LEGENDA PULAU SENOA


LEGENDA PULAU SENOA
LISAWATI/B/SR
            Cerita rakyat Natuna, tentang kisah legenda pulau Senoa adalah sebuah pulau yang terkenal karena bentuknya seperti Orang lagi hamil dengan pemandangan pantai yang putih bersih memiliki jenis pasir kuarsa putih. Pulau Senoa yang biasa di panggil orang setempat asli ranai adalah Pulau Senue atau Pulau Senuou.                                                                                 Pulau senoa ini letaknya berada di depan Desa Sepempang, jika kita ingin menuju kepulauan ini harus menggunakan transportasi laut seperti pompong nelayan yang berjarak ± 20 menit. Pulau ini masih kental dengan pesan-pesan mistis dari penduduk setempat dimana kita tidak boleh mengucapkan kata-kata kotor dan berperilaku yang tidak pantas. Di bagian belakang pulau senoa terdapat sebuah goa dimana tempat burung wallet bersarang. Pulau ini selain tempat sarang burung wallet juga tempat habitat penyu hijau (hawke). Pulau Senoa terrkenal memiliki legenda cerita rakyat dimana menyampaikan pesan – pesan yang mendidik kita sebagai makhluk tuhan haruslah tolong – menolong tidak pelit dan senang membantu sesama.
            Kata Senoa jika diterjemahkan dengan bahasa Siam Negeri Thailand yakni "TGI TSI NGSOO" yang berarti "PERUT MANUSIA" karena jika kita lihat pulau ini persis seperti orang yang lagi hamil sedang berbaring. Dalam Bahasa Melayu Senoa artinya sama dengan "pelit atau serakah".

Gambar pulau Senoa
            Alkisah pada jaman dahulu di sebuah daerah di Natuna, Kepulauan Riau, hiduplah sepasang suami-istri yang selalu didera miskin. Kehidupan mereka tak pernah membaik sejak menikah. Sang suami bernama Baitusen, sedangkan istrinya bernama Mai Lamah. Karena ingin merubah nasib, pasangan suami istri itu  Suatu ketika mereka memutuskan merantau ke Pulau Bunguran untuk mengadu nasib. Mereka memilih Pulau Bunguran karena daerah tersebut terkenal memiliki banyak kekayaan laut, terutama kerang dan siput.
Ketika pertama kali tinggal di Pulau Bunguran, Baitusen bekerja sebagai nelayan sebagaimana umumnya warga yang tinggal di pulau tersebut. Setiap hari, Baitusen pergi ke laut mencari siput-lolak (kerang-kerangan yang kulitnya dapat dibuat perhiasan), kelekuk-kulai (siput mutiara), dan beragam jenis kerang-lokan. Sedangkan istrinya, Mai Lamah, membantu suaminya membuka kulit kerang yang akan dijual sebagai bahan baku  untuk  perhiasan.
            Baitusen dan istrinya pun merasa senang dan betah tinggal di Pulau Bunguran, karena Selain penduduknya yang menjunjung tinggi nilai persaudaraan terhadap sesama, kehidupan mereka juga lebih baik dibanding sewaktu menetap di Natuna. warga pulau tersebut menunjukkan sikap yang ramah dan penuh persaudaraan. Kebetulan rumah mereka bersebelahan dengan rumah Mak Semah, seorang bidan kampung yang  miskin, tetapi baik hati. "jika suatu ketika kalian sakit-mentak (sakit-sakitan), panggil saja Emak! Emak pasti akan datang," pesan mak Semah kepada Mai Lamah, tetangga barunya itu."Terimakasih, Mak!"ucap Mai Lamah dengan senang hati. Begitu  pula warga Bungguran lainnya,
mereka senantiasa bersikap baik terhadap Baitusen dan istrinya, sehingga hanya dalam waktu beberapa bulan tinggal di daerah itu, mereka sudah merasa menjadi penduduk setempat.
                "Bang! Sejak berada di kampung ini, Adik tidak pernah merasa sebagai pendatang. Semua penduduk di sini menganggap kita sebagai saudara sendiri," kata Mai Lamah kepada suaminya."Begitulah kalau kita pandai membawa diri di kampung halaman orang," pungkas Baitusen.Waktu terus berjalan. Baitusen bekerja dengan penuh semangat dan semakin rajin pergi ke laut mencari kerang dan siput. Ia berangkat ke laut sebelum matahari terbit di ufuk timur dan baru pulang saat matahari mulai terbenam. Daerah pencariannya pun semakin hari semakin jauh hingga ke daerah pesisir Pulau Bunguran Timur.Semangat Baitusen untuk merubah nasib keluarganya semakin besar takkala Mai Lamah mulai mengandung. Ia tak ingin anaknya nanti menderita seperti yang pernah ia rasakan bersama istrinya.
