REVOLUSI IRAN


Andi aminah riski/PIS
Revolusi yang merubah Iran dari Monarki (kerajaan) di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi, menjadi Republik Islam yang dipimpin oleh Ayatullah Agung Ruhollah Khomeini pemimpin revolusi dan pendiri Republik Islam Iran. Sering disebut pula "revolusi besar ketiga dalam sejarah," setelah Revolusi Perancis dan Revolusi Bolshevik. Berbagai peristiwa 1953 merupakan momenmomen fundamental dalam konstruksi hubungan AS-Iran menggeser kecurigaan rakyat Iran dari poros Anglo – Russia kea rah Amerika. Peristiwa – peristiwa 1979 Mengkristalisasi tradisi ini. Revolusi 1979 mengikat Iran dan AS dalam sebuah hubungan ideologis yang intim, yang ditentukan oleh sebuah pengalaman kolektif bersama yang traumatis. Histeria politik yang menandai berbagai reaksi Britania terhadap Iran pada 1951. Persentuhan Amerika dengan revolusi Iran dan implikasi yang ditimbulkan media massa memastikan kedua belah pihak sama – sama mempertahankan mitologi revolusi masing – masing. Bagi mereka yang menganut ideologi revolusioner iran, Revolusi Islam mengindikasikan pelepasan diri dari masa lalu, yang didefinisikan oleh pemutusan hubungan dengan Amerika serikat. Pemutusan hubungan ini didefinisikan dengan pengambilalihan kedutaan AS pada November 1979. Dan pengambilalihan kekuasaan diinterpretasikan dalam konteks campur tangan asingsepanjang lebih dari 150 tahun dinegara itu, terutama keterlibatan AS dalam penggulingan Moshaddeq pada 1953. Walau pengabil alihan kedutaan itu merupakan sebuah momen menentukan, peristiwa itu tetaplah menjadi sebuah bagian dari proses yang lebih luas dan tidak dianggap sebagai sebuah bagian sebuah bagian penting oleh kaum revolusi Iran. Oleh karenanya, dalam pandangan  revolusioner populer, pemutusan hubungan diploatik antara Iran dan AS dipisahkan dari realitas penyanderaan, dan malah diterjemahkan sebagai sebuah konsekuensi alami darikenyataan bahwa Amerika serikat tidak memahami Revolusi Islam Iran. Oleh karenanya ada sebuah logika revolusioner yang dibangun secara structural dan menjadi letak peristiwa pengambilalihan kedutaan namun dianggap bukan faktor penyebab .Pada 1975 Shah memulai sebuah periodisasi liberalisasi gradual, bereksperimen dengan diskusi dan debat bebas didalam parameter ketat partai rastakhiz. Ini sebuah aksi basa – basi, lebih merupakan symbol daripada substansi, yang tidak banyak meyakinkan banyak orang dan kemudian dikalahkan oleh keinginan shah untuk mengubah Iran sesuai dengan bayangannya sendiri. Yang paling mengkhawatirkan bagi kaum tradisional adalah keputusannya yang secara tiba –tiba menetapkan kalender kekaisara , dimana rakyat Iran dalam sekejap menemukan diri mereka dalam sebuah penanggalan yang dimulai dimasa kekaisaran Persia (berarti saat itu tahun 2535). Peristiwa ini menegaskan kekhawatiran semakin berkembangnya sifat megalomania shah sebagaimana disebutkan dalam laporan terdahulu. Namun, membiarkan ego sang raja masih lebih baik daripada menentangnya.Shah pernah diundang ke Washington pada November 1977 (di mana gas air mata yang digunakan untuk membubarkan demonstran membuat Presiden terhina dan para tamu dari Iran menyeka air mata mereka dalam sorotan Televisi), dan kini Carter membalas keramahan itu dengan menghabiskan malam tahun baru di Teheran. Shah terus memusatkan kekuasaan di tangannya sendiri dan menutup segala peluang untuk perbedaan pendapat, Khomeini yang bicara blak –blakan menjadi kaum oposisi yang mencari arahan dan kepemimpinan setelah dikecewakan oleh kelas politik di dalm negeri. Kemampuan Khomeini menarik kaum tradisionalis dan kaum muda progresif diabaikan oleh Shah, yang tidak mengerti mengapa anakronisme nyata semacam itu dapat menarik kaum muda idealis. Berbagai laporan diplomatic mengindikasikan bahwa sebagian pengamat Barat tidak yakin tentang cap "reaksioner" yang diberikan kepada Khomeini oleh Savak. Namun, Shah memutuskan pada Januari 1978 bahwa sudah waktunya untuk menangani Khomeini. Sebagai balasan atas khotbah terakhir Khoemini, Shah membuat tulisan opini penuh caci maki di surat kabar Persia Etelaat di mana sang Ayatullah yang mulai berumur digambarkan sebagai boneka Britania yang memiliki asal-usul India. Terlepas dari cacian itu, sebagian besar dari tulisan tersebut merupakan sebuah pengulangan kosong mengenai visi imperialnya, yang menbuat banyak orang tidak meragukan sumbernya. Dilihat secara parsial, artikel opini itu merupakan sebuah tindakan tiada guna. Artikel ini menyinggung banyak isu Iran tahun 1970-an sehingga memicu gelombang kemarahan dan kemurkaan di kalangan pengikut Ayatullah Khomeini. Sebagian sudah siap untuk momen seperti ini, dan para pengamat mengatakan bahwa kedisiplinan di kalangan "kerumunan" tetap terjaga, dengan sedikit penjarahan secara acak dan pembidikan bangunan-bangunan pemerintah yang spesifik. Demonstrasi dan huru-hara meledak di Qom dan Tabriz, dimana pemerintah tidak siap menghadapinya, dengan mengirim deretan tank bukannya pengendali huru-hara. Konsul Amerika di menceritakan bahwa huru-hara tersebut sebgian besar bermotif religious dengan nyanyian anti monarki dan serangan terhadap para wanita yang berpakaian kurang layak namun tanpa indikasi sentiment anti Barat selain upaya sesaat massa untuk menyerang beberapa hunian Barat. Namun pada awal musim panas, sikap anti-Amerika menjadi bagian esensial dalam strategi oposisi, dengan tujuan menakut-nakuti para pekerja Amerika dan melemahkan apa yang dianggap banyak pihak sebagai tonggak utama rezim monarki.Walaupun beberapa orang berpendapat bahwa revolusi masih berlangsung, rentang-waktu terjadinya revolusi terjadi pada Januari 1978 dengan demonstrasi besar pertama, dan ditutup dengan disetujuinya konstitusi teokrasi baru – dimana Khomeini menjadi Pemimpin Tertinggi negara – pada Desember 1979. Sebelumnya, Mohammad Reza Pahlavi meninggalkan Iran dan menjalani pengasingan pada Januari 1979 setelah pemogokan dan demonstrasi melumpuhkan negara, dan pada 1 Februari 1979 Ayatullah Khomeini kembali ke Teheran dari pengasingannya yang disambut oleh beberapa juta orang Iran. Kejatuhan terakhir Dinasti Pahlavi segera terjadi setelah1 Februari 1979 dimana Angkatan Bersenjata Iran menyatakan dirinya netral setelah gerilyawan dan pasukan pemberontak mengalahkan tentara yang loyal kepada Shah dalam pertempuran jalanan. Iran secara resmi menjadi Republik Islam pada 1 April 1979 ketika sebagian besar Bangsa Iran menyetujuinya melalui referendum nasional. Revolusi Iran ini memiliki keunikan tersendiri karena mengejutkan seluruh dunia. Revolusi Iran menghasilan perubahan yang sangat besar dengan kecepatan tinggi ; mengalahkan sebuah rejim, walaupun rejim tersebut dilindungi oleh angkatan bersenjata yang dibiayai besar-besaran dan pasukan keamanan; dan mengganti monarki kuno dengan ajaran teokrasi yang didasarkan atas "Guardianship of the Islamic Jurist" (atau velayat-e faqih). Hasilnya adalah sebuah Republik Islam "yang dibimbing oleh ulama berumur 80 tahun yang diasingkan ke luar negeri dari Qom". Revolusi ini terjadi 2 tahap. Tahap pertama bermula pada pertengahan 1977 hingga tahun 1979 yaitu pemberontakan menentang Shah Iran yang dipimpin oleh pihak liberal, golongan haluan kiri dan kaum agama. Tahap kedua kembalinya Ayatollah Khomeini ke Iran dari pengasingannya di Perancis dan menjadi pemimpin Revolusi Iran pada 1 Pebruari 1979
Penyebab terjadinya Revolusi Iran akibat kesalahan-kesalahan Shah Iran
Kebijakan Shah Iran yang kuat untuk melakukan westernisasi dan kedekatan dengan negara barat (Amerika Serikat) berbenturan dengan identitas Muslim Syi'ah Iran. Hal ini termasuk pengangkatannya oleh Kekuatan Sekutu dan bantuan dari CIA pada 1953 untuk mengembalikannya ke kekuasaan, menggunakan banyak penasihat dan teknisi militer dari Militer Amerika Serikat dan pemberian kekebalan diplomatik kepada mereka, semua hal tersebut membangkitkan nasionalisme Iran, baik dari pihak kaum agama dan maupun sekuler menganggap Shah Iran sebagai boneka barat.Pendukung utama revolusi iran ini adalah kaum agamawan muslim terutama mereka yang berasal dari golongan Syi'ah. Kota-kota basis pendukung revolusi ini adalah Teheran, Qom dan Masyhad. Dampak revolusi iran dalam bidang politik adalah bergantinya bentuk kerrajaan menjadi republik islam dimana terdapat presiden dan jajaranya sebagai kepala pemerintahan, namun juga terdapat dewan ulama yang menjadi semacam atasan badan eksekutif, legislatif, yudikatif maupun angkatan bersenjata. Pada awal revolusi islam dewan ini dipimpin oleh ayatollah rphollah khomeini, sepeninggal beliau, kedudukanya digantikan olerh ayatollah ali khameni. Bentuk pemerintahan seperti ini juga bisa disebut sebagai teokrasi, yaitu dimana tuhan lah yang menjadi pemimpin negara, hanya saja ia diwakili oleh pemuka agama atau pejabat yang memperoleh petunjuk illahi.Ayatollah adalah gelar peringkat tinggi yang diberikan kepada Dua Belas Ulama Syiah Usuli. Mereka yang membawa gelar tersebut adalah ahli dalam studi Islam seperti hokum, etika, dan filsafat dan biasanya mengajar di seminari Islam. Para ulama peringkat yang lebih rendah berikutnya adalah Hojatoleslam wal-muslemin. Ayatollah adalah sama di peringkat Uskup atau Kardinal dalam Katolik, dan Rabbi Kepala dalam Yudaisme.
Daftar pustaka
Ansari, Ali . 2008 Supremasi Iran : Poros Setan atau Super Power Baru. Jakarta : Zahra
Cahyo, Agus. 2011. Tokoh-Tokoh Dunia yang Paling dimusuhi Amerika dan Sekutunya. Jogjakarta : Diva Press

