Sejarah Pendidikan di Jepang

DEVI ANGGRAEINI / SP

Jepang merupakan negara maju diberbagai bidang kehidupan seperti : politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dll. Kemajuan-kemajuan yang dimiliki Jepang tentu saja mempengaruhi sarana dan prsarana serta kualitas pendidikan yang ada di negara tersebut. Sejarah membuktikan bahwa pendidikan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Yunani, Jerman, serta negara-negara maju lainnya membangun kemajuan bangsa dengan memprioritaskan pendidikan yang ada di negaranya dimana negara berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa serta menghargai terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan.
          Bagi negara Jepang pendidikan merupakan alat yang berperan sangat penting guna meningkatkan Sumber Daya Manusia. Dimana kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan karena mampu menentukan kualitas Sumber Daya Manusia pada suatu negara itu sendiri. Pendidikan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan watak setiap individu di tengah peradaban bangsa. Jepang dianggap unggul dalam memajukan pendidikan yang ada di negaranya diamana Jepang terpilih sebagai negara dengan kualitas dan sistem pendidikan terbaik se-Asia dan tercatat sejak tahun 1970 negara Matahari Terbit ini mampu mengemban setiap tujuan-tujuan pendidikan yang telah dicanangkannya hanya dalam kurun waktu 25 tahun.
Berbagai keunggulan pendidikan di negara Jepang seperti pada jurusan : kedokteran, teknologi, sastra, dan seni serta masih banyak lagi merupakan keberhasilan sistem pendidikan Jepang yang secara gemilang telah mampu menjawab berbagai permasalahan mengenai Sumber Daya Manusia yang di butuhkan diberbagai bidang lapangan pekerjaan.
Dari rangkuman diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa negara Jepang mampu menjadi negara yang unggul di berbagai bidang seperti : politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dll. Karena memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan hal tersebut dapat terwujud apabila adanya kesadaran antara pemerintah dan warga masyarakat untuk memprioritaskan pendidikan guna mempersiapkan diri dalam tantangan lapangan pekerjaan, masa depan, serta kamajuan zaman yang kian menuntut keahlian setiap individunya. Budaya disiplin dan kerja keras orang Jepang turut berperan serta dalam pencapaian kesuksesan.[2]
Kurikulum dan kebijakan pada sistem pendidikan dijepang.
Pembuatan kurikulum pendidikan Jepang juaga diawasi oleh The Board of Education yang terdapat pada tingkat perfectur dan munipal.  Karena kedua lembaga ini masih terkait erat dengan MEXT, maka pengembangan kurikulum Jepang masih sangat kental sifat sentralistiknya.  Namun rekomendasi yang dikeluarkan oleh Central Council for Education (chuuou shingi kyouiku kai) pada tahun 1997 memungkinkan sekolah berperan lebih banyak dalam pengembangan kurikulum di masa mendatang.
Beberapa hal berikut harus diperhatikan ketika sekolah menyusun kurikulumnya:
1.  Mengacu kepada standar kurikulum nasional
2. Mengutamakan keharmonisan pertumbuhan jasmani dan rohani siswa
3. Menyesuaikan dengan lingkungan sekitar
4. Memperhatikan step perkembangan siswa
5. Memperhatikan karakteristik course pendidikan/jurusan pada level SMA.
Secara garis besar penyusunan kurikulum sekolah adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan sekolah
2. Mempelajari standar kurikulum, dan korelasinya dengan tujuan sekolah
3. menyusun course wajib dan pilihan untuk SMP dan SMA
4. Mengalokasikan hari efektif sekolah dan jam belajar.
 Sementara aturan pendidikan yang ada di negara Jepang terbagi atas dua periode yaitu periode sebelum Perang Dunia II dan periode setelah Perang Dunia II dimana kedua periode tersebut memiliki butir-butir perbedaan mengenai kebijakan yang diterapkan dalam pendidikan Jepang.
Sebelum Perang Dunia ke II diberlakukan kebijakan pendidikan yang terangkum dalam salinan Naskah Kekaisaran mengenai pendidikan atau yang disebut dengan Imperial Rescript on Education. Dimana pada zaman dahulu para kaisar telah dididik berbasis nilai yang luas dan kekal, serta menanam nilai-nilai positif secara mendalam dan kokoh dalam pribadi setiap kaisar. Materi yang diajarkan pada zaman dahulu lebih cendrung mengarah pada kesetiaan dan kepatuhan dari generasi kegenerasi dengan tetap menerapkan estetika.
Nilai-nilai positif dari para kaisar di Jepang inilah yang diterapkan pada pendidikan yang ada di negara tersebut. Dimana setiap individu harus mampu menjalin hubungan yang harmonis, mencurahkan kasih sayang terhadap orang-orang di sekelilingnya, kesetiaan, dan kepatuhan kepada orang tua, suami, istri, sahabat, menjadi diri sendiri yang moderat dan sederhana, serta menuntut ilmu sedalam mungkin dan diimbangi dengan jiwa seni.
Setelah berakhirnya Perang Dunia ke II yaitu pada tanggal 3 November 1946, kebijakan pendidikan Jepang mulai dirubah berbasis Hak Asasi Manusia, kebebasan hati nurani, jaminan setiap individu untuk mengembangkan kebebasan berfikir, kebebasan akademik dimana setiap individu memperoleh hak untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan kemampuannya.
Maret 1947, Peraturan Pendidikan Nasional Jepang(School Education Law) menentapkan susunan pendidikan dasar pendidikan yang keseluruhannya terdiri atas 6-3-3-4. Yang artinya tahap-tahap pendidikan Jepang terdiri atas empat tahapan yang memiliki tujuan, visi, misi, yang khusus pada setiap jenjang tahapannya.[3]
Sistem pendidikan di negara jepang.
Perlu kita ketahui bahwa sistem pendidikan Jepang dibangun atas dasar prinsip-prinsip:
1.      Legalisme : Pendidikan di Jepang tetap mengendepankan aturan hukum dan melegalkan hak setiap individu untuk memperoleh pendidikan tanpa mendiskriminasikan siapapun, suku, agama, ras, dan antar golongan berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
2.      Adminstrasi yang Demokratis : Negara memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk memperoleh pendidikan dengan biaya yang masih terjangkau oleh masyarakatnya. Biaya pendidikan Jepang di usahakan untuk bisa dijangkau sesuai keuangan masyarakatnya, memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi ataupun kurang mampu.
3.      Netralitas : Pendidikan Jepang diberikan kepada setiap siswa dengan tingkat     pendidikan masing-masing dengan mengedepankan pandangan persamaan derajat setiap siswanya tanpa membeda-bedakan latar belakang materil, asal-usul keluarga, jenis kelamin, status sosial, posisi ekonomi, suku, agama, ras, dan antar golongan.
