia memulihkan persahabatan dengan keluarga bendahara Abdul Jalili Riyayat Syah dalam masa 2 bulan itu, Raja Kecik memingan Teuku Tengah Anak perempuan tertua bendahara dengan tujuan untuk mempererat hubungan. Namun setelah Raja Kecik memandang Teuku Kamariah anak bungsu bendahara, maka jatuh hatilah baginda kepadanya dan membatalkan pertunangan dengan Teuku Tengah lalu kawin dengan Teuku Kamariah. Maka dari peristiwa inilah bermulanya terjadinya perselisihan antara Raja Kecik dengan putra putri bendahara Abdul Jalil yang merasa terhina karena sikap Raja Kecik.
Hubungan baik mulai dialiri dengan marah dan dendam kesumat ibarat api dalam sekam, di luarnya seperti tidak terjadi apa-apa namun dalamnya sedang bergejolak api yang membakar namun bendahara tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima kehendak Raja Kecik meskipun Teuku Tengah menangis atas keputusan Raja Kecik akan tetapi kehendak baginda tetap berlaku akhirya Raja Kecik menikah dengan Teuku Kamariah. Fitnah yang beredar di masyarakat membuat kedudukan raja kecik terancam .dari kejadian penculikan istri nya itu raja kecik marah dengan diiringi dengan pasukan nya raja kecik segera mendatangi kediaman bendahara Abdul Jalil untuk menjemput istrinya. Melihat kedatangan raja kecik dan pasukannya akhirnya Abdul Jalil beserta keluarganya lari ke pahang.
Pada Tahun 1719 pecahlah peperangan antara rakyat johor yang memihak kepada bekas sultan johor dengan pihak raja kecik yang setia dengan baginda kebanyakannya orang-orang yang bersama mengambil tahta kerajaan johor.peperangan ini tidak dapat dielakkan lagi karena masing-masing pihak sudah tidak dapat menahan diri lagi namun kekalahan berada dipihak bekas sultan johor kemudian berpihak ke pahang. Dikarenakan keadaan Johor sudah tidak aman lagi, maka Raja Kecik pun pindah bersemayam ke Bintan Riau dan membangun negeri Riau, membuat istana bunga lawang emas, pintu berukir emas dari sanalah baginda menjalankan pemerintahan kerajaaan Johor lama. Raja Kecik mengirim Laksemana sekam dengan pasukannya yang terdiri dari hulubalang dan pendekar yang terlatih menjemput bekas sultan itu di Pahang. Sikap Raja kecik yang menjemput bekas sultan Johor itu ke Riau mengandung banyak makna selain sebagai sopan santun dan penghormatan kepada yang lebih tua dan juga mmaksud lain.raja kecik tidak berniat membunuh bekas sultan tersebut walaupun itu adalah musuh besarnya, namun bekas sultan ituk tidak senang hati karena baginda itu terlalu baik dan bekas sultan itu meminta untuk di bunuh.tengku tengah dengan abangnya tengku sulaiman mengadakan mufakat untuk mengambil tahta kerajaan johor dari tangan raja kecik, dengan mempergunakan opu-opu Bugis, Daeng perani, Daeng Celak, Daeng Menambun,dan Daeng Melewa opu-opu menyambut baik permintaan sultan sulaiman putera Sultan Abdul Jalil Riayat Syah.orang-orang ini ingin balas dendam karena raja kecik telah ingkar janji di saat di bengkalis sewaktu ingin menyerang johor.
Dari tahun 1721-1722 berlaku peperangan antara raja kecik dan tengku sulaiman yang di bantu oleh opu bugis yang lima saudara. Pertempuran berlaku di antara angkatan perang bugis dengan angkata pperang raja kecik.pada akhirnya raja kecik kalah dan mundur kembali ke siak, pada tahun 1723 tengku sulaiman dinobatkan sebagai sultan johor yang ke 13dengan gelar Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah pada tahun 1722-1760. Raja kecik menggalami kekalahan sebanyak empat kali dan mendapat kan kemenangan satu kali.
