Showing posts with label INDONESIA ZAMAN ISLAM. Show all posts
Showing posts with label INDONESIA ZAMAN ISLAM. Show all posts

PENINGGALAN SEJARAH ISLAM DI INDONESIA


Rinaldi Afriadi Siregar / PIS
Peninggalan-peninggalan sejarah Islam di Indonesia sangat beraneka ragam, karena jaran Islam mencakup semua segi kehidupan. Peninggalan tersebut sebagian besar merupakan hasil perpaduan kebudayaan Islam dengan kebudayaan setempat. Banyaknya bentuk perpaduan kebudayaan Islam dengan kebudayaan setempat menurut para ahli antropologi sebagai tanda bahwa penyebaran Islam di Indonesia dengan cara damai, tanpa adanya usaha menghapuskan kebudayaan yang telah ada sebelumnya.
Kenyataan ini juga berlaku di negara-negara lain, seperti di Mesir dan Irak. Kedatangan Islam di negara-negara tersebut tidak menghilangkan peninggalan-peninggalan sebelumnya, bahkan melindungi dan merawatnya. Hal ini sangat berharga, karena kita masih dapat menyaksikan karya besar manusia di masa lampau.
Peninggalan-peninggalan sejarah Islam di Indonesia antara lain dalam bentuk masjid, keraton, nisan, kaligrafi dan karya sastra. Mari kita bahas satu-persatu.
1. Masjid
Peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang berupa masjid adalah sebagai berikut ini:
a. Masjid Demak
Masjid ini merupakan satu-satunya peninggalan Kerajaan Demak Bintoro. Masjid ini didirikan para wali pada masa pemerintahan Raden Patah. Bentuk atap bangunan masjid ini seperti meru. Contohnya wantilan di Bali dan joglo di Jawa. Meskipun masjid tersebut telah mengalami pemugaran, namun tidak mengubah bangunan dan bentuk aslinya. Masjid Demak terletak di tengah kota Demak,dan sekarang masih dalam keadaan utuh. Sehingga masih dapat dipergunakan sebagai pusat ibadah.
b. Masjid Indrapura Aceh
Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Kerajaan Islam Aceh. Dilihat dari bentuk atapnya, seni arsiteknya merupakan hasil perpaduan kebudayaan Islam dengan kebudayaan Hindu Sumatera.
c. Masjid di Aceh
Masjid ini merupakan peninggalan kerajaan Islam di Aceh. Bantuk atapnya bersusun menyerupai pura Hindu. Kenyataan ini menggambarkan bahwa Islam disebarkan dengan cara damai yaitu dengan memadukan kebudayaan Islam dengan kebudayaan setempat.
d. Masjid Sunan Ampel
Masjid tersebut dibangun pada masa kehidupan Sunan Ampel yang terletak di Ampeldhenta, Surabaya. Di sinilah Sunan Ampel memberikan pendidikan agama kepada para santrinya.
e. Masjid Kudus
Masjid ini dibangun pada masa kehidupan Sunan Kudus. Bangunan menara dan pagar masjid ini menyerupai bangunan candi Hindu.
Ada beberapa pendapat mengenai asal-usul bentuk menara yang menyerupi candi Hindu ini. Ada pendapat yang mengatakan, bahwa bangunan ini dikerjakan oleh arsitek Islam yang sebelumnya telah menguasai arsitek bangunan Hindu. Ahli kebudayaan memandang bangunan tersebut sebagai hasil perpaduan kebudayaan Islam dengan kebudayaan sebelumnya dan sengaja dibentuk semacam itu. Tahun pembuatan Masjid Kudus ini kemudian ditetapkan sebagai "Hari jadi Kota Kudus".
2. Keraton
a. Keraton kaibon (Banten)
Keraton ini merupakan peninggalan kerajaan Islam di Banten. Kerajaan Islam Banten didirikan oleh Faletehan setelah memisahkan diri dari Demak abad ke-16. Peninggaln ini masih dapat dilihat karena mash dalam keadaan utuh.
b. Keraton Kasepuhan Cirebon
Keraton Kasepuhan Cirebon ini merupakan peninggalan Kerajaan Islam Cirebon. Kerajaan tersebut pecah menjadi 2, yaitu Kasepuhan dan Kanoman. Keraton Kasepuhan ini juga masih dapat dilihat, karena bangunannya masih berdiri tegak.
3. Makam
Peninggalan Sejarah Islam yang berupa makam adalah sebagai berikut:
a. Makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik
Maulana Malik Ibrahim adalah wli pertama di Jawa yang berasal dari negara asing. Ada beberapa pendapat mengenai asal mula Maulana Malik Ibrahim. Ada yang berpendapat dari Persia, sehingga mendapat sebutan "Maulana Maghribi" yang berarti ulama dari barat. Sedangkan pendapat lain menyebutkan bahwa dia berasal dari daerah Maghribi Maroko, Afrika Utara.
Makam tersebut bercirikan khas Islam dan berpahatkan huruf Arab, dapat dijumpai di daerah Gresik, Jawa Timur.
b. Makam Islam Talo
Makam ini merupakan peninggalan sejarah Islam di Makasar dan diperkirakan dibangun  pada tahun 1616 Masehi. Makam tersebut sebagai bukti bahwa sejak awal bad 17 Islam telah berkembang di Talo, Sulawesi Selatan.
c. Makam Sunan Bayat di Kalten
Bentuk gapura makam Sunan Bayat seperti bangunan candi Hindu, sehingga oleh masyarakat disebut Candi Bentar. Dari bangunan ini dapat disimpulkan bahwa kebudayaan Islam banyak berpadu dengan kebudayaan pra-Islam.
d. Nisan pada kuburan Raja Islam
Batu nisan ini memberikan petunjuk bahwa raja-raja nusantara memeluk agama Islam sejak awal berkembangnya Islam di Indonesia.
4. Peninggalan-peninggalan lain
Peninggaln lain yang merupakan peninggalan Islam adalah seperti berikut:
a. Benteng
Benteng ini dibangun pada masa pemerintahan kerajaan Islam di Banten, yang merupakan bagian pertahanan Banten dalam menghadapi serangan musuh.
b. Meriam
Meriam Ki Amuk merupakan senjata andalan Banten yang telah beberapa kali dipergunakan dalam pertempuran melawan musuh. Menurut beberapa sumber sejarah, meriam tersebut dibuat oleh Kerajaan Banten sendiri dengan mendatangkan para ahli meriam dari Turki.
5. Kesusastraan
Hasil kesusastraan peninggalan sejarah Islam berisi ajaran khusus seperti tasawuf atau budi pekerti yang baik, maupun filsafat kemasyarakatan. Kesusastraan juga ditulis dalam beberapa bentuk , yaitu:
  • Suluk: adalah kitab-kitab yang berisi ajaran tasawuf. Beberapa suluk yang terkenal antara lain: Suluk Sukarsa, Suluk Wujil, dan Suluk Malang Sumirang.
  • Syair: beberapa karya sastra syair peninggalan sejarah islam Indonesia karya Hamzah Fansuri antara lain: Syair Perahu dan Syair si Burung Pingai.
  • Hikayat: beberapa hikayat peninggalan sejarah Islam Indonesia antara lain; Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Bakhtiar, Hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat Jauhar Manikam dan Hikayat Hang Tuah.
  • Babad: adalah cerita sejarah yang biasanya lebih bersifat cerita daripada nilai sejarahnya. Karya-karya babad yang ditemukan andata lain; Sejarah Negeri Kedah, Sejarah Melayu (Salawat Usalatin), Babad Tanah Jawi, Babad Gianti, Babad Banten dan Sejarah Raja-raja Riau.
  • Kitab ajaran Budi pekerti: kitab-kitab ini antara lain Nitisruti, Nitisastra dan Astabrata.
  • Kitab politik pemerintahan: kitab tentang politik pemerintahan antara lain adalah Sastra Gending.
Berbagai bentuk karya budaya peninggalan sejarah Islam menunjukkan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang memiliki daya cipta dan kreativitas yang tinggi. Peninggalan-peninggalan tersebut menjadi kebanggan kita semua.
DAFTAR PUSTAKA :

