KEBIJAKAN INGGRIS TERHADAP RAKYAT BENGKULU



Rizki Aiditya/SI3/B

A.Sejarah penjajahan inggris di Indonesia
Sejarah penjajahan inggris di Indonesia.seperti tercatat dalam sejarah,Indonesia pernah berada dalam jajahan inggris.inggris secara resmi menjajah indonesialewat perjanjian tuntang(1811)dimana perjanjian tuntang memuat tentang kekuasaan belanda atas Indonesia diserahkan oleh janssen(gubenur jendral hindia belanda) kepada inggris.Namun sebelum perjanjian tuntang ini, sebenarnya inggris telah datang ke nusantara ini jauh sebelumnya.perhatian terhadap  Indonesia.di mulai saat penjelajahan F.Drake yang singgah di ternate pada tahun 1579. Selanjutnya ekspedisi lainya dikirim akhir pada abad ke-16 melalui kongsi dagang yang di beri nama east indies company (EIC).EIC mengemban misi untuk hubungan dagang dengan Indonesia. Pada tahun 1602, armada inggris sampai di banten dan berhasil mendirikan loji disana,pada tahun 1904 inggris mengadakan perdagangan dengan ambon dan banda,tahun 1909 mendirikan pos di sukadana Kalimantan, tahun 1613 berdagang dengan Makassar (kerajaan goa) dan pada tahun 1614 mendirikan loji di Batavia. Dalam usaha perdangan itu,inggris mendapatkan perlawanan kuat  dari belanda, belanda tidak segan-segan mengunakan kekerasan untuk mengusir orang inggris dari Indonesia.setelah terjadi tragedy ambon massacre, EIC mengundurkan diri dari Indonesia dan mengarahkan perhatianya ke asia tenggara seperti singapura,Malaysia dan berunei darussalam sampai memperoleh kekuasaan di Indonesia melalui keberhasilanya memenangkan perjanjian tuntang pada tahun 1811, sealama lima tahun (1811-1816) inggris memegang kendali pemerintahan dan kekuasaanya di Indonesia.Pada tahun 1811 indonesia berada di bawah kekuasan inggris, inggris menunjuk Thomas standford rafless sebagai letnan gubenur jenderal di Indonesia, beberapa kebijakan yang dilakukan oleh Raffles setelah menjabat di Indonesia antara lain:
1.      Jenis penyerahan wajib pajak dan rodi harus di hapuskan
2.      Rakyat diberikan kebebasan untuk memilih tanaman yang ingin di tanam
3.      Tanah milik pemerintah,dan petani di anggap sebagai penggarap tanah tersebut
4.      Bupati di angkat sebagai pegawai pemerintah
Akibat dari kebijakan tersebut maka penggarap tanah harus membayar pajak kepada pemerintah sebagai uang ganti sewa tanah, system tersebut di sebut lnadren atau sewa tanah,  yang memiliki ketetentuan sebagai berikut.
1.      Petani harus membayar uang sewa tanah,walaupun tanah itu milik pribadi mereka sendiri
2.      Harga sewa tanah tergantung kepada kondisi dan kualitas dri tanah tersebut
3.     Pembayaran sewa tanah di lakukan dengan uang tunai, bagi yang tidak memiliki uang dikenakan denda pajak kepala.
System leander ini di terapkan terhadap daerah di pulau jawa, kecuali daerah Batavia dan parahyangan yang merupakan daerah wajib yang harus di tanami kopi yang memberikan ke untungan yang besar kpada pemerintah, selama system ini di terapkan , bupati sebagaia pejabat tradisional semangkin tersisihkan karena tergantikan oleh pejabat bangsa eropa yang semangkin banyak berdatangan.Raffles  berkuasa dalam waktu yang cukup singkat.sebab sejak tahun 1816 kerajaan belandakembli berkuasa di Indonesia,pada tahun 1813 terjadi perang lipzig antara inggris melawan prancis, perang itu di menangi oleh inggris dan kekaisaran Napoleon di prancis jatuh pada tahun 1814,kekalah prancis itu membawa dampak pada pemerintahan di negeri belanda yaitu dengan berakhirnya pemerintahan Lois Napoleon di negeri belanda.pada tahun itu juga terjadi perundingan perdamaian antara inggris dan belanda,perundingan itu menghasilkan konvensi London atau perundingan London (1814 ) yang isinya anatara laian menyepakati bahwa semua daerah di Indonesia yang pernah di kuasi oleh belanda harus di kembalikan lagi oleh inggris kepada belanda kecuali daerah Bangka,Belitung dan Bengkulu yang di terima inggris dari Sultan Najamuddin, penyerahan daerah kekuasaan antara kedua negeri itu dilaksanakan pada tahun 1816, pemerintah Hindia-Belanda dapat kembali berkuasa di Indonesia.
B. Masa Kolonialisme dan Imperialisme Inggris di Indonesia
1.      Kolonialisme
Bahasa kolonialisme berasal dari bahasa latin yaiutu colonia yang bererti tanah, tanah pemukiman pemukiman atau jajahan, jadi kolonialisme adalah suatu pemukiman warga di suatu Negara yang wilayah induknya atau penguasaan oleh suatu Negara atas Negara lainya dengan maksud untuk memperluas daerah jajahanya atau Negara yang terletak di seberang lautan dengan tujuan untuk merebut sumber-sumber kekayaan alam demi Negara induknya.
2.      Imperialisme
Kata imperialism berasal dari bahasa latin yaitu dari kata imperare yang berarti memerintah atau sebagai  kerajaan besar yang bertujuan langsung untuk menjajah atau menguasai  Negara lain untuk mendapatkan, wilayah dan kekayaan yang lebih besar dengan jalan menguasai semua bidang kehidupan seperti kehidupan politik,ekonomi social dan ideology suatu Negara.
Pada tahun 1811 Lois Napoleon mencopot kedudukan Daendels,dengan alas an terlalu keras dalam menjalankan pemerintahan, sebagai gantinya di angkat Jenderal Janssens, dalam masa pemerintahanya, Janssen banyak menghadapi kesulitan memulihkan pertahanan yang belum stabil.pada tanggal 3 agustus 1811 inggris muncul di Batavia, peperangan tidak dapat terelakkan lagi, Janssens kalah dan menyerah dalam perjanjian Tuntang, pulau Jawa pun berpindah tangan kepada Iggris.wilayah bekas Hindia-Belanda di serahkan kepada Thomas Stamford Raffles sebagai penguasa baru,Raffles tiak terlalu lama memerintah Hindia-Belanda,karena di eropa taerjadi perubahan politik baru, Inggris dapat menguasai Francis.

