BIOGRAFI RAJA ALI HAJI

SRI WAHYUNINGSIH SR/3B
Data Diri
            Nama lengkap Raja Ali Haji adalah Raja Ali al-hajj Fisabillillah bin Opu Daeng Celak alias Engku Haji Ali ibni Engku Haji Ahmad Riau. Dia dilahirkan pada tahun 1808 M dipusat kesultanan Riau-Lingga di pulau Penyengat. Catatan tentang hari dan bulan kelahiran Raja Ali Haji berbeda dengan ayahnya. Catatan mengenai kelahiran ayahnya begitu rinci, yaitu pada hari kamis waktu asyar bulan rajab tahun 1193 M di istana yang dipertuan Muda Riau-Raja Haji Ibni Daeng Celak. Sedangkan catatan mengenai Raja Ali Haji justru singkat sekali. Bahkan, catatan kelahiran Raja Ali Haji lebih banyak di dasarkan pada perkiraan saja. Menurut hasan junut, masa yang berbeda, waktu yang berbeda, mengantar pada semangat zaman yang berbeda. Semangat zaaman yang berbeda berkembang pada saat itu menyebabkan orang-orang memanggil nama Raja Ali Haji dengan sebutan "Raja".
            Orang-orang melayu pada saat itu sering mengingat waktu kelahiran sianak dengan mendasarinya dengan peristiwa-peristiwa penting. Raja Ali Haji lahir setelah lima tahun pulau penyengat dibika sebagai tempat kediaman Engku Putri. Atau dia lahir setelah dua tahun benteng portugis di makala diruntuhkan. Orang-orang melayu juga sering memberikan nama anak-anaknya dengan mengambil nama datuk (kakek) apabila datuknya itu sudah meninggal. Hal inilah yang menyebabkan banyak terjadi kemiripan nama dalam masyarakat melayu.
            Tahun kapan meninggalnya Raja Ali Haji sempat terjadi perdebatan. Banyak sumber yang menyebutkan  bahwa ia meninggal pada tahun 1872. Namun, ternyata ada fakta lain yang membalikkan pandangan umum tersebut. Pada tanggal 31 Desember 1871  Raja Ali Haji pernah menulis surat kepada Hermann Von de Wall, sarjana kebudayaan belanda yang kemudian menjadi sahabat terdekatnya. Yang meninggal di tanjung pinang pada tahun 1873. Dari fakta ini dapat dikatakan bahwa Raja Ali Haji meninggal pada tahun yang sama1873 di pulau penyengat.
            Makam Raja Ali Haji berada di komplek pemakaman Engku Putri Raja Hamidah. Persisnya di luar bangunan utama makam Engku Putri. Karya Raja Ali Haji iyalah Gurindam dua belas yang diabadikan di sepanjang bangunan dinding makamnya. Sehingga setiap pengunjung yang datang  dapat membaca serta mencatat karya maha agung tersebut.
Silsilah dan Latar Belakang Keluarga
            Raja Ali Haji adalah putra Raja Ahmad, yang setelah berhaji ke mekah dengan gelar Engku Haji Tua. Cucu Raja Haji Fisabilillah. Ibunya bernama Encik Hamidah binti Panglima Malik Selangoratau Putri Raja Selangor yang meninggal pada tanggal 5 Agustus 1844.
            Datuk RAH bernama Raja Haji Fisabilillah, merupakan yang dipertuan muda Riau IV. Ia dikenal sebagai YDM  yang berhasil mendirikan kesultanan Riau-Lingga sebagai pusat perdagangan yang sangat pentingdi kawasan ini. Ia juga dikenak sebagai pahlawan yang terkenal berani melawan penjajah belanda, sehingga meninggal di medan perang di teluk ketapang (18 juni 1784). Ia meninggalkan dua putra yaitu Raja Ahmad ( ayah RAH) dan Raja Ja'far.
            Raja Ahmad dikenal sebagai intelektual muslim yang produktif  menulis karya-karya besar, seperti syair perjalanan Engku Putri Ke Lingga 1835, syair reaksi 1841, dan syair perang johor 1843. Ia juga dikenal sebagai pemerhati sejarah terutama sejarah masa lalu. Dalam karyanya, perang johor, ia menguraikan fakta perang kesultanan johor dan kesultanan aceh yaitu pada masa keemasan johor. Ia dikenal sebagai penulis pertama yang melahirkan sebuah epic yang menghubungkan sejarah bugis di bawah melayu dan hubungannya dengan sultan-sultan melayu.
            Keluarga Raja Ahmad terdiri dari orang-orang terpelajar dan suka dengan dunia tulis-menulis, anggota keluarganya yang pernah menghasilkan karya adalah Raja Ahmad  Engku Haji Tua, RAH, Raja Haji Daut, Raja Salehah, Raja Abdul Mutallib, Raja Kalsum, Raja Safiah, Raja Sulaiman, Raja hasan dll.
            RAH sebenarnya berasal dari keturunan bugis. Garis keturunan ini berasal neneknya yang berasal dari tanah bugis namun kemudian menetap di Riau dan memperoleh jabatan yang dipertuan agung. Cerita ini bermula ketika raja bugis yang pertama kali masuk islam, ternyata yang salah satunya memiliki keturunan yang salah satunya bernama Daeng Rilaka.