4.       Penyesuaian dan penetapan kondisi pendidikan : Dalam proses pengajaran memiliki tingkat kesulitan masing-masing yang disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pendidikan yang ditempuh.
5.      Desentralisasi :  Penyebaran kebijakan-kebijakan pendidikan dari pemerintah pusat secara merata kepada seluruh sekolah yang ada dinegara tersebut sehingga perkembangan dan kemajuan sistem pendidikan sehingga dapat diikuti dengan baik.[4]

Tujuan-tujuan yang menjadi target yang ingin dicapai pendidikan Jepang yaitu :
1.            Mengembangkan kepribadian setiap individu secara utuh.
2.            Berusaha keras mengembangkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik pikiran maupun jasmani.
3.            Mengajarkan kepada setiap siswa agar senantiasa memelihara keadilan dan kebenaran.
4.            Setiap siswa dididik untuk selalu menjaga keharmonisan dan menghargai terhadap lingkungan sosialnya.
5.            Setiap siswa dituntut untuk disiplin, menghargai waktu, dan memiliki etos kerja.
6.            Pengembangan sikap bertanggungjawab terhadap setiap pembebanan pelajaran dan tugas yang diberikan kepada siswa sesuai dnegan tingkat pendidikannya masing-masing.
7.            Meningkatkan semangat independen setiap siswa untuk membangun negara dan menjaga perdamaian dunia.

Pendidikan Jepang terdiri atas sistem 6-3-3-4 dimana siswa wajib mengemban:
1.    6 tahun Sekolah Dasar (Shōgakkō)
2.     3 tahun Sekolah Menengah Pertama (Chūgakkō)
3.    3 tahun Sekolah Menengah Atas (Koutougakkou)
4.     4 tahun atau lebih untuk jenjang Perguruan Tinggi (Daigaku).
Pembagian tingkat pendidikan Jepang memiliki persamaan dengan negara Indonesia dimana siswa harus melewati jenjang 9 tahun wajib bersekolah dan melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi. Jepang juga menyediakan pendidikan lembaga Taman Kanak-kanak yang lebih ditekankan pada pendidikan terhadap pelatihan dan kebiasaan sehari-hari anak usia dini.
Penjelasan:
1. Sekolah Dasar (Shōgakkō)
Pendidikan 9 tahun dari SD hingga SMP merupakan pendidikan wajib yang harus diikuti oleh setiap siswa yang ada di Jepang dimana pendidikan tersebut menjadi dasar-dasar pembentukan kepribadian, watak, dan prilaku. Sehingga pemerintah Jepang sengaja membebaskan biaya pendidikan untuk tingakat SD hingga SMP. Pendidikan wajib di Jepang diikuti oleh siswa yang berusia 6-15 tahun. Setiap tanggal 1 April Sekolah Dasar di Jepang mulai membuka tahun ajaran baru dan membuka pendaftaran bagi para calon-calon siswa tingkat Sekolah Dasar.
Pada Sekolah Dasar, murid-murid akan diajarkan bahasa Jepang, pengenalan lingkungan hidup, musik, menggambar, olahraga, kerajinan tangan, pelajaran-pelajaran topik, ilmu-ilmu sains, aritmatik, homemaking, dan sosial. Pada pelajaran mengenai ilmu sosial murid-murid Sekolah Dasar ini diberikan pendidikan moral, berpartisipasi dalam aktivitas sosial, dll. Pada Sekolah Dasar dipimpin oleh seorang guru kelas yang menguasai seluruh mata pelajaran yang akan diajarkan kepada para siswanya.
2. Sekolah Menengah Pertama (Chūgakkō)
Murid SMP diajarkan pendidikan bahasa Jepang, bahasa Inggris, bahasa asing, ilmu-ilmu sosial, matematika, sains, musik, kesehatan, pendidikan jasmani, seni, industri, kesejahtraan keluarga, homemaking. Semua pelajaran tersebut diberikan pada hari-hari berbeda dalam seminggu tanpa ada pengulangan mata pelajaran yang sama dalam seminggu. Pada pelajaran mengenai ilmu sosial murid-murid SMP juga diberikan pendidikan moral, berpartisipasi dalam aktivitas sosial, dll. Setiap mata pelajaran di kelas dipimpin oleh guru-guru yang berbeda sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Untuk pendidikan wajib (SD dan SMP) tidak dikenakan biaya apapun terkecuali untuk biaya makan siang, kunjungan lapangan, tamasya, dan alat tulis menjadi tanggungan orang tua murid masing-masing.
Pada pendidikan wajib Jepang memiliki prosedur yang sama dengan negara Indonesia dimana siswa harus melewati jenjang secara bertahap, murid tidak diperbolehkan mengambil jenjang keatas sebelum tuntas pelajaran, murid bisa tinggal kelas apabila tidak memenuhi nilai-nilai yang layak atau dianggap belum mampu menguasai ilmu-ilmu yang diberikan guru kelas.
3. Sekolah Menengah Atas (Koutougakkou)
Untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat SMA setiap calon siswa harus mengikuti ujian saringan masuk pada SMA tujuan masing-masing.
Karena ujian tersebut dikatakan cukup sulit makan setiap calon siswa yang akan mengikuti ujian saringan masuk disarankan untuk mengikuti bimbingan belajar di sebuah lembaga khusus seperti di juku atau yobiko untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan siswa pada tes saringan masuk menuju jenjang SMA.
Pendidikan tingkat ini terbagi atas 3 jenis kelas :
a)      Full Time : Berlangsung selama 3 tahun penuh, sesuai dengan Sekolah Menengah Atas pada umumnya dan rata-rata siswa Jepang memilih pendidikan Full Time seperti ini. Siswa dituntut harus mengikuti 80 kredit mata pelajaran, siswa kelas satu harus mengikuti mata pelajaran wajib, sedangkan untuk siswa kelas dua dan tiga diperbolehkan memilih 4 mata pelajaran wajib ditambah 14 kredit mata pelajaran sesuai dengan kebutuhannya pada perencanaan karier masa depannya.
b)      Part Time  :  Pendidikan ini diberikan pada waktu malam hari disesuaikan dengan waktu yang dimiliki mahasiswa yang mengikuti kerja part time dan dianggap setara dengan Diploma dan memakan waktu lebih dari 3 tahun. Jenis pendidikan ini hanya berlaku di universitas pada kelas-kelas karyawan seperti di Indonesia. Part Time pada pendidikan Jepang terbagi menjadi dua kelas yaitu:
● Daytime Part Time Course : Siswa dinyatakan lulus apabila telah mengambil mata kuliah sebanyak 74 kredit. Dalam menempuh pendidikan tersebut siswa dapat menghabiskan waktu selama empat hingga 6 tahun dibangku sekolah, mata pelajaran yang ditawarkan berupa mata pelajaran berupa pilihan dengan sistem belajar menyerupai pola pembelajaran di universitas dimana siswa tersebut menentukan sendiri mata pelajaran yang akan diambil pada setiap semesternya. Sehingga jenis pendidikan ini dapat dikatakan setara dengan Diploma.
