Perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II


 rafi zain yusuf /A/SI3

Sulatn mahmud badaruddin ll adalah pemimpin kesultanan palembang darussalam selama dua periodel (1803-1813)-(1818-1821). Beliau memerintah setelah ayahnya sultan mahmud badaruddin 1 (1776-1803) mangkat.
Nama asli sultan mahmud badaruddin adalah raden hasan pangeran ratu, beliau lahir di palembang,1767, dan meninggal di pengasingannya di tarnate pada 26 september 1852.

Pada saat sultan mahmud badaruddin l memerintah belanda dan inggris sudah menjalin kerja sama dengan kesultanan palembang hal ini bertujuan agar belanda maupun inggris bisa menguasai sumber daya dan pelabuhan di palembang. Kemudia setelah diperbolehkan berdagang oleh sultan mahmud badaruddin l belanda mendirikan kantor dagang di sungai aur ( 10 ulu).
 
 Saat sultan mahmud badaruddin ll naik tahta menggantikan ayahnya sultan mahmud badaruddi l, inggris mulai mendekati palembang yang pada saat itu sultan mahmud badaruddin ll bertahta ia mengizinkan inggris berdagang di palembang dan mendirikan kantor dagang disana. pada awalnya adalah untuk berdagang dan menjalin hubungan kerja sama,.
            Karena timbul persaingan antara belanda dan inggris, maka inggris melalui raffles berusaha membujuk sultan mahmud badaruddin ll agar mengusir belanda dari palembang, namun sultan mahmud menolak permintaan raffles karena tidak ingin terlibat dalam pertikaian inggris dan belanda
Hingga pada tanggal 14 september 1811 terjadi pembantaian di loji sungai alur yang menyalahkan pihak belanda, namun belanda beranggapan inggris sengaja melakukannya agar kesultanan palembang mengusir belanda dari tanah palembang. Karena merasa terpojok inggris dibawah pimpinan raffles mengadakan perundingan dengan sultan mahmud badaruddin dan berharap mendapatkan jatah pulau bangka yang saaat itu masuk wilayah kesultanan palembang dan merupakan penghasil timah yang diperebutkan antara belanda dan inggris, namun permintaan inggris jelas ditolak oleh sultan mahmud badaruddin sehingga inggris mengirim expedisi militer pada 12 maret 1812 dibawah pimpinan gillespie ke palembang dan memerangi palembang dengan alasan menghukum sultan mahmud badaruddin atas penolakannya menyerahkan wilayah pulau bangka.
            Dalam sebuah pertempuran singkat palembang berhasil diduduki oleh inggris dan sultan mahmud badaruddin menyingkir ke muara rawas di hulu sungai musi.

Pada 1811 inggirs mengalahkan belanda  dan memaksa belanda menandatangani perjanjian tuntang dengan inggris yang isinya:
 1. pemerintah belanda menyerahkan indonesia kepada inggris di kalkuta (india)
 2. semua tentara belanda menjadi tawanan perang inggris
 3. orang belanda dapat dipekerjakan dalam pemerintahan inggris

            Dengan demikian palembang pun jatuh ketangan inggris. Setelah menguasai palembang inggris mengangkat pangeran adipati yang tak lain adalah adik kandung sultan mahmud badaruddin ll sebagai sultan palembang setelah menandatangani perjanjian dengan syarat-syarat yang menguntungkan inggris. Inggris pun mengambil alih pulau bangka dan mengganti namanya menjadi duke of york's island, dan menempatkan meares sebagai residennya.
            Sementara itu sultan mahmud badaruddin yang melarikan diri ke muara rawas mulai menghimpun kekuatan dan mendirikan kubu di muara rawas untuk menghadapi serangan dari meares yang ingin menangkap sultan mahmud badaruddin. Maka pada 28 agustus 1812 terjadi pertempuran di  buay langu yang menyebabkan meares tertembak dan tewas setelah dibawa ke mentok. Kedudukan residen kemudian diambil alih oleh mayor robinson.
            Dalam upaya menangkap sulatan mahmud badaruddin,  mayor robinson mengadakan perundingan damai dengan sultan mahmud badaruddin, melalui serangkaian perundingan sultan mahmud badaruddin kembali ke palembang dan naik tahta pada  juli 1813 sebelum kembali dilengserkan pada agustus 1813 sementara itu, mayor robinson ditahan dan dipecat oleh raffles karena mandat yang diberikan tidak sesuai dengan yang diberikan
            Sementara perlawanan sultan mahmud badaruddi bersama rakyat yang menggunakan stategi perang bergerilya dengan ketangkasan dan kecerdasannya serta pemahaman terhadap medan perang akhirnya mampu memaksa inggris untuk mundur dan kalah. Inggris pun mengakui kedaulatan palembang sebagai kesultanan.

Konflik sultan mahmud badaruddin ll dengan belanda dimulai sejak ditandatangani perjanjian london antara belanda dan inggris yang membuat inggris menyerahkan daerah koloni di nusantara kepada belanda termasuk palembang, serah terima dilakukan 2 tahun kemudia tepatnya pada tanggal 19 agustus 1816 oleh jhon fendall sebagai pengganti raffles.
            Setelah serah terima kekuasaan belanda mengangkat Herman Warner Muntinghe sebagai komisaris di Palembang. Tindakan pertama yang dilakukannya adalah mendamaikan kedua sultan, Sultan mahmud badaruddinm II dan Husin Diauddin. Tindakannya berhasil, Sultan Mahmud Badaruddim II berhasil naik takhta kembali pada 7 Juni 1818. Sementara itu, Husin Diauddin yang pernah bersekutu dengan Britania berhasil dibujuk oleh Muntinghe ke
batavia sebelum akhirnya dibuang ke cianjur.
            Mutinghe melakukan penjajahan ke pedalaman wilayah kesultanan palembnag dengan alsan untuk inventarisasi wilayah, karena pada dasarnya hanya untuk menguji kesetiaan sultan mahmud badaruddin ll dan karena ketidak percayaan mutinghe kepada sultan mahmud badaruddin ll. akan tetapi didaerah muara rawas mutinghe dan pasukannya diserang oleh pengikut sultan mahmud badaruddin ll. Setelah kembali mutinghe bermaksud memaksa kesultanan palembang agar menyerahkan putra mahkota dengan maksud sebagai jaminan agar kesultanan palembang selalu setia terhadap  pemerintah belanda, namun sampai habis batas penyerahannya kesultanan palembang tidak menyerahkan putra mahkota dan sultan mahmud badaruddin menyerang belanda yang didasari oleh sikap belanda yang terlalu mencampuri urusan kesultanan dan mengekang kesultanan agar tunduk kepada belanda, sikap ini lah yang menyebabkan sultan mahmud badaruddin dan kesultanan palembang beserat rakyat menyatakan perang terhadap belanda.
            Pertempuran dengan belanda melawan kesultanan palembang pecah pada tanggal 12 juni 1819. Yang dikenal dengan pertempuran mmenteng yang merupakan pertempuran terdasyat karena banyak korban berjatuhjan dari pihak belanda. Pertempuran terus berlanjut akan tetapi karena kuatnya pertahanan palembang yang sulit ditembus dan banyaknya korban dipihak belanda maka belanda memutuska kembali ke batavia dengan membawa kekalahan.