            Daeng Rilaka memiliki lima orang anak, daeng rilaka meninggalkan tanah bugis dan mengembara ke wilayah kesultanan Riau-Johor. Keturunan ini mendapat kedudukan di istana kesultanan. Anak ke empat Daeng Rilaka yang merupakan nenek RAH yang menjadi di pertuan muda riau II menggantikan saudaranya YDM Riau muda I.
            Jabatan tersebut merupakan realisasi dari hasil perjanjian kesultanan Riau-Lingga dengan raja bugis yang telah berhasil menahlukkan minangkabau. Ketika itu memang terjadi perang antara kerajaan minangkabau dan kesultanan melayu. Berdasarkan garis keturunan itu, maka RAH merupakan kesultanan Riau-Lingga yang dikenal memiliki tradisi keagamaan dan keilmuan yang sangat kuat. RAH memiliki 17 orang putra putri, anak RAH yang pertama mempunyai 12 orang putra putri, kemudian cucu-cucu dari RAH menjadi ulama-ulama dan tokoh-tokoh masyarakat.
Pendidikan
            RAH memperoleh pendidikan dasarnya dari ayahnya sendiri. Di samping itu, dia juga mendapatkan pendidikan dari lingkungan kesultanan Riau-Lingga di pulau Penyengat. Di lingkungan kesultanan ini, secara langsung ia mendapatkan pendidikan dari tokoh-tokoh terkemuka yang pernah datang. Ketika itu banyak tokoh ulama yang datang dan merantau ke pulau penyengat dengan tujuan mengajar dan sekaligus belajar. Di antara ulama-ulama yang dimaksud adalah Habib syeih as-saqaf, syeih Ahmad Jabarti, syeih Ismail Bin Abdullah dan masih banyak yang lainnya.
            Pada saat itu kesultanan Riau-Lingga dikenal sebagai pusat kebudayaan melayu yang giat mengembangkan agama, bahasa dan sastra. Oleh karena RAH merupakan bagian dari keluarga besar kesultanan, maka ia termasuk orang pertama yang dapat bersentuhan dengan model pendidikan ini, yaitu bertemu langsung dengan tokoh-tokoh ulama yang datang ke pulau penyengat. Ia belajar Al-Quran, hadist dan ilmu-ilmu agama lainnya. Pendidikan dasar yang diperoleh RAH adalah sama dengan anak-anak yang seusianya. Hanya saja, memang RAH memiliki kecerdasan yang diatas rata-rata.
            RAH juga mendapatkan pendidikan di luar lingkungan kesultanan. Ketika ia dan rombongan ayahnya pergi ke betawi pada tahun 1822 RAH memanfaatkan momentum ini sebagai wahana untuk belajar. Ai juga pernah belajar bahasa arab, dan ilmu adama di mekah. Yaitu ketika ia dan ayahnya dan sebelas kerabat lainnya mengunjungi tanah suci mekah untuk berhaji. Mereka merupakan bangsawan Riau yang pertama kali mengunjungi mekah. RAH beserta rombongan dan ayahnya sempat ke mesir, setelah berkelana di mekah beberapa bulan, ketika itu rah massih berusia muda.
            Selama berkelana di mekkah, RAH memanfaatkan banyak waktunya untuk menambah pengetahuannyatentang keagamaan. Di tanah suci inilah, pendidikannya seakan akan mengalami peningkatan yang sangat tajam. Disana ia sempat berhubungan dengan syeikh daud bin Abdullah al-fhatani. Ia belajar kepadanya seputar pengetahuan bahasa arab dan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Ulama ini merupakan sosok ulama yang terpandang di kalangan masyarakat melayu yang ada di mekkah.
Pengalaman Jabatan
            Ketika masih dalam usia muda, RAH sudah diamanahi tugas-tugas kenegaraan yang penting. Dalam usia 30 tahun, RAH mengikuti saudara sepupunya, Raja Ali bin Ja'far, pergi ke seluruh wilayah kesultanan Riau-Lingga hingga ke pulau-pulau terpencil. Keperluan mereka adalah untuk memeriksa kawasan tersebut. Ketika Raja Ali bin Ja'far di percaya menjadi wakil yang di pertuan muda di kesultanan Riau-Lingga, RAH juga ikut membantu pekerjaan saudara sepupunya itu.
            Ketika usia RAH telah mencapai 32 tahun, ia dan saudara sepupunya itu dipercaya memerintah wilayah Lingga untuk mewakili sultan Mahmud Muzaffar Syah yang pada saat itu masih berumur sangat muda. Ketika itu sultan Mahmud Muzaffar Syah belum mau menunjuk yang di pertuan muda pengganti Marhum Kampung Bulanyang telah meninggal dunia. Pada tanggal 26 juni 1844 RAH membuat petisi yang isinya mendukung Raja Ali menjadi wakil yang di pertuan muda kerajaan Riau-Lingga. Petisi itu di tandatangani oleh pendukung Raja Ali.