C. Benteng Marlborough saksi bisu penjajahan
        Benteng Marlborough  merupakan peninggalan sejarah colonial inggris terbesar di kawasan asia,benteng Marlborough berdiri dengan megahnya dan menghadap ke wilayah selatan, meliputi Area 31,5 Ha.salah satu daya tarik benteng ini mempunyai tipikal abad 18 yang berbentuk kura-kura, lokasi benteng di pusat kota perbatasan dengan perkampungan china,yang juga sebagai tempat objek wisata,benteng ini di bangun tahun 1714-1719 di bawah pimpinan Gubenur Jossep Collet, di salah satu kamar benteng ini pernah di huni oleh Presiden RI Pertama Ir.Soekarno ketika menjalani hukuman  buangan masa penjajahan belanda, setelah kemerdekaan benteng Marlborough di pagar oleh pemerintah dan menjadi salah satu objek wisata kota Bengkulu. Bengkulu adalah salah satu provinsi di sumatera , di masa lalu daerah ini pernah menjadi daerah ajang persaingan dagang antara inggris dan beanda, mereka berusa untuk menguasai lada yang ada di sana pada tahun 1664.belanda dengan VOC nya mendirikan kantor pelelangan disana,tahun 1670 sultan banten mengeluarkan peraturan Transaksi lada yang baru.peraturan itu membuat pihak belanda mengalami keruguian,untuk itu pada tahun 1670 belanda meninggalkan Bengkulu, mereka pergi ke banten dengan tujuan menguasainya.disana belanda berhasil membuat sultan banten menandatangani perjanjian tentang hak monopoli perdagangan oleh belanda,perjanjian itulah yang membuat perhatian belanda hanya tertuju pada banten dan kesempatan ini tidak di sia-siakan oleh inggris , melalui EIC-nya untuk masuk ke Bengkulu. Setelah lebih kurang 140 tahun pemerintah inggris berada di Bengkulu,mereka banyak meninggalkan"Warisan" peninggalan bersejarah, salah satunya adalah benteng Marlborough,nama benteng ini mengunakan nama seseorang bangsawan dan pahlawan inggris yaitu John Churchil duke of Marlborough.Benteng ini tergolong terbesar di kawasan Asia,peninggalan sejarah ini memilik daya tarik karena kelangkaanya,benteng ini dahulu sebagai pusat pemerintahan inggris di Bengkulu selama lebih kurang 140 tahun(1685-1825) .Konstruksi bangunan benteng Marlborough ini memang sangat kental dan corak arsitekturnya inggris abad ke-20 yang megah dan mapan,bentuk keseluruhan komplek bangunan benteng yang menyerupai tubuh kura-kura  sangat mengesankan kekuatan dan kemegahanya, detail-detail bangunan yang European Taste menanamkankan kesan keberadaan bangsa yang besar dan Berjaya pada masa itu, dari berbagai peninggalan yang masih terdapat di dalam bangunan benteng dapat pula di ketahui bahwa pada masanya bangunan ini juga berfungsi sebagai tempat perkantoran  bahkan sebagai tempat penjara
DAFTAR PUSTAKA
Encyclopedaedie van Nederlandsch-Indie
Tt   (Ensiklopedi Belanda-Hindia). 's-Gravenhage, Leidena: M. Nijhoff dan E.J Brill.
http://aalmarusy.blogspot.com/2011/03/sejarah-penjajahan-inggris-di-indonesia.html
apentour.blogspot.com/2010/.../benteng-marlborough-saksi-bisu.htm
thisworldinsane.wordpress.com

PAHLAWAN DARI JAWA BARAT DEWI SARTIKA (1884-1947)

Andri/SI3/A

Siapa yang tidak mengenal Raden Dewi Sartika. Beliau adalah Pahlawan Wanita Indonesia untuk memperjuangkan  kepentingan para Wanita dan Pendidikan.

Perjuangannya dalam memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pendidikan kepada masyarakat luas khususnya kaum perempuan, akhirnya membuahkan penghargaan yang luar biasa dari Pemerintah Republik Indonesia sebagai seorang Pahlawan Nasional di bidang pendidikan.

Itulah Raden Dewi Sartika, sosok perempuan asli dari tanah Pasundan (Jawa Barat) yang semasa hidupnya banyak mengabdikan diri dalam dunia pendidikan terutama pendidikan bagi kaumnya sendiri dengan mendirikan sebuah sekolah bernama "Sakola Kautamaan Istri" (Sekolah Keutamaan Istri). Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu Tahun 2012, Redaksi Tabloid 'Taman Pramuka' pada edisi ke-XV, mencoba mengangkat kembali kilas balik sejarah Raden Dewi Sartika, sebagai salah satu tokoh perintis pendidikan di tanah air.