            Sekembalinya ke batavia dan memberitahuka keadaaan peperangan ke pemerintah di batavia , gubernur jendral belanda saat itu yaitu gubernur jendral G.A.G.ph van der capellen mengadakan perundingan dengan laksamana constantijn johan wolterbeek dan mayjen hendrik markus de kock yang membahas tentang kesultanan palembang yang sangat sulit ditakhlukan oleh belanda. Akhirnya diputuskan untuk kembali menyerang palembang. Maka belanda mengirimkan ekspedisi ke palembang dengan kekuatan penuh, tujuannya adalah menggulingkan sultan mahmud badaruddin ll dan menguasai palembang secara penuh, dan mengganti sultan mahmud badaruddin dengan pangeran jayadiningrat yang didukung oleh belanda, kerena belanda beranggapan selama sultan mahmud badaruddin masih berkuasa maka palembang tidak akan pernah bisa dikuasai seluruhnya dan itu berarti belanda tidak bisa menjangkau jalur perdagangan di pulau bangka yang menjadi wilayah dari kesultanan palembang.
            Kabar bahwa belanda mengirimkan pasukan ekspedisi ke palembang telah didiengar oleh sultan mahmud badaruddin ll, ia telah mengira akan ada serangan balik, maka ia mempersiapkan pertahanan yang tangguh di beberapa tempat disungai musi sebelum masuk ke palembang dengan dibuat benteng-benteng pertahanan yang dikomandani oleh keluarga sultan.
            Pada tanggal 21 oktober 1819 pecah pertempuran di sungai musi antara belanda yang dipimpin oleh wolterbeek dengan kesultanan palembang yang dipimpin sendiri oleh sultan mahmud badaruddin. Terjadi tembak menembak meriam dikedua belah pihak. Hingga wolterbeek menghentikan pertempuran dan memutuskan kembali ke batavia.
            Setelah pertempuran pertama pada tanggal 21 oktober 1819 sultan mahmud badaruddin ll mengangkat anaknya pangeran ratu menjadi sultan di kesultanan palembang dengan gelar ahmad najamuddin lll, hal ini dilakukan karena sultan mahmud badaruddin ll hanya ingin terfokus untuk melawan belanda dan mengusirnya dari tanah palembang dan tidak diganggu oleh urusan kesultanan palembang.
            Namun persiapan benteng dan pertahanan sultan mahmud badaruddin ll di sungai musi sudah diketahui oleh belanda melalui mata-matanya yang ternyata adalah dari kalangan bangsawan dan orang arab di palembang. Hal ini menyebabkan belanda mempersiapkan pasukan yang besar dalam rangka menghadapi kesultanan palembang. Maka padsa 16 mei 1821 belanda dibawah pimpinan de kock memasuki sungai musi, dan pertempuran baru terjadi pada tanggal 11-20 juni 1821. Disaaat ini belanda kembali mengalami kekalahan, akan tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat belanda, kembali belanda menyusul strategi dalam menghadapi kesultanan palembang. Hingga akhirnya pada tanggal 24 juni yang pada saat itu bertepatan pada bulan ramadhan belanda menyerang palembang pada dini hari. Terjadilah pertempuran hebat antara pemerintah belanda dengan rakyat palembang. Akibat serangan pada fajar tersebut palembang dapat dilimpuhkan namun belum dapat dikuasain sepenuhnya, baru pada tanggal 25 juni palembang jatuh ketangan belanda maka resmilah kolonialisme belanda di palembang.
            Setelah melakukan perlawanan dan menderita kekalahan akibat serangan tiba-tiba dari belanda maka palembang dapat dikuasai oleh belanda, dan sultan mahmud badaruddin ll dan keluarganya menjadi tawanan belanda. Pada tanggal 13 juli 1821 sultan mahmud badaruddin dan keluarganya dikirim ke batavia sebelum dipindahkan ke tarnate pada tanggal 26 september 1821 sampai sultan mahmud badaruddin ll meninggal di tarnate pada 26 september 1852. Sebagian keluarga sultan yang tidak tertangkap mengasingkan diri ke marga sembilan sambil melanjutkan perlawanan atas belanda waluapun tidak sehebat sultan mahmud badaruddin ll. Karena banyaknya perlawanan kesultanan palembang kepada belanda. Maka belanda membekukan kesultanan palembang.

Daftar pustaka.

1.      Tim Penulis."Pahlawan Indonesia". Media Pusindo
2.      Elizabeth T. Gurning, Amurwani Dwi Lestari (2000). Bumi Sriwijaya . Departemen Pendidikan nasional. Jakarta.
3.      Moeerwoto. Autobiografi Selaku Perintis Kemerdekaan. Jakarta: Dapartemen Sosial, 1984.
4.      Balai Pustaka.Sedjarah Perjuangan Pemuda Indonesia. Djakarta: Balai Pustaka,1963