            Ketika Raja Ali bin Jaffar diangkat menjadi yang di pertuan muda Riau VIII pada tahun 1845, RAH diaangkat sebagai penasehat keagamaan kesultanan. Meski diserahi tanggung jawab kenegaraan yang begitu berat kerena menguras tenaga dan pikirannya. Namun RAH tetap menunjukkan propesionalitasnya sebagai penulis yang sangat produktif.
            Bersama dengan Raja Abdullah Musyid dan Raja Ali bin Jaffar, RAH berdagang ke pulau karimun dan kundur. Mereka juga mengelola pertambangan timah. Ketika yang dipertuan muda Riau Raja Ali bib Jaffar digantikan adeknya Raja Haji Abdullah Musyid, RAH dan Raja Ali bin Jaffar kemudian membangun lembaga ahlul halli wa aqdi yang membantu jalannya roda pemerintahan kesultanan.
            Menjelang wafatnya pada tahun 1858, yang di pertuan muda Raja Haji Abdullah Musyid menulis surat wasiat yang isinya mengangkat RAH sebagai pemegang semua kekuasaan hukum, yaitu menyangkut semua jurisprodensi islam. Disela-sela tugasnya sebagai abdi Negara, pada tanggal 7 mei 1968, RAH mengetuai rombongan kesultanan Riau-LIngga menuju teluk belanga untuk menghadiri penobatan temenggung Johor Abu Bakar sebagai Maharaja Johor. Pekerjaan sebagai penanggung jawab bidang hukum islam di kesultanan Riau-Lingga diemban oleh RAH hingga meninggal pada tahun 1873.
Aktivitas Nasional dan Internasional
·         Perjalanan ke Batawi
RAH dikenal sangat dekat dengan ayahnya, pada tahun 1822. RAH ikut ayahnya ke batawi selama tiga bulan. Ayahnya membawa rombongan kesultanan Riau-Lingga, termasuk istri dna dua orang anaknya, yaitu RAH sendiri dan Raja Muhammad. Kepergian ayahnya beserta rombongan itu adalah dalam suatu urusan kesultanan Riau-Lingga dengan pemerintah hindia-belanda, tepatnya dalam urusan perdagangan dan penilitaian. Perjalanan ini dimulai dengan singgah sebentar di lingga dan kemudian memeruskan pelayaran melalui selat Bangka.
Sesampainya di betawi, RAH memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang bakal di lihat atau pun ditemuinya disana. Ia sempat bertemu dengan gubernur jendral Hindia-Belanda yang menjamu rombongan Raja Ahmad di istana gubernur hindia belanda. Ia juga dapat mengunjungi bogor dan menonton berbagai pertunjukan kesenian disana, separti opera. Ia juga sempat mengunjungi para ulama terkenal betawi yang bernama Saiyid Adbur Rahman al-masyhri.
Pekaman peristiwa dan pengalaman RAH selama di betawi di tuangkan di dalam karyanya. Ada dua peristiwa penting yang dialaminya di berawi yang kelak mempengaruhi pekiran RAH. Pertama, kesempatan RAH menonton opera. Bangunan ini bentuknya seperti rumah yang lekuk ke dalam tanah.
Pada tahun 1826 RAH juga ikut ayahnya pergi ke pesisir utara pulau jawa selain batawi. Ayahnya melakukan perjalanan kesana dengan tujuan berniaga agar dapat menghasilkan dana untuk pergi haji. Menurut cerita, RAH pernah sakit di kota juana, bahkan dalam keadaan koma. Ayahnya sempat membelikan karanda karena mengira anaknya akan meninggal. Namun atas kuasa Allah RAH akhirnya dapat sembuh kembali.
·         Perjalanan ke mekkah
Pada tahun 1828 RAH mengikuti sejumlah rombongan lesultanan Riau-Lingga untuk menunaikan ibadah Haji yang dipimpin oleh ayahnya sendiri. Pada tanggal 5 maret 1828 rombongan ini sampai di Jeddah. Sejak menunaikan ibadah haji itu Raja Ahmad dikenal dengan gelar Engku Haji Tua dan anaknya RAH dikenal dengan nama Raja Ali Haji.
Sekembalinya dari tanah suci, RAH menjadi ulama terkemuka di masanya, ketika saaudara sepupunya yang bernama raja ali bin raja jaffar menjadi yang di pertuan muda Riau VIII, RAH diminta oleh sepupunya itu untuk mengajar agama islam di lungkungan kesultanan Riau-Lingga. Bahkan, Raja Jaffar juga ikut balajar kapada RAH.
RAH menjadi tumpuan banyak orang yang bertanya masalah-masalah keislaman. Dengan penuh kesabaran ia menuntun dan membimbing masyarakat dengan segala keahliannya.
·         Aktivitas Kepenulisan
Usia 40 tahun adalah masa dimana RAH banyak mencurahkan perhatiannya pada penulisan karya-karya sastra. Ia tercatat sebagai penulis yang produktif dimasanya. Kesultanan Riau-Lingga, johor dan Pahang ketika itu menjadi terkenal berkat karya-karya RAH yang banyak dibicarakan pakar bahasa dan sastra di seluruh nusantara dan juga di luar negeri.
 