KEBIJAKAN EKONOMI LUAR NEGERI KOREA SELATAN TAHUN 1970-AN

Roselma br Panjaitan/pis

          Setelah memasuki tahun 1970-an, negara-negara Barat mulai mempercayai keberhasilan Korea Selatan dalam bidang ekonomi. Berdasarkan kepercayaan itu, selama 7 tahun, antara 1970-1977, AS, Jepang dan negara-negara Eropa Barat memberikan pinjaman kepada Korea Selatan, masing-masing sebesar 1,07milyar, 5,7 juta dan 210,1 juta dolar AS. Seiring dengan pemberian bantuan itu, Korea Selatan mulai menandatangani berbagai macam persetujuan dengan negera-negara Barat untuk meningkatkan hubungan kerjasama bidang ekonomi, seperti misalnya persetujuan jaminan penanaman modal.
            Selain itu, sejak awal 1970-an pemerintah Korea Selatan berusaha memperluas pasar internasionalnya ke negara-negara non-komunis dan negara-negara netral di benua Afrika dan Eropa Timur. Dalam menghadapi krisis minyak mentah dunia pada akhir 1973, Korea Selatan sejak awal tahun 1974 meningkatkan kebijakan luar negerinya terhadap dunia Timur Tengah. Keberhasilan usaha politik yang sangat aktif itu menyebabkan Korea Selatan dapat menjalin hubungan kerjasama ekonomi, khususnya kerjasama bidang konstuksi. Selama 3 tahun, antara tahun 1976-1978, Korea Selatan berhasil memperoleh kontrak konstuksi sebesar 14 milyar dolar AS.
            Sementara itu, sejak tahun 1970-an, komoditi yang dihasilkan oleh industri Korea mulai berubah. Indusrti berat dan industri kimia dikembangkan dan produknya mulai mencakup 40% dari seluruh produksi industri. Hal ini menggambarkan pergeseran keunggulan komparatif Korea, yaitu dari industri manufaktur ringan dengan tenaga kerja terampil menjadi industri manufaktur berat dengan tenaga kerja yang terdidik.
            Ekspor komoditi industri berat dan industri kimia seperti semen, besi dan baja, pupuk dan industri petro kimia yang lain mulai dapat dilaksanakan dengan adanya peningkatan kapasitas produksi sampai melebihi permintaan pasar dalam negeri. Ekspor mesin dan komponen-komponennya menunjukkan peningkatan mulai akhir tahin 1970-an. Namun mesin dan komponen tersebut masih menggunakan bahan-bahan menengah yang diimpor dari negara-negara maju, khususnya dari Jepang, karena bahan-bahan menengah yang dihasilakan Korea Selatan tidak tersedia atau belum memenuhi standar yang dibutuhkan untuk dapat bersaing di pasaran internasional. Hal ini menyebabkan neraca perdagangan Korea dengan Jepang menunjukkan angka defisit meskipun Korea telah dapat mengekspor produk mesinnya.
            Kebijakan nilai tukar juga diterapkan untuk mendukung kebijakan peningkatan ekspor pemerintah. Devaluasi mata uang won terus dilakukan karena tingkat inflasi Korea Selatan masih jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara rekan dagangnya. Sejak akhir tahun 1970-an, pemerintah Korea memutuskan untuk mengembangkan nilai tukar won terhadap mata uang negara-negara dagang Korea.
            Sebagai negara yang mengalami defisit perdagangan, Korea Selatan menggunakan pembatasan jumlah impor sebagai alat utama pengendalian impor meskipun beberapa usaha untuk meliberalisasikan pengawasan impor dan nilai tukar juga dilakukan oleh pemerintah Korea. Saat neraca perdagangan Korea menunjukkan angka yang hampir seimbang dan perdagangan luar negerinya meningkat pada tahun 1977-1978, pemerintah Korea meningkatkan kebijakan liberalisasi impornya dengan mengurangi jimlah komoditi impor yang dikenai ijin impor.
            Di samping berusaha meningkatkan jumlah ekspornya, Korea Selatan juga berusaha mencari pinjaman luar negeri untuk membiayai impor dan defisit perdagangannya. UU Peningkatan Kapital Asing (Foreign Capital Inducement Law) ditetapkan pada tahun 1960 untuk menarik hutang luar negeri. Pemerintah Korea juga menjamin perdagangan dan hutang publik serta membebaskan pajak bagi investor asing. Dengan langkah-langkah tersebut, pinjaman luar negeri dan kapital asing berkembang dengan pesat, terutama setelah tahun 1966 saat perbedaan antara tingkat bunga asing dan domestik semakin melebar sebagai hasil dari kenaikan tingkat bunga domestik.
            Hasilnya, jumlah investasi asing langsung meningkat pesat dari awal tahun 1970-an meskipun masih jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan aliran kapital Korea secara keseluruhan. Kecilnya jumlah investasi lansung oleh perusahaan-perusahaan asing itu disebabkan oleh dua faktor utama yaitu sempitnya pasar domestik Korea dan adanya beberapa kebijakan pemerintah yang membatasi gerak perusahaan asing. Perusahaan asing yang bergerak di Korea hanya diperbolehkan memiliki saham minoritas. Hal itu menyebabkan hanya sedikit perusahaan asing yang mau bergerak di Korea, khususnya perusahaan Jepang.
Daftar Pustaka
Yang Seung-Yoon & Mohtar Mas'oed.2004.Politik Luar Negeri Korea Selatan:Gadjah Mada Univercity Press