Pangeran Antasari dan Perjuangannya

Giri Handito Mahatera SI3/A

Pangeran Antasari lahir di Kayu Tangi, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 1797 dengan nama aslinya Gusti Inu Kartapati. Dia dibesarkan dilingkungan kesultanan Banjar, Ayahnya bernama Pangeran Masohut (Mas'ud) sedang ibunya adalah Gusti Hadijah. Pangeran Antasari memiliki adik perempuan yang bernama Ratu Antasari (Ratu Sultan).
A. Pemunculan Pangeran Antasari dalam Sejarah Banjar dan Pemberontakan Muning
Daerah Muning terdapat di sepanjang Sungai Muning di daerah Benua Empat. Induk sungainya bermuara di Sungai Negara atau Bahan. Pada waktu itu Sungai Muning masih dalam dan mengalir sampai dengan lewat desa Lawahan. Benua Empat sesudah Benua Lima, merupakan gudang padi Kerajaan Banjar. Gerakan baru yang muncul di Benua Empat di sepanjang Sungai Muning Ternyata lebih berbahaya dibanding gerakan di Benua Lima. Kalau di Benua Lima senata ditujukan terhadap sultan, gerakan Muning selain menyatukan gerakan-gerakan rakyat di Benua Lima, Barito,Margasari,Martapura dan Tanah Laut, pukulan pertama langsung ditujukan terhadap tambang-tambang batu arang Belanda di Pengaron dan Banyu Irang, suatu pembunuhan terhadapa misionaris Kristen Belanda, dan pendudukan atas kota Kerajaan Martapura.
Semua ini adalah hasil pekerjaan seorang tokoh baru yang belum pernah dikenal sejarah sebelumnya, yaitu Pangeran Antasari. Kediaman beliau adalah di Antasan Senor Martapura, terhadap Pangeran Hidayat kedudukannya adalah sebagai paman. Dari pihak ibu ia bersepupu dengan Sultan Muda Abdurahman, ayah Pangeran Hidayat. Ia hanya memiliki sedikit tanah lungguh mulai dari Muara Mangkauk sampai daerah dekat Rantau, tanah ini menghasilkan f 400 (Gulden) dalam setahun, sebuah penghasilan yang kecil untuk ukuran keluarga bangsawan sepertinya, sehingga membuat ia tidak dikenal oleh rakyatnya.
Gerakan Muning di Benua Empat berpusat di kampung Kumbajau dekat Lawahan sekarang ini. Disitu tinggal seseorang yang buta bernama Aling dan puterinya yang bernama Saranti. Menurut berita Aling adalah orang yang telah selesai berlampah dan menjadi orang yang memiliki pengetahuan batin yang dalam. Aling mengawinkan puterinya dengan Dulasya, yang dianggap penitisan Pangeran Surianata, lalu Saranti menyebut dirinya Pyteri Junjung Buih, serta memberi gelar Panembahan pada Aling, Nuriman dengan gelar Ratu Keramat, suami Nuriman diberi gelar Khalifah Rasul, saudara tuanya Sambang diberi gelar Sultan Kuning, serta Usang dengan gelar Kindu Mui. Setelah kejadian itu seorang juru tulis di Martapura melapor ke residen bahwa telah datang seseorang bernama Lurah Titing kepada Pangeran Antasari, ia mengatakan bahwa di Muning telah dinobatkan seorang raja baru bergelar Sultan Kuning. Residen memerintahkan kepada Mangkubumi untuk memeriksa kebenaran berita ini, dan dipilihlah 3 orang utusan langsung ke Muning yaitu Pangeran Antasari, Pangeran Jantera Kesuma, dan Pangeran Syarif Umar.
Menurut Pangeran Jantera Kesuma, ketika mereka tiba di Muning telah terjadi pembicaraan rahasia antara Pangeran Antasari dengan Aling. Pembicaraannya yaitu Aling mengawinkan anaknya Puteri Junjung Buih dengan anak Antasari yang bernama Pangeran Mohamad Said tanpa hadirnya pengantin laki-laki. Dengan kawinnya puteri Aling dengan anak Pangeran Antasari maka resmilah dia masuk kedalam keluarga raja-raja Banjar dan tak seorangpun berani menangkapnya. Kebenaran tentang perkawinan inipun disaksikan oleh Kiai Gangga Suta, menurut dia, setelah perkawinan selesai Pangeran Antasari pulang ke Mangkauk untuk menunggu kedatangan 1000 orang pasukan Muning. Tujuan pertama adalah untuk memusnahkan tambang arang Pengaron dan kemudian ke Martapura untuk menangkap Sultan Tamjid.
Dengan adanya berita tersebut maka residen mengirim utusan kembali ke Muning untuk mengecek kebenaran berita itu, Pangeran Suriawinata sebagai Jaksa Kepala Banjarmasin yang mewakili residen sebagai utusan menuturkan memang telah ada sebelas kampung yang mengakui kekuasaan Aling dan Sultan Kuning yaitu Gadung, Alas, Rantau, Padang, Batang Hulu, Kandangan, Jambu Amandit, Bamban dan Pangambau. Ia juga melaporkan bahwa perbuatan di Muning atas dasar kepercayaan tradisional ini di dalangi oleh Sultan sendiri bukan Mangkubumi.
Pada 6 April 1859 Mangkubumi Mendapat surat dari sultan Tamjid yang isinya perintah langsung untuk Kiai Bangga dan Kiai Dipati untuk membuat lebih banyak kekacauan di Muning. Semua kekacauan ini nantinya harus dilimpahkan ke Mangkubumi, maka jelaslah sekarang siapa dalang atas semua kekacauan yang terjadi di Benua Empat. Sultan akhirnya mulai panik dari boomerang hasil pekerjaannya sendiri lalu residen menasihatinya untuk pulang ke Kraton Bumi Selamat di Martapura. Sebelum kembali ia sempat meminta bantuan kepada residen/Belanda sesuai pasal perjanjian bantuan, namun pihak residen tidak memberikannya karena dianggap belum perlu. Setibanya di kraton, Sultan Tamjid memanggil Pangeran Antasari untuk memberikan pertanggung jawaban, bila ingkar maka pangeran akan dihukum dengan berat. Ancaman ini diberikan dimuka umum, penaikannya menghadapi situasi ini ditunjukan lagi dengan cara memperkuat kraton dengan 500 orang pengawal bersenjata dan dimuka istana dipasang sebuah Meriam (eenponder). Sultan berusaha agar Mangkubumi berangkat ke Muning dan menenangkan suasana, namun ternyata Mangkubumi memberitahukan kepada residen bahwa ia tidak bisa ke Muning karena alasan bila berpuasa tak boleh bekerja. Dengan demikian maka semakin menjadi-jadilah rencana perlawanan rakyat dengan Pangeran Antasari sebagai motor pengerak dan penentu siasat. Ketegangan politik ditingkatkan dengan mengobarkan semangat anti sultan, dan gerakan rakyat disatukan dengan menggunakan nama dan kekuasaan Mangkubumi serta rasa anti Belanda ditumbuhkan dan diluapkan dengan ide dan perang sabil Islam memerangi orang kafir.
Lalu 4 april 1859 sultan meminta bantuan kembali kepada Belanda untuk yang kedua kalinya karena ia mendengar bahwa Pangeran Antasari akan menyerbu tambang batu arang Orangye Nassaudi Pengaron dengan pasukan 3000 orang prajurit, namun Belanda masih saja menolak dan menasehati sultan untuk kembali ke Banjarmasin bila ia merasa tidak aman di Martapura. Akhirnya Sultan pun meminta nasehat dari Mangkubumi, dan Mangkubumi menjawab pada 6 April 1859 bahwa pemberontakan rakyat bias diatasi jika :
a)      Mangkubumi diperintah dari residen untuk menyelidiki sebab kekacauan.
b)      Mangkubumi dapat member jaminan kepada rakyat kerajaan, bahwa segala keluhan dan keberatan-keberatan mereka akan didengarkan serta keinginan-keinginan mereka akan dipertimbangkan dengan adil dan bijaksana.
c)      Dari sultan ia mendapat pernyataan yang tuntas bahwa hanya Mangkubumi semata yang bertanggung jawab atas kekuasaan eksekutif, diperkuat dengan persetujuan tanda tangan residen.
Setelah memberikan nasehat tersebut, Mangkubumi pulang ke Martapura tanpa memperdulikan segala janji-janji dan nasehatnya tadi. Lalu dengan sepengetahuan Pangeran Hidayat persiapan rakyat untuk memberontak tambah matang dibawah pimpinan Antasari. Berita-berita bohongpun disebarkan diantaranya kekusaan Sultan kuning melemah, kekuatannya menurun menjadi 300-400 orang saja lalu ada berita juga mengatakan bahwa orang-orang muning di Mangkuak telah bubar, semua berita itu disebar untuk mengulur waktu agar kondisi persiapan semakin matang. Keadaan ini dibuat agar Sultan dan residen terlena dan mengira keadaan semakin membaik. Pangeran Aminollah yang bekerja sama dengan Antasari juga ikut menyebarkan berita di intern kerajaan bahwa akan pecah pemberontakan rakyat secara terang-terangan dan taktik inipun ternyata bermaksud mengumpan Belanda. Antasari lalu pergi ke Benua Lima bersama Kiai Adipati Anom Dinding Raja (Jalil) orang yang berpengaruh di Benua Lima. Disana banyak orang yang akhirnya mengikuti dia dan pasukannya pun bertambah kuat dengan jumlah kurang lebih 6000 pasukan. Hal itu membuat Sultan semakin gelisah lalu memberikan pengumuman kepada rakyat untuk bersiaga dengan persenjataan.
Pangeran Aminollah dimintai oleh belanda untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di Martapura, oleh Kommies Velden ia diminta untuk menangkap Kiai Adipati Anom Dinding Raja, sebaliknya Pangeran Aminollah berkata kepada Van Velden sebagai berikut :