Sumber
Anwar Syair, et. al., Sejarah Daerah Riau, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, 1882.
Junus, Hasan. 2002. Raja Ali Haji: Budayawan di Gerbang Abad XX, cet. II. Pekanbaru: Unri Press.

REVOLUSI IRAN


Andi aminah riski/PIS
Revolusi yang merubah Iran dari Monarki (kerajaan) di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi, menjadi Republik Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Agung Ruhollah Khomeini pemimpin revolusi dan pendiri Republik Islam Iran. Sering disebut pula "revolusi besar ketiga dalam sejarah," setelah Revolusi Perancis dan Revolusi Bolshevik. Berbagai peristiwa 1953 merupakan momenmomen fundamental dalam konstruksi hubungan AS-Iran menggeser kecurigaan rakyat Iran dari poros Anglo – Russia kea rah Amerika. Peristiwa – peristiwa 1979 Mengkristalisasi tradisi ini. Revolusi 1979 mengikat Iran dan AS dalam sebuah hubungan ideologis yang intim, yang ditentukan oleh sebuah pengalaman kolektif bersama yang traumatis. Histeria politik yang menandai berbagai reaksi Britania terhadap Iran pada 1951. Persentuhan Amerika dengan revolusi Iran dan implikasi yang ditimbulkan media massa memastikan kedua belah pihak sama – sama mempertahankan mitologi revolusi masing – masing. Bagi mereka yang menganut ideologi revolusioner iran, Revolusi Islam mengindikasikan pelepasan diri dari masa lalu, yang didefinisikan oleh pemutusan hubungan dengan Amerika serikat. Pemutusan hubungan ini didefinisikan dengan pengambilalihan kedutaan AS pada November 1979. Dan pengambilalihan kekuasaan diinterpretasikan dalam konteks campur tangan asingsepanjang lebih dari 150 tahun dinegara itu, terutama keterlibatan AS dalam penggulingan Moshaddeq pada 1953. Walau pengabil alihan kedutaan itu merupakan sebuah momen menentukan, peristiwa itu tetaplah menjadi sebuah bagian dari proses yang lebih luas dan tidak dianggap sebagai sebuah bagian sebuah bagian penting oleh kaum revolusi Iran. Oleh karenanya, dalam pandangan  revolusioner populer, pemutusan hubungan diploatik antara Iran dan AS dipisahkan dari realitas penyanderaan, dan malah diterjemahkan sebagai sebuah konsekuensi alami darikenyataan bahwa Amerika serikat tidak memahami Revolusi Islam Iran. Oleh karenanya ada sebuah logika revolusioner yang dibangun secara structural dan menjadi letak peristiwa pengambilalihan kedutaan namun dianggap bukan faktor penyebab .Pada 1975 Shah memulai sebuah periodisasi liberalisasi gradual, bereksperimen dengan diskusi dan debat bebas didalam parameter ketat partai rastakhiz. Ini sebuah aksi basa – basi, lebih merupakan symbol daripada substansi, yang tidak banyak meyakinkan banyak orang dan kemudian dikalahkan oleh keinginan shah untuk mengubah Iran sesuai dengan bayangannya sendiri. Yang paling mengkhawatirkan bagi kaum tradisional adalah keputusannya yang secara tiba –tiba menetapkan kalender kekaisara , dimana rakyat Iran dalam sekejap menemukan diri mereka dalam sebuah penanggalan yang dimulai dimasa kekaisaran Persia (berarti saat itu tahun 2535). Peristiwa ini menegaskan kekhawatiran semakin berkembangnya sifat megalomania shah sebagaimana disebutkan dalam laporan terdahulu. Namun, membiarkan ego sang raja masih lebih baik daripada menentangnya.Shah pernah diundang ke Washington pada November 1977 (di mana gas air mata yang digunakan untuk membubarkan demonstran membuat Presiden terhina dan para tamu dari Iran menyeka air mata mereka dalam sorotan Televisi), dan kini Carter membalas keramahan itu dengan menghabiskan malam tahun baru di Teheran. Shah terus memusatkan kekuasaan di tangannya sendiri dan menutup segala peluang untuk perbedaan pendapat, Khomeini yang bicara blak –blakan menjadi kaum oposisi yang mencari arahan dan kepemimpinan setelah dikecewakan oleh kelas politik di dalm negeri. Kemampuan Khomeini menarik kaum tradisionalis dan kaum muda progresif diabaikan oleh Shah, yang tidak mengerti mengapa anakronisme nyata semacam itu dapat menarik kaum muda idealis. Berbagai laporan diplomatic mengindikasikan bahwa sebagian pengamat Barat tidak yakin tentang cap "reaksioner" yang diberikan kepada Khomeini oleh Savak. Namun, Shah memutuskan pada Januari 1978 bahwa sudah waktunya untuk menangani Khomeini. Sebagai balasan atas khotbah terakhir Khoemini, Shah membuat tulisan opini penuh caci maki di surat kabar Persia Etelaat di mana sang Ayatullah yang mulai berumur digambarkan sebagai boneka Britania yang memiliki asal-usul India. Terlepas dari cacian itu, sebagian besar dari tulisan tersebut merupakan sebuah pengulangan kosong mengenai visi imperialnya, yang menbuat banyak orang tidak meragukan sumbernya. Dilihat secara parsial, artikel opini itu merupakan sebuah tindakan tiada guna. Artikel ini menyinggung banyak isu Iran tahun 1970-an sehingga memicu gelombang kemarahan dan kemurkaan di kalangan pengikut Ayatullah Khomeini. Sebagian