Dihati raja kecik ingin membalas dendam untuk merebut kembali kerajaan johor riau yang merupakan warisan dari ayahandanya.serangan sering dilakukan kepulau bintan tempat bertahta sultan sulaiman dengan raja mudanya namun serangan itu gagal karena pertahanan sultan sulaiman di bantu oleh orang-orang bugis. Maka dari itu peperangan ini tidak akan pernah selesai, yang menggakibatkan banyak nya memakan korba dari kedua belah pihak.
Akhirnya raja kecik gelar sultan abdul jalil rahmat syah dengan sultan sulaiman badrul alam syah melakukan perdamaian dan menghentikan permusuhan dan peperangan, yang di aksikan oleh opu-opu bugis, orang-orang besar kerajaan johor serta orang besar dari kerajaan siak , maka dari itu raja keci menyerahkan regalia kerajaan johor riau kepada sultan sulaiman dan kerajaan johor riau di serahkan kepada raja kecik .
Daftar Pustaka:
http://ms.wikipedia.org/wiki/Sultan_Abdul_Jalil_Rahmat_Shah. Diakses pada tanggal 23 september jam 20:10.
Nizami Jamil, dkk. 2010. Sejarah Kerajaan Siak. Pekanbaru: Lembaga warisan budaya melayu Riau.

SUMAN HS; TOKOH PENDIDIKAN & PEJUANG KEMERDEKAAN ASAL RIAU

Afrijon Saputra 

 

Suman Hs (Soeman Hasiboean, di dalam EYD; Suman hasibuan) merupakan tokoh sastra nanlegendaris yang berasal dari Provinsi Riau. Beliau lahir di bengkalis 4 April 1904 dan wafat di kota Pekanbaru pada tanggal 8 Mei 1999 dengan usia sekitar 95 tahun.[1]

Suman Hs merupakan nama pena nya, beliau banyak menghasilkan karya tulis nan melegenda, selama 12 tahun beliau sudah menerbitkan sekitar lima novel, satu kumpulan cerita pendek, dan tiga puluh lima cerita pendek beserta puisi. Lahir di bantan tua, Bengkalis, anak ke enam dari tujuh bersaudara, putra dari bapak Wahid Hasibuan dan ibu Turumun lubis. Suman Hs berasal dari keluarga petani dan ayah Suman juga berprofesi sebagai seorang guru ngaji di kampungnya. Berkat pekerjaan sang ayah yang sebagai seorang guru ngaji, suman terbiasa mengaji sejak usia belia dan memiliki cita-cita untuk menjadi seorang guru.

SEJARAH PERADABAN BANGSA AZTEC, INCA DAN MAYA


RINALDI AFRIADI SIREGAR / PIS

Amerika adalah benua yang terletak di antara dua samudera, yaitu samudera Pasifik di sebelah barat dan samudera Atlantik di sebelah timur. Benua Amerika, sebelum kedatangan bangsa Barat, telah dihuni oleh suku-suku Indian yang diperkirakan berasal dari Asia. Ada banyak versi tentang asal usul bangsa Indian di Amerika, misalnya:
a. Muhammad Yamin dalam bukunya "Sejarah Amerika" mengatakan bahwa bangsa Indian berasal dari Asia, masuk ke Amerika dalam 3 gelombang pada zaman neolithikum. Gelombang pertama adalah perpindahan orang Mongol dari Asia Timur Laut menuju Amerika Utara dengan melalu Selat Bering, kurang lebih 13.000 tahun yang lalu. Gelombang kedua yaitu bangsa Austronesia dari barat ke timur melalui lautan Pasifik dan sampai di Amerika Selatan. Gelombang ketiga perpindahan pelaut Austronesia menurut arus laut yang bergerak dari New Zealand dan Asia Timur bergerak menuju Amerika Selatan. Perpaduan antara bangsa Mongol dan Austronesia melahirkan bangsa Indian di Amerika.