●Evening Part Time Course : Siswa dinyatakan lulus apabila telah menempuh 74 kredit mata pelajaran sama seperti pendidikan Daytime Part Time Course dengan lama waktu pendidikan sekitar tiga hingga 4 tahun. Jenis pendidikan ini diperuntukan bagi siswa yang bekerja pada siang hari sehingga siswa dapat mengambil kelas pada waktu sore ataupun malam disesuaikan dengan waktu kerjanya.
C. Correspondence : Jenis pendidikan ini merupakan kombinasi antara Full Time dan Part Time dengan menawarkan cara pembelajaran yang khas yaitu siswa tidak perlu setiap hari menghadiri pelajaran dikelas dan cukup hadir tiga kali dalam satu bulan dengan kredit yang harus dikumpulkan sebanyak 74 kredit, course ini juga diperuntukan bagi siswa yang hanya ingin sekedar belajar dan meningkatkan pengetahuan tanpa berniat untuk mendapatkan ijazah atau kelulusan. Rata-rata yang mengambil course ini siswa-siswa yang berusia sekitar 15-30 tahun.
            Tugas siswa pada course ini lebih ditingkatkan pada pembelajaran sendiri dirumah. Siswa diberikan tugas-tugas yang diselesaikan dirumah berdasarkan buku panduan, dengan tetap mengikuti ujian pada tiap-tiap semester. Tugas membuat laporan menentukan nilai siswa tersebut dan tugas dikirimkan melalui pos ke sekolah dan guru akan segera menilai hasil pekerjaan yang dibuat oleh siswa-siswanya. Setelah pemeriksaan guru akan mengirim balik hasil tugas tersebut disertai dengan penilaian. Untuk mendaftar pada jenis pendidikan ini setiap calon siswa harus mengikuti tes.
Jurusan pada SMA di Jepang dikategorikan kedalam beberapa jenis yaitu jurusan umum (akademis), pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, ekonomi, dan perawatan. Semua jursan tersebut disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di negara tersebut.
4.Pendidikan Tinggi (Daigaku)
Ada tiga jenis pendidikan pada Perguruan Tinggi Jepang :
a.    Universitas
Pada universitas terdapat pendidikan untuk menempuh gelar sarjana S1 bergelar Bachelor's Degree ditempuh selama 4 tahun (untuk mahasiswa kedokteran dan dokter gigi menempuh pendidikan selama 6 tahun) dan Pascasarjana S2 Master's Degree ditempuh selama 2 tahun dan S3 Doctor's Degree ditempuh selama 5 tahun.
b.    Junior College
Membutuhkan waktu sekitar tiga hingga 4 tahun masa pendidikan bagi para lulusan SMA. Junior College cukup memenuhi setengah dari kredit yang harus ditempuh Bachelor's Degree. Calon-calon mahasiswa Universitas dan Junior College dipilih berdasarkan hasil ujian serta prestasi calon-calon mahasiswa ketika berada di SMA. Untuk universitas negri calon-calon mahasiswa dipilih berdasarkan dua tahap penyeleksian yaitu tes gabungan kecakapan dan ujian masuk universitas sebagai tahap akhir penyeleksian.
c.    Technical College
Dapat diambil bagi calon mahasiswa yang tamat pendidikan SMP. Technical College menghasilkan lulusan-lulusan tenaga teknisi.
Pendidikan di Jepang dipegang tiga lembaga pengelolaan yaitu :
1.      Pemerintah Pusat.
2.       Pemerintah Daerah.
3.       Swasta.
Dengan sistem admistrasi pendidikan dibangun atas empat tingkatan yaitu:
1.      Sistem administrasi pusat
2.      Sistem administrasi prefectural (Provinsi dan Kabupaten)
3.      Sistem administrasi municipal (Kabupaten dan Kecamatan)
4.      Sistem administrasi sekolah.
Masing-masing sistem administrasi tersebut memiliki tingkatan dan perananya dan kewenangannya masing-masing untuk saling mengisi dan berkerjasama dalam mengatur setiap sistem administrasi pada pendidikan Jepang. Di samping itu terjalin kohesi yang baik antara pemerintah, kepala sekolah, guru, murid dan orang tua sehingga dukungan terhadap perkembangan dan kemajuan pendidikan berlangsung dengan baik.
Selain itu bisa dikatakan bahwa sistem pendidikan pada negara Jepang memiliki kemiripan pada sistem pendidikan di negara kita dimana jenjang pendidikannya melalui 4 tahap secara umum yaitu 6-3-3-4 artinya siswa harus melewati 6 tahun untuk tahap pendidikan dasar, 3 tahun Sekolah Menengah Pertama, 3 tahun Sekolah Menengah Atas, 4 tahun Perguruan Tinggi. Hal tersebut dikarenakan karena negara kita merupakan negara bekas jajahan Jepang sehingga sebagian sistem pendidikan negara Jepang masih diterapkan di negara kita dengan sedikit perubahan dimana negara kita lebih memfokuskan pada pelajaran logika dan penilaian hasil akhir semester sebagai penentu kelulusan siswa sedangkan di negara Jepang lebih difokuskan pada pengembangan watak kepribadian dalam kaitannya terhadap kehidupan sehari-hari dan penilaian ditentukan oleh guru/dosen kelas dengan melihat kinerja belajar siswa sehari-hari sebagai penentu kelulusan.[1]
Negara Jepang merupakan negara yang sukses dalam memajukan pendidikannya terlihat pada pengaturan sistem pendidikannya yang tertata dengan baik dimana seluruh lembaganya berkerjasama dan melaksanakan peranannya masing-masing secara optimal mulai dari lembaga administrasi, lembaga pendidikan, lembaga pengawas kurikulum dll. Serta adanya dukungan yang baik antara pemerintah, kepala sekolah, guru, murid dan orang tua yang turut berperan terhadap majunya pendidikan di negara tersebut. Kerjasama yang baik antar seluruh komponen negara inilah yang mampu membawa kesuksesan negara Jepang hingga mampu mencapai seluruh tujuan-tujuan pendidikan yang dicanangkannya kurang dari 25 tahun dan tercatat sebagai negara dengan kualitas dan sistem pendidikan terbaik se-Asia, sungguh prestasi yang mengagumkan.
Pendidikan wajib yang diberikan secara gratis di negara tersebut menandakan bahwa pemerintahan disana memang amat memperdulikan Sumber Daya Manusia di negaranya dan menjadi bukti bahwa sistem administrasi negara Jepang memang berjalan dengan baik dan bertanggungjawab terhadap pemenuhan kebutuhan negaranya termasuk memfasilitasi sarana dan prasarana yang bermutu dalam proses belajar menagajar.