PERJUANGAN TERHADAP ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA

Ujang Sudrajat/pis

Bangsa indonesia memang telah memproklamasikan kemerdekaannya. Sebagai sebuah negara yang masih muda, indonesiapun tidak luput dari pemberontakan-pemberontakan di dalam negeri. Perbedaan kepentingan, idiologi, dan pendapat menjadi pemicu lahirnya berbagai gerakan yang dapat mengancam keutuhan bangsa. Pemberontakan-pemberontakan tersebut adalah:
a.Pemberontakan PKI Madiun
Setelah kabinet amir syarifudin jatuh, presiden menunjuk wakil presiden Moh. Hatta untuk membentuk kabinet baru. Hatta berupaya berupaya membentuk kabinet koalisi dengan mengikut sertakan semua partai politik dengan tujuan untuk menggalang persatuan nasional. Kepada kelompok sayap kiri (komunis), Hatta menawarkan 3 kursi tanpa portofolio (departemen). Tapi kelompok sayap kiri menuntut setidaknya 4 kursi termasuk jabatan menteri pertahanan. Permintaan ini tidak disetujui, sehingga Moh. Hatta membentuk kabinetnya tanpa sayap kiri
Kabinet Hatta terus mendapat rongrongan dari kegiatan –kegiatan politik Fron Demokrasi Rakyat (FDR) yang dipimpin oleh Amir Syariffudin. Pada tanggal 5 juli 1948 kaum buruh berada dibawah pengaruh FDR mengadakan pemogokan di pabrik karung Delangu, Klaten. Lima hari kemudian terjadi pemberontakan dengan Serikat Tani Islam Indonesia (STII), organisasi Tani Masyumi, yang menentang pemogokan itu.
Bersamaan dengan maraknya kegiatan FDR , pada bulan Agustus 1948 seorang tokoh PKI kawakan membawa perubahan besar di gerakan komunis Indonesia. Ia menyusun doktrin bagi kekuatan komunis Indonesia yang diberi nama "Jalan Baru". Muso mengecam keras kebijakan kabinet Hatta.
Sebagai puncak agitasi PKI, pada tanggal 18 September 1948 di Madiun, tokoh PKI memploklamasikan berdirinya Soviet Republik Indonesia, maka pecahlah pemberontakan PKI di Madiun. Kaum pemberontak kemudian melakukan tindakan-tindakan anarkhis. Pejabat-pejabat pemerintah, perwira- perwira TNI, pemimpin- pemimpin partai, alim ulama dan golongan lain yang mereka anggap musuh, mereka bunuh secara besar-besaran. Banyak diantara mereka yang dimasukkan ke sumur sebagai kuburan massal.
Untuk memberantas pemberontakan PKI Madiun, pemerintah menetapkan Gerakan Operasi Militer (GOM) I. Pada tanggal 30 september 1948, pukul 16.15 Kota Madiun kembali dapat direbut oleh TNI. Musso pun tewas dalam insiden tembak-menembak.
Setelah pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas kedudukan PKI dan KNIP menjadi beku. Dengan hancurnya lawan politik mereka, golongan politik lainnya , yaitu gerakan Revolusi Rakyat (GRR) melakukan move politik.

b.     Pemberontakkan DI/TII
1.     Pemberontakan DI/TII Jawa Barat
Gerakan ini dipimpin oleh S.M Kartosuwiryo. Pada tanggal 7 Agustus 1949 secara resmi Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Pada tanggal 25 januari 1949 tejadi kontak senjata pertama kali antara TNI dan DI/TII. Bahkan terjadi perang segitiga antara TNI-tentara Belanda- DI/TII. Upaya damai pernah dilakukan oleh Moh. Natsir (pemimpin Masyumi), tapi gagal mengajak Kartosuwiryo untuk kembali ke pangkuan RI.
Untuk menumpas gerakan DI/TII dilakukan Operasi Militer. Operasi dilakukan tanggal 27 Agustus 1949. Operasi ini menggunakan taktik 'pagar betis' dengan menggunakan tenaga rakyat yang besar. Baru setelah tanggal 4 juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditangkap.

2.     Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah
Munculnya DI/TII Jawa Tengah berawal dari Majelis islam yang dipimpin Amir Fatah. Setelah mendapat pengikut yang cukup banyak Amir Fatah memproklamasikan berdirinya Darul Islam (DI) pada tanggal 23 Agustus 1949, di desa Pengarasan, Tegal. Ia menyatakan bahwa gerakannya bergabung dengan DI/TII Jawa Barat pimpinan Kartosuwiryo. Untuk menumpas pemberontakan ini pemerintah membentuk pasukan baru yang disebut Benteng Raiders. Dengan pasukan baru itu segera dilakukan operasi kilat yang disebut Gerakan Benteng Negara (GBN). Akhirnya dilakukan Operasi Guntur pada tahun 1954, gerombolan dapat dihancurkan, dan sisanya tercerai berai.