SEJARAH KERAJAAN ISLAM SAMUDERA PASAI

 FITRI YANI AMRINA / PIS


I.     SEJARAH.
Kerajaan ini didirikan oleh seorang yang bernama Meurah Silu yang ketika mendirikan kerajaan ini berganti nama menjadi Sultan Malik Al-Shaleh. Kerajaan ini didirikan pada tahun 1267 M. Daerah Kerajaan Samudra Pasai terletak di kawasan pesisir timur Aceh atau sekarang daerah Lhoksmawe.Sultan Malik Al-Shaleh memerintah selama 29 tahun (1297 – 1326). Bukti-bukti tentang sejarah kerajaan ini dapat kita saksikan dengan berbagai peninggalan yang ada, seperti makam raja-raja Pasai di Kampung Geudong Aceh Utara. Makam ini terletak di desa Beuringin, kecamatan Samudra, sekitar 17 km sebelah timur Lhoksmawe. Disana dapat ditemukan makam Malik Al-Shaleh sebagai Raja Pasai pertama. Penemuan lainnya ialah koin-koin perak yang tertera nama rajanya yang memerintah kala itu.
Pada tahun 1345 seorang pegembara dari Maroko yang bernama Abu Abdullah Ibn Bathutah pernah menuliskan tentang keadaan daerah yang ia kunjungi dalam bukunya yang berjudul Rihlah Ilal Masyriq (perjalanan ke timur). Saat kembali ke negerinya Ibnu Bathutah menceritakan bahwa adanya sebuah negeri yang bernama Samatrah (samudra) yang mana sang sultan menyambut kedatangannya dengan ramah dan penduduknya menganut Mazhab Syafi'i. Sedangkan dari pengembaraan Marcopollo ia pernah mencatat beberapa kerajaan yang ada di pantai timur Sumatra seperti Ferlac (Perlak), Basma dan Samara (Samudra).Hal-hal di atas membuktikan bahwa Kerajaan Samudra Pasai telah ada sejak abad ke-13, sebagai Kerajaan Islam pertama di Nusantara dengan rajanya Sultan Malik Al-Shaleh sebagai raja muslim pertama.