Dewi Sartika yang lahir di Bandung pada 4 Desember 1884 lalu, adalah anak dari pasangan Raden Somanagara dan Nyi Raden Rajapermas yang merupakan keturunan priyayi Sunda. Sejak kecil, Dewi Sartika telah mendapat pendidikan dasar dari orang tuanya dengan disekolahkan di sekolah Belanda. Namun saat ayahandanya wafat yang juga seorang pejuang kemerdekaan. Dewi Sartika kecilpun dirawat oleh pamannya yang tidak lain adalah seorang Patih di Cicalengka dan melanjutkan pendidikannya di sana.

Ketika itulah, bakat sebagai seorang pendidik muncul dalam diri Dewi Sartika kecil, bila ada waktu senggang, Ia menyempatkan diri untuk mengajari baca-tulis anak-anak pembantu yang berada lingkungan kepatihan. Dalam pendidikannya, Dewi Sartika banyak pula mempelajari tentang wawasan kesundaan dari pamannya dan wawasan kebudayaan barat dari seorang Asisten  Residen bangsa Belanda

Bakat dalam cara Dewi Sartika memberi pelajaran kepada para masyarakat terutama kaum perempuan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, telah menjadikan semangat dan cita-cita untuk terus berupaya agar anak-anak dan kaum perempuan pribumi bisa mendapat kesempatan memperoleh ilmu pengetahuan. Semangat dan cita-cita yang besar tersebut, akhirnya Ia upayakan pula ketika kembali lagi menetap di Bandung, dengan dibantu kakeknya R.A.A. Martanegara dan Den Hamer, selaku Inspektur Kantor Pengajaran kala itu, Dewi Sartika berhasil mendirikan sebuah sekolah khusus bagi kaum perempuan yang diberi nama "Sekolah Istri" pada 1904. 

Sekolah baru tersebut baru berisi dua kelas dengan jumlah murid pertamanya sekitar 20 orang ditambah dua tenaga pengajar yakni Ny. Poerwa dan Nyi Oewid. Karena aktivitas belajar mengajarnya banyak, maka Iapun meminjam beberapa ruangan Kepatihan Bandung sebagai ruang kelas tambahan. Di sekolah tersebut, para murid perempuan ini, diajari mulai dari baca-tulis, berhitung, menjahit, merenda, menyulam, dan pelajaran agama.

Tanggapan positif atas berdirinya Sekolah Istri, banyak bermunculan dari masyarakat. Bahkan dari waktu ke waktu jumlah muridnya terus bertambah. Karena jumlah murid makin banyak, akhirnya bangunan kelas tidak mencukupi lagi dan selanjutnya dipindahkan ke tempat yang lebih luas. Kemudian, setelah enam tahun berjalan, tepat di 1910, oleh pihak pengelola, nama sekolah yang sebelumnya bernama 'Sekolah Istri' diperbaharui menjadi 'Sekolah Keutamaan Istri'.

Tapi semua mata pelajarannya masih tetap seperti sediakala. Diakui, pembangunan sekolah ini, sebelumnya sempat menuai pertentangan, terutama karena budaya 'pengekangan' kaum wanita masih kuat dijalankan pada saat itu.  Namun karena niat baik, cita-cita serta kegigihan Dewi Sartika yang tiada putusnya serta kebijakan dari keluarga, maka sekolah tersebut tetap terwujud.

Di saat yang bersamaan dengan perjalanan perjuangannya ingin mengentaskan kebodohan bagi kaum perempuan pribumi, Dewi Sartikapun menemukan jodohnya yaitu Raden Kanduruan Agah Suriawinata seorang Guru di Sekolah Karang Pamulang. Kemudian mereka menikah pada 1906.

Karena penilaian positif terhadap upaya pengembangan sumber daya kaum perempuan pribumi melalui dunia pendidikan yang di rintis Dewi Sartika begitu besar. Akhirnya banyak diantara kaum perempuan Sunda yang memiliki cita-cita dan harapan yang sama mendirikan 'Sekolah Keutamaan Istri' di beberapa tempat. Sekitar 9 sekolah berdiri di Kota Kabupaten se- Pasundan. Termasuk yang didirikan di Bukit Tinggi Sumatera Barat oleh Encik Rama Saleh.

Atas jasa-jasanya memperjuangkan hak kaum perempuan pribumi dalam bidang pendidikan terutama di tanah Pasundan. Pada September 1929, dalam acara peringatan 25 Tahun berdirinya 'Sekolah Keutamaan Istri',yang sekaligus dirubah namanya menjadi 'Sakola Raden Dewi', Dewi Sartika mendapat penghargaan dari Pemerintah Kerajaan Hindia-Belanda berupa Bintang Jasa.

Namun perkembangan Sekolah yang Ia bina sejak masih remaja dan telah banyak bermunculan di mana-mana, tidak membuat dirinya kuat untuk terus mengembangkannya.

Tepat di usia ke 62 tahun, pada 11 September 1947, Dewi Sartika meninggal dunia di Tasikmalaya dan oleh keluarga serta kerabat dan para sahabatnya, almarhumah dimakamkan di pemakaman Cigagadon Desa Rahayu Kecamatan Cinean. Namun tidak lama kemudian jasadnya dipindahkan ke pemakaman Bupati Bandung Jalan Karang Anyar Kota Bandung. Atas jasa-jasanya pula, Pemerintah Republik Indonesia (RI) pada 1 Desember 1966 menganugrahkan kepada Raden Dewi Sartika gelar Pahlawan Nasional.