3.     Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan
Pemberontakan ini dipimpin oleh Kahar Muzakar. Bagi pemerintah RI, gerakan yang dimulai pada tahun 1951dan baru diselesaikan tahun 1965 ini, banyak waktu, tenaga, dan biaya. Hal itu sebabkan oleh konndisi medan yang sulit namun dapat dikuasai dengan baik oleh pemberontak.
Kahar Muzakar memimpin laskar-laskar Gerilya di Sulawesi Selatan yang kemudian tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS). Pemerintah bermaksud membubarkan kesatuan ini dan anggotanya akan dikembalikan ke masyarakat, tapi Kahar Muzakar menolak keputusan tersebut. Ia menunutut pasukannya dimasukkan ke dalam suatu Brigade yang disebut Brigade Hasanuddin dibawah Pimpinannya. Tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah.
Setelah dilakukan serangkaian pendekatan, Kahar Muzakar menyatakan bersedia dilantik sebagi pejabat wakil Panglima TT VII dengan pangkat letnan kolonel. Namun, saat pelantikan akan dilakukan Kahar Muzakar melarikan diri dan membuat kekacauan. Pada tanggal 17 Agustus 1953, ia mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo.
Untuk menumpas pemberontakan ini, pemerintah melancarkan serangkaian Operasi Militer dan diadakan pencarian yang intensif. Pada tanggal 3 Febuari 1965 Kahar Muzakar berhasil ditembak mati. Maka gerakan pemberontakan ini pun berakhir.
4.     Pemberontakan DI/TII di Aceh
Pemimpin gerakan ini adalah Tengku Daud Beureuh. Pada tanggal 20 september 1953 ia memproklamasikan bahwa Aceh adalah bagian dari Negara Islam Indonesia Pimpinan Kartosuwiryo. Selanjutnya mereka melakukan gerakan serentak untuk menguasai kota-kota yang ada di Aceh. Mereka juga melakukan propaganda untuk memperburuk citra pemerintah RI.
Untuk memberantas pemberontakan ini pemerintah RI terpaksa menggunakan kekuatan senjata dan Operasi Militer. Selain itu TNI memberikan penerangan kepada masyarakat untuk menghindari salah paham dan mengembalikan kepercayaan kepada pemerintah. Ahirnya pada tanggal 17-28 Desember dilakukan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh.musyawarah ini mendapat dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat dan bisa memulihkan kembali keadaan Aceh.

5.     Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan
Pada bulan oktober 1950 terjadi pemberontakan kesatuan Rakyat yang Tertindas (KryT) yang dipimpin oleh Ibnu Hajar. Ia dalah bekas letnan dua TNI. Ia bersama KryT menyatakan diri sebagai bagian dari DI/TII Jawa Barat. Target serangan mereka adalah pos-pos TNI di wilayah tersebut.
Saat itu pemerintah memberi kesempatan untuk menghentikan pemberontakan secara baik-baik. Ibnu Hajar akhirnya menyerahkan diri. Namu ternyata ia berpura-pura. Setelah mendapatkan peralatan TNI ia melarikan diri. Akhirnya pemerintah melakukan Gerakan Operasi Militer (GOM). Pada tahun 1959 Ibnu Hajar berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada 22 maret 1965.