sudah siap untuk momen seperti ini, dan para pengamat mengatakan bahwa kedisiplinan di kalangan "kerumunan" tetap terjaga, dengan sedikit penjarahan secara acak dan pembidikan bangunan-bangunan pemerintah yang spesifik. Demonstrasi dan huru-hara meledak di Qom dan Tabriz, dimana pemerintah tidak siap menghadapinya, dengan mengirim deretan tank bukannya pengendali huru-hara. Konsul Amerika di menceritakan bahwa huru-hara tersebut sebgian besar bermotif religious dengan nyanyian anti monarki dan serangan terhadap para wanita yang berpakaian kurang layak namun tanpa indikasi sentiment anti Barat selain upaya sesaat massa untuk menyerang beberapa hunian Barat. Namun pada awal musim panas, sikap anti-Amerika menjadi bagian esensial dalam strategi oposisi, dengan tujuan menakut-nakuti para pekerja Amerika dan melemahkan apa yang dianggap banyak pihak sebagai tonggak utama rezim monarki.Walaupun beberapa orang berpendapat bahwa revolusi masih berlangsung, rentang-waktu terjadinya revolusi terjadi pada Januari 1978 dengan demonstrasi besar pertama, dan ditutup dengan disetujuinya konstitusi teokrasi baru – dimana Khomeini menjadi Pemimpin Tertinggi negara – pada Desember 1979. Sebelumnya, Mohammad Reza Pahlavi meninggalkan Iran dan menjalani pengasingan pada Januari 1979 setelah pemogokan dan demonstrasi melumpuhkan negara, dan pada 1 Februari 1979 Ayatullah Khomeini kembali ke Teheran dari pengasingannya yang disambut oleh beberapa juta orang Iran. Kejatuhan terakhir Dinasti Pahlavi segera terjadi setelah1 Februari 1979 dimana Angkatan Bersenjata Iran menyatakan dirinya netral setelah gerilyawan dan pasukan pemberontak mengalahkan tentara yang loyal kepada Shah dalam pertempuran jalanan. Iran secara resmi menjadi Republik Islam pada 1 April 1979 ketika sebagian besar Bangsa Iran menyetujuinya melalui referendum nasional. Revolusi Iran ini memiliki keunikan tersendiri karena mengejutkan seluruh dunia. Revolusi Iran menghasilan perubahan yang sangat besar dengan kecepatan tinggi ; mengalahkan sebuah rejim, walaupun rejim tersebut dilindungi oleh angkatan bersenjata yang dibiayai besar-besaran dan pasukan keamanan; dan mengganti monarki kuno dengan ajaran teokrasi yang didasarkan atas "Guardianship of the Islamic Jurist" (atau velayat-e faqih). Hasilnya adalah sebuah Republik Islam "yang dibimbing oleh ulama berumur 80 tahun yang diasingkan ke luar negeri dari Qom". Revolusi ini terjadi 2 tahap. Tahap pertama bermula pada pertengahan 1977 hingga tahun 1979 yaitu pemberontakan menentang Shah Iran yang dipimpin oleh pihak liberal, golongan haluan kiri dan kaum agama. Tahap kedua kembalinya Ayatollah Khomeini ke Iran dari pengasingannya di Perancis dan menjadi pemimpin Revolusi Iran pada 1 Pebruari 1979
Penyebab terjadinya Revolusi Iran akibat kesalahan-kesalahan Shah Iran
Kebijakan Shah Iran yang kuat untuk melakukan westernisasi dan kedekatan dengan negara barat (Amerika Serikat) berbenturan dengan identitas Muslim Syi'ah Iran. Hal ini termasuk pengangkatannya oleh Kekuatan Sekutu dan bantuan dari CIA pada 1953 untuk mengembalikannya ke kekuasaan, menggunakan banyak penasihat dan teknisi militer dari Militer Amerika Serikat dan pemberian kekebalan diplomatik kepada mereka, semua hal tersebut membangkitkan nasionalisme Iran, baik dari pihak kaum agama dan maupun sekuler menganggap Shah Iran sebagai boneka barat.Pendukung utama revolusi iran ini adalah kaum agamawan muslim terutama mereka yang berasal dari golongan Syi'ah. Kota-kota basis pendukung revolusi ini adalah Teheran, Qom dan Masyhad. Dampak revolusi iran dalam bidang politik adalah bergantinya bentuk kerrajaan menjadi republik islam dimana terdapat presiden dan jajaranya sebagai kepala pemerintahan, namun juga terdapat dewan ulama yang menjadi semacam atasan badan eksekutif, legislatif, yudikatif maupun angkatan bersenjata. Pada awal revolusi islam dewan ini dipimpin oleh ayatollah rphollah khomeini, sepeninggal beliau, kedudukanya digantikan olerh ayatollah ali khameni. Bentuk pemerintahan seperti ini juga bisa disebut sebagai teokrasi, yaitu dimana tuhan lah yang menjadi pemimpin negara, hanya saja ia diwakili oleh pemuka agama atau pejabat yang memperoleh petunjuk illahi.Ayatollah adalah gelar peringkat tinggi yang diberikan kepada Dua Belas Ulama Syiah Usuli. Mereka yang membawa gelar tersebut adalah ahli dalam studi Islam seperti hokum, etika, dan filsafat dan biasanya mengajar di seminari Islam. Para ulama peringkat yang lebih rendah berikutnya adalah Hojatoleslam wal-muslemin. Ayatollah adalah sama di peringkat Uskup atau Kardinal dalam Katolik, dan Rabbi Kepala dalam Yudaisme.
Daftar pustaka
Ansari, Ali . 2008 Supremasi Iran : Poros Setan atau Super Power Baru. Jakarta : Zahra
Cahyo, Agus. 2011. Tokoh-Tokoh Dunia yang Paling dimusuhi Amerika dan Sekutunya. Jogjakarta : Diva Press