Begitu lah besar jasa­-jasa Dewi Sartika kepada Bangsa Indonesia, beliau mencurah kan seluruh jiwa dan raga untuk memperjuangkan hak­­-hak para wanita. Dan menghapuskan Emansipasi Wanita. Di era modern sekarang ini kita wajib untuk menghargai jasa­-jasa Dewi Sartika. Semoga beliau mendapat tempat yang baik di sisinya amin.

Daftar pustaka :
2.      Sutrisno Kurtoyo dkk, Buku Seri Pahlawan,Penerbit Mutiara Jakarta, 1979

PERGOLAKAN DI BANTEN

Musri indra wijaya/ SI3B
Di jawa barat, banten mengalami suatu krisis yang mengakibatkan intervensi VOC. Masa pemerintahannya sultan agung dari banten 1651-1683, juga terkenal sebagai sultan agung tirtayasa, merupakan zaman keemasan kerajaan Banten. Dia memiliki suatu armada yang mengesankan yang dibangun menurut model eropa. Kapal-kapal yang berlayar dengan menggunakan urat jalannya menggunakan perdagangan yang aktif di Nusantara. Atas bantuan oiak inggris, Denmark, dan cina, maka orang-orang banten berdagang dengan Persia, india, siam, Vietnam cina, pilipina dan jepang. Sultan agung merupakan musuh dari VOCyang kuat. Pihak belanda ingin mendapatkan hak monopoli pedagangan lada di banten yang sangat kaya ini dan merasa cemas akan adanya sebuah Negara yang kaya dan sangat kuat yang letaknya dekat dengan markas besar mareka di Batavia.
Permusuhan Banten dengan VOC yang mengiringi takluknya Batavia pada tahun 1619 telah dibahas dalam beberapa bacaan. Pada tahun 1633 terjadi lagi peperangan lain yang berakhiar dengan dicapainya   suatu persetujuan yangsamar-samar untuk menghentikan permusuhan. Pada tahun 1645 ditandatngani suatu perjanjian yang mengatur hubungan VOC dan Banten. Akan tetapi segera timbul lagi konflik ketika sultan agung naik tahta pada tahun1651. Pada tahun 1656 meletus perang: pihak Banten menyerang daerah-daerah Batavia dan kapal-kapal VOC, sedangkan VOC memblokade pelabuhan. Pada tahun 1659 tercapai suatu penyelesaian damai.
Putra mahkota banten yang kelak bergelar sultan haji 1682-1687 menjalankan kekuasaan yang sangat besar di banten dan dijuluki oleh VOC sebagai sultan muda sementara ayahnya dijuluki sultan tua. Ambisi ayah dan anak telah menimbulkan konflik dan hubungan dengan VOC tentu saja terbawa-bawa ke dalam pertikaian-pertikaian mereka. Istana terpecah menjadi dua kelompok. Pihak putra mahkota berupaya untuk meminta bentuan kepada belanda. Dan pihak dari sultan agung sendiri menentang VOC yang semakin hari semakin semena-mena dan muali melanggar perjanjian yang telah disepakati. Pihak sultan agung juga didukung oleh golongan elite islam.
Pada bulan maret 1682 sebuah pasukan VOC yang dipimpin oleh francois tack dan Isaac de saint-martin berlayar menuju banten. Pada saat ini putra mahkota sudah terkepung di dalam istananya. Para pendudkung sultan agung telah berhasil kembali merebut kota tersebut dan membakarnya. Pangeran secara sempurna tunduk kepada VOC, dan VOC pun mengakuinya sebagai sultan Banten. Belanda kini berperang di pihaknya. Orang-orang eropa yang selain VOC melakukan perdagangan di banten diusir, orang-orang inggris mengundurkan diri ke Bengkulu, sumatera selatan yang merupakan pos permanen mereka yang masih aktif di Indonesia.
Artileri pihak belanda memaksa keluar sultan agung dari kediamannya, dan setelah dikejar sampai daerah pegunungan, maka pada bulan maret 1683 dia menyerah. Untuk beberapa waktu lamanya dia ditahan di Banten, dan dipindahkan ke Batavia kemudian beliau meninggal tahun 1695. Dan banten di kuasai total oleh VOC sejak itu. 
Ketidakstabilan kerajaan-kerajaan sebagai system politik terwujud setiap kali ada pergantian tahta, bahkan pada masa pemerintahan seorang raja masalah pergantian sudah menjadi sumber pertentangan yang memuncak sebagai krisis politik. Apa yang terjadi di Banten sekitar tahun1750 dapat dipandng sebagai suatu coup de, etat di lingkungan istana atau semacam revolusi istana. Yang menjadi tokoh pusat dalam hal ini ialah permaisuri putri mahkota ratu Syarifah Fatimah, seorang putri dari ulama arab. Sebagai putra Sultan Zainal Abidin, Ranamanggala baru diangkat menjadi putra mahkota setelah kakanya Muhammad soleh , mati terbunuh. Pada tahun 1733 dia menggantikan ayahnya dan berelar Sultan Abdulfatah Muhammad Syafii Zainal  Arifin. Segera ratu Syarifa Fatimah memakai sebutan ratu sultan serta mulai memperluas kekuasaannya.