b. Menurut versi lain, kurang lebih 20.000 sampai 50.000 tahun yang lalu bangsa Amurian dari Siberia di Rusia menyebrang melalui selat Bering ke benua Amerika.kemudian disusul oleh bangsa Mongol awal abad ke-1 masehi, dari percampuran kedua bangsa tersebut, lahirlah bengsa Indian Amerika (Amerind) yang menyebar diseluruh benua Amerika dari utara ke selatan, mereka hidup dari berburu, menagkap ikan, mengumpulkan makanan dan buah-buahan liar.
Bangsa Indian yang berkembang di Amerika terdiri dari berbagai suku bangsa. Diantara suku-suku bangsa Indian itu, ada yang mengenal peradaban dan kebudayaan tinggi, seperti Suku Maya dan Aztek di Meksiko dan suku Inca di Peru.
a. Kebudayaan Aztec
Suku bangsa Nahua, yang terakhir tiba di tanah tinggi Meksiko, mewarisi rumpun budaya yang luas di daerah tersebut. Salah satu diantara suku itu adalah Mexica-Aztec atau Aztec. Pada mulanya bangsa Aztec merupakan suku yang pertama kali berjuang di daerah pinggiran wilayah tersebut. Selama pengembaraan mereka sebagai kelompok luar-garis, bangsa Aztec kadang-kadang mengalami kemerosotan sampai berpakaian dedaunan dan makan serangga. Pada sekitar tahun 1325 Masehi bangsa Aztec sampai ditempat yang sekarang menjadi kota Meksiko. Waktu itu tempat tersebut merupakan gususan danau paya dan pulau kecil.
Di sebuah pulau di danau Tecoco, bangsa Aztec memperoleh semacam wangsit karena telah meihat seekor elang dengan seekor ular dimulutnya, yang sedang bertengger pada pada sebatang kaktus. Karena menganggap hal tersebut sbeagi pertanda gaib, para pendeta mengikrarkan bahwa pulau tersebut telah dipilih untuk bangsa Aztec oleh dewa-dewa mereka. Distulah mereka membangun kota Tenochtitlan. Mereka memperluas kota tersebut dengan membuat rakit-rakit yang terbuat dari anyaman ranting dan rotan yang uruk tanah dan tanaman. Di daerah danau ini mereka mengembangkan pertanian yang bersifat primitif. Kota Tenocthitlan yang didirikan oleh bangsa Aztec kemudian berkembang menjadi pusat kegiatan ritual. Bangunan pemujaan berbentuk piramid banyak didirikan.
Bangsa Aztec adalah bangsa yang gemar berperang, bagi mereka perang merupakan bagian dari budaya sendiri dan bagian dari sistem kepercayaan. Bangsa Aztec menyembah banyak dewa atau politheisme. Mereka menyembah dewa matahari yaitu Huitzilochti. Mereka mempercayai bahwa matahari adalah sumber kehidupan dan harus terus dipelihara, agar terus beredar pada orbitnya dan berputar terbit dan tenggelam. Untuk itu diperlukan pelumas yang murni yaitu darah manusia. Mereka meyakini bahwa pengorbanan manusia merupakan tugas suci dan wajib dilakukan agar dewa matahari tetap memberikan kemakmuran bagi manusia. Upacara pengorbanan dilakukan diatas altar dipuncak piramid dengan cara mengambil jantung korban untuk pendeta. Upacara pengorbanan manusia juga dilakukan secara masal dengan cara membunuh banyak orang.
Ada tiga hipotesis yang dilakukan oleh para Antropolog mengenai alasan pengorbanan manusia disamping alasan untuk pengorbanan dewa, yaitu :
1. Pengorbanan dilakukan untuk mengurangi jumlah penduduk, terutama sejak jumlah tawanan perang meningkat dengan pesat dibandingkan dengan jumlah kelahiran.