KEBIJAKAN EKONOMI LUAR NEGERI KOREA SELATAN TAHUN 1970-AN

Roselma br Panjaitan/pis

          Setelah memasuki tahun 1970-an, negara-negara Barat mulai mempercayai keberhasilan Korea Selatan dalam bidang ekonomi. Berdasarkan kepercayaan itu, selama 7 tahun, antara 1970-1977, AS, Jepang dan negara-negara Eropa Barat memberikan pinjaman kepada Korea Selatan, masing-masing sebesar 1,07milyar, 5,7 juta dan 210,1 juta dolar AS. Seiring dengan pemberian bantuan itu, Korea Selatan mulai menandatangani berbagai macam persetujuan dengan negera-negara Barat untuk meningkatkan hubungan kerjasama bidang ekonomi, seperti misalnya persetujuan jaminan penanaman modal.
            Selain itu, sejak awal 1970-an pemerintah Korea Selatan berusaha memperluas pasar internasionalnya ke negara-negara non-komunis dan negara-negara netral di benua Afrika dan Eropa Timur. Dalam menghadapi krisis minyak mentah dunia pada akhir 1973, Korea Selatan sejak awal tahun 1974 meningkatkan kebijakan luar negerinya terhadap dunia Timur Tengah. Keberhasilan usaha politik yang sangat aktif itu menyebabkan Korea Selatan dapat menjalin hubungan kerjasama ekonomi, khususnya kerjasama bidang konstuksi. Selama 3 tahun, antara tahun 1976-1978, Korea Selatan berhasil memperoleh kontrak konstuksi sebesar 14 milyar dolar AS.
            Sementara itu, sejak tahun 1970-an, komoditi yang dihasilkan oleh industri Korea mulai berubah. Indusrti berat dan industri kimia dikembangkan dan produknya mulai mencakup 40% dari seluruh produksi industri. Hal ini menggambarkan pergeseran keunggulan komparatif Korea, yaitu dari industri manufaktur ringan dengan tenaga kerja terampil menjadi industri manufaktur berat dengan tenaga kerja yang terdidik.
            Ekspor komoditi industri berat dan industri kimia seperti semen, besi dan baja, pupuk dan industri petro kimia yang lain mulai dapat dilaksanakan dengan adanya peningkatan kapasitas produksi sampai melebihi permintaan pasar dalam negeri. Ekspor mesin dan komponen-komponennya menunjukkan peningkatan mulai akhir tahin 1970-an. Namun mesin dan komponen tersebut masih menggunakan bahan-bahan menengah yang diimpor dari negara-negara maju, khususnya dari Jepang, karena bahan-bahan menengah yang dihasilakan Korea Selatan tidak tersedia atau belum memenuhi standar yang dibutuhkan untuk dapat bersaing di pasaran internasional. Hal ini menyebabkan neraca perdagangan Korea dengan Jepang menunjukkan angka defisit meskipun Korea telah dapat mengekspor produk mesinnya.
            Kebijakan nilai tukar juga diterapkan untuk mendukung kebijakan peningkatan ekspor pemerintah. Devaluasi mata uang won terus dilakukan karena tingkat inflasi Korea Selatan masih jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara rekan dagangnya. Sejak akhir tahun 1970-an, pemerintah Korea memutuskan untuk mengembangkan nilai tukar won terhadap mata uang negara-negara dagang Korea.
            Sebagai negara yang mengalami defisit perdagangan, Korea Selatan menggunakan pembatasan jumlah impor sebagai alat utama pengendalian impor meskipun beberapa usaha untuk meliberalisasikan pengawasan impor dan nilai tukar juga dilakukan oleh pemerintah Korea. Saat neraca perdagangan Korea menunjukkan angka yang hampir seimbang dan perdagangan luar negerinya meningkat pada tahun 1977-1978, pemerintah Korea meningkatkan kebijakan liberalisasi impornya dengan mengurangi jimlah komoditi impor yang dikenai ijin impor.
            Di samping berusaha meningkatkan jumlah ekspornya, Korea Selatan juga berusaha mencari pinjaman luar negeri untuk membiayai impor dan defisit perdagangannya. UU Peningkatan Kapital Asing (Foreign Capital Inducement Law) ditetapkan pada tahun 1960 untuk menarik hutang luar negeri. Pemerintah Korea juga menjamin perdagangan dan hutang publik serta membebaskan pajak bagi investor asing. Dengan langkah-langkah tersebut, pinjaman luar negeri dan kapital asing berkembang dengan pesat, terutama setelah tahun 1966 saat perbedaan antara tingkat bunga asing dan domestik semakin melebar sebagai hasil dari kenaikan tingkat bunga domestik.
            Hasilnya, jumlah investasi asing langsung meningkat pesat dari awal tahun 1970-an meskipun masih jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan aliran kapital Korea secara keseluruhan. Kecilnya jumlah investasi lansung oleh perusahaan-perusahaan asing itu disebabkan oleh dua faktor utama yaitu sempitnya pasar domestik Korea dan adanya beberapa kebijakan pemerintah yang membatasi gerak perusahaan asing. Perusahaan asing yang bergerak di Korea hanya diperbolehkan memiliki saham minoritas. Hal itu menyebabkan hanya sedikit perusahaan asing yang mau bergerak di Korea, khususnya perusahaan Jepang.
Daftar Pustaka
Yang Seung-Yoon & Mohtar Mas'oed.2004.Politik Luar Negeri Korea Selatan:Gadjah Mada Univercity Press