Dengan intriknya sultan dan putra mahkota diadu domba sehingga yang terakhir bersama pengikutny mengungsi ke Batavia. Kemudian sebagai penggantinya diusulkan seorang kemenakannya yang telah menikah dengan seorang putra sultan yang lahir dari istri lain. Ialah syarif Abdullah Muhammad syafei. Kekuasaan ratu syarifah semakin bertambah luas setelah sultan zainal arifin menderita penyakit jiwa. Banyak kelaliman dan kesewenang-wenangan terjadi singga para pembesar merasa tidak aman berada di lingkungan keraton.  Berdasarkan saran dari ratu syarifah diangkat sebagai wali seperti yang ditetapkan dalam akte 28 november 1748. Peralihan kekuasaan berjalan sangat licin dengan dukungan VOC yang sudah barang tentu menuntut balas jasa yaitu penyerahan hasil lada.
Usurpasi ratu syarifa Fatimah tidak hanya berhasil menyingkirkan dinasti lama serta menggantikannya dengan keluarganya sendiri, akan tetapi kekasaanya merajalela dalam arti sebenarnya dan menjadi suatu despotism.  Semua selir sultan diusir dari keratin dan para pembesar dicemoohkan akan sifat pengecutnya dalam menghadapi kumpeni. Kesemuanya  itu dijalankan di dalam pengawasan kumpeni yang bersikap masa bodoh terhadap hal ini dan membiarkan ratu syarifah bertindak demikian selama dia menjamin kelanaran penyerahan lada kepada kumpeni. Memang sejak semula hubungan antara banten dengan  VOC  berkisar sekitar perdagangan lada dan mengusir semua penyaing dari sana.
Revolusi istana tersebut dapat diduga membawa pengaruh besar di kalangan rakyat yang masih sangat loyal kepada kesultanan dengan dinastinya. Kegelisahan menjurus kesuatu pergolakan besar dan kecenderungan structural sudah membuat rakyat yakin untuk bergerak. Tidak mengherankan apabila Ki Tapa sebagai seorang keramat yang penuh kewiabawaan, dalam waktu singkat dapat memoblisasi si pengikut yang banyak dan jauh sampai daerah bogor. Kepemimpinan gerakan diperkuat dengan tergabungnya ratu siti seorang istri sultan yang terasingkan dan ratu bagus buang. Pura dari Panembahan pangeran putra yang mengungsi ke Batavia pada masa pemerintahan sultan zainal arifin. Rakyat percaya bahwa dia belum meninggal dan memimpin pemberontakan, maka segera pergolakan menjadi luas sekali
Pada awal November  arisan di bawah gerakan Ki Tapa mulai mengepung ibu kota.  Dalem sultan, benteng speelwijk, dan pos karangatu terancam semua . ada lagi bangsawan yang mengabungkan diri dengan pemberontak, antara lain Raden Derma, saudara sultan dan pengaeran Madura, seorang kemenakannya. Barulah kompeni menyadari benar bahwa keresahan dan ketidakpuasan rakyat disebabkan oleh pergeseran dinasti banten banten. Segera kompeni mengambil keputusan untuk mengasingkan ratu syarifah dan putra mahkota ke pulau edam
Dengan tindakan itu keadaan belum mereda bahkan ada kekhawatiran pada kompeni kalau-kalua pergolakan akan meluas ke Lampung dan dengan demikian akan membahayakan produksi lada di sana. Lagipula ditakutkan  bahwa pihak inggris dari Bengkulu akan dapat memberi bantuan kepada pemberontak. Sementara waktu kompeni tidak berdaya oleh karena perang perebutan tahta di Jawa Tengah memerlukan konsentrasi pasukannya di sana. Dengan diserbunya pos di daerah tersebut, tamatlah kekuasaan kompeni itu.
Ratu bagus buang diangkat sebagai sultan denga gelar abinadir mohamad jusuf ahmad adil aralikfidin dan menikah dengan ratu siti dengan maksud untuk memperkuat legimitasnya di tahta banten. Ki Tapa mengorbankan semangat rakyat denan mendengungkan cita-cita perjuangannya, ialah mengusir belanda dari Jawa, jalan antara Banten dan Jasinga diduduki, desa-desa di tepi cidani di bakar, antara lain kadipaten jampang dan curipan. Ofensifnya ditujukan ke daerah antara cidani dan ciliduk, dimana banyak penggilingan gula dihancurkan. Pertahanan kompeni di tepi sungai angke di muara cidani, tangerang dan ciampea. Barisan Ki Tapa diserang dari dua sisi, sehingga terpaksa mundur. Pertahanan mereka satu persatu jatuh ketangan kumpeni pada 13 juli 1751.