1)      Bahwa seluruh lapisan rakyat kecil benci kepada Sultan Tamjid yang peminum dan pemadat itu,
2)      Bahwa Pangeran Hidayat ingin menaiki tahta karena kenyataanya Pangeran Antasari tidak mau,
3)      Ia menginginkan dikirimnya utusan ke Muning untuk menghalangi Panembahan Aling memperbesar pengikutnya,
4)      Ia sama sekali tidak menyetujui dikirimnya jaksa sebagai pegawai Belanda ke sana, karena ini berarti campur tangan belanda dalam urusan kerajaan,
5)      Kemudian residen menasehatkan agar residen meminta bantuan ke Jawa, sebab dalam bulan April atau Mei berikutnya akan terjadi pemberontakan yang bertujuan menjatuhkan Sultan Tamjid dari tahtanya, serta mengangkat Pangeran Hidayat atau penggantinya.
Pada 20 April 1859 Pangeran Aminollah kembali ke Martapura menunaikan tugas barunya, tetapi bukan tugas dari residen melainkan tugas penyelesaian rencana terakhir pemberontakan dan pemusnahan tambang batu arang Kalangan. Kemudian pada tanggal 28 April 1859 Pangeran Antasari beserta orang Muningnya berkumpul dan siap disekitar Pamaton untuk menyerang tambang batu arang Oranye Nassau, maka dengan demikian pecahlah Perang Banjar.
B. Pangeran Antasari dalam Perang Banjar
Pangeran Antasari beserta rakyatnya terus melakukan perlawanan terhadap Belanda dan pada tahun 1859 bulan Mei, Martapura dapat dikuasai seluruhnya. Menurut Haji Isya jaya Laksana, daerah-daerah Mesjid, Keraton, dan rumah residen diduduki oleh pasukan-pasukan sejumlah 500 orang, 3000 dan 250 orang. Mangkubumi Pangeran Hidayat sendiri tinggal di Karang Intan, tidak di Martapura.
Pangeran Antasari begitu besar pengaruhnya saat itu, ditunjukan dengan apabila Belanda ingin berunding dengan Mangkubumi harus melalui persetujuan Pangeran Antasari terlebih dahulu. Pada 13 Juni 1859 Martapura berhasil diduduki oleh belanda lagi karena Antasari memerintahkan pasukannya segera mengundurkan diri. Pasukan-pasukan ini terdiri dari orang-orang Muning, orang Benua Lima, dan orang Tanah Laut.
Dalam bulan Juni, dengan kekuatan 1000 orang prajurit, Antasari menyerang Martapura namun gagal dan dia mundur ke Amuntai di Benua Lima. Dia memerintahkan kepada tangan kanannya Gusti Napis untuk membangun benteng-benteng dan rintangan-rintangan untuk menutupi jalan-jalan ke Benua Lima. Namun di Benua Lima timbul pertikaian sikap antara Pangeran Hidayat dan Pangeran Antasari yang menyebabkan Pangeran Antasari memindahkan pusat kekuatannya ke daerah Dusun Atas, dimana kondisi alamnya sukar dimasuki dan tempat yang cocok untuk bergerilya.
Dalam bulan Oktober 1860 pangeran Antasari berpindah ke Muara Teweh, dimana tinggal pengikutnya yang paling berpengaruh yaitu Tumenggong Surapati. Antasari mengajak Kutai agar ikut mengadakan perlawanan terhadap Belanda, tetapi ditolak. Untuk mengatasi perlawanan Antasari di daerah Dayak ini, Belanda mengirim utusannya yang terdiri atas kapten Van de Velde dan Letnan Bangert dengan menumpang kapal Onrust, sebuah kapal uap kelas empat, dan tibalah kapal tersebut di Lontotuor pada 27 Desember 1860. Mereka dating untuk membujuk Temenggong Surapati untuk berkhianat namun mereka tidak mengetahui bahwa Pandu kapal tersebut masih ada jalinan saudara dengan Surapati. Mereka tidak tahu kalau Pandu kapal mereka akan membawa kapal itu ke mulut singa. Setelah selesai perundingan dengan Surapati mereka bersiap untuk kembali, namun perahu-perahu pantai orang Dayak berluncuran kearah kapal Onrust dengan muatan 600 orang prajurit, memanfaatkan kelengahan Belanda kemudian menyerang dan menjarah kapal. Opsir-opsir Belanda tersebut pun tewas semua kecuali Haji Mohamad Taib seorang Pandu kapal yang merupakan saudara Surapati dan seorang lagi pelayan Belanda. Setelah semua barang yang dianggap penting telah diambil semua termasuk meriam, lalu kapal tersebut di tenggelamkan.
Dengan sepucuk meriam tersebut didirikanlah benteng di Lontotour yang berguna merusak iring-iringan kapal Belanda yang menuju daerah tersebut. Akibat besarnya kekalahan Belanda oleh tindakan-tindakan Antasari maka, atas kepalanya hidup atau mati yang semula berharga 5000 gulden naik menjadi 10.000 gulden. Ketika 22 Februari 1860 benteng di Lalay jatuh ketangan belanda maka Antasari dan Surapati menyingkir ke pedalaman, lalu bulan Juli Pangeran Antasari turun melalui Sungai Ayu dan tiba diantara Karau, lalu membuat benteng di Ringkan Kattan. Namun benteng ini tidak bertahan lama karena pada 19 Agustus Belanda dapat menguasainya dan Antasari kembali menyingkir ke daerah Tabalong. Pasukan Antasari mengalami masa sulit dengan kekurangan uang, pangan, dan peluru serta mesiu. Namun antasari tetap berjuang terbukti dengan surat Tumenggong Surapati kepada pembesar Kutai tertanggal 10 Oktober 1860.
Sepanjang tahun 1861 Antasari tinggal di daerah Dusun Atas, di Gunung Tongka pada sungai Montallat dibangunnya sebuah benteng besar, bantuan dating dari Kerajaan Pasir berupa senjata dan mesiu. Dengan adanya markas ini Belanda merasa terancam, disamping benteng itu memudahkan Antasari untuk mendapat bantuan dari Kalimantan Timur. Belandapun melakukan penyerbuan yang pertama namun gagal, lalu mereka mencoba lagi pada tanggal 8 November 1861. Benteng ini dipimpin oleh Pangeran Antasari, Tumenggong Surapati, Gusti Umar, dan lain-lain. Persenjataan amat sederhana, di samping senjata tajam tradisional, terdapatkira-kira 100 pucuk senapan, 15 buah lila dan pemuras, dengan bendera pertempurannya berwarna kuning sebagai warna keramat para raja. Didalam benteng terdapat 1000 orang sedang belanda membawa 260 orang tentara dipimpin kapten Van Vloten, lalu dibantu Raja Bugis Pegatan dengan 360 orang, temenggung Suta Ono dari daerah Paju Epat, Kiai Ronggo , orang-orang Sihang Patai 320 Orang, dibantu dengan sebuah howitzer dan sebuah mortar.
Penyerangan hari pertama Belanda dipukul mundur dan kapten Van Vloten tewas tertembak, namun karena takut terkepung dan kekurangan makanan, bentengpun ditinggalkan oleh Antasari. Dari Tongka antasari kembali ke Teweh sambil memperluas kekuasaannya ke daerah Kapuas Atas. Kepala Kota Tumbang Muroi Temenggung Tundan menjadi pengikutnya. Untuk memperkuat kedudukannya seorang cina pengikutnya bernama Liem A Sing, mendirikan benteng di teluk Timpa sehingga jalan ke Tumbang Muroi dapat dikuasai. Oleh Belanda benteng diteluk Timpa ini berhasil dikuasai pada bulan September tahun 1862. Temenggong Tundan tetap bertahan dibukit Batang Sulil. Dengan ditangkap dan diasingkannya Pangeran Hidayat perlawanan rakyat agak kendur, tetapi Pangeran Antasari tetap mengobarkan semangat perlawanan. Belanda mengirim Temenggung Suta Ono untuk menghasut rakyat namun gagal, lalu mereka mendirikan benteng di Montallat yang dijaga oleh pasukan Bakumpai.
Antasari menjawab tantangan belanda tersebut dengan mendirikan 7 buah benteng secara serentak di Teweh, selain itu semua kepala dusun yang berpengaruh dari Kapuas dan Kahayan Atas dikumpulkan, terlebih lagi pangeran Nata dari Kutai memihak kepadanya pula.
Kepada Gezaghebber Belanda di Muara Bahan (Bakumpai) ia mengirim surat yang isinya antara lain :
a)      Bahwa ia menolak pengampunan yang diajukan Belanda kepadanya, karena ia menyadari terlalu banyak berbuat untuk meminta pengampunan.
b)      Bahwa ia tidak percaya kepada janji-janji yang diberikan orang-orang Belanda gajian yang ada di Banjarmasin dan menganggap itu hanya tipu muslihat belaka.
c)      Hanya ada satu jaminan untuk damai, yaitu diserahkannya Kerajaan Banjarmasin atau terus berperang.
d)     Bahwa ia sama sekali tak percaya akan Belanda, mengingat akan peristiwa Pangeran Hidayat yang walau sekalipun sudah terjamin kedudukannya dengan kontrak-kontrak, masih ditipu Belanda
Maksud dari surat menyurat ini hanyalah mengulur waktu untuk mempersiapkan penyerbuan ke benteng Belanda di Montallat, di Junjung Ulu dengan empat bentengnya. Dari Kutai Pangeran Antasari menerima lagi bantuan-bantuan peluru dan mesiu. Saying rencana ini tertunda karena pasukan ini terkena wabah cacar. Ia sendiri meninggal dunia pada 11 Oktober 1862 di Bayan Begak. Pangeran Antasari sampai akhir hayatnya tetap memerintahkan keturunannya meneruskan perlawanan terhadap Pemerintah Belanda, dengan semboyannya "Haram masyarah, waja sampai kaputing".