Budaya disiplin waktu dan kerja keras negara Jepang yang sejak dahulu diajarkan dari leluhur-leluhur mereka selalu mereka tanamkan di dalam kehidupan sehari-hari turut berpengaruh pada kemajuan negara ini.
Kesuksesan dari negara maju inilah yang patut kita contoh bagi negara kita dimana harus ada kerjasama yang baik antar berbagai sistem yang ada di negara terutama sistem pendidikan yang kaitannya dengan peningkatan kualitas manusia. Apabila sistem-sistem tersebut berjalan dengan baik maka kemajuan suatu negara akan tercapai dan yang teramat penting perlu adanya pembinaan moral yang baik dalam setiap individu-individu suatu negara karena awal dari kesuksesan diawali dari karakteristik pribadi suatu bangsa.
NOTES:
[1] Syarwi, Pangi. 2011. Comperative Sistem Pendidikan Jepang Dengan Indonesia.

KONGRES PEMUDA PADA KEBANGKITAN NASIOANAL

DARMAWAN/A/SI IV

A.    KONGRES PEMUDA I
         Pada tahun 1925, Perhimpunan Indonesia menerbitkan majalah, yang diberi nama "Indonesia Merdeka". Perhimpunan Indonesia, adalah suatu organisasi masyarakat Indonesia yang berada di negeri Belanda.Para pemimpin Perhimpunan Indonesia, adalah para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di negeri Belanda.Dalam nomer perdana majalah "Indonesia Merdeka", yang terbit bulan Februari 1925, dimuat tulisan tentang tujuan gerakan Perhimpunan Indonesia. Pengurus Perhimpunan Indonesia,mengirimkan sejumlah majalah "Indonesia Merdeka" ke tanah air. Dikirim ke alamat-alamat berbagi organisasi pemuda di tanah air.Pada masa itu, di Indonesia sudah ada berbagi organisasi pemuda.Kegiatan-kegiatan mereka, mengutamakan kepentingan daerah atau suku masing-masing.Namun, di antara para pemimpin berbagai organisasi pemuda itu, sudah ada yang telah mempunyai gagasan mulia.Yakni, gagasan untuk merintis persatuan nasional di kalangan Angkatan Muda Indonesia.Untuk selanjutnya, merintis persatuan nasional di kalangan seluruh masyarakat.
            Rupanya isi majalah "Indonesia Merdeka", makin mendorong semangat mereka, untuk bersama-sama berusaha mewujudkan gagasan yang mulia itu.Maka, mereka lalu melakukan pertemua-pertemuan.Akhirnya mereka mufakat, untuk menyelenggarakan semacam muktamar pemuda Indonesia. Dalam muktamar itu, akan dibahas pelbagai segi untuk merintis usaha ke arah persatuan nasional. Dimufakati pula, muktamar pemuda Indonesia yang akan mereka selenggarakan itu, disebut Kongres Pemuda Indonesia Pertama.
  1. KONGRES PEMUDA I
            Pada tanggal 15 November 1925, mereka berhasil membentuk Panitia Kongres Pemuda Indonesia Pertama. Susunannya adala sebagai berikut :
Ketua              : M. Tabrani
Wakil Ketua    : Sumarto
Sekretaris        : Jamaludin
Bendahara       : Suwarso
Pembantu        : Bahder Johan, Yan Toule Soulehuwiy, Paul Pinantoan, Hamami, Sarabini,
Sanusi Pane.
Tujuan Kongres Pemuda Indonesia Pertama adalah Menggugah semangat kerja sama antar organisasi-organisasi pemuda di tanah air, untuk meletakkan dasar persatuan Indonesia. Panitia Kongres Pemuda Indonesia Pertama itu, mandiri.Artinya, semua kegiatannya dilakukan atas prakarsa dan atas tanggung jawab Panitia Kongres.Tidak atas prakarsa dan tidak atas tanggung jawab sesuatu organisasi penmuda. Meraka yang duduk dalam Panitia Kongres pun, bekerja secara sukarela. Satu sen pun, mereka tidak menerima imbalan. Selama berbulan-bulan, merka bekerja keras tanpa mengenal waktu pagi, siang, sore, dan malam hari.Semangat pengabdian tanpa pamrih dan semangat gotong royong itulah yang memungkinkan diselenggarakannya Kongres Pemuda Indonesia Pertama.
            Pada awal tahun 1926, Panitia Kongres sudah berhasil menyusun jadwal acara.Rangkaian ceramah-ceramah merupakan acara pokok siding-sidang umum Kongres Pemuda Indonesia Pertama. Enam orang pemuda pemudi akan tampil sebagai penceramah. Mereka itu ialah : Sumarto,Bahder Johan, Muh. Yamin, Jaksodipura, Paul Pinontoan, dan Nona Stien Adam.
Rangkaian ceramah-ceramah terdiri atas tiga pokok pembicaraan :
1.    Tentang persatuan bangsa Indonesia
2.    Tentang kedudukan dan peranan wanita dalam masyarakat Indonesia.
3.    Tentang peranan agama dalam gerakan persatuan bangsa Indonesia.
Panitia Kongres juga membentuk suatu Panitia Perumus. Tugas Panitia Perumus, ialah mempersiapkan naskah rumusan putusan Kongres Pemuda Indonesia Pertama.
            Jadwal pelaksanaan Kongres Pemuda Indonesia Pertama ditetapkan, mulai dari tanggal 30 April 1992 sampai dengan tanggal 2 Mei 1926. Berkat kerja sama dan kerja keras Panitia Kongres, dalam bulan maret 1926, hamper semua masalah teknis dan administrative untuk pelaksanaan Kongres Pemuda Indonesia Pertama, telah diatasi. Namun, masih ada satu masalah yang belum sempat diselesaikan. Yakni, surat izin kepolisian Hindia Belanda. Pada masa itu, semua kegiatan yang diselenggarakan oleh pemuda Indonesia di ibu kota Hindia Belanda, harus memperoleh izin lebih dulu dari pembesar Kepolisian Hindia Belanda
            Tepat pada tanggal 30 April 1926, dilaksanakan pembukaan Kongres Pemuda Indonesia Pertama. Semua organisasi pemuda mengirimkan wakil-wakil merekauntuk menghadirinya. Karena para tamu dan para peserta yang diundang sangat terbatas, maka jumlah hadirin pada pembukaan Kongres Pemuda Indonesia Pertama tidaklah banyak.
                     Seusai Ketua Panitia mengucapkan pidatonya, para hadirin serempak menyambut dengan tepuk tangan riuh.Banyak di antara hadirin yang saling berbisik-bisik.Mereka memuji isi pidato Ketua Panitia. Apalagi pidato itu diucapkan di depan hidung Komisaris Kepala Polisi Hindia Belanda.