2. Untuk memberikan kepada rakyat mayat-mayat yang dikorbankan sebagai sumber protein dan vitamin. Hipotesis ini snagat lemah, karena bangsa Aztec menghasilkan jagung, kacang, serta memlihara anjing, ayam dan kalkun.
3. Pendapat yang lebih rasional adalah untuk menakut-nakuti para pembangkang dan pemberontak, agar mereka tidak melakukan perlawanan terhadap penguasa raja. Para tawanan perang banyak dijadikan korban dan jumlah besar untuk dewa matahari, orang-orang yang berslah juga yang bersalah juga jadi sasaran untuk jadi korban seperti jenderal yang salah dalam memimpin perang, para koruptor, hakim yang keliru membuat keputusan, serta pejabat negara yang berbuat salah, termasuk orang yang memasuki daerah terlarang istana raja.
Dalam buku Negara dan Bangsa (1990:208), disebutkan bahwa Huzlopochtli, khususnya, demikian rakus sehingga pada upacara istimewa ribuan manusia dikorbankan sebagai sesaji untuknya dalam waktu satu hari saja. Monte Zuma II pernah mengorbankan 5100 orang korban dalam satu upacara peringatan tahtanya. Pada waktu Ahuitzolt yang berkuasa pada abad ke-15, paling tidak 20.000 jiwa manusia dijadikan korban dalam upacara. Calon korban digiring ke puncak piramid tempat pendeta saling berebut bagian mereka masing-masing dan memotong jantung si korban dengan pisau batu gelas, lalu memprsembahkannya hangat-hangat dan masih berlumur darah ke batu altar sang dewa. Untuk sesaji yang sedemikian massalnya itu, bangsa Aztec tidak dapat mengandalkan sukarelawan dan oleh sebab itu mereka sering mengirim rombongan pejuang ke wilayah sekutunya untuk menangkapi calon-calon korban.
Pada puncak kejayaan kekuasaan Aztec, Tenochittlan merupakan pusat upacara berdarah yang semakin menjadi-menjadi. Berbagai jamuan sakramental dan ritus-ritus lainnya, menciptakan suatu kehidupan yang dibayang-bayangi oleh lambang kematian. Bagi bangsa Aztec, darah manusia merupakan bagian upacara untuk mencegah kehancuran dunia, yang menurut mereka ditandai oleh lenyapnya matahari. Upacara kurban bagi bangsa Aztec bukanlah hal yang mengerikan, begitu pula bagi calon korban. Menurut kepercayaan mereka, kematian ditangan para pendeta merupakan suatu kehormatan. Korban itu dipersembahkan kepada dewa-dewa dengan cara membelah dada dan mengambil hatinya, agar tidak marah dan lapar dan mendatangkan bencana alam. Kepercayaan ini mempengaruhi pendangan orang Aztec. Sejak masa kanak-kanak mereka telah dilatih untuk siap dijadikan kurban ritual bila mereka tertewan dalam peperangan. Mati sebagai kurban upacara bagi mereka berarti ikut menyumbangkan hati dan darah untuk dipersembahkan kepada dewa matahari, dan dengan demikian ikut memperkuat matahari dalam peperangan sehari-hari melawan gelap (malam) sehingga mereka menjadi bagian penting dari matahari.