DAFTAR PUSTAKA
Mirnawati.2012.Kumpulan pahlawan Indonesia Terlengkap.Jakarta:Penebar Swadaya Group.
Idwar, M. saleh.1993.Pangeran Antasari.Jakarta : Proyek Inventaris dan Dokumentasi Sejarah Nasional.

Kisah Heroik Pertempuran Bandung Lautan Api

Faisal Amir Harahap/ SI5

Indonesia memiliki sejarah panjang dalam meraih kemerdekaannya. Salah satu yang membekas adalah peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api. Peristiwa besar yang terjadi di tanah Pasundan itu membekaskan sebuah cerita sejarah besar bagi masyarakat Bandung khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.Siapa yang takkenal peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api? Peristiwa dahsyat itu tercatat dalam buku-buku sejarah. Mengajarkan para generasi muda tentang sebuah perjuangan dalam arti yang sesungguhnya. Bahwa kebebasan memang harus diupayakan, sekalipun dengan mempertaruhkan nyawa.Perjuangan masyarakat Indonesia saat itu merata. Dari ujung barat hingga timur. Begitupun dengan masyarakat Bandung. Merasa menjadi bagian dari negara Indonesia, sudah lelah dengan segala tindak penindasan yang dilakukan oleh penjajah adalah alasan mendasar. Kemerdekaan akan didapat ketika masyarakat Indonesia bersatu.Semangat seperti itulah yang kira-kira membara di dada. Hal itu kemudian mendasari terjadinya peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api yang melegenda.
            Pertempuran Bandung Lautan Api atau Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa pembumihangusan Kota Bandung pada bulan Maret 1946. Pembumihangusan yang dilakukan pejuang Republik Indonesia tersebut dilakukan untuk mencegah tentara sekutu dan Belanda memanfaatkan fasilitas-fasilitas di kota yang ditinggalkan pihak Republik tersebut.
Latar belakang terjadinya pertempuran Bandung Lautan Api pasti berkaitan dengan keinginan untuk lepas dari belenggu para penjajah. Saat itu, memanfaatkan segala kesempatan adalah sebuah keharusan. Melawan penjajah tidak mesti harus berhadapan satu lawan satu. Dengan taktik dan kecerdikan serta sigap memanfaatkan kesempatan juga merupakan cara yang efektif.

Cerita Awal Mula Terjadinya Pertempuran Bandung Lautan Api
Peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api terjadi pada bulan Oktober 1945. Saat itu tentara sekutu mulai memasuki Kota Bandung. Hal tersebut tentu saja mengusik ketenangan dan rasa nasionalisme para pemuda Bandung. Bersamaan dengan datangnya para tentara sekutu, para pemudadan pejuang di Bandung juga sedang berjuang merebut senjata dari tangan tentara Jepang.Tentara sekutu yang sesuka hati memasuki wilayah Bandung kemudian menuntut agar senjata-senjata yang telah direbut para pemuda diserahkan kepada mereka. Permintaan tentara sekutu, tentu menjadi hal yang mustahil. Mengingat semangat pemuda Bandung dan pejuang Bandung yang sangat tinggi untuk mempertahankan wilayahnya. Peristiwa tersebut menjadi latar belakang terjadinya pertempuran Bandung Lautan Api.Tentara sekutu memberikan ultimatum pertama pada 21 November 1945. Dengan alasan untuk menjaga keamanan, mereka menuntut agar Kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya pada 29 November 1945. Ancaman-ancaman seperti itu semakin membuat pejuang Indonesia yang ada di daerah Bandung merasa geram. Tanpa disadari oleh pihak sekutu, hal tersebutlah yang menjadi penyebab terjadinya pertempuran Bandung Lautan Api.Pihak sekutu membatasi wilayah di tanah yang jelas-jelas bukan milik mereka. Pihak sekutu memerintahkan warga Bandung mengosongkan wilayah Bandung. Batas kota bagian utara dan selatan yang harus dikosongkan adalah rel kereta api yang melintasi Kota Bandung. Para pejuang Republik Indonesia tidak mau mengindahkanultimatum Sekutu tersebut. Sejak saat itu, sering terjadi insiden antara pasukan sekutu dan pejuang Republik. Insiden tersebut seperti sebuah rangkaian peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api yang jauh lebih dahsyat.Beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada 25 November 1945, rakyat Bandung ditimpa musibah, yakni banjir besar akibat meluapnya Sungai Cikapundung. Bencana alam tersebut menelan ratusan korban yang dihanyutkan derasnya arus sungai. Ribuan penduduk Bandung juga kehilangan tempat tinggal. Musibah banjir ini "melengkapi" dahsyatnya peristiwa Bandung Lautan Apijjkkkk Bandung Lautan Api – Serangan Tentara Sekutu dan Belanda
Rangkaian cerita pertempuran Bandung Lautan Api pun berlanjut. Keadaan buruk rakyat Bandung tersebut justru dimanfaatkantentara sekutu dan Belanda atau NICA (Netherland Indies Civil Administration). Mereka menyerang rakyat yang sedang tertimpa musibah.
Pada 5 Desember 1945, pesawat-pesawat tempur Inggris mengebom daerah LengkongBesar. Selanjutnya, pada 21 November 1945, tentara Sekutu kembali menjatuhkan bom di kota Bandung, tepatnya di daerah Cicadas. Pertempuran Bandung Lautan Api pun Dimulai".
Dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh para tentara sekutu, persenjataan lengkap, semuanya serba terbaru, mereka menyerang warga Bandung yang saat itu tengah dilanda musibah banjir. Peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api sedang dalam "proses". Warga Bandung seperti tengah diuji kesabarannya. Tanpa disadari pihak sekutu hal tersebut seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja.Tentara sekutu mengeluarkan ultimatum kedua pada 23 Maret 1946. Kali ini, mereka menuntut Tentara Republik Indonesia (TRI) mengosongkan seluruh kota Bandung.
Pertempuran Bandung Lautan Api - Perintah Pengosongan Kota Bandung
Dari Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia memerintahkan agar TRI mengosongkan Kota Bandung. Menteri Keamanan Rakyat Mr. Amir Sjarifuddin tiba di Bandung dengan perintah kepada TRI untuk mengundurkan diri dari Kota Bandung.Sementara itu, dari Markas TRI di Jogjakarta datang perintah yang berbeda. Tentara Republik Indonesia dinstruksikan untuk tidakmeninggalkan Kota Bandung.Walau dengan berat hati, TRI di Bandung akhirnya mematuhi perintah dari Jakarta. Akan tetapi, sebelum meninggalkan Kota Bandung, para pejuang Republik melancarkan serangan ke arah kedudukan-kedudukan tentara Sekutu.Hal tersebut bukan lantas menghentikan perjuangan warga Bandung untuk mempertahankan wilayahnya. Membela dengan cara lain pun dilakukan, pertempuran Bandung Lautan Api menjadi salah satu cara peristiwa dari cara yang dipilih.
Pertempuran Bandung Lautan Api
Pertempuran Bandung Lautan Api pun benar-benar terjadi. Selain menyerang kedudukan tentara sekutu, para pejuang juga membumihanguskan Kota Bandung bagian selatan. Pembumihangusan Kota Bandung tersebut diputuskan melalui musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) pada 24 Maret 1946.Keputusan musyawarah tersebut diumumkanoleh Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Panglima Divisi III/ Priangan. Beliau juga meminta rakyat untuk meninggalkan kota. Pertempuran Bandung Lautan Api dilakukan dengan banyak pertimbangan, mengingat akibat yang akan dirasakan oleh warganya.
Bersama rakyat, TRI sengaja membakar kota yang mereka cintai. Udara Kota Bandung yang biasanya sejuk dipenuhi asap hitam yang membubung tinggi. Saat itu, listrik di Kota Bandung juga mati. Pertempuran Bandung Lautan Api benar-benar berdampak buruk bagi masyarakat Bandung dan sekitarnyaPasukan sekutu pun mulai menyerang. Pertempuran sengit terjadi karena para pejuang Republik memberikan perlawanan hebat. Di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, pertempuran paling dahsyat terjadi. Di Dayeuhkolot terdapat gudang mesiu yang dikuasai sekutu. Di sanalah, pertempuran Bandung Lautan Api "bermarkas".
Pihak Republik bermaksud menghancurkan gudang mesiu tersebut. Dua orang pemuda, Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan diutus untuk meledakkan gudang mesiu di Dayeuhkolot tersebut. Dua pemuda pemberani tersebut berhasil melaksanakan tugas berat itu. Dua pemuda hebat tersebut menjadi pahlawan dalam pertempuran Bandung Lautan Api. Mereka meledakkan gudang mesiu dengan granat tangan. Akan tetapi, Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan ikut terbakar bersama gudang mesiu yang mereka ledakkan.
Semula, staf pemerintahan Kota Bandung memutuskan akan tetap tinggal di dalam kota. Namun, demi keselamatan mereka ikut keluar kota pada pukul 21.00. Sekitar pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan Tentara Republik Indonesia. Akan tetapi, api masih membakar kota. Kota Bandung telah berubah menjadi lautan api. Pertempuran Bandung Lautan Api meninggalkan bekas yang "membara".

DAFTAR PUSTAKA
"Bandung Lautan Api," Cetakan ke 10, Angkasa, Bandung 1975.