            Pada acara persidangan berikutnya, Sumarto tampil untuk menguraikan "Gagasan tentang Indonesia Bersatu". Intisari pidato Sumarto sama dengan yang dikemukakan oleh M. Tabrani. Yaitu, merintis atau menggugah semangat persatuan bangsa Indonesia. M. Tabrani menutup pidatonya dengan seruan agar bangsa Indonesia di seluruh Nusantara bersatu, 1
            Persidangan terakhir Kongres Pemuda Indonesia Pertama, dilangsungkan pada pagi dan siang hari tanggal 2 Mei 1926.Persidangan terakhir itu, terdiri atas beberapa acara.Adapun acara pertama berupa sidang terbuka yang diisi dengan ceramah.''Pokok nasional".Acara kedua, berupa sidang tertutup, yang hanya mempersiapkan naskah rumusan putusan Kongres Pemuda Indonesia Pertama.Acara ketiga, berupa sidang terbuka. Dalam siding terbuka itu akan dikeluarkan pengumuman-pengumuman. Diakhiri dengan pidato penutupan Kongres Pemuda Indonesia Pertama, oleh Ketua Panitia Kongres.
            Acara pertama dimulai tepat pada pukul 07.30.Yang tampil sebagai penceramah, ialah Paul Pinontoan.Paul Pinantoan mengemukakan, bahwa bangsa Indonesia yang terdiri atas ratusan suku itu, pada hakekatnya mempunyai ikatan kekerabatan.Itulah sebabnya, mereka memperlihatkan tenggang rasa dalam kehidupan beragama.Oleh karenanya perbedaan agama bukanlah penghalang gerakan persatuan nasional. Mengenai peranan agama dalam gerakan persatuan nasional Paul Pinantoan berkata sebagai berikut:
            "Tugas agama ialah membentuk tenaga-tenaga tangguh dan tampa pamrih, untuk gerakan persatuan Indonesia kita."
            Persidangan yang ditunda, dimulai lagi pada tengah hari tanggal 2 Mei 1926.Persidangan itu merupakan kegiatan terakhir Kongres Pemuda Indonesia Pertama. Persidangan terakhir itu akan diisi dengan pengumuman dan pidato penutupan oleh Ketua Panitia Kongres Pemuda Indonesia Pertama. Tak lama kemudian,Jamaluddin selaku Sekretaris Panitia Kongres membacakan pengumuman. Diumumkan bahwa Kongres Pemuda Indonesia Pertama merupakan cetusan kebulatan tekad angkatan muda dalam merintis terwujudnya persatuan bangsa Indonesia. Bahwa Kongres Pemuda Indonesia Pertama menjadi titik tolak untuk mengadakan Kongres Pemuda Indonesia berikutnya pada tahun-tahun yang akan datang. Dalam tahun 1926 itu juga akan diterbitkan Laporan Kongres Pemuda Indonesia Pertama.
            Setelah Kongres Pemuda Indonesia Pertama dinyatakan telah berakhir oleh Ketua Panitia Kongres, ternyata banyak hadirin yang tidak segera beranjak pergi.Mereka menyempatkan diri untuk menyalami, berjabat tangan dengan M. Tabrani dan rekan-rekannya.
  1. PEMUDA INDONESIA II
          Dalam bulan September 1926, para mahasiswa Indonesia di Batavia (sekarang Jakarta), mendirikan suatu organisasi kemahasiswaan.Nama organisasi kemahasiswaan itu adalah Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia. Disingkat PPPI. Pada masa itu istilah pelajar berarti mahasiswa.PPPI berusaha membina jiwa kebangsaan para mahasiswa, agar kelak menjadi pemimpin-pemimpin rakyat dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.Oleh karena itu, PPPI berupaya mempelopori kegiatan dalam masyarakat yang mendorong persatuan bangsa untuk makin menumbuhkan semangat perjuangan kemerdekaan.
            Dalam tahun 1927 Sugondo Joyopuspito, pemimpin PPPI, berhasrat untuk melanjutkan kegiatan yang telah dirintis ole M. Tabrani dan kawan-kawan.Apabila M. Tabrani dan kawan-kawan telah berhasil menyelenggarakan Kongres Pemuda Indonesia Pertama, Sugondo Joyopuspito berhasrat untuk dapat menyelenggarakan Kongres Pemuda Indonesia ke-2.Sugondo Joyopuspito adalah seorang mahasiswa di Sekolah Tinggi Hukum. Dalam tahun 1927 ia berumur dua puluh tahun. Untuk dapat mewujudkan hasrat itu, ia bekerja sama dengan beberapa orang sahabatnya. Mereka itu ialah: Sigit, Suwiryo, Gularso, Darwis.2
            Setelah berulang kali mengadakan pertemuan-pertemuan selama beberapa bulan, kelompok Sugondo Joyopuspito itu mencapai kata sepakat.Mereka sepakat untuk berusaha mengadakan Kongres Pemuda Indonesia ke-2 dalam tahun 1928.Disepakati pula, Kongres Pemuda Indonesia ke-2 diselenggarakan oleh suatu Panitia yang mewakili berbagai organisasi pemuda.
            Untuk memperoleh dukungan lebih luas, Sugondo Joyopuspito segera menghubungi tokoh-tokoh sarjana Indonesia yang pernah mempin organisasi Perhimpunan Indonesia d Negeri Belanda. Tokoh-tokoh sarana itu, antara lain ialah Sartono dan Sunario. Kedua orang itu sesudah memperoleh gelar Sarjana Hukum kembali ke tanah air.Di tanah air mereka ikut memimpin pergerakan kebangsaan.Sunario juga giat memimpin organisasi kepanduan yang berasaskan kebangsaan.Ia telah berhasil mempersatukan sejumlah organisasi kepanduan yang berasaskan kebangsaan. Persatuan organisasi-organisasi kepanduan yang dipimpin oleh Sunario itu bernama"Persaudaraan Antar Pandu Indonesia".Disingkat PAPI. Pada masa kini istilah pandu telah diganti dengan istilah pramuka.
            Sartono dan Sunario memberi dukungan penuh kepada gagasan kelompok Sugondo Joyopuspito.Kedua tokoh itu bahkan menyatakan kesediaannay untuk menjadi Penasehat Hukum kelompok Sugondo Joyopuspito.
            Sesudah memperoleh dukungn dari kedua Sarjana Hukum itu, Sugondo Joyopuspito bergegas pergi menghubungi Sumarto.Tokoh yang menjadi Wakil Ketua Panitia Kongres Pemuda Indonesia yang Pertama pada tahun 1926.Sumarto menyambut gembira niat Sugondo Joyopuspito dan kawan-kawan untuk mengadakan Kongres Pemuda Indonesia ke-2.Ia memberitahukan bahwa M. Tabrani dan Jamaluddin sejak akhir tahun 1926 telah pergi meninggalkan tanah air. Kedua tokoh itu melanjutkan studi kewarawanan di Berlin, Jerman. Ia menceritakan pengalamannya tatkala Kongres Pemuda Indonesia yang Pertama dilangsungkan pada tahun 1926. Ia membentangkan siasat cerdik M. Tabrani yang telah berhasil mengelabui Komisaris Kepala Visbeen.