PERJUANGAN TERHADAP ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA

Ujang Sudrajat/pis

Bangsa indonesia memang telah memproklamasikan kemerdekaannya. Sebagai sebuah negara yang masih muda, indonesiapun tidak luput dari pemberontakan-pemberontakan di dalam negeri. Perbedaan kepentingan, idiologi, dan pendapat menjadi pemicu lahirnya berbagai gerakan yang dapat mengancam keutuhan bangsa. Pemberontakan-pemberontakan tersebut adalah:
a.Pemberontakan PKI Madiun
Setelah kabinet amir syarifudin jatuh, presiden menunjuk wakil presiden Moh. Hatta untuk membentuk kabinet baru. Hatta berupaya berupaya membentuk kabinet koalisi dengan mengikut sertakan semua partai politik dengan tujuan untuk menggalang persatuan nasional. Kepada kelompok sayap kiri (komunis), Hatta menawarkan 3 kursi tanpa portofolio (departemen). Tapi kelompok sayap kiri menuntut setidaknya 4 kursi termasuk jabatan menteri pertahanan. Permintaan ini tidak disetujui, sehingga Moh. Hatta membentuk kabinetnya tanpa sayap kiri
Kabinet Hatta terus mendapat rongrongan dari kegiatan –kegiatan politik Fron Demokrasi Rakyat (FDR) yang dipimpin oleh Amir Syariffudin. Pada tanggal 5 juli 1948 kaum buruh berada dibawah pengaruh FDR mengadakan pemogokan di pabrik karung Delangu, Klaten. Lima hari kemudian terjadi pemberontakan dengan Serikat Tani Islam Indonesia (STII), organisasi Tani Masyumi, yang menentang pemogokan itu.
Bersamaan dengan maraknya kegiatan FDR , pada bulan Agustus 1948 seorang tokoh PKI kawakan membawa perubahan besar di gerakan komunis Indonesia. Ia menyusun doktrin bagi kekuatan komunis Indonesia yang diberi nama "Jalan Baru". Muso mengecam keras kebijakan kabinet Hatta.
Sebagai puncak agitasi PKI, pada tanggal 18 September 1948 di Madiun, tokoh PKI memploklamasikan berdirinya Soviet Republik Indonesia, maka pecahlah pemberontakan PKI di Madiun. Kaum pemberontak kemudian melakukan tindakan-tindakan anarkhis. Pejabat-pejabat pemerintah, perwira- perwira TNI, pemimpin- pemimpin partai, alim ulama dan golongan lain yang mereka anggap musuh, mereka bunuh secara besar-besaran. Banyak diantara mereka yang dimasukkan ke sumur sebagai kuburan massal.
Untuk memberantas pemberontakan PKI Madiun, pemerintah menetapkan Gerakan Operasi Militer (GOM) I. Pada tanggal 30 september 1948, pukul 16.15 Kota Madiun kembali dapat direbut oleh TNI. Musso pun tewas dalam insiden tembak-menembak.
Setelah pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas kedudukan PKI dan KNIP menjadi beku. Dengan hancurnya lawan politik mereka, golongan politik lainnya , yaitu gerakan Revolusi Rakyat (GRR) melakukan move politik.

b.     Pemberontakkan DI/TII
1.     Pemberontakan DI/TII Jawa Barat
Gerakan ini dipimpin oleh S.M Kartosuwiryo. Pada tanggal 7 Agustus 1949 secara resmi Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Pada tanggal 25 januari 1949 tejadi kontak senjata pertama kali antara TNI dan DI/TII. Bahkan terjadi perang segitiga antara TNI-tentara Belanda- DI/TII. Upaya damai pernah dilakukan oleh Moh. Natsir (pemimpin Masyumi), tapi gagal mengajak Kartosuwiryo untuk kembali ke pangkuan RI.
Untuk menumpas gerakan DI/TII dilakukan Operasi Militer. Operasi dilakukan tanggal 27 Agustus 1949. Operasi ini menggunakan taktik 'pagar betis' dengan menggunakan tenaga rakyat yang besar. Baru setelah tanggal 4 juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditangkap.

2.     Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah
Munculnya DI/TII Jawa Tengah berawal dari Majelis islam yang dipimpin Amir Fatah. Setelah mendapat pengikut yang cukup banyak Amir Fatah memproklamasikan berdirinya Darul Islam (DI) pada tanggal 23 Agustus 1949, di desa Pengarasan, Tegal. Ia menyatakan bahwa gerakannya bergabung dengan DI/TII Jawa Barat pimpinan Kartosuwiryo. Untuk menumpas pemberontakan ini pemerintah membentuk pasukan baru yang disebut Benteng Raiders. Dengan pasukan baru itu segera dilakukan operasi kilat yang disebut Gerakan Benteng Negara (GBN). Akhirnya dilakukan Operasi Guntur pada tahun 1954, gerombolan dapat dihancurkan, dan sisanya tercerai berai.

3.     Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan
Pemberontakan ini dipimpin oleh Kahar Muzakar. Bagi pemerintah RI, gerakan yang dimulai pada tahun 1951dan baru diselesaikan tahun 1965 ini, banyak waktu, tenaga, dan biaya. Hal itu sebabkan oleh konndisi medan yang sulit namun dapat dikuasai dengan baik oleh pemberontak.
Kahar Muzakar memimpin laskar-laskar Gerilya di Sulawesi Selatan yang kemudian tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS). Pemerintah bermaksud membubarkan kesatuan ini dan anggotanya akan dikembalikan ke masyarakat, tapi Kahar Muzakar menolak keputusan tersebut. Ia menunutut pasukannya dimasukkan ke dalam suatu Brigade yang disebut Brigade Hasanuddin dibawah Pimpinannya. Tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah.
Setelah dilakukan serangkaian pendekatan, Kahar Muzakar menyatakan bersedia dilantik sebagi pejabat wakil Panglima TT VII dengan pangkat letnan kolonel. Namun, saat pelantikan akan dilakukan Kahar Muzakar melarikan diri dan membuat kekacauan. Pada tanggal 17 Agustus 1953, ia mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo.
Untuk menumpas pemberontakan ini, pemerintah melancarkan serangkaian Operasi Militer dan diadakan pencarian yang intensif. Pada tanggal 3 Febuari 1965 Kahar Muzakar berhasil ditembak mati. Maka gerakan pemberontakan ini pun berakhir.
4.     Pemberontakan DI/TII di Aceh
Pemimpin gerakan ini adalah Tengku Daud Beureuh. Pada tanggal 20 september 1953 ia memproklamasikan bahwa Aceh adalah bagian dari Negara Islam Indonesia Pimpinan Kartosuwiryo. Selanjutnya mereka melakukan gerakan serentak untuk menguasai kota-kota yang ada di Aceh. Mereka juga melakukan propaganda untuk memperburuk citra pemerintah RI.
Untuk memberantas pemberontakan ini pemerintah RI terpaksa menggunakan kekuatan senjata dan Operasi Militer. Selain itu TNI memberikan penerangan kepada masyarakat untuk menghindari salah paham dan mengembalikan kepercayaan kepada pemerintah. Ahirnya pada tanggal 17-28 Desember dilakukan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh.musyawarah ini mendapat dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat dan bisa memulihkan kembali keadaan Aceh.