Bangsa Aztec memiliki seni bangun atau arsitektur yang amat tinggi. Ketika bangsa Spanyol datang ke kota Tenocl (Mexico City) mereka menyaksikan kemajuan bangsa ini. Di sini terdapat bangunan-bangunan seperti aquadec atau bangunan lain, tempat jalan raya menuju kota, jalan-jalan lebar, serta kanal yang melewati kota serta jembatan diatasnya. Bangunan-bangunan tersebut menggunakan teknologi tinggi menurut jamannya. Di pusat kota dibangun kuil-kuil besar sebagai persembahan kepada dewa matahari. Tinggi bangunan tersebut 30 meter, terdiri atas tiga tingkat, yang masing-masing tingkat memiliki 120 anak tangga. Di bangunnya jalan-jalan dan kanal-kanal yang lebar adalah untuk memudahkan lalu lintas orang dan barang dagangan. Dalam kegitan perdagangan tersebut mereka memperjualbelikan bebek, ayam, kalkun, kelinci, dan rusa.
Arsitektur bangsa Aztec tergolong sederhana, lebih mementingkan fungsi daripada keindahan lahiriah. Di pegunungan, rumah orang Aztec terbuat dari batu bata yang dijemur, mirip batako yang kita kenal di Indonesia. Di dataran rendah, rumah mereka berdinding ranting-ranting atau batang padi yang diplester dengan tanah liat dan beratapkan alang-alang. Sebagi tambahan pada tempat tinggal utama, umumnya mereka mempunyai bangunan lain seperti tempat penyimpanan dan tempat seluruh keluarga mandi uap. Orang Aztec yang kaya memiliki rumah dari batako atau batu yang dibangun mengelilingi suatu Patio, yaitu ruang luas yang terbuka di tengah rumah.
Kuil Aztec dan bangunan lain dengan dekorasi patung merupkan salah satu karya terindah di Amerika. Tetapi hanya sedikit peninggalan karya arsitektur Aztec yang masih dapat ditemukan. Orang Spanyol, yang beragama kristen, telah memusnahkan kuil-kuil dan segala peninggalan keagamaan orang Aztec. Mereka bahkan telah menghancurkan kota lama Tenochitlan.
Hasil pertanian yang diolah di ladang-ladang pertanian adalah alpukat, kacang merah dan jagung, mereka juga membuat kerajinan dari emas dan perak untuk perhiasan. Dari kegiatan dagang dan jenis barang dagangannya yang diperjualbelikan dan sarana penunjang yang dibangunnya para ahli menyimpulkan bahawa bangsa Aztec memiliki tingkat kebudayaan dan peradaban yang tinggi. Peradaban ini runtuh karena penaklukan oleh bangsa Spanyol di bawah pimpinan Hernando Cortez pada tahun 1521.
b. Kebudayaan Maya
Suku Maya mendiami daerah Meksiko Selatan dan bagian-bagian Amerika Tengah lainnya. Pusat kebudayaannya terdapat di Semenanjung Yukatan. Kota paling awal berdirinya diperkirakan pada abad ke-3 di hutan Guatemala yang lebat dan yang terakhir diperkirakan dibangun pada abad ke-10 dan abad ke-11 pada sebuah dataran di Yukatan bagian Utara. Kota-kota ini merupakan peninggalan orang-orang Maya yang memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi dengan catatan arsitektur paling beraneka ragam dan paling maju. Kebudayaan suku Maya ini berkembang dari abad ke-1 S M sampai mulainya penggalan Masehi.
Kebudayaan Maya berpusat pada kehidupan agraris. Mereka menanam jagung, merica dan buah-buahan. Mereka memelihara kalkun dan anjing serta menangkap ikan di sepanjang pantai. Mereka juga memintal kapas dan menjualnya ke tempat lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa orang-orang Maya melakukan kegiatan perdagangan selain bertani. Mereka membawa barang dagangannya langsung pada pembeli yang jaraknya sangat jauh di Amerika Tengah.
Organisasi sosial yang dmiliki oleh suku bangsa Maya ini ditandai dengan berkuasanya golongan elit yang kaya, yang juga melakukan perdagangan, golongan elit juga berfungsi sebagai pemimpin upacara ritual dalam kepercayaan mereka. Mereka juga termasuk golongan terdidik yang mempunyai hak istimewa untuk mempelajari ilmu pengetahuan. Di luar golongan itu, ada para petani dan budak yang memiliki oleh golongan lain. Bangsa Maya telah memiliki sistem tulisan yang mirip dengan Hierogliyph. Tulisan ini digunakan untuk mencatat peristiwa penting. Tulisan yang mereka kembangkan berfungsi pula sebagai sejarah pencatat kelahiran, perkawinan, dan kematian raja-raja Maya.