            Pada suatu hari  tanpa sengaja, Baitusen menemukan lubuk teripang yang berisi ribuan ekor teripang (sejenis binatang laut) di dalamnya.. Ia berharap bahwa dengan mencari teripang hidupnya akan menjadi lebih baik.Para tetangga menyarankan Baitusen untuk mengeringkan teripang- teripang itu dan menjualnya kepada para pedagang yang datang dari bandar Singapura dan di pasar Kwan Tong di Negeri Cina. Ia pun membawa pulang teripang-teripang untuk dikeringkan lalu dijual ke Negeri Singapura dan Cina. Harga teripang kering di Cina sangatlah mahal. Karena itulah para pedagang Cina bersedia membelinya dengan harga tinggi.Apa yang dikatakan tetangga Baitusen bukanlah isapan jempol belaka. Semenjak itu, Baitusen tak pernah lagi mencari siput dan kerang, Ia terus memburu teripang setiap hari. Uang yang diperolehnya dipergunakannya untuk membeli perahu yang lebih besar. Karena nasibnya yang mujur, Baitusen selalu memperoleh teripang dalam jumlah besar. Hanya dalam waktu singkat, Baitusen dan Mai Lamah berubah menjadi orang kaya di pulau Bunguran.
             Akhirnya, hasil penjualan tersebut benar-benar mengubah nasib Baitusen dan istrinya. Mereka telah menjadi nelayan kaya raya. Para tauke dari negeri seberang lautan pun berdatangan ke Pulau Bunguran untuk membeli teripang hasil tangkapan Baitusen dengan menggunakan tongkang-wangkang (kapal besar). Setiap enam bulan sekali segala jenis tongkang-wangkang milik para tauke tersebut berlabuh di pelabuhan Bunguran sebelah timur. Sejak saat itu, Baitusen terkenal sebagai saudagar teripang. Langganannya pun datang dari berbagai negeri. Tak heran jika dalam kurun waktu dua tahun saja, pesisir timur Pulau Bunguran menjadi Bandar yang sangat ramai. Istri Baitusen pun terkenal dengan panggilan Nyonya May Lam oleh para tauke langganan suaminya itu. Rupanya, gelar tersebut membuat Mai Lamah lupa daratan dan lupa dengan asal-usulnya. Ia lupa kalau dirinya dulu hanyalah istri nelayan pencari siput yang miskin dan hidupnya serba kekurangan.
            Sejak menjadi istri seorang saudagar kaya, penampilan sehari-hari Mai Lamah berubah. Kini, ia selalu memakai gincu, bedak, dan wangi-wangian. Bukan hanya penampilannya saja yang berubah, tetapi sikap dan perilakunya pun berubah. Ia berusaha menjauhkan diri dari pergaulan, karena jijik bergaul dengan para tetangganya yang miskin, berbau anyir, pedak-bilis (sejenis pekasam atau ikan asin, makanan khas orang Natuna), dan berbau kelekuk (siput) busuk. Selain itu, ia juga menjadi pelokek (sangat kikir) dan kedekut (pelit).           
            Kekayaan yang diperoleh suaminya, rupanya membuat Mai Lamah lupa daratan. Bukan hanya dandanannya yang berubah bak seorang nyonya, perangainyapun ikut berubah. Mai Lamah kini bukanlah Mai Lamah yang dulu. Ia berubah menjadi seorang wanita yang sangat sombong dan kikir. Mata hatinya seakan tertutupi oleh silaunya harta. Ia bukan hanya menolak tetangganya yang datang meminta bantuannya, melainkan juga menghina mereka. Teguran Baitusen agar Mai Lamah merubah sikapnya sama sekali tak dihiraukannya. Para tetangga mulai menjauh dari Baitusen dan Mai Lamah. Mereka enggan untuk sekedar bertegur sapa dengan suami istri itu. Meski demikian Mai Lamah tak jua berubah. Ia justru merasa beruntung tak ada lagi orang yang datang ke rumahnya untuk meminta bantuan.
            Pada suatu hari, Mak Semah datang ke rumahnya hendak meminjam beras kepadanya. Namun malang bagi Mak Semah, bukannya beras yang ia peroleh dari Mai Lamah, melainkan cibiran."Hai, perempuan miskin! Tak punya kebun sekangkang-kera (bidal untuk menentukan luas tanah ladang/perkebunan), masih saja pinjam terus. Dengan apa kamu akan membayar hutangmu?"Mai Lamah mencemooh Mak Semah. Mendengar cemooh itu, Mak Semah hanya Terdiam menunduk. Sementara suami Mai Lamah yang juga hadir di tempat itu, berusaha untuk membujuk istrinya."istriku penuhilah permintaan Mak Semah ! bukankah dia tetangga kita yang baik hati.dulu dia telah banyak membantu kita." "ah, persetan dengan yang dulu-dulu itu! Dulu itu dulu, sekarang ya sekarang!" seru Mai Lamah dengan ketus.Begitulah sikap dan perlakuan Mai Lamah kepada setiap warga miskin yang datang ke rumahnya untuk meminta bantuan. Dengan sikapnya itu, para warga pun menjauhinya dan enggan untuk bergaul dengannya. Hari berganti hari, waktu berjalan begitu cepat.                 