Dalam ekspedisi selanjutnya rakyat di daerah pontang, tanara, dan aringin dapat ditundukkan oleh pasukan Kompeni. Namun perlawanan barisan Ki Tapa masih meneruskan perjuangannya dengan konsentrasi kekuatan di sekitar gunung karang dengan bantuan pangeran wali dan pangeran Mustafa jayamanggala seorang kemenakan sultan yang dibuang ke Ambon, eksoedisi terus dijalankan. Dalam pertempuran cibdas pada tanggal 17 agustus 1751 barisan pemberontak mengalami kekalahan besar. Ki Tapa menyelamatkan diri ke selatan. Dengan bantuan Mustafa  van ossenberg dan couvert memperoleh kemenangan yang sangat menentukan itu.
Pada awal bulan desember 1751 sisa-sisa barisan pemberontak di bawah pangeran Madura dan aria suba beroperasi di daerah bogor, khususny di lereng gunung salak. Karena tidak dapat berjalan , ratu bagus buang terpaksa menyerah kepada kumpeni.
Kebijaksanaan VOC untuk memanggil kembali putra mahkota yang sah, pangeran gusti dari sailan menimbulkan ketegangan di kalanga istana. Pangeran wali merasa terancam kedudukannya dan mengadakan kontak dengan golongan pemberontak. VOC menghadapi suatu dilemma, oleh karena pangeran wali dianggap kurang akap untuk memangku jabatan pimpinan. Dalam gerakannya itu dia dibantu oleh pangeran hamid dan raja sulaiman. Keduanya kemudian diamankan ke Batavia.
Keributan sekitar masalah pergantian tahta membangkitkan semangat pemberontak lagi. Barisan Ki Tapa bergerak ke Pulosari, sedang barisan ratu bagus ke caringin, kedua pasukan dikonsentrasikan dekat ibu kota. Pertahanan diserang oleh pimpinan patih Aria Kusumadiningrat dan pangeran rajasantika. Akhirnya kumpeni dapat menyelesaikan masalah tahta banten . berdasarkan prinsip bahwa banten telah ditakhlukkannya lewat perang sehingga berada di bawah suzeeinitas VOC dan diperintahnya untuk menjamin ketentraman dan ketertiban.
Karena ada rasa hormat terhadap sultan haji abunasir abdulkahar, maka pemerintah banten sebagai leegoed/ feodum diserahkan kepada pangeran wali yang diangkat sebagai sultan dengan gelar paduka sri sultan abdulmaali mhammad wakiul halimin. Sekaligus pangeran gusti diangkat resmi sebagai putra mahkota. Sudah barang tentu pengangkatan itu dibubuhi persyaratan lain, seperti hak monopoli lada dan penutupan banten bagi pedagang asing.
Pengangkatan pangeran gusti sebagai putra mahkota menimbulkan keresahan bauk di kalangan keratin maupun diantara pemberontak. Berkali-kali hidupnya teranam dan menurut dugaan karena persekongkolann di bawah pimpinan istri sultan (pangeran wali).  Sebaiknya  pangeran gusti sangat ambisius dan berusaha keras agar segera dapat naik tahta. Sebagai cucu sultan haji dari kedua pihak orang tuanya merasa punya hak penuh atas tahta. Dia mendesak kepada VOC  agar pangeran wali menyerahkan tahta kepadanya. Baik pihak pangeran wali maupun VOC menyetujuinya dengan kondisi bahwa pangeran wali tetap menerima penghasilannya seumur hidup. Putra mahkota bergelar  pangeran ratu abdulmufakir Muhammad aria zainul abidin. Penobatan diselenggarakan pada tanggal 17 april 1752.
Pada kesempatan itu para pemberontak diberi amnesti, kecuali Ki Tapa dan sekelompok pemimpin yang benar menolak perdamaian dengan VOC. Oleh karena itu pergolakan belum reda. Di daerah sekitar karang, kanari, karkasana, jasinga, dan lancer masih diduduki    oleh barisan pemberontak. Pontang dibumihanguskan. Barisan Ki Tapa terus bergerak semula disinyalir di hulu cidurian, kemudian pada akhir juni di caringin. Dalam pertempuran melawan pasukan pangeran rajanegara, barisan pemberontak mengalami kekalahan besar dan pecah pangeran Madura beserta ratu siti mengungsi ke pegunungan di anten selatan sedangkan Ki Tapa dan ratu bagus berhijrah ke Jawa tengah untuk menggabungkan diri dengan pemberontak di sana.
Daftar pustaka:
1.      Ricklefs, M. C, 1991, Sejarah Indonesia Modern,  Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
2.      Kartodrdjo, Sartono, 1999, Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900 dari Emporium sampai Imporium, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