Dengan berkembangnya tulisan, ilmu pengetahuan pun berkembang, bangsa ini telah mengenal kalender dengan tahunnya berjumlah 18 bulan yang tiap bulannya berjumlah 20 hari, dan ada yang satu bulan berjumlah 5 hari. Sehingga pertahun ada 365 hari. Mereka juga telah mengembangkan matematika. Selain itu, astronomi ialah salah satu ilmu yang mereka kembangkan.
Bangsa Maya kuno membangun sebuah monumen dan mendirikan kota batu megah untuk para dewa. Sedikitnya ada 80 situs penting peninggalan orang-orang Maya bertebaran di Amerika Tengah. Beberapa situs kuil bertinggi lebih dari 60 meter.
Kebudayaan Maya berkembang dengan subur terutama di Guatemala dan Yukatan. Walau demikian, kebudayaan itu dipengaruhi kuatnya kebudayaan Teotihuakan dari Meksiko bagian tengah. Sebagai salah satu kota terbesar di dunia, kota Teotihuakan pada masa puncaknya dihuni oleh sekitar 100.000 penduduk yang tinggal di dalam Adobe atau rumah-rumah dari bata mentah dan memuja dewa di piramid besar dari batu yang sampai kini masih banyak ditemukan di dekat kota Meksiko. Dari abad ke-4 sampai abad ke-8 pengaruhnya menyebar di Amerika Tengah. Para arsitek serta tukang mencontoh pola bangunan dan pola hiasannya. Bahkan setelah Toetihuakan jatuh ke tangan orang-orang yang belum beradab pada tahun 700, wibawanya masih tetap hidup.
Sebagian besar bangunan yang berjumlah lebih dari 200 di Kaminaluyu sebagai tempat peninggalan purbakala suku bangsa Maya di pinggir batar daya kota Guatemala yang dibangun pada masa itu. Yang terbesar di antaranya adalah batu berbentuk piramid yang tingginya lebih dari 26 meter dengan dua ruang makam di dalamnya. Tubuh raja diletakkan di atas panggung kayu di pusat salah satu ruang makam. Mayat ini dikitari tubuh-tubuh lain yang diduga jenazah orang-orang yang dikurbankan untuk mengawal rajanya menempuh perjalanan ke dunia lain. Di dalam ruangan ini juga ditemukan hiasan dari batu-batu berharga, tulang dan kulit kerang, serta berang pecah belah yang menunjukan kekayaan kebudayaan tersebut.
Reruntuhan Uaxactun adalah peninggalan di daerah Maya bagian tengah yang umurnya lebih muda. Salah satu bangunan yang berupa pelataran bekas kaki kuil berbentuk piramid bertangga terpancang dengan tampak muka berhias. Bangunan ini didirikan sekitar tahun 250 Masehi. Peninggalan semacam ini ditemukan ini juga di daerah Maya bagian utara.
Pada jaman Klasik, tahun 300-500, kebudayaan suku bangsa Maya di daerah tengah mengalami puncak kejayaan. Arsitekturnya berkembang dengan adanya peningkatan mutu bangunan. Salah satu cirinya adalah dikembangkannya bangunan batu yang sebagian besar merupakan bangunan suci seperti kuil atau biara. Kuil di Tikal yang tingginya mencapai sekitar 888 meter adalah kuil tertinggi. Biara dalam kebudayaan Maya kadang-kadang mencakup area yang sangat luas sehingga menyerupai kota, lebih cocok disebut tempat pusat upacara keagamaan dilangsungkan. Namun antara tahun 800 sampai 950, pusat kegamaan tersebut satu-persatu dilupakan dan ditinggalkan orang. Bangsa Maya mengalami keruntuhan karena penaklukan pasukan Hernando Cortez pada tahun 1521.