c.      Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
Gerakan ini muncul pada Januari 1950 di Jawa Barat dipimpin oleh kapten Raymond Westerling dalam dinas tentara kerajaan Belanda (KNIL). Gerakan ini memanfaatkan kepercayaan rakyat akan datangnya ratu adil. Namun, sebenarnya tujuan gerakan ini adalah:
1.      Tetap berdirinya Negara Pasundan.
2.      APRA sebagai tentara Negara Pasundan.
Pada tanggal 23 Januari 1950, APRA dengan bersenjata lengkap menyerbu Kota Bandung dan secara ganas membunuh TNI yang dijumpai. Gerakan ini berhasil menduduki markas divisi siliwangi.
Pemerintah RIS segera mengimkan pasukan bantuan ke Bandung. Pasukan ini mendesak APRA agar segera meninggalkan kota Bandung. Dengan bantuan penduduk APRA berhasil dilumpuhkan. Pada tanggal 22 Febuari 1950 Westerling berhasil melarikan diri ke luar negeri.
d.     Pemberontakan Andi Azis
Rongrongan lainnya terhadap pemerintahan RIS datang dari kapten Andi Azis di Makassar. Pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh adanya kekacauan di Sulawesi Selatan pada bulan April 1950. Hal ini disebabkan seringnya terjadi demonstrasi kelompok masyarakat yang Anti-federal untuk medesak NIT menggabungkan diri dengan RI.
Pada pukul 05.00 tanggal 15 April 1950, Kapten Andi Azis bersama pasukannya menyerang markas TNI di Makassar. Pertempuranpun terjadi. Kota Makassar berhasil dikuasai oleh penyerbu. Pemerintah pusat bertindak tegas dalam mehadapi pemberontakan ini. Pada tangga 18 April 1950 pemerintah mengeluarkan instruksi bahwa dalam waktu 4x24 jam Andi Azis harus melaporka diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kepada pasukan yang terlibat pemberontakan diperintahkan untuk menyerahkan diri  dan semua tawanan dilepaskan. Pada saat bersamaan dikirim pasukan untuk melakukan Operasi Militer di Sulawesi Selatan.
Pada tanggal 15 April 1950 Andi Aziz telah berangkat ke Jakarta setelah didesak oleh presiden NIT, Sukawati. Akan tetapi Andi Aziz terlambat melapor sehingga ia ditangkap dan diadili. Tanggal 26 April 1950 pasukan Operasi Militer tiba di Sulawesi Selatan. Dan terjadilah pertempuran antara APRIS dan pasukan KL-KNIL.  Pasukan KNIL terdesak dalam peperangan ini. Dan akhirnya pada tanggal 8 Agustus 1950 KNIL meminta berunding. Hasil perundingan adalah kedua pihak setuju untuk menghentika peperangan, dan dalam waktu dua hari KL-KNIL harus meninggalkan Makassar.
e.      Pemberontakan Republi Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan ini dipimpin oleh MR. Dr. Christian Robert Steven Soumokil, mantan jaksa agung NIT. Dipicu oleh ketidakpuasan terhadap proses kembalinya RIS ke NKRI. Pemberontakan ini melakukan teror bahkan sampai pada pembunuhan. Soumokil menginginkan agar Maluku Selatan menjadi daerah merdeka. Pada tanggal 25 April 1950 di Ambon diproklamasikan Republik Maluku Selatan (RMS).
Pemerintah RIS berupaya mengatasi masalah ini secara damai, yaitu dengan mengirimkan misi damai yang dipimpin oleh tokoh asli Maluku, yaitu dr. Leimena, namun misi ini ditolak oleh Soumokil. Karena upaya damai mengalami jalan buntu, maka pemerintah terpaksa melakukan Operasi Militer. Ekspedisi Militer untuk menumpas Pemberontakan RMS ini disebut Gerakan Oerasi Militer (GOM) III. Lewat GOM III ini Ambon dapat dikuasai. Dengan jatuhnya Ambon maka Pemberontakan dapat dipatahkan.

DAFTAR PUSTAKA
Mustopo,Habib.2007.sejarah 3.Jakarta.:yudhistira.
MGMP sejarah provinsi riau,sejarah,pekanbaru:penerbit amara,2010.