5.     Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan
Pada bulan oktober 1950 terjadi pemberontakan kesatuan Rakyat yang Tertindas (KryT) yang dipimpin oleh Ibnu Hajar. Ia dalah bekas letnan dua TNI. Ia bersama KryT menyatakan diri sebagai bagian dari DI/TII Jawa Barat. Target serangan mereka adalah pos-pos TNI di wilayah tersebut.
Saat itu pemerintah memberi kesempatan untuk menghentikan pemberontakan secara baik-baik. Ibnu Hajar akhirnya menyerahkan diri. Namu ternyata ia berpura-pura. Setelah mendapatkan peralatan TNI ia melarikan diri. Akhirnya pemerintah melakukan Gerakan Operasi Militer (GOM). Pada tahun 1959 Ibnu Hajar berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada 22 maret 1965.

c.      Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
Gerakan ini muncul pada Januari 1950 di Jawa Barat dipimpin oleh kapten Raymond Westerling dalam dinas tentara kerajaan Belanda (KNIL). Gerakan ini memanfaatkan kepercayaan rakyat akan datangnya ratu adil. Namun, sebenarnya tujuan gerakan ini adalah:
1.      Tetap berdirinya Negara Pasundan.
2.      APRA sebagai tentara Negara Pasundan.
Pada tanggal 23 Januari 1950, APRA dengan bersenjata lengkap menyerbu Kota Bandung dan secara ganas membunuh TNI yang dijumpai. Gerakan ini berhasil menduduki markas divisi siliwangi.
Pemerintah RIS segera mengimkan pasukan bantuan ke Bandung. Pasukan ini mendesak APRA agar segera meninggalkan kota Bandung. Dengan bantuan penduduk APRA berhasil dilumpuhkan. Pada tanggal 22 Febuari 1950 Westerling berhasil melarikan diri ke luar negeri.
d.     Pemberontakan Andi Azis
Rongrongan lainnya terhadap pemerintahan RIS datang dari kapten Andi Azis di Makassar. Pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh adanya kekacauan di Sulawesi Selatan pada bulan April 1950. Hal ini disebabkan seringnya terjadi demonstrasi kelompok masyarakat yang Anti-federal untuk medesak NIT menggabungkan diri dengan RI.
Pada pukul 05.00 tanggal 15 April 1950, Kapten Andi Azis bersama pasukannya menyerang markas TNI di Makassar. Pertempuranpun terjadi. Kota Makassar berhasil dikuasai oleh penyerbu. Pemerintah pusat bertindak tegas dalam mehadapi pemberontakan ini. Pada tangga 18 April 1950 pemerintah mengeluarkan instruksi bahwa dalam waktu 4x24 jam Andi Azis harus melaporka diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kepada pasukan yang terlibat pemberontakan diperintahkan untuk menyerahkan diri  dan semua tawanan dilepaskan. Pada saat bersamaan dikirim pasukan untuk melakukan Operasi Militer di Sulawesi Selatan.
Pada tanggal 15 April 1950 Andi Aziz telah berangkat ke Jakarta setelah didesak oleh presiden NIT, Sukawati. Akan tetapi Andi Aziz terlambat melapor sehingga ia ditangkap dan diadili. Tanggal 26 April 1950 pasukan Operasi Militer tiba di Sulawesi Selatan. Dan terjadilah pertempuran antara APRIS dan pasukan KL-KNIL.  Pasukan KNIL terdesak dalam peperangan ini. Dan akhirnya pada tanggal 8 Agustus 1950 KNIL meminta berunding. Hasil perundingan adalah kedua pihak setuju untuk menghentika peperangan, dan dalam waktu dua hari KL-KNIL harus meninggalkan Makassar.
e.      Pemberontakan Republi Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan ini dipimpin oleh MR. Dr. Christian Robert Steven Soumokil, mantan jaksa agung NIT. Dipicu oleh ketidakpuasan terhadap proses kembalinya RIS ke NKRI. Pemberontakan ini melakukan teror bahkan sampai pada pembunuhan. Soumokil menginginkan agar Maluku Selatan menjadi daerah merdeka. Pada tanggal 25 April 1950 di Ambon diproklamasikan Republik Maluku Selatan (RMS).
Pemerintah RIS berupaya mengatasi masalah ini secara damai, yaitu dengan mengirimkan misi damai yang dipimpin oleh tokoh asli Maluku, yaitu dr. Leimena, namun misi ini ditolak oleh Soumokil. Karena upaya damai mengalami jalan buntu, maka pemerintah terpaksa melakukan Operasi Militer. Ekspedisi Militer untuk menumpas Pemberontakan RMS ini disebut Gerakan Oerasi Militer (GOM) III. Lewat GOM III ini Ambon dapat dikuasai. Dengan jatuhnya Ambon maka Pemberontakan dapat dipatahkan.

DAFTAR PUSTAKA
Mustopo,Habib.2007.sejarah 3.Jakarta.:yudhistira.
MGMP sejarah provinsi riau,sejarah,pekanbaru:penerbit amara,2010.