c. Kebudayaan Inca
Inca merupakan sebuah kelompok klan yang mula-mula mendiami daerah Peru. Menurut legenda, asal-usul suku bangsa Inca berawal dari sekelompok anak dewa matahari, yang berasal dari sebuah gua di sebelah tenggara kota Cuzco. Bangsa Inca telah mendiami daerah Cuzco sejak kira-kira tahun 1200. tetapi sejak penaklukan oleh kekuasaan Panchacuti dalam tahun 1438, bangsa Inca mulai memperluas wilayahnya dengan menaklukan daerah-daerah sekitarnya. Akhirnya mereka membentuk suatu wilayah kekuasaan besar dan luas yang membentang dari Quito di Utara sampai Chile bagian tengah. Bahasa Inca menyebut wilayah kekuasaannya Tabuantisuyu, artinya daerah yang meliputi empat wilayah. Nama itu menunjukan bahwa seluruh wilayah kekuasaan bangsa Inca terbagi menjadi menjadi empat geografis, yang dibagi menjadi lebih dari 80 propinsi. Penguasa tertinggi berada di tangan seorang pemimpin yang dianggap sebagai wakil dewa matahari.
Kebudayaan Inca berkembang di sepanjang belahan barat Amerika Serikat terutama Peru. Bukti-bukti arkeologis mengenai keberadaan kebudayaan Inca, yang berasal dari fase Killke (1200-1380), ditemukan di daerah sekitar Cuzco di dataran tinggi Peru bagian selatan. Berdasarkan hasil evakuasi terhadap sistus-situs di daerah tersebut diperoleh gambaran bahwa Inca ketika itu hanyalah merupakan suatu wilayah yang kecil saja.
Seperti halnya suku bangsa lainnya Amerika, bangsa Inca memiliki watak militer sehingga perluasan wilayah Imperium dilakukan dengan cara peperangan. Sejak kekuasaan dipegang oleh Pachacuti yang memerintah tahun 1438 – 1471, Inca memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukan daerah-daerah sekitarnya. Selama pemerintahan Topa Inca sebagai pengganti Pachacuti, wilayah kekuasaan Inca diperluas dengan manklukan daerah-daerah Pantai Peru bagian selatan, Bolivia Selatan., Argebtina barat laut, dan Chile. Pengganti Topa Inca adalah Huayna Capac yang memerintah dari tahun 1493 sampai tahun 1525 M. setelah meniggalnya Huayna Capac, terjadi perebutan kekuasaan antara Huascar dan Attahualpa.
Bangsa Inca memiliki mata pencaharian dari kehidupan agraris atau pertanian. Sejak tahun 600–1000 Masehi, bangsa Inca telah berkembang dalam bidang pertanian. Mereka membuat sistem terasering untuk menahan banjir. Untuk mengolah tanah, mereka menggunakan bajak yang terbuat dari perunggu. Tanaman yang bayak ditanam oleh masyarakat Inca adalah kacang-kacangan, jagung, merica, tomat, dan kentang. Hasil pertanian ini digunakan untuk mmenuhi konsumsi petani, juga untuk makan tentara dalam jumlah besar, golongan birokrasi dan ribuan buruh pabrik. Minuman khas dari bangsa Inca adalah Chica yaitu semacam bir yang terbuat dari jagung.
Bangsa Inca adalah bangsa yang bersifat nasional. Penggunaan bahasa nasional dipaksanakan oleh raja kepada penduduknya. Pada masa Topa Inca, bahasa Quechua ditetapkan sebagai lingua franca di seluruh wilayah Tahuanntinsuyu.