            Usaha kelompok Sugondo Joyopuspito yang tak kenal lelah selama berbulan-bulan itu membuahkan hasil nyata pada pertengahan tahun 1928.Dalam bulan Juni 1928 mereka berhasil menghimpun delapan organisasi pemuda dan satu organisasi pelajar untuk bermusyawarah. Kedelapan organisasi pemuda itu ialah : Jong Java, Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, pemuda Kaum Betawi, Pemuda Indonesia. Dan satu organisasi mahasiswa, yakni PPPI.
            Musyawarah itu mufakat untuk membentuk Panitia Kongres Pemuda ke-2.Tugas panitia itu ialah mempersiapkan dan melaksanakan penyelenggaraan Kongres Pemuda Indonesia yang ke-2 dalam tahun 1928. Susunan Panitia Kongres Pemuda Indonesia yang ke-2 adalah sebagai berikut :
Ketua              : Sugondo Joyopuspito mewakili PPPI
Wakil Ketua   : Joko Marsaid mewakili Jong Java
Sekretaris      : Muhammad Yamin mewakili Jong Sumatranen Bond
Bendahara     : Amir Syarifudin mewakili Jong Bataks Bond
Pembantu I     : Johan M. Cai mewakili Jong Islamieten Bond
Pembantu II    : Kocosungkono mewakili Pemuda Indonesia 
Pembantu III   : Senduk mewakili jong Celebes
Pembantu IV   : J. Leimena mewakili Jong AmbonPembantu V   : Rohyani mewakili Pemuda Kaum Betawi
            Musyawarah juga mufakat untuk menunjukkan beberapa orang tokh menjadi penasehat-penasehat Panitia Kongres Pemuda Indonesia yang ke-2. Mereka itu ialah: Sunario, S.H., Surtono, S.H., M. Nasif, S.H., dan Arnold Mononutu.
                "Kongres Pemuda Indonesia yang ke-2 akan dilaksanakan mulai dari tanggal 27 Oktober 1928 sampai dengan 28 Oktober 1928. Selama dua hari itu akan dilakukan tiga kali rapat umum. Yang dimaksudkan dengan rapat umum, ialah rapat yang diikuti oleh segenap peserta Kongres.Rapat umum itu berupa ceramah-ceramah, disusul oleh pandangan umum dari peserta kongres."
            Sejak awal bulan Oktober 1928, kegiatan Panitia Kongres kian meningkat.Berkali-kali mereka bermusyawarah selama berjam-jam.Tak jarang, persidangan Panitia Kongres berlangsung sampai larut malam.Persoalan demi persoalan berhasil diatasi dengan mufakatan.Soal jadwal pelaksanaan Kongres Pemuda Indonesia ke-2, dimufakati tanggalnya 28 Oktober 1928.Soal ceramah-ceramah dimufakati untuk dibagi menjadi empat pembicaraan.
1.    Tentang persatuan dan kebangsaan Indonesia
2.    Tentang pendidikan dan kebangsaan Indonesia
3.    Tentang pergerakan pandu Indonesia
4.    Tentang pergerakan pemuda Indonesia dan pergerakan pemuda di luar negeri.
Tepat pada jam 17.30, Ketua Panitia Kongres dengan resmi membuka Kongres Pemuda Indonesia yang ke-2. Kemudian dibacakan beberapa sambutan tertulis, antara lain amanat dari Perhimpunan Indonesia yang berkedudukan di negeri Belanda. Acara dilanjutkan dengan pidato pembukaan oleh Sugondo Joyopuspito selaku Ketua Panitia Kongres.Ia menghargai M. Tabrani dan kawan-kawan yang telah berhasil menyelenggarakan kongres Pemuda Indonesia yang Pertama pada tahun 1926.
Dalam rapat umum Kongres Pemuda Indonesia ke-2 tanggal 27 Oktober 1928, Muhammad Yamin memberi ceramah Tentang Persatuan dan kebangsaan Indonesia.
Hari kedua Kongres Pemuda Indonesia yang ke-2, diisi dengan rapat umum yang berbeda-beda pokok pembicaraannya.Rapat umum pada pagi dan siang hari pokok pembicaraannya adalah tentang pendidikan dan kebangsaan Indonesia.Para penceramah berjumlah empat orang.Yakni Nona Purnomowulan, S. Mangunsarkoro, Joyosarwono dan Ki Hajar Dewantara.
Sugondo Joyopuspito membuka persidangan.Kesembilan orang anggota panitia kongres duduk berdampingan di ujung aula.Sugondo Joyopuspito duduk di tengah rekan-rekannya. Sugondo Joyopuspito mempersilahkan T. Ramelan untuk menguraikan tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh panduduk Indonesia. Tujuannya ialah mencapai keluhuran budi,membina watak satria, berbakti kepada orang tua, masyarakat, serta berbakti kepada nusa dan bangsa.
Waktu telah menunjukkan menjelang tengah malam ketika Ketua Panitia Kongres mengetukkan palu pimpinan sidang. Tanda bahwa Kongres Pemuda Indonesia yang ke-2 resmi ditutup.
            Soegoondo Joyopuspito berdiri, dan dengan perasaan terharu menyalami rekan-rekannya satu demi satu.Terharu sebab Kongres Pemuda Indonesia yang ke-2 telah berakhir dengan selamat.Lebih dari itu, Kongres Pemuda Indonesia yang ke-2 berhasil mencapai sasarannya yaitu meletakkan dasar persatuan nasional.