PRIANGAN DALAM ABAD 18

Musri indra wijaya/ SI 3/b

 Daerah priangan yang diperoleh oleh VOC dari kerajaan Mataram pada tahun1677 dan 1705 menjadi daerah langsung di bawah kekuasaannya. Dengan demikian tercapailah tujuan politik-poliyi VOC, ialah memebentuk daerah pemisah antara dua kerajaan, keduanya merupakan lawan yang sangat berkuasa yaitu Banten  dan Mataram. Di samping itu tujuan utama VOC adalah bukan melakukan pemerintahan langsung tetapi lebih banyak memungut hasil daerah untuk perdagangannya. Maka dari itu pemerintahan diserahkan kepada bupati yang telah turun-temurun menjalankan pemerintahan di daerah itu. Kalau sebelum tahun 1677 para bupati memerintah atas nama Sunan, sejak tahun 1677 atas nama VOC. Mereka bertugas untuk menjalankan perintah VOC maka berstatus pegawai VOC. Namun dari itu VOC tidak mencampuri kegiatan pemerintahan melainkan tentang urusan perdagangan, urusan entang ketatanegaraan VOC tidak mau terlibat atau tidak melibatkan diri secara langsung, namun jika ada kegiatan ketatanegaraan yang dianggap merigikan pihak VOC maka dengan cepat-cepat VOC mengontrolnya.
Politik colonial dengan system pemerintahan yang tidak langsung itu memang seuai dengan kepentingan VOC. Meskipun demikian system penyerahan hasil yang dikenal sebagai system priangan (preanger stelsel) mempunyai dampak yang besar dalam kehidupan masyarakat priangan. Peruahan system tanaman kopi dari system beas ke system tanam paksa pada tahun 1723 membawa akibat bahwa beban orang pribumi menjadi berat. Orang pribumi ialah orang yang memiliki tanah dan berada di bawah kekuasaan bupati.
Untum menghindari beban berat itu maka timbul mobilitas penduduk priangan, anyak masyarakat pribumi meninggalkan kampong halamannya orang menumpang yang tidak memiliki wajib tanam dan tidak memiliki tanah juga dikenakan system tanam paksa. Namun tindakan itu tidak memperbesar produksi oleh karena sejak dahulu orang pribumi senantiasa memakai tenaga bantuan orang Menumpang
Di luar system wajib tanam kopi, campur tangan VOC minimal, antara lain hanya dalam bidang pengadilan dan pengangkatan pejabat. Menurut hukum adat, hokum pidana terbatas pada hukum mati dan pembuangan, pada umumnya yang pokok ialah system restitusi atau pembayaran denda. Dalam hal ini VOC membatasi kekuasaan bupati dalam menjalankan pengadilan dan di samping itu dimasukan hukum pidana.
Sejak tahun 1706 pengangkatan patih dilakukan oleh gubernur jendral dan sejak tahun 1790 pengangkatan kepala distrik perlu mendapat persetujuan komisaris VOC. Sedikit demi sedikit kekuasaan bupati mulai dibatasi. Oleh karena bupati   tidak digaji oleh VOCdan hanya menerima uang imbalan dari penyerahan kopi, maka banyak yang jatuh dalam hutang kususnya dari komisaris. Dari imbalan itu bupati harus menghadapi tidak hanya keluarganya tetapi bawahannya juga. Di samping itu bupati memperoleh pendapatan dari pungutan pajak. Dari setiap panen bupati memperoleh sepersepuluh atau seperduapuluh dari panen.
Mengenai komisaris VOC, meskipuntidak memperoleh gaji sejak tahun 1766 dia dapat hidup dari bunga uang yang dipinjam oleh bupati kalau komisaris tinggal lebih banyak di Batavia, sersan kopi adalah agen VOC yang ditempatkan di ibu kota Kabupaten  untuk mengawasi tanaman kopi dan di samping  itu sebagai mata-mata VOC maka sangat ditakuti. Sejak akhir tahun 1770 timbul banyak keresahan di sekitar pemerintahan gubernur jendral serta wakil-wakilnya di daerah.  Keadaan VOC pada waktu itu sangat parah sehingga baru pada pemerintahan daendels mulai diadakan reformasi.
Menurut traktat 1677 Amangkurat II menyerakan kepada VOC daerah antar Cisadane (untung jawa) dan Citarum  (krawang), sedangkan menurut traktat tahun 1705 P. B. I menyerahkan daerah Limbangan, Sukapura dan Galuh. Pada tahun 1681 para bupati priangan telah menguapkan sumpah setia kepada sunan dan VOC di Cirebon, yaitu dari Sumedang, Galuh, Sukapura,  Parakannmucang dan Bandung. Para bupati diangkat oleh VOC, mereka berstatus pegawai dan danmereka bertugas menjalanka perintah VOC seperti menjaga keamanan dan ketertiban wilayah serta penyerahan hasil tanaman. Meskipun demikian VOC selalu menghindari menyebut mereka pegawai, antara lain mereka tidak digaji. Lambat laun peraturan VOC semakin jelas menentukan tugas dan kewajiban para bupati maka pada akhir abad ke 18 VOC sudah menjalankan kekuasaannya untuk memindahkan, menghentikan, dan menghukum mereka. Pada tahun 1798 kabupaten Pagedan digabung dengan kabupaten Pamanukan, dan pada tahun 1802 Batulayang dimasukan kedalam kabupaten Bandung.
Dua bupati mempunyai kedudukan yang khusus ialah bupati Tangerang dan bupati Kampungbaru (buitenzorg). Bupati pertama dari Tangerang berasal dari Bantendan karena loyalitasnya kepada VOC diangkat sebagai  bupati dan di beri gaji bulanan. Dinyatakan bahwa VOC telah memberi tanah kedudukan sehingga dia dapat hidup dari hasil pungutannya. Jadi berbeda dengan bupati lainnya yang sejak semula menjadi penguasa di wilayah masing-masingBupati Kampungbaru adalah letnan kelompok  Jawa Martakara. Pada tahun 1730 dia diangkat sebagai demang dan berkedudukan sebagai bupati. Kemudian dia menjadi penyewa tanah Buitenzorg dan pemilik seluruh kabupaten Kampungbaru.
Pada waktu VOC menerima daerah Priangan berdasarkan traktat 1705 tidak langsung memasukkan sebagai daerah dibawah pengawasan orang eropa, maka sebagai pengawas diangkatnya pangeran Arya Gede Adi Wijaya alias Abdurrahman Muhammad Kaharudin, seorang saudara bungsu para raja Cirebon (1706). Daerah kekuasaanya meliputi Limbangan, Sukapura, Galuh Bandung, Parakanmuncang, Sumedang, Ciasam, Pamanukan, dan pangaden. Tugasnya ialah:
1.      Menjaga perdamaian antara bupati dan mencegah adanya perebutan penduduk.
2.      Mendorong penanaman padi
3.      Mewajibkan penyerahan kapas, indigo dan lada dengan suatu pembayaran.
4.      Tidak memperbolehkan pengangkatan patih tanpa persetujuan dari residen di Cirebon. Pada tahun 1723 pangeran Arya meninggal dan VOC tidak mengangkat penggantinya.
Pengangkatan-pengangkatan para upati secara resmi telah dilaksanakan oleh jacop couper, yait pangeran sumedang sebagai bupati Sumedang, Angabei Wangsatanu sebagai bupati Pamanukan, Angabei Kartayuda di Ciasem, T. Tunabaya untuk Parankanbacang, T. Wiradadaha di Sukapura, Demang Timbanganten untuk Bandung, Kyai Dipati Imbangara di Galuh, Kyai Sutananga di Gadu dan Kawesan dan Ngabei Wiranagara di Bojonglopang. Kepada mereka telah disampaikan dokumen yang memuat tujuh peraturan susunan jacop couper. Ake pengangkatan pertama telah diberikan pada tanggal 24 desember 1701 yaitu kepada Wangsatanu.
Telah menjadi kebijaksanaan VOC  untuk menunjuk putra tertua sebagai pengganti, akan tetapi sering trjadi penyimpangan antara lain apabila putra belum dewasa ketika ayahnya meninggal maka saudara lelakinya yang diangkat untuk sementara atau tetap. Pada kasus penggantian Demang Timbannganten VOC mengangkat orang lain dan tidak berasal dari keluarganya yaitu Wira Angon Angon tidak lain karena dia memihak Banten.
Penunjukan wali dengan pangkat atau kedudukan bupati dilakukan waktu T Adikusuma atau kedudukan meninggal dan putranya Raden Bagus belum dwasa. Dari taun 1786-1794 bupati Bandung seorang paman bertindak sebagai Wali.  Pengangkatan adakalanya dikarenakan kesetiaan atau loyalitas kepada VOC seperti halnya dengan pengangkatan R. Wiranata dari cianjur sebagai bupati Kampungbarupada tahun 1749. Dia telah berperang melawan pemberontak Banten . sebagai pengasa penuh VOC juga menempatkan bupati berasal dari luar daerah. Telah menjadi kebiasaan pula bahwa dalam pengangkatan disertakan pemberian gelar seperti Demang, Tumenggung, Arya dan Adipati.  VOC juga menindak bupati yang korup seperti halnya dengan R. Janagara bupati Pamanukan. Dia dipeat dan diasingkan di Batavia.
Dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh seperti teruraikan da atas, jelaslah bahwa kedudukan bupati adalah sebagai pegawai, jadi bawahan dari VOC dan bukan seperti di daerah-daerah lain sebagai sekutu (bondenoot). Kemudian pada masa daendels diadakan peraturan-peraturan (31 maret 1809) yang secara tegas membatasi  hak dan kewajiban bupati. Dalam pasal 20 secara khusus dinyatakan bahwa bupati dilarang menerima hadiah-hadiahterkecuali berupa hasil kebun, seperti buah-buahan dan hewan ternak.
Hirarki dalam pemerintahan tersusun sebagai berikut: di bawah bupati ada seorang patih. Sejak kuno para kepala cutak menjadi penguasa dan pelaksana perintah atasan.pemerintahan daerahnya dilakukan oleh pembantu-pembantu ialah para camat. Unit territorial yang mencakup lebih dari sepuluh kepala keluarga dipimpin oleh paling banyak dua kepala, yaitu seorang Kuwu atau Mantri dan petinggi atau lurah. Unit berpenduduk di bawah sepuluh keluarga dikepalai oleh seorang lurah.
Struktur pemerintahan di daerah Priangan oleh VOC dipakai sebagai landasan bagi system pemerintahannya secara tak langsung. Fungsinya yang dualistis dipertahankan oleh karena penguasa pribumi sangat efektif dalam melakukan peranannya sebagai perantara dalam penyaluran hasil barang dagangan yang dibutuhkan oleh VOC, terutama kopi. Bupati juga berfungsi sebagai leverancier hasil tersebit.
Pada taun 1696 tanaman kopi pertama masuk di Jawa, 11 tahun kemudian diserahkan tanaman kopi oleh G.J van Hoorn kepada bupati pada tahun 1711 bupati Cianjur mendapat panen pertama. Semula hasil kopi diperdagangkan secara bebas, kemudian ada penentuan harga secara sepihak oleh VOC dan akhirnya pada tahun 1740 diberlakukan peraturan contingenten (wajib setor sejumlah tertentu). Para bupati Cirebon wajib menyerahkan 12 ribu pikul setip tahunnya, kabupaten Sumedang, Bandung, Parakanmuncang 20 ribu pikul. Kepentingan perdagangan diutamakan, bila perlu dikatakan tindakan untuk mempertahankan harga tinggi, antara lain menebang  sebagian dari pohon-pohon kopi  (1735-1738). Pada tahun 1759 dan 1763 produksi merosot oleh karena kekurangan tenaga sebagai akibat berjangkitnya wabah.
Untuk mencegah orang melarikan diri dalam menghadapi wajib kerja maka pada tahun 1739 dibuat plakat larangan. Di samping wajib tanam VOC juga mulai memasukkan system pajak antara lain untuk ternak, pembuatan garam, pasar dan sebagainya. Dalam pelaksanaanya komisaris mempunyai pengaruh besar atas bupati oleh karena wajib mareka sangat tergantung dari penilaiannya. Dia terutama mencari keuntungan sendiri dan memperkaya diri dengan meminjamkan uang kepada para pembesar pribumi, antara lain dengan pemberian persekot. Perhatian mereka kepada rakyat pada umumnya kurang bahkan sering kali taka da sama sekali.
Daftar pustaka:
1.         Ricklefs, M.C, 1991, Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
2.         Kartodirdjo, Sartono, 1999, Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900 dari Emporium Sampai Imperium, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama