Sultan Syarif Jaafar Pahlawan dari Pelalawan

Kinanti Fitriani


Kesultanan Pelalawan atau Kerajaan Pelalawan yang sekarang terletak di Kabupaten Pelalawan adalah satu dari beberapa kerajaan yang pernah berkuasa di Bumi Melayu yang turut serta berpengaruh dalam mewarisi budaya Melayu dan Islam di Riau, sedangkan gelar atau sebutan bagi Raja Pelalawan adalah Tengku Besar.

Wilayah kerajaan pelalawan berawal dari kerajaan pekantua yang didirikan oleh maharaja indera (sekitar tahun 1380 M). Beliau adalah bekas orang besar kerajaan temasik (singapura) setelah kerajaan temasik dikalahkan oleh majapahit. Sedangkan raja Temasik terakhir yang bernama permaisura, (prameswara) mengundurkan dirinya ketanah semenanjung, dan mendirikan kerajaan malaka. Maharaja indera kemudian  membangun kerajaan Pekantua di Sungai Pekantua (anak sungai Kampar,sekarang termasuk desa Tolam,Kecamatan Pelalawan,kabupaten Pelalawan ) pada tempat bernama “Pematang Tuo”dan kerajaan nya di namakan “Pekantua”. setelah maharaja Indera, kerajaan pekantua di pimpin oleh Maharaja Pura dan Maharaja Jaya[1].

PERJUANGAN KAPTEN MANSYURDIN DALAM MENEGAKKAN BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI KOTA PEKANBARU

Riska Riani


Kabar Indonesia sudah merdeka ditandai dengan Proklamasi oleh Soekarno dan Muhammad Hatta, pada 17 Agustus 1945, baru sampai ke telinga pemuda di Pekanbaru, Riau, lima hari kemudian, 22 Agustus 1945. Kabar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu diterima melalui telegrafis Pemuda PTT Pekanbaru, Basrul Jamal. Namun, ia belum berani mengungkapkannya kepada pemuda lain karena situasi Pekanbaru ketika itu masih dikuasai  Jepang, negara yang kalah perang. Dalam situasi yang tidak menentu tersebut  dan tidak adanya kepastian tentang keberlangsungan pemerintahana pasca Jepang kalah perang ini, terjadi selama lebih kurang setengah bulan. Beberapa utusan sudah dikirim ke Bukittinggi, tetapi kepastian yang diharapkan belum juga diperoleh.[[1]]

Dari pernyataan diatas kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 memberikan dampak dan berkah yang luar biasa bagi perkembangan negeri Melayu ini. Indonesia telah merdeka namun, situasi yang memaksakan mereka untuk tetap menunggu kabar dari beberapa utusan yang telah dikirim ke Bukittinggi. Hal ini dikarenakan Riau belum terlepas dari kekuasaan Jepang. Demikian juga sarana dan prasarana dalam penunjang yang menyampaikan kemerdekaan ke daera- daerah lain, seperti radio daerah maupun surat kabar.

Kecamatan Rengat Barat, Indragiri Hulu

Anggi Afrilianti


Kecamatan Rengat Barat merupakan salah satu 'Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu dengan luas wilayah ± 65.561 Ha, yang terdiri dari 18 Desa/Kelurahan/UPr, terletak pada posisi 102 00 sampai 102 derajat 30 00 Timur. Berdasarkan topografinya, Kecamatan Rengat Barat terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi, rawa-rawa dengan ketinggian 5 - 400 m dari permukaan laut dan berada pada jalur lintas Timur Sumatera. Kecamatan Rengat Barat beriklim tropis basah dengan suhu yang relatif tinggi, minimum 21,4 OC dan maksimum 32,8 OC. Kondisi udara lembab dengan curah hujan sekitar 2.448,94 rom per tahun.[1]

Secara umum keadaan topografi Kecamatan rengat Barat adalah berupa Daerah Aliran Sungai (DAS) dan dataran dengan ketinggian rata-rata dari permukaan laut sekitar 27 meter. Desa Tanah Datar merupakan desa dengan wilayah tertinggi dari permukaan laut yang mencapai 52 meter, diikuti oleh Desa Tani Makmur dan Sungai Baung yang memiliki ketinggian mencapai 48 meter.

Seluruh desa/kelurahan di wilayah Rengat Barat dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat dengan jarak desa/kelurahan terjauh 16,4 km dari pusat kabupaten dan 17,1 km dari pusat kecamatan, yaitu Desa Alang Kepayang.

Sejarah Kecamatan Tualang

Rasyid Nur Ramadhan


Tualang adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Siak, Riau, Indonesia. Kecamatan Tualang terletak antara 0°32'-0°51' Lintang Utara dan 101°28'-101°52' Bujur Timur. Dengan wilayah lain yang berbatasan sebagai berikut:

Utara

Kecamatan Minas

Timur

Kecamatan Koto Gasip dan Lubuk Dalam

Selatan

Kecamatan Kerinci Kanan dan Lubuk Dalam

Barat

Kecamatan Minas dan Kota Pekanbaru

KECAMATAN GUNUNG TOAR

IRMA SETRIANTI


Kecamatan Gunung Toar merupakan salah satu kecamatan dari pemekaran kecamatan Kuantan Mudik.Kecamatan ini memiliki Ibu Kota yaitu Desa Kampung Baru.Kecamatan Gunung Toar memiliki luas 187,23 km2 dan terdiri dari 14 desa. Kecamatan Gunung Toar itu sendiri mempunyai iklim tropis dengan curah hujan pada 2017 berkisar antara 1-601,6 mm/tahun. Kemudian Kecamatan ini  pada 2019 memiliki curah hujan berkisar antara 81,00-570,00 mm per tahun.1Batas-batas wilayah Kecamatan Gunung Toar :

-          Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Hulu Kuantan

-          Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kuantan Tengah

-          Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kuantan Mudik

-          Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kuantan Tengah

Kecamatan Gunung Toar mempunyai 14 desa yang defenitive sampai akhir tahun 2019,terdapat 36 dusun di Kecamatan Gunung Toar.Dengan rata-rata 2-3 tiap dusun desa.Desa – desa di Kecamatan Gunung Toar adalah :

Perkembangan Politik Luar Negeri Australia Masa Perang Dunia I – Perang Dunia II

Sakkot Mariani


                Perang dunia I terjadi pada tahun 1914 yang melibatkan negara-negara besar yang terdiri dari blok sentral seperti negara Jerman, Austria, Turki dan Bulgaria,dan terdapat blok sekutu Prancis, Inggris, Amerika, Rusia, Italia, Jepang, Serbia, Belgia, Rumania, dan Portugal. Perang yang terjadi ini tentunya secara tidak langsung melibatkan dan memanfaatkan wilayah-wilayah koloni negara-negara besar tersebut untuk memenuhi kebutuhan militernya,bahan pangan, dan lain sebagainya. Yang mana dapat kita lihat sebagai contohnya adalah negara Inggris dengan wilayah koloninya yakni Australia. Selanjutnya dampak yang bisa kita lihat dari perang dunia tersebut adalah perkembangan politik luar negeri Australia.

Selama berlangsungnya perang dunia I, Australlia berada dibelakang Inggris. Angkatan perang Australia diperbantukan kepada angkatan perang Australia. Angkatan laut Australia yang didukung oleh 2000 pasukan menghantam Jerman di New Guinea hingga menyerah dalam bulan September 1914.[1] Sehubungan dengan dikeluarkannya Defense Act pada tahun 1909, Australia mulai memikirkan hubungan luar negerinya yang  tidak lagi ditangani oleh Inggris dan mulai membina pertahanannya. Akan tetapi, pada perang dunia I Australia masih bertumpu pada kekuatan militer bersenjata milik Inggris karena pada masa itu pertahanan Australia masih relative lemah. Selama perang, Australia menyerang kapal perang Jerman yang sedang berada di kawasan Pasifik kemudian berhasil menenggelamkan kapal Emden ( Jerman ), peristiwa ini terjadi pada tahun 1914. Selanjutnya pada tahun1915, Inggris mulai menguasai Selat darnadella dengan tujuan untuk memberi bantuan kepada Rusia yang sedang menghadapi penyerangan dari pihak Jerman dan Turki. Untuk melancarkan bantuan tersebut  dibentuklah ANZAC yang merupakan gabungan dari negara Australia dan New Zealand Army Corps bersama dengan Inggris dan Perancis.

KECAMATAN LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN

Meyzerina Novela


Kecamatan Langgam merupakan salah satu kecamatan dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan. Secara Geografis, kecamatan Langgam berbatasan dengan:

        1.      Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bandar Petalangan

        2.      Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ukui

        3.      Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bunut

        4.      Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi

Secara administratif, kecamatan Langgam dengan wilayah seluas 144.245,09 Ha adalah kecamatan yang terletak di Kabupaten Pelalawan yang terdiri dari 1 kelurahan dan 7 desa yaitu Kelurahan Langgam, Desa Tambak, Desa Segati, Desa Sotol (Bakung), Desa Langkan (Trans), Desa Gondai, Desa Penarikan dan Desa Padang Luas.[1]

PELAYARAN BANGSA BELANDA DI AUSTRALIA

Desi Asmarianti


Benua Australia adalah benua terkecil di dunia, sebelum kedatangan bangsa kulit putih benua ini hanya di huni oleh bangsa kulit hitam yang biasa dikenal dengan suku (Aborigin) dalam bahasa latin kata aborigine mempunya arti “dari awal mula” sehingga orang percaya bahwa mereka telah tinggal di benua Australia setidaknya 60.000 tahun. Suku aborigin ini tergolong kedalam ras tersendiri yaitu Australoid juga memiliki kemiripan dengan ras negroid afrika maupun papua. Suku ini memiliki mata pencaharian yang sangat mengadalkan alam. Tidak hanya suku Aborigin terdapat beberapa masyarakat Kepulauan Selat Torres yang juga merupakan masyarakat pertama yang mendiami dan tinggal dikawasan Australia dan tersebar dibeberapa pulau sekitar Australia. Namun semenjak kedatangan bangsa kulit putih dan mengklaim bahwa kawasan Australia adalah kawasan kerajaan Inggris dan membuat kaum pribumi (suku Aborigin dan Masyarakat Kepulauan Selat Torres) menjadi tersingkir. Sebelum suku aborigin mengenal bangsa barat mereka juga suka lama saling berhubungan dengan orang-orang asia, diantaranya ialah orang Makasar, Jepang, dan Cina.

Hubungan ini terjalin secara tidak bersamaan dan pada waktu yang berbeda-beda. Namun orang Asia datang tidak untuk menjajah Australia melainkan hanya untuk memenuhi kepentingan ekonomi dan bertukar barang serta mencari barang dagangan. Hal ini justru berbeda dengan kedatangan bansa Eropa yang datang untuk menjajah dan ingin menguasai benua Australia,bangsa Eropa pertama kali datang pada abad ke 15 dan 16 sekaligus membuka jalan laut baru.[1]

Pasang Surut Hubungan Australia dengan Indonesia

Mairika Purnama


Australia merupakan salah satu negara yang mendukung perjuangan Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan. Dalam sejarah, adanya bukti keharmonisan antara Australia dan Indonesia, yaitu Indonesia mendapatkan dukungan moral maupun materil yang cukup berarti dari masyarakat Australia beserta partai buruhnya dalam mendapatkan pengakuan kedaulatan Indonesia. Australia juga menjadi salah satu negara yang mengakui kedaulatan Indonesia. Secara de facto, Australia mengakui kedaulatan Indonesia pada bulan Juli 1947, sedangkan secara de Jure pada bulan Juli 1949. Salah satu dukungan lain dari Australia terhadap Indonesia yaitu Australia menggalang dana serta melakukan aksi boikot terhadap 559 kapal dagang Belanda untuk membantu perjuangan rakyat Indonesia. Australia ini juga pernah menjadi co-sponsor Indonesia ketika akan masuk menjadi anggota PPB tahun 1950.[1]

Australia dan Indonesia merupakan dua negara yang saling berdekatan secara geografisnya. Kedekatan

Perkembangan Awal Masyarakat Kulit Putih di Australia

Dhita Windy Utami


Sampai abad ke-15, orang-orang kulit putih (Eropa) masih berbeda  pendapat tentang bentuk bumi. Ada beberapa orang yang setuju dengan pendapat bahwa bumi itu berbentuk bulat dan terbagi dua secara seimbang antara belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Pendapat lain berpendapat bahwa bumi itu berbentuk rata sebagaimana yang diungkap oleh ahli agama Katolik.

Di abad ke XV para pelaut Eropa mulai menjelajahi negara-negara yang jauh bersaing secara tajam untuk memperoleh keuntungan dari perdagangan seperti sutera, rempah-rempah, emas, permata dan barang-barang lainnya yang dihasilkan oleh dunia Timur. Keberhasilan Bhortolemeus Dias mencapai Tanjung Harapan, Vasco Da Gama yang telah sampai di India tahun 1498, membuka jalan menuju Timur sampai ke Maluku. Garis pelayaran Eropa-Tanjung Harapan-Pantai timur Afrika Ormuz-India-Malaka-Maluku rutin dilalaui oleh Portugis. Jalur pelayaran Portugis ini membuka jalan menuju