            Hal itu tercermin dalam ketiga baris kalimat Putusan Kongres Pemuda-Pemuda Indonesia ke 2 :
Pertama         : KAMI PUTERA DAN PUTERI INDONESIA MENGAKU BERTUMPAH DARAH SATU, TANAH INDONESIA
Kedoea          : KAMI PUTERA DAN PUTERI INDONESIA MENGAKU BERBANGSA SATU, BANGSA INDONESIA
Ketiga             : KAMI PUTERA DAN PUTERI INDONESIA MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA
Ketiga baris kalimat Putusan Kongres Pemuda-Pemuda Indonesia ini dalam sejarah Indonesia lebih dikenal sebagai SUMPAH PEMUDA
Notes
[1]  Gagasan pergerakan.1926.14
[2]  Joyopuspito 1927.17
DAFTAR PUSTAKA
1.      Prof. Dr. Suhartono.1994. Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo Sampai Proklamasi,Yogyakarta; Pustaka Pelajar
2.      Foulcher.Keith.2000.Sumpah Pemuda: Makna Penciptaan Kebangsaan Indonesia .Jakarta:Komunitas bamboo
3.      Sudiyo, Drs. 2000. Pergerakan Nasional Mencapai dan Mempertahankan Kemerdekaan. Jakarta : Rineka Cipta

PERHIMPUNAN INDONESIA


Coscasiani/SI VI/A

Berdirinya PI berawal dari didirikannya Indosche Vereniging tahun 1908 di Belanda, iorganisasi ini bersifat moderat (selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem) sebagai perkumpulan sosial mahasiswa Indonesia di Belanda untuk memperbincangkan masalah dan persoalan tanah air. Pada awalnya Perhimpunan Indonesia merupakan organisasi sosial.Memasuki tahun 1913, dengan dibuangnya tokoh Indische Partij ke Belanda maka dibuatlah pokok pemikiran pergerakan yaitu Hindia untuk Hindia yang menjadi nafas baru. Perkumpulan mahasiswa Indonesia. Iwa Kusumasumantri sebagai ketua menyatakan 3 azaz pokok Indische Vereeniging yaitu:
1.      Indonesia menentukan nasibnya sendiri
2.      Kemampuan dan kekuatan sendiri
3.       Persatuan dalam menghadapi Belanda
Tahun 1925 Indische Vereeniging berubah menjadi Perhimpunan Indonesia dengan tujuannya Indonesia merdeka. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh aktivis PI Belanda maupun di luar negeri, diantaranya ikut serta dalam kongres Liaga Demikrasi Perdamaian Internasional tahun 1926 di Paris, dalam kongres itu Mohammad Hatta dengan tegas menyatakan tuntutan akan kemerdekaan Indonesia. demikian pula pendapat-pendapat mereka banyak disampaikan ke tanah air. Aksi-aksi yang dilakukan menyebabkan Hatta dkk. dituduh melakukan pemberontakan terhadap Belanda. Karena dituduh menghasut untuk pemberontakan terhjadap Bealnada maka tahun 1927 tokoh-tokoh PI diantaranya M. Hatta, Nasir Pamuncak, Abdul Majid Djojonegoro dan Ali Sastroamijoyo ditangkap dan diadili. Tindakan-tindakan PI dapat dikatakan radikal, apakah radikal itu? Radikal adalah suatu paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaruan secara keras, mengapa mereka bertindak radikal? Nah, sekarang coba lihatlah gambar tokoh-tokoh ini, apa pendapat Anda terhadap tindakan mereka yang radikal?
Tokoh-tokoh perhimpunan Indonesia (dari kiri ke kanan), Guanawan Mangunkusumo, Moh. Hatta, Iwa Kusumasumantri, Sastro Mulyono, dan Sartono. Menurut pendapat Anda apakah benar Perhimpunan Indonesia merupakan manifesto pergerakan nasional Indonesia? Apa alasannya?
Karena status anggota PI sebagai mahasiswa membawa posisi mereka tanpa ikatan sosial politik tertentu dan tidak memiliki kepentingan untuk mempertahankan kedudukan, sehingga mereka tidak khawatir dalam bertindak terang-terangan melawan pemerintah Bealnda Organisasi ini juga membuat lambang untuk Indonesia diantaranya merah putih sebagai bendera. Semenjak berakhirnya PD I perasaan anti kolonialis dan imperialis di kalangan pimpinan dan anggota PI semakin menonjol, apalagi setelah ada seruan dari Presiden AS, Woodrow Wilson mengenai hak untuk menetukan nasib bangsa sendiri. Tahun 1925 PI semakin tegas memasuki kancah politik, yang juga didorong juga oleh kebangkitan nasionalisme di Asia-Afrika. Disamping itu, mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia, yang bertanggung jawab kepada rakyat Indonesia semata-mata, dan hal yang demikian itu hanya bias dicapai oleh rakyat Indonesia sendiri tanpa mengharapkan bantuan siapapun dan pada prinsipnya menghindarkan perpecahan demi tercapainya tujuan. Dengan pemikiran yang demikian tegas, wajarlah apabila PI menjadi satu ancaman terhadap kredibilitas pemerintah Belanda dalam menjalankan kolonialismenya di Indonesia.

Perhimpunan indonesia (PI) didirikan pada tahun 1908 oleh oang-orang indonesia yang berda dinegeri belanda, diantaranya adalah sutan keayangan, R.M. noto suroto, mula-mula dengan nama indische vereeniging. Tujuannya adalah untuk memajukan kepentingan-kepentingan bersama dari orang-orang yang berasal dari . indonesia, maksudnya orang –orang pribumi dan non pribumi bukan eropa, dinegeri belanda dan hubungan dengan orang indonesia. Pada mulanya organisasi ini hanya bersifat organisasi sosial. Akan tetapi, semenjak berakhirnya perang dunia I perasaan antikolonialisme dan imperialisme dikalangan pemimpin-pemimpin indische vereeniging makin menonjol. Lebih-lebih sejak adanya seruan presiden amerika serikat woodrow wilson setelah peran dunia I berakhir, kesadaran mereka tentan hak dari bangsa inodnesia untuk menentukan nasibnya sendiri dan merdeka dari penjajahan belanda makin kuat. [1]
Perkembangan baru dalam tubuh .organisasi itu juga membawa perubahan nama yang kini diganti menjadi indonesische vereeniging pada tahun1922. Pada tahun 1925 disamping nama dalam bahasa belanda dipakai juga nama perhipunan indonesia(PI) dan lama-lama hanya nama PI saja yang dipakai. Dengan demikian, semkain tegas bergerak memasuki bidang politik. Perubahan ini juga didorong oleh bangkitnya seluruh bangsa-bangsa terjajah asia dan afrika untuk menuntut kemerdekaan.
Majalah hindia poetra bulan maret 1923 menyebutkan karangan asas PI sebagai berikut:
Mengusahakan suatu pemerintahan untuk indonesia, yang bertanggung jawab hanya kepada rakyat indonesia semata-mata, bahwa hal yang demikian itu hanya akan dapat dicapai oleh orang indonesia sendiri bukan dengan pertolongan siapa pun juga; bahwa segala jenis perpecahan tenaga haruslah dihindarkan, supaya tujuan itu lekas tercapai.[2]
Semenjak tahun 1923, PI aktif berjuan bahkan memelopori dari jauh perjuangan kemerdekaan untuk selurh rakyat indonesia dengan berjiwa persatua dari kesatuan bangsa indonesia yang murni dan kompak. Berdasarkan perubahan ini PI keluar dari indonesisch verbond van studeerenden (suatu perkumpulan yang bertujuan menggabungkan oranisasi-organisasi mahasiswa indoensia, belanda, indo belanda,dan peranakan cina yang berorientasi ke indonesia dalam satu kerja sama) pada taun 1923 karena dianggap  tidak perlu lagi. Dalam tahun itu juga diterbitkan suatu buku peringatan PI yang menggemparkan kaum kolonialis belanda: gedenkboek 1908-1923: indonesische vereeniging. Langkah selanjutnya dari sikap radikal PI ini ialah mengubah nama majalahnya dari hindia poetra menjadi indonesia merdeka tahn1924.