II.  PEMERINTAHAN, PEREKONOMIAN dan KEBUDAYAAN.
Dalam sistim pemerintahan terdapat istilah menteri, syahbandar, dan kadi. Untuk menyebut anak sultan baik itu perempuan maupun laki-laki digunakan istilah Tun, istilah ini juga digunakan untuk memanggil para petinggi kerajaan. Kesultanan Samudra Pasai juga memiliki beberapa kerajaan bawahan yang mana pemimpinnya juga disebut dengan panggilan sultan. Diantara kerajaan yang menjadi bawahan dari Kerajaan Pasai adalah Kerajaan Perlak yang ditaklukkan oleh Sultan Muhammad Malik Az-zahir dan Kerajaan Pedir yang ditaklukkan oleh Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir.Kerajaan Samudra Pasai merupakan pusat perdagangan yang maju kala itu. Hal ini dikarenakan banyaknya kapal-kapal dagang asing yang singgah di sana, seperti dari Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Sebagai sebuah Bandar perniagaan yang cukup besar, maka Kerajaan Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dengan deureuham (dirham) yang dibuat 70% emas murni dengan berat 0.60 gram, diameter 10 mm, mutu 17 karat dan berlaku sebagai alat tukar yang sah di kerajaan tersebut.
Selain berdagang, sebagian besar sumber mata pencaharian masyarakat kalaa itu adalah sebagaim petani dengan menanam padi yang di panen dua kali dalam setahun, tanaman lada dan beberapa tanaman palawija lainnya. Lain dari pada bertani sebagian masyarakat lainnya ada pula yang berternak sapi perah untuk menghasilkan keju.Pasai merupakan sebuah kerajaan besar sebagai pusat perdagangan dan perkembangan agama islam. Maka dari para pendatang yang datang dari berbagai daerah masyarakat mulai mengenal tulisan. Dari huruf arab yang dibawa oleh pendatang dari dunia kawasan arab, beberapa penduduk pribumi mulai mencoba menulis beberapa karya mereka menggunakan huruf arab dengan bahasa melayu. Inilah yang kemudian kita kenal dengan aksara jawi.
Diantara karya yang ditulis menggunakan aksara ini adalah Hikayat Raja Pasai yang mana bagian awal teks ini mulai dituli sekitar tahun 1360 M. Aksara kemudian juga digunakan oleh Syaikh Abdul Rauf Singkil untuk menuliskan buku-bukunya.Kerajaan pasai juga mempunyai jaringan dengan kerajaan-kerajaan lain seperti ke daratan Cina, dari sumber Cina memang pernah disebutkan bahwa utusan kerajaan Pasai pernah mengirim upeti. Dari sumber lain juga ditemukan bahwa Sultan Pasai pernah mengirimkan upeti ke daerah Quilon di daerah India Barat pada tahun 1282 M. hal ini membuktikan bahwa Kerajaan Pasai sudah memiliki jaringan yang luas dengan kerajaan luar.

III.   AKHIR PEMERINTAHAN.
Terdapat dua faktor yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai. Yang pertama adalah faktor Internal, pada akhir-akhir masa pemerintahannya terjadi perang saudara.Sedangkan faktor kedua adalah faktor eksternal. Pada tahun 1331 M Gajah Mada diangkat sebagai Mahapatih Majapahit oleh Raja Tribuana Tunggadewi. Dengan Sumpah Palapa yang pernah diucapkannya, maka Gajah Mada menggempur Samudra Pasai yang maju pesat dan beragama islam. Pada tahun 1350 M Gajah Mada berhasil menduduki Kerajaan Samudra Pasai.Selain dari dua faktor di atas, juga terjadi perbedaan pendapat perihal runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai. Prof. Dr. Musrifah Sunanto dalam bukunya yang berjudul Sejarah Peradaban Islam meyebutkan bahwa Kerajaan Samudera Pasai runtuh akibat serangan dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1350 M lalu digantikan oleh Kerajaan Malaka sampai akhirnya dihancurkan oleh Portugis.(2007:24).Sedangkan Dr. Badri Yatim, M.A dalam buku yang ditulisnya Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II yang dikutipnya dari Taufik Abdullah (Sejarah Umat Islam Indonesia)  disebutkan bahwa kerajaan Samudera Pasai berlangsung sampai tahun 1524 M setelah tahun 1521 M diduduki oleh Portugis. Selanjutnya Kerajaan Samudera Pasai berada di bawah kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam Yang berpusat di Banda Aceh (2010:208).

SUMBER :
Soekmono, 2006. Sejarah Pengantar Kebudayaan Indonesia 3, Yogyakarta : Kanisius
Sunanto, Musyrifah, 2007. Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Rajawali Presshttp://aneukagamaceh.blogspot.com/2009/01/kerajaan-samudera-pasai-aceh.html