         Tak terasa tibalah saatnya suatu ketika Mai Lamah membutuhkan pertolongan tetangganya.ia hendak melahirkan, sedangkan Mak Bidan dari pulau seberang belum juga datang.Baitusen telah berkali-kali meminta bantuan Mak Semah dan warga lainnya namun tak seorang pun yang bersedia menolong. Mereka sakit hati karena sering dicemooh oleh istrinya,May Lamah."ah' buat apa menolong Mai Lamah yang kedekut itu! Biar dia tau rasa dan sadar bahwa budi baik dan hidup berrtegur sapa itu jauh lebih berharga dari harta benda,"cetus Mak Saiyah, seorang istri nelayan tetangga Mai Lamah.  
            Baitusen yang tidak tega lagi melihat keadaan istrinya itu segera mengajaknya ke pulau seberang untuk mencari bidan.
Baitusen merasa sangat bingung ketika istrinya itu berteriak teriak kesakitan. Segera saja Baitusen meminta pertolongan kepada para tetangga. Rasa sakit hati membuat tak seorangpun di Pulau Bunguran yang mau menolong, bahkan dukun beranak pun menolak untuk menolong Mai Lamah.
            Baitusen yang tidak tega lagi melihat keadaan istrinya itu segera mengajaknya ke pulau seberang untuk mencari bidan."Ayo, kita ke pulau seberang saja, Istriku!" ajak Baitusen sambil memapah istrinya naik ke perahu."Bang! Jangan lupa membawa serta peti emas dan perak kita! Bawa semua naik ke perahu!" seru Mai Lamah sambil menahan rasa sakit."Baiklah, Istriku!" jawab Baitusen.Setelah mengantar istrinya naik ke atas perahu, Baitusen kembali ke rumahnya untuk mengambil peti emas dan perak tersebut.                                                                           
            Setelah itu, mereka pun berangkat menuju ke pulau seberang. Baitusen mulai mendayung perahunya. Arus air dari arah pulau yang dituju membuat perahunya berat untuk dikayuh. Belum lagi emas yang mereka bawa membuat perahu itu semakin terasa berat. Meski Baitusen telah mendayung dengan sekuat tenaga, perahunya hanya melaju perlahan.Semakin ke tengah laut, ombak yang datangpun semakin besar. Baitusen mulai kehabisan tenaga. Air laut yang masuk ke dalam perahu membuat Mai Lamah menjerit ketakutan. "Awas bang… kita bisa tenggelam…", teriaknya panik. Ketakutan Mai Lamah segera menjadi kenyataan. Lama-kelamaan, perahu itu semakin berat muatannya dan akhirnya tenggelam bersama seluruh peti emas dan perak ke dasar laut.      
            Sementara Baitusen dan istrinya berusaha menyelamatkan diri. Mereka berenang menuju ke pantai Bungurun Timur mengikuti arus gelombang laut. Tubuh Mai Lamah timbul tenggelam di permukaan air laut, karena keberatan oleh kandungannya dan ditambah pula dengan gelang-cincin, kalung lokit (liontin emas), dan subang emas yang melilit di tubuhnya. Untungnya, ia masih bisa berpegang pada tali pinggang suaminya yang terbuat dari kulit kayu terap yang cukup kuat,
Tubuh Baitusen dan Mai Lamah hanyut terbawa gelombang air laut dan terdampar di pantai Bunguran Timur. Namun, malang nasib istri saudagar kaya yang kedekut itu, bumi Bunguran tidak mau lagi menerimanya. Saat itu,Angin kencang dan hujan turun dengan derasnya ketika tubuh sepasang suami istri itu tiba di pantai. Tak terduga petir menyambar tubuh Mai Lamah yang berbadan dua itu berkali kali disusul suara guntur yang menggelegar  dan merubahnya menjadi batu.
            Tak berapa lama kemudian, tubuh Mai Lamah menjelma menjadi batu besar dalam keadaan berbadan dua.Seiring berjalannya waktu, batu jelmaan tubuh Mai Lamah bertambah besar dan menjadi sebuah pulau. Oleh masyarakat sekitar pulau yang terletak di ujung Tanjung Senubing, Bungu  Timur itu dinamakan Senoa yang berarti satu tubuh berbadan dua. Sementara emas dan perak yang melilit tubuh Mai Lamah menjelma menjadi burung layang-layang putih atau lebih kenal dengan burung walet. Hingga kini,Pulau Bunguran terkenal sebagai pulau sarang burung layang-layang putih itu.
           
Daftar Pustaka:
1. B.M.Syamsuddin.1997.Cerita Rakyat dari Nusantara.Jakarta:Grasindo
2. .http://www.Natuna.Org/Legenda-Pulau-Senoa.html
3. Tennas Effendy.2006.Tunjuk Ajar Melayu.Yogyakarta:Balai dan Pengembangan Budaya
Melayu Bekerjasama dengan Penerbit Adicita KaryaNusa
4. http:// www