KEHIDUPAN MASYARAKAT SUKU KUBU


NAMA : JUMIATI /A / SR

            Suku kubu dikenal dengan suku anak dalam atau orang rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup dipulau sumatera tepat nya di provinsi jambi sumatera selatan. dan ada  juga  suku kubu  menetap diprovinsi riau  tepat diprovinsi indra giri hulu. Kebanyakan dari masyarakat suku  kubu itu bertempat tinggal  di provinsi  jambi.  
Menurut tradisi suku anak dalam merupakan orang maalau sesat, dan meninggalkan keluarga dan lari kehutan rimba disekitar air hitam. mereka menyebutnya moyang segayo. Sedangkan tradisi lain mengatakan suku kubu berasal dari pegaruyung, sumatera barat yang berimigrasi mencari sumber-sumber penghidupan yang lebih baik . Ini diperkuat kenyataan adat suku anak dalam punya kesamaan bahasa dan adat dengan suku minang kabau seperti sistem matrilineal. 
Secara garis besar di jambi suku anak dalam  ini  mereka hidup  dalam tiga wilayah ekologis yang berbeda, yaitu orang kubu yang diantara provinsi jambi, taman nasional bukit, taman nasional bukit 12, dan wilayah selatan provinsi jambi. Mayoritas suku kubu menganut kepercayaan aninisme, tetapi  ada juga beberapa puluh keluarga suku kubu yang pindah keagama islam. Dan sejak ratusan tahun yang lalu, suku kubu tidak mengenal peradaban. Kehidupan mereka sangat bergantung pada alam. Dan mereka hidup seminomaden, karena kebiasaannya berpindah dari satu tempat ketempat lain nya. Tujuannya bisa jadi "melanggun" atau pindah ketika ada warga meninggal, menghindari musuh, dan membuka ladang baru. Dan mereka tinggal di pondok-pondok yang disebut sesudungon, bangunan kayu hutan berdinding kulit kayu, dan beratap daun serdanng benai. Beberapa dari masyarakat suku kubu yang mulai hidup dan menyatukan diri dengan kehidupan desa sekitarnya, namun ada sebagian besar masih tinggal dihutan dan menegakkan hukum adat sebagaimana nenek moyang dahulu.
Karakteristik dan kultur suku kubu
Ciri-ciri fisik dan non  fisik : suku kubu termasuk golongan ras mongoloid yang termasuk dalam  migrasi pertama dari manusia proto melayu. Perawakannya rata-rata sedang, kulit sawo matang, rambut agak keriting, telapak kaki tebal, laki-laki dan perempuan yang dewasa banyak makan daun sirih.
Sedangkan ciri-ciri fisik nya yang menonjol dari suku kubu adalah gigi yang tidak terawat dan bewarna  kecokelatan. Hal ini terkait dengan kebiasaan mereka yang dari kecil nyaris tidak berhenti merokok serta rambut yang terlihat kusut karena jarang disisir dan hanya dibasahi saja.
 Sedangakan penampilan dalam sehari-harinya mereka memakai pakaian lawat untuk laki-laki yang terbuat dari kain sarung, sedangkan untuk perempuan  memakai kain sarung yang dikaitkan sampai dada.
            Hutan bagi suku kubu adalah segalanya. Ia tidak hanya sebagai sumber penghidupan, tetapi juga sebagai wahana kehidupan sosial budaya mereka. Oleh karena itu, mereka mengembangkan berbagai pranata yang mengatur kelestarian hutan. Sebab hutan sangat erat kaitannya dengan jati diri mereka. Mereka mengidentikan diri dengan "orang rimba" atau "anak dalam". Oleh karena itu, jika  ada anggota kelompoknya yang menyimpang dari ajaran-ajaran atau budaya nenek moyangnya, yang bersangkutan dianggap bukan sebagai "orang dusun", " orang kampung" atau " orang terang" dan karenanya harus kelua dari hutan.
Dalam mempertahan kan hidupnya mereka memanfaat kan apa yang  tersedia di hutan, seperti meramu, memburu, dan membuka ladang dengan sistem berpindah-pindah.
Jenis-jenis mata pencarian masyarakat suku kubu :
a.       Meramu
Meramu adalah mencari dan mengumpulkan hasil hutan, seperti: getah melabui, getah jelutung, getah damar, getah jernang, dan rotan. Mereka menyebut kegiatan ini berkinang atau berimbo. Caranya dengan beranjau, yaitu berjalan-jalan atau melakukan pengembaraan. Menemukan sesuatu yang dicari, apakan itu getah melabui,getah jelutung, dan atau rotan adalah  sesuatu yang sangat erat kaitannya dengan tuah (keberuntungan). Hal ini disebabkan banyaknya jenis pohon, segingga seringkali menutupi pohon yang dicari (tidak terlihat). Relatif sulit dan atau mudahnya menemukannya itulah yang kemudian membuah kan  adanya semacam kepercayaan  bahwa pohon-pohon tersebut mempunyai kekuatan gaib. 
Berkinang atau berimbo biasanya dilakukan secara berkelompok dan biasanya dilakukan oleh laki-laki. Apabila didalam hutan ada yang terpisah atau tertinggal , maka orang yang ada didepan akan memberi tanda dengan menancapkan sebatang kayu yang pada bagian atasnya dibelah dan diselipkan ranting. Cara yang mereka lakukan dalam mengambil atau mengumpulkan berbagai macam getah tidak jauh berbeda dengan pengumpulan getah karet, yaitu ditoreh sedemikian rupa sehingga getahnya keluar dan ditampung  pada suatu tempat  biasanya tempurung kepala). Sedangkan, cara mereka mengambil rotan adalah dengan menariknya. Dalam hal ini batang rotan yang telah dipotong pangkalnya ditarik melalui cabang pepohonan. Ini dimaksud agar ruas dan cabang-cabang  kecilnya tertinggal atau jatuh  karena tergesek cabang pepohonan, sehingga tidak banyak tenaga yang harus dikeluarkan pada saat membersihkannya.
b.      Berburu 
Senjata yang mereka gunakan dalam berburu adalah tombak. Ada dua jenis tombak yang mereka miliki. Pertama, tombak yang panjang nya kurang lebih setinggi orang dewasa dan bagian mata tombaknya berberangko(diberi sarung). Tombak jenis ini oleh mereka disebut kujur berongsongsong. Cara menggunakan adalah dengan memegang bagian tengahnya, kemudian dilemperkan (dengan satu tangan) ke sasaran. Kedua, tombaknya yang panjangnya hampir mencapai 3 meter. Di ujung tombak ini ada semacam pisau yang runcing yang kedua sisinya tajam ( bentuknya lebih lebar dan lebih pendek daripada tombak jenis pertama). Cara menggunakan nya addalah tangankanan memegang pangkalnya, kemudian tangan kiri menopangnya, baru dilemparkan kearah sasaran (arahnya selalukearah kiri). Kedua jenis tombak tersebut matanya  terbuat dari logam (besi)  dan batangnya terbuat  dari kayu tepis. Kayu ini disamping berserat, tetapi juga keras dan  lurus, sehingga cocok untuk dijadikan sebagai batang tombak. Tombak biasanya digunakan untuk berburu baby hutan, kera, rusa, dan kijang.  Untuk  berburu sebagai binatang tersebut biasannya mereka  pergi kedaerah-daerahsumberair, karena kawanan binatang biasanya berdatangan kesana untuk suban (minum).  Selain tombak mereka juga menggunakan batang pohonyang berukuran sedang dan berat (garis tengahnya kurang lebih 30 cm ), khususnya untuk menangkap gajah.
