ISTANA SAYAP PELALAWAN

NOVIA ARIYANI

 

Pelalawan adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Riau, Pelalawan mempunyai sebuah sejarah yang panjang, Pelalawan adalah Kabupaten baru pemekaran dari Kabupaten Induk Kabupaten Kampar. Sejarah Pelalawan diawali dari kerajaan Pekantua yang didirikan oleh Maharaja Indera (sekitar tahun 1380 M). Beliau adalah bekas Orang Besar Kerajaan Temasik (Singapura) yang mendirikan kerajaan ini setelah Temasik dikalahkan oleh Composeh Majapahit di penghujung abad XIV. Sedangkan Raja Temasik terakhir yang bernama Permaisura (Prameswara) mengundurkan dirinya ke Tanah Semenanjung, dan mendirikan kerajaan Melaka. Maharaja Indera (1380-1420 M) membangun kerajaan Pekantua di Sungai Pekantua (di anak sungai Kampar, sekarang termasuk Desa Tolam, Pelalawan, Riau) pada tempat bernama "Pematang Tuo" dan kerajaannya dinamakan "Pekantua".

SEJARAH KELAM KAMBOJA (Pemerintahan POL POT)

RATIH AYUNING CHINTYA

 

Saloth Sar (lahir 19 Mei 1928 – meninggal 15 April 1998 pada umur 69 tahun), lebih dikenal sebagai Pol Pot, adalah pemimpin Khmer Merah dan Perdana Menteri Kamboja dari 1976 hingga 1979. Pemerintahannya banyak disalahkan untuk kematian sekitar dua juta warga Kamboja, meski perkiraan jumlahnya beragam.

Kamboja atau Kampuchea merupakan negara di Asia Tenggara yang semula berbentuk Kerajaan di bawah kekuasaan Dinasti Khmer di Semenanjung Indo-China antara Abad Ke-11 dan Abad Ke-14. Rakyat Kamboja biasanya dikenal dengan sebutan Cambodian atau Khmer, yang mengacu pada etnis Khmer di negara tersebut. Negara anggota ASEAN yang terkenal dengan pagoda Angkor Wat ini berbatasan langsung dengan Thailand, Laos dan Vietnam. Sebagian besar rakyat Kamboja beragama Buddha Theravada, yang turun-temurun dianut oleh etnis Khmer. Namun, sebagian warganya juga ada yang beragama Islam dari keturunan muslim Cham.

Perkembangan Islam di Singapura

RATIH AYUNING CHINTYA

 

Penyebaran agama Islam yang dimulai dari jazirah Arab hingga menyentuh Eropa, Amerika dan Asia, tidak lepas dari peranan para saudagar yang melakukan perjalanan untuk berdagang. Selain itu, mereka melakukan da'wah untuk menyebarkan agama Islam dengan cara yang damai dan tidak bertentangan dengan kebudayaan masing-masing daerah yang dituju tersebut. Karena ajarannya yang sangat universal, Islam mudah di terima oleh hampir semua lapisan masyarakat. Salah satu contoh yaitu terjadinya akulturasi antara Islam dan kebudayaan Jawa yang ada di Indonesia. Islam datang ke daerah Asia Tenggara di bawa oleh para pedagang Arab sekitar abad 7 Masehi. Tetapi ada pendapat lain yang mengatakan bahwa Islam datang ke daerah Asia Tenggara di bawa oleh orang-orang Gujarat India yaitu pada abad ke 17 Masehi.  Pendapat lain mengatakan kedatangan Islam dibawa oleh orang-orang Persia pada abad ke 13 Masehi. Banyak bukti-bukti yang menunjukkan persamaan antara keduanya, yaitu adanya tarekat-tarekat, peringatan 10 Syuro dan cara membaca Al-Quran.

SEJARAH PERKEMBANAN ISLAM DI MESIR


VISKA SEPTIANI / SP

            Islam mengalami puncak kejayaan di berbagai aspek dan menjadi kiblat peradaban di dunia ketika Dinasti Abbasiyah berkuasa yang berpusat di Bagdad, keturunan Bani Umayyah di Spanyol, dan Dinasti Fatimiyah di Masir. Ke tiga  kerajaan ini masing-masing ikut andil menyumbangkan paradaban  yang bukan hanya mengharumkan nama Islam, tapi juga menjadi penyebab bangkitnya Eropa (Barat) dari keterbekangan khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kejayaan Islam mulai  meredup pada era abad VI – XI M. Puncaknya pada abad XI M, akhirnya datanglah serangan Pasukan Salib yang mengumandangkan perang suci yang berlangsung kurang lebih dua abad. Belum sembuh luka yang diderita umat Islam, muncul lagi serangan yang lebih dahsyat yakni serangan Jangis Khan dan cucunya Khulagu Khan serta Timur Lenk secara bertubi-tubi dan mebabi buta. Peradaban Islam porak-poranda, hancur berkeping-keping. Islam

ISLAM DI NEGARA SURINAME

NURAINI/S/EB

Data statistik sensus penduduk Suriname tahun 2004 menunjukkan bahwa Islam di Suriname mencapai 66,307 jiwa (13,5 % dari jumlah penduduk), menduduki peringkat ketiga setelah agama Kristen, 200,744 jiwa (40,7 %) dan Hindu, 98,240 jiwa (19,9 %). Dari seluruh umat Islam di Suriname, yang terbanyak berasal dari suku Jawa, 46,156 jiwa (69,6 %) dan yang lain dari Hindustan, 15,636 jiwa (23,6 %) dan suku-suku lain. Pada mulanya secara umum masyarakat muslim Suriname memeluk agama sekedar mewarisi agama nenek moyang. Hal itu terjadi karena mereka memang datang ke Suriname tidak mendapatkan pendidikan agama yang kuat. Pada kasus masyarakat muslim Jawa umpamanya, kebanyakan mereka berasal dari tradisi agama Islam Jawa Abangan yang hanya mengenal Islam sekedar nama dan lebih kental dengan unsur tradisi dan budaya Jawa. Hal itu terlihat umpamanya, kenapa hingga sekarang sebagian masih mempertahankan shalat menghadap ke barat seperti nenek moyang mereka dari Jawa, padahal Suriname berada di sebelah barat Ka'bah.