Meningkatnya aktivitas kearah politik terutama sejak datangnya dua oran mahasiswa kenegri beland, yaitu A. Subardjo tahun 1919 dan mohammad hatta pada tahun 1921, dan keduanya kemudian pernah mengetuai PI. Dengan bertambah banyaknya mahasiswa indonesia yang belajar dinegeri belanda berubahpada kekuatan PI. Pada permulaan tahun 1925 dibuatlah suatu anggaran dasar baru yang merupakan penegasan yang lebih luas lagi dari perjuangan PI. Didalamnya disebutkan bahwa kemerdekaan penuh bagi indonesia hanya akan diperoleh dengan aksi bersama yang dilakukan serentak oleh seluruh kaum nasiolis dan berdasarkan atas kekuatan sendiri. Untuk itu, sangat diperlukan kekompakkan rakyat seluruhnya. Didalam segala penjajahan kolonial, kepentingan antara pihak yang menjajah dengan piha yang dijajah, yang memang sangat bertentangan menjadi masalah penting. Penjajahan itu memang membawa pengaruh yang merusak jasmani dan rohani orang indonesia dan merusak kehidupan lahir batin.
Sementara itu kegiatan nya meningkat menjadi nasional-demokratis, non kooperasi dan meninggalkan sikap erja sama dengan kaum penjajah; bahkan menjadi internaional dan anti-kolonial. Di bidang internasional ini PI bertemu dan bekerja sama dengan perkumpulan-perkumpulan dan tokoh-tokoh pemuda serta mahasiswa yang berasal  dari negeri-negeri jajahan diasia dan afrika yang mempunyai cita-cita yang samadengan indonesia. PI memang berusaha supaya masalah indonesia medapatkan perhatina dari dunia internasional. Hubungan dengan beberapa organisasi internasional diadakan seperti liga penentang imperialisme dan penindasan kolonial, dan komitmen. Dalam kongres ke 6 liga demokratie internasional untuk perdamaian pada bulan agustus 1926 di paris, moh hatta dengan tegas menyatakan tuntutan utuk kemerdekaan indonesia.[3]
PI menjadi organisasi politik radikal karena pengaruh dar moh hatta dialah yang menyebabkan PI berkembang dan dialah yang merangsang intelektual rekan-rekannya.oleh karena itu PI betujuan untuk:
1.      Menyadarkan para mahasiswa agar mempunyai komitmenyang bulat tentang persatuan dan kemerdekaan indonesia sebagai elite intelektual dan profesional harus bertanggung jawab untuk memimpin rakyat melawan penjajah.
2.      PI harus membuka mata rakyat belanda pemerintah kolonial sangat opresif dan meyakinkan rakyat indonesia tentang kebenaran peruangan kaum nasionalis.
3.      Mengembangkan ideologi yang bebas dan kuat iluar pembatasanisam dan komunism
Sejakk tahun 1925 PI mempunyai empat pikirn pokok yang mencakup:
1.      Kesatuan nasional; mengesampingkan perbedaan berdasarkan daerah dan membentuk kesatuan aksi melawan belanda serta menciptakan negara kebangsaan indonesai yang merdeka dan bersatu
2.      Solidaritas; pertentangan kepentingan antaa penjajah dan mempertajam konflik antara kulit puutih dan sawo matang
3.      Nonkoperasi; kemerdekaan bukan hadiah dari belanda, tetapi harus direbut dengan mengandalkan kekuatan sendiri
4.      Swadaya;mengandalkan kekuatan sendiri dengan mengembangkan sturkrur alternatif danlam kehidupan nasional, politik, sosial, ekonomi,dan hukum yang sejajar dengan administrasi kolonial.
PI menggabungkan semua unsur itu sebagai satu kebulatanyang belum pernah dikembangkan oleh organisasi-organisasisebelumnya. Mereka percaya bahwa semua orang indonesia dapat menerimanya dan dapat menciptakan gerakan yang kuat dan trpadu untuk memaksakan kemerdekaan dari pihak belanda.
Kejadian ini menyebabkan pemerinah belanda bertambah curiga pada PI. Kecurigaan ini bertambah lagi sewaktu moh,. Hatta atas nama PI menandatangani suatu perjanjian rahasia dengan semaun (PKI) pada tanggal 5 desember1926 yang isinya menyatakan bahwa PKI mengakui kepemimpinan PI dan akan dikembangkan menjadi partai rakyatkebangsaan indonesia. [4] perjanjian ini, karena dinilai oleh komintern sebagai suatumasalah besar, dibatalkan kembali oleh semaun.
Dalam kongers I liga pada bulan februari 1927 diberli yang dihadiri diantara lain oleh wakil-wakil pergerakan  dinegeri jajahan, PI yang bertindakatas nama PPPKI diindonesia juga mengirimkan wakil-wakilnya; moh hatta, nazir pamoentjak, gatot dan A . subardjo kongers mengambil keputusan antara lain:
1.      Menyatakan simpati  sebesar-besarnya kepada pergerakan kemrdekaan indonesia dan akan menyongkong usaha tersbut dengan segala daya,
2.      Mneuntut dengan keras kepada pemerintahan belanda; kebebasanbekerja untuk pergerakan rakyat indonesia.
Dalam kongres ke II di bruseel tahun 1927. PI juga ikut tetapi sewaktu liga didominasi oleh kaum komunis, PI keluar dari liga.
Kegiatan PI Di kalangan internasional ini menimbulkan reaksi yang kerasari pemerintah belanda. Atas tuduhan "dengan tulisan menghasut dimuka umum untuk memberontak terhadap pemeritah", maka pada tanggal 10 juni 1927 empat anggota PI yaitu Moh hatta, Nazir Pamoentjak, Abdulmadjid Djojoadiningrat dan Al sastroamidjojo ditangkap danditahan sampai tanggal 8 maret 1928  namundalam pemeriksaan disidang pengadilan di den haag tanggal 22 maret1928 akhirnya pengadian membebaskan mereka dari tuduhan setelah dilakukan pembelaan oleh hatta dengan judul "indonesia virj"(indinesia merdeka) dan tertuduh lainnya didampingi salah seorang pembela Mr.ban duys,seorang sosialis dalam perlemen belanda dari SDAP.
           
 Notes :
(1)bambang hadi(2003) mengkaji kebangkitan nasional
(2)andi taher (1985) sejarah kebangkitan nasional
(3)prof. Dr suhartono(1994)sejarah pergerakan nasional dari budi utomo sampai proklamasi
(4) Poesponegoro. Djoened marwati.2008.sejarah nasonal ndonesia, jakarta; balai pustaka
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof. Dr. Suhartono.1994. sejarah pergerakan nasional dari budi utomo sampai proklamasi,yogyakarta; pustaka pelajarPoesponegoro.
2. Djoened marwati.2008.sejarah nasonal ndonesia, jakarta; balai pustaka.