Bangsa Inca memiliki organisasi masyarakat yang teratur. Sebagai unit dasar atau paling bawah dari organisasi masyarakat Inca adalah ayllu, yaitu keluarga yang bersifat endogama berdasar garis keturunan laki-laki. Kelompok ayllu yang bersal dari satu wilayah kemudian membentuk kelompok lebih besar yang disebut saya. Tiap-tiap wilayah (propinsi) biasanya terdiri atas dua atau tiga wilayah administratif (waman). Kekuasaan tertinggi pemerintah Inca terdiri ada ditangan seorang kaisar yang menyatakan dirinya sebagai keturunan dewa matahari Inti. Oleh karena itu gelar yang dipakai penguasai Inca dalah Intip Cori (yang bererti Putra Dewa Matahari). Di bawahnya adalah pejabat yang disebut apo sebagai penguasa tiap-tiap wilayah bagian (4 wilayah). Di bawah apo ada tokrikoq yang menjadi penguasa tiap propinsi.
Bangsa Inca memiliki ilmu pengetahuan yang maju dan berkembang. Walaupun ilmu pengetahuan yang berkembang di Inca tidak dapat mengungguli perkembangan ilmu pengatahuan di Aztec dan Maya. Dalam bidang Matematika dan Astronomi bangsa Inca tidak dapat mengungguli kemajuan di Aztec dan Maya.
Bangsa Inca memiliki perkembangan yang pesat dalam bidang kesenian, terutama seni bangun. Seperti dalam pembuatan tekstil dan keramik, pembangunan benteng-benteng pertahanan, dan jalan-jalan raya yang lebar. Kemajuan bidang seni ini tidak dapat dipisahkan dari kemmapuan pemerintah mengatur masyarakat.
Dalam bidang sosial, raja sangat menarruh perhatian dalam hal perkawinan. Laki-laki atau perempuan yang sudah dewasa dan belum memiliki pasangan diplilihkan orang lain lain sebagai pendampingnya. Kemudian mereka dikawinkan dalam upacara umum.
Dalam bidang religi, bangsa Inca mempercayai dewa matahari. Raja-raja mereka dipercaya memiliki hubungan genealogis atau asal-usul keturunan dengan dewa matahari. Dewa matahari ternyata sangat besar pengaruhnya dalam masyarakat Inca dan bahkan pada masyarakat Inca terdapat suatu kepercayaan bahwa dewa Matahari itulah yang menurunkan keluarga raja Inca. Oleh karena itu, setiap raja yang sedang memerintah dipandang sama dengan dewa matahari. Tidak diketahui dengan pasti, apakah bangsa Inca juga melakukan upacara pengorbanan manusia seperti bangsa Aztec.
Di samping memuja dewa matahari, masyarakat Inca juga melakukan pemujaan terhadap roh para leluhurnya. Pemujaan itu dilakukan dengan suatu upacara yang luar biasa besarnya. Di Kuzko mereka menyimpan mummi dalam bungkusan kain, konon mummi itu adalah para Raja yang memerintah pada zaman Manko Kapak (Inca yang pertama). Mummi tersebut ditempatkan pada sebuah rumah yang megah, seperti istana, sekakan-akan mereka masih hidup secara bergantian dikeluarkan untuk menyaksikan upacara. Anggota keluarga raja yang kurang penting, para bangsawan tinggi dan rakyat yang mampu mengawetkan jenazah keluarganya.
Kepercayaan terhadap dewa di Inca tidak memainkan peranan yang meliputi seluruh kehidupan namun kerajaan Inca mempunyai lembaga agama yang mantap sebagai bagian dari pemerintah dan berada di bawah pemerintahan.
Perkembangan kebudayaan Inca yang begitu tinggi ini akhirnya mengalami kehancuran. Bangsa Inca mengalami keruntuhan karena penaklukan pasukan Francisco Pizzaro tahun 1533. 
DAFTAR PUSTAKA :