c.       Menangkap ikan
Kegiatan lainnya yang ada  kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup adalah menangkap berbagai jenis ikan, termasuk udang dan ketam disungai, dengan peralatamn pancing, jala, tombak, perangkap  ikan (kubu-kubu), dan pagar-pagar ikan. Terkadang mereka nubo yaitu menggunakanracun dari akar-akar nubo. Caranya akar-akar tersebut dimasukkan ke sungai, maka  ikan akan mabuk dan terapung. Dengan demikian,tinggal mengambil dan memasukkan ke dalam sebuah wadah yang disebut dukung atau ambung.
d.      Berladang
Sistem perladangan yang diterapkan oleh orang kubu adalah berpindah-pindah. Ada  3 faktor yang menyebabkan mereka melakukan perpindahan , yaitu: pergantian musim, semakin langkanya binatang buruan dan hasil sumber hutan lainnya , dan semakin  tidak suburnya tanah garapan. Selain itu, kematian juga merupakan faktor yang pada gilirannya membuat mereka berpindah tempat.  Hal ini yang erat dengan kepercayaan bahwa kematian adalah sesuatu yang dapat  menimbulkan kesialan bagi kelompoknya. Untuk menghidari hal  itu, maka mereka melakukan perpindahan. Dan perpindahan yang disebabkan oleh adanya kematian disebut melangun.
Berladang adalah suatu proses. Sebagai suatu proses maka mesti dilakukan secara bertahap dan berkesinambunggan. Ada  empat tahap yang mereka lalui dalam penggarapan sebuah ladang. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi penebasan pepohonan kecil,semak belukar, dan mengumpulkan tebasan ketengah areal yang akan dijadikan sebagai ladang. Kemudian, membiarkannya selama kurang lebih dua minggu (14 hari) agar tebasan  menjadi kering. Tahap pertama ini sering disebut sebagai menebas. Tahap kedua adalah penebangan pepohonan. Peralatan yang digunakan  hanya berupa parang dan beliung. Jika pohon yang akan ditebang relatif besar, maka penebangan  dilakukan pada bagian atas pohon dengan yang lingkarannya relatif lebih kecil ketimbang bagian bawah pohon.caranya adalah dengan mendirikan semacam panggung, sehingga mudah melakukannya. Tahap  ketiga adalah penanaman bibit, sistem yang digunakan adalah tugal, dengan cara dua atau tiga orang  laki-laki  memegang sebatang kayu kecil  yang kira-kira panjang nya 1,5 meter  yang salah satu ujung nya runcing dengan tongkat itu mereka bergerak kedepan, membuat lubang-lubang yang dangkal. Sementara dengan jumlah yang sama, perempuan mengikutunya sambil menebarkan bibit.  Tahap keempat dilakukan secara menuai. Tahap ini dilakukan setelah padi menguning ( kurang lebih setelah berumur lima bulan ). Caranya , padi yang telah menguning itu dipotong gagangnya dengan alat yang disebut tuai (ani-ani). Pekerjaan ini dilakukan oleh kaum perempuan.  Sebelum disimpan dalam lubung, padi tersebut dikeringkan (dijemur) agar bisa tahan lama (pepeng).
Proses perkawinan suku kubu :
1.      Perkenalan
Perkawinan suku masyarakat kubu juga didahului oleh pertemuan antara dua remaja yang berlainan jenis. Pertemuan yang kemudian membuat mereka saling kenal dan saling tertarik ini bisa terjadi diladang, syngai, hutan, atau dipesta perkawinan. Jika dalam pertemuan tersebut keduanya sepakat maka pihak orangg tua akan memberitahukan pada tetua tengani (orang-orang tua  yang berpengalaman jika mereka sepakat, maka peminangan dapat dilakukan.
2.      Peminangan dan pertunangan
Peminanangan pada dasarnya adalah suatu kegiatan untuk membicarakan kemungkinan adanya suatu perkawinan. Kegiatan ini suku disebut sebagai "moro". Untuk itu  ayah sang pemuda menemui ayah sang gadis untuk memastikan apakah anak laki-lakinya yang dapat ditunangkan dengan anag gadisnya. Jika dalam pembicaraan  itu ke dua nya sepakat, maka mereka menemui tetua tegani terdekat. Kemudian, mereka menentukan kapan pertunangan dilakukan. Maka pihak laki-laki datang kerumah pihak keluaga perempuan dengan membawa bawaan yang terdiri  atas, pakaian perempuan seperti, sirih pinang selengkapnya, dan selemak-selemak (beras dan lauk pauk). Dengan dditerimanya bawaan tersebut berarti sepasang remaja yang berlainan jenis telah bertunangkan menurut adat mereka. Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa masa pertunangan mereka berlangsung dalam waktu  relatif lama, yaitu umur dan kesiapan pihak keluarga laki-laki untuk memenuhi persyaratan upacara perkawinan yaitu mas kawin yang berupa kain panjang atau sarung  sejumlah 140 buah, selemak manis bahan makanan yang berupa ubi dan beras,  lauk pauk yang berupa daging binatang buruan, dan yang lain yang mesti diserah kan.
3.      Upacara perkawinan
Sebelum upacara perkawinan (akad nikah) dilaksanakan pihak keluarga laki-laki menyiapakan dan menyerahkan semua persyaratan yang diminta oleh pihak keluarga perempuan. Persyaratan itu tidak hanya mas kawin dan selemak manis, tapi masih banyak yang lainnya yaitu seekor ayam burago pikatan (ayamyang digunakan untuk memburu ayam hutan), seekor anjing yang mau ( anjing yang pandai mengiring dan atau menangkap biayawak ,baby  hutan, dan sepotong kain  yang bagus. Dalam persyaratan ini dipenuhi, maka perkawinan bisa dilaksanakan akan tetapi, jika tidak bisa dipenuhi maka perkawinan ditanguhkan atau dibatal kan.
            Dan system perkawinan masyarakat kubu ini, juga dicermati mengandung nilai-nilai yang tidak hanya dapat dijadikan sebagai acuan bagi keluarga baru dalam menjalani kehidupan bersamanya, tetapi juga dalam masyarakat umum.
DAFTAR PUSTAKA :