Periode demoraksi terpimpin

Ojak Pasu Parulian Simamora/ SI5

a.     Kembali ke undang-undang dasar 1945
Menurut Undang Udang dasar (UUDS) 1950,Ir soekarno adalah prsiden/kepala negara Konstitusional. Akan tetapi ia menganggap dirinya juga pemimpin rakyat dan dia tak mau hanya dijadikan simbol belaka serta dia mengatakan bahwa dia bukan presiden ala amerika atau ala perancis tetapi menjadi presiden indonesia yang murni dan pemimpin yang memimpin rakyat.
Dengan demikian Pribadi sukarno pada dirinya sendiri berkembang menjadi sebuah kekuatan politik yang setingkat dengan partai-partai dan merupakan faktor yang menentukan dalam kehidupan politik indonesia sejak akhir tahun 50-an.
Pada tanggal 10 november 1956 konstituante mulai bersidang dengan pidato pembukaan dari presiden untuk menyusun dan menetapkan UUD republik indonesia tanpa adanya pembatasan masa kerja, ketika itu situasi dalam negri goncang, daerah-daerah mulai bergolak dan mulai tahun 1956 berdirilah dewan banteng, dewan gajah, dewan garuda, dewan manguni, dewan lambung mangkurat dan kemudian menjadi pemerintahan revolusioner republik indonesia dan perjuangan rakyat sementara (PPRI/Permesta) dan akhirnya menjadi republik persatuan indonesia (RPI).
Ketidaksabaran rakyat semakin meningkat dan keinginan untukk diambilnya tindakan drastis guna mengatasi kemacetan nasionalyang semakin memuncak. Pada tanggal 22 april 1959 presiden sukarno berpidato lagi di muka sidang konstituante dan atas nama pemerintah menganjurkan agar supaya dalam rangka pelaksanaan demokrasi terpimpin, konstituante menetapkan saja UUD 1945, menjadi UUD negara republik indonesia yang tetap.
b. kekuatan-kekuatan politik dalam konstelasi demokrasi terpimpin
pada umumnya partai politik (parpol) dan organisasi massa (orma) mendukung dekrit presiden 5 juli 1959 maupun penpres No.7 tahun 1959 yang mengatur tentang dapat atau tidaknya suatu parpol diakui eksistensinya dalam negara Repuplik Indonesia. Sehubungan dengan penpres No.7 tahun 1959 itu, maka masyumi dan PSI terkena dan kemudian dibubarkan
pada pertengahan tahun 1960 telah sselesai disusun lembaga tertinggi negara baik yang disebutkan dalam UUD maupun tidak, misalnya DPA< DPR_GR,  MPR(S), Depernas, Front nasional, dll. Semua keanggotaan lembaga-lembaga tersebut disusun dengan komposisi gotong-royong yang menurut bung karno adalah merupakan adalah pengejawantahan dari demokrasi terpimpin. Akan tetapi lembaga-lembaga tersebut tidak banyak berbuat berhubungan ddengan pembatasan tugas yang diberikan oleh presiden sukarno . mereka menetapkan apa yang diajukan dan diinginkan olehpresiden/kepala pemerintahan.
Adapun PKI sudah sejak semula mendukung konsepsi presiden dengan perhitungan bahwa dengan mendukung konsepsi tersebut PKI akan dapat menuju ke realisasi Nasakom ( nasakomisasi, kabinet gotongroyong dll). Dengan menggarapnya secara sistimatis,ditimbulkan keyakinan pada diri presiden sukarno, bahwa tanpa PKI, ia akan menjadi lemah terhadap TNI. Konspirasi Nasakom  (Nasional-agama-komunis) pada hakkatnya yang berarti mengikutsertkan dan memasukkan komunisme kedalam pelaksanaan pancasila.padahal komunisme didasarkan atas dialektis-materialisme, jadi anti ketuhan, lagi pula komunisme menganung perjuangan klas,yang asing bagi pancasila.
Landasan dari semua gerakan PKI adalah manipol yang menyatakan, bahwa rakyat Indonesia sedang menyelesaikan revolusinya yang berarti revolusi indonesia belum selesai. Adanya saran RRC kepada presiden sukarno agar dibentuk angkatan laut ke-5 disamping Angkatan Darat, angkatan laut, angkatan udara dan polisi dengan tujuan memberikan kekuatan  bersenjata kepada PKI yang terdiri dari sukarelawan dwikora yang sudah dikerahkan, juga menemui kegagalan. Pada akhirnya PKI melakukan kampanye untuk pembentukan kabinet  Nasakom yang baru mencapai hasil sedikit dengan masuknya pemimpin –pemimpin utama PKI sebagai menteri-menteri tanpa portofolio.
C. keadaan  selama Demokrasi Tepimpin
Sejak periode 1960/1961 keadaan neraca perdagangan indonesia belum menampakkan suatu kemajuan, malahan telah menunjukkan perkembangan yang lebih buruk. Indeks biaya hidup menunjukkan perkembangan yang makin menaik : dari tahun 1961 mengalami kenaikan 70% pada tahun 1962 dalam waktu 3 bulan atau kenaikan 225% bila dibandingkan dengan angka indeks 1960.
Peraturan-peraturan yang telah dikeluarkan pemerintah dalam rangka ekspor drive, misalnya sistim bukti ekspor atau BE,SIVA dan peraturan lainnya mengalami kegagalan.pada tanggal 28 maret 1963 presiden telah mengumumkan berlakunya deklarasi ekonomi (Dekon). Dengan adanya deklarasi ekonomi tersebut maka pemerintah yang memegang peranan pemimpin dalam bidang ekonomi. Peraturan pelaksanaan dekon tanggal 26 mei 1963 ternyata telah menimbulkan kesulitan,karena tidak sesuai dengan dekon itu sendiri.
Mengenai strategi dasar ekonomi yang ditempuh pemerintah pada waktu itu,pada tahap pertama berusaha menciptakan susunan ekonomi yang bersigfat demokratis serta bersih dari sisa-sisa imperialisme dan feodalisme. Tahap pertama sebenanya merupakan persiapan menuju pada ala masyarakat sosialis indonesia, dimana setiap orang akan dijamin hidupnya secara layak.
DPR tidak berfungsi , sehingga pernah pada awal tahun 1965 mengesahkan 50 UU, termasuk manggaran belanja negara. Deferred payment, proyek mecusuar cetak uang kertas tanpa batas , inflasi 600% merupakan ciri-ciri ekonomi terpimpin.
D. politik luar negri selama demokrasi tepimpin
Politik luar negri poros-porsan bertentangan dengan prinsip politik bebas dan aktif. Adanya konfrontasi dengan malaysia tidak membawa keuntungan bagi indonesia dan hubungan internasional, sehingga indonesia makin diasingkan dari pergaulan internasional. Pada waktu itu PKI telah berhasil membelokkan politik luar negri indonesia keaah blok komunis, sehingga tercipta jakarta-Peking. Karena itu kita makin terikat pada RRC.
Dalam bidang sosial budaya kelihata kegigihan PKI mempengaruhi sosial-budaya dengan ciri-ciri budaya asing komunis. Buku-buku, majalah-majalah, serta film-film yang berbau barat dikatak merusak jiwa masyarakat dan dilarang. Hubungan diplomatik dengan kerajaan belanda sejak tanggal 17 agstus 1960 diputuskan secara sepihak oleh indonesia. Hal ini terjadi setelah perjuangan diplomasi dengan belanda mengenai masalah Irian Barat mengalami kegagalan.
E. pembebasan irian jaya
Salah satu program kabinet kerja ialah pembebasan irian jaya yang telah lama merupakan masalah nasional. Persetujuan konfrensi meja bundar (KMB), pasal 1 mengenai "penyerahan" kedaulatan atas indonesia berbunyi  : kerjaan belanda menyerahkan kedaulatan sepenuhnya atas Indonesia pada republic Indonesia serikat dengan tidak bersyarat dan tidak dapat dicabut dank arena itu mengakui republic Indonesia serikat Negara yang berdaulat. Akan tetapi KMB tidak berhasil menyelesaikan salah satu masalah, yaitu pernyerahan kekuasaan oleh belanda atas irian jaya kepda Indonesia. Oleh karena itu untuk masalah terebut kemudian tercapai suatu kompromi, yakni bahwa dalam waktu 1 tahun sesudah tanggal penyerahan kedaulatan kepada republic Indonesia serikat, masalah status irian jaya akan diselesaikan dengan jalan perundiangan antara republic Indonesia serikat dengan kerajaan belanda
F. konfrontasi terhadap Malaysia dan keluar dari PBB
Dalam periode ini Indonesia menentang pembentukian Malaysia karena sebagai akibat pengaruh PKI presiden sukarno menganggap bahwa Malaysia  proyek neo-kolonialisme inggris yang membahayakan revolusi Indonesia yang belum selesai. Karena itu Malaysia harus dicegah berdirinya dan setelah tetap dipaksakan berdirinya, harus dihancurkan
Untuk melaksanakan niat itu dilancarkan konfontasi bersenjata yang diklakukan oleh sukarelawan yang sebagian diambil dari ABRI dan masyarakat luas. Berlandaskan dwi komando rakyat (Dwikora) yakni :
1.perhebat ketahanan revolusi Indonesia
2.bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, singapura, sabah, serawak, brunai, untuk membubarkan Negara boneka Malaysia.
G. gerakan 30 september / PKI
Momentum yang diperoleh PKI selama jaman demokrasi terpimpin mencapai klimaksnya pada pertengahan tahun 1965. Dalam suatu aliansi presiden sukarno mereka telah membagi kekuatan politik di indonesia atas kawan dan lawan, yang kawan di rangkul dan yang lawan di singkirkan. Yang masih ragu ragu digarap menjadi kawan.
Sesuai dengan doktrinnya, setiap partai komunis, dimanapun di dunia, bertujuan untuk merebut kekuasaan Negara dan menyingkirkan kekuatan kekuatan politik lainnya dalam rangka menegakkan diktatur proletar dan dilaksanakan oleh partai. Usaha merebut kekuasaan Negara selalu di lakukan dengan kekerasan, dengan kudeta atau dengan menggunakan kekuatan tentara komunis seperti di eropa timur maupu di cina dan asia timur. Di Indonesia PKI telah merebut kekuasaan Negara dengan pemberontakan madiun yang dimulai pada tanggal 18 september 1948.
Pada tanggal 1 oktober sebelum subuh, gerakan 30 september (G 30 S PKI) beraksi. Letnan jenderal A.Yani, Menteri Panglima TNI-AD, seorang pahlawan gerilya yang terkenal dalam perang kemerdekaan dan panglima operasi yang dalam waktu beberapa hari berhasil menduduki daerah pusat daerah PRRI di sumatera barat, ditembak mati dirumahnya oleh geromolan penculik G 30 S/PKI dan kemudian dibawa kelubang buaya tempat pembunuhan yang sudah mereka sediakan dan berikut adalah daftar korban  PKI
Korban
Keenam pejabat tinggi yang dibunuh tersebut adalah:
Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi)
Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)
Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan)
Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)
Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik)
Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat)Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan beliau, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.Selain itu beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban:
Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr.J. Leimena)Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)
Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)
Para korban tersebut kemudian dibuang ke suatu lokasi di Pondok Gede, Jakarta yang dikenal sebagai Lubang Buaya. Mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober.
Daftar pustaka
Kartodirjo surtono,et.al,1975 "sejarah nasional  Indonesia VI".jakarta :departemen pendidikan dan kebudayaan Indonesia

Sejarah Penyerahan Riau ke Indonesia

Habib sugiarto / SI5

Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan pada tahun 1723 M oleh Raja Kecik yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah putera Raja Johor (Sultan Mahmud Syah) dengan istrinya Encik Pong, dengan pusat kerajaan berada di Buantan. Konon nama Siak berasal dari nama sejenis tumbuh-tumbuhan yaitu siak-siak yang banyak terdapat di situ.
Sungai Siak yang mengalir di kota Siak Sri Indrapura dilihat dari jembatan Tengku Agung Sulthanah Latifa,Kerajaan Siak Sri Indrapura, Warisan Emas Untuk Indonesia,Sebelum kerajaan Siak berdiri, daerah Siak berada dibawah kekuasaan Johor. Yang memerintah dan mengawasi daerah ini adalah raja yang ditunjuk dan di angkat oleh Sultan Johor. Namun hampir 100 tahun daerah ini tidak ada yang memerintah. Daerah ini diawasi oleh Syahbandar yang ditunjuk untuk memungut cukai hasil hutan dan hasil laut.
Pada awal tahun 1699 Sultan Kerajaan Johor bergelar Sultan Mahmud Syah II mangkat dibunuh Magat Sri Rama, istrinya yang bernama Encik Pong pada waktu itu sedang hamil dilarikan ke Singapura, terus ke Jambi. Dalam perjalanan itu lahirlah Raja Kecik dan kemudian dibesarkan di Kerajaan Pagaruyung Minangkabau. Sementara itu pucuk pimpinan Kerajaan Johor diduduki oleh Datuk Bendahara tun Habib yang bergelar Sultan Abdul Jalil Riayat Syah.
Setelah Raja Kecik dewasa, pada tahun 1717 Raja Kecik berhasil merebut tahta Johor. Tetapi tahun 1722 Kerajaan Johor tersebut direbut kembali oleh Tengku Sulaiman ipar Raja Kecik yang merupakan putera Sultan Abdul Jalil Riayat Syah.Dalam merebut Kerajaan Johor ini, Tengku Sulaiman dibantu oleh beberapa bangsawan Bugis. Terjadilah perang saudara yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar pada kedua belah pihak, maka akhirnya masing-masing pihak mengundurkan diri. Pihak Johor mengundurkan diri ke Pahang, dan Raja Kecik mengundurkan diri ke Bintan dan seterusnya mendirikan negeri baru di pinggir Sungai Buantan (anak Sungai Siak). Demikianlah awal berdirinya kerajaan Siak di Buantan.
Namun, pusat Kerajaan Siak tidak menetap di Buantan. Pusat kerajaan kemudian selalu berpindah-pindah dari kota Buantan pindah ke Mempura, pindah kemudian ke Senapelan Pekanbaru dan kembali lagi ke Mempura. Semasa pemerintahan Sultan Ismail dengan Sultan Assyaidis Syarif Ismail Jalil Jalaluddin (1827-1864) pusat Kerajaan Siak dipindahkan ke kota Siak Sri Indrapura dan akhirnya menetap disana sampai akhirnya masa pemerintahan Sultan Siak terakhir.
Kerajaan Siak Sri Indrapura, Warisan Emas Untuk IndonesiaPada masa Sultan ke-11 yaitu Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin yang memerintah pada tahun 1889-1908, dibangunlah istana yang megah terletak di kota Siak dan istana ini diberi nama Istana Asseraiyah Hasyimiah yang dibangun pada tahun 1889. Dan oleh bangsa Eropa menyebutnya sebagai The Sun Palace From East (Istana Matahari Timur).
Kerajaan Siak Sri Indrapura, Warisan Emas Untuk Indonesia.Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim ini Siak mengalami kemajuan terutama dibidang ekonomi. Dan masa itu pula beliau berkesempatan melawat ke Eropa yaitu Jerman dan Belanda.
Setelah wafat, beliau digantikan oleh putranya yang masih kecil dan sedang bersekolah di Batavia yaitu Tengku Sulung Syarif Kasim dan baru pada tahun 1915 beliau dinobatkan sebagai Sultan Siak ke-12 dengan gelar Assayaidis Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin dan terakhir terkenal dengan nama Sultan Syarif Kasim Tsani (Sultan Syarif Kasim II).
Sultan As-Sayyidi Syarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin II atau Sultan Syarif Kasim II (lahir di Siak Sri Indrapura, Riau, 1 Desember 1893) adalah sultan ke-12 Kesultanan Siak. Dia dinobatkan sebagai sultan pada umur 21 tahun menggantikan ayahnya Sultan Syarif Hasyim.
Riau di bawah Kesultanan Siak pada masa kepemimpinan Sultan Syarif Kasim Sani (Sani=dua). Ketika Jepang kalah, ikatan Hindia Belanda lepas, Sultan Syarif Kashim menghadapi 3 pilihan: berdiri sendiri sperti dulu?, bergabung dengan Belanda? atau bergabung dengan Republik? Sultan sebagai sosok yg wara' dan keramat melakukan istikharah. Saya kuat menduga Allah memberitahu SSK agar bergabung dengan Republik karena kekayaan Riau yang sangat berlimpah dan berlebihan kalau sekedar dikuasai sendiri.Maka Sultan menentukan pilihan bergabung dengan Republik dan Mendukung NKRI. BERGABUNG, bukan menyerahkan diri.
Sultan menurunkan modal 13 juta Golden (3x nilai kompleks gedung Sate, Bandung), bersama-sama dengan para komisaris lainnya di NKRI (Deli, Asahan Siak, Yogya, Solo, Kutai kartanegara, Pontianak, Ternate, Tidore, Bali, Sumbawa-daerah-daerah yg termasuk Zelfbestuuren-berpemerintahan sendiri pada jaman pendudukan Belanda di nusantara).
Bersamaan dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia, beliau pun mengibarkan bendera merah putih di Istana Siak dan tak lama kemudian beliau berangkat ke Jawa menemui Bung Karno dan menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia sambil menyerahkan Mahkota Kerajaan serta uang sebesar Sepuluh Ribu Gulden.
Dan sejak itu beliau meninggalkan Siak dan bermukim di Jakarta. Baru pada tahun 1960 kembali ke Siak dan mangkat di Rumbai pada tahun 1968.Beliau tidak meninggalkan keturunan baik dari Permaisuri Pertama Tengku Agung maupun dari Permaisuri Kedua Tengku Maharatu.
Pada tahun 1997 Sultan Syarif Kasim II mendapat gelar Kehormatan Kepahlawanan sebagai seorang Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Makam Sultan Syarif Kasim II terletak ditengah Kota Siak Sri Indrapura tepatnya disamping Mesjid Sultan yaitu Mesjid Syahabuddin.
Diawal Pemerintahan Republik Indonesia, Kabupaten Siak ini merupakan Wilayah Kewedanan Siak di bawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Siak. Barulah pada tahun 1999 berubah menjadi Kabupaten Siak dengan ibukotanya Siak Sri Indrapura berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999.

Daftar pustaka
http://www.sungaikuantan.com/2009/12/kerajaan-siak-sri-indrapura-warisan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Siak_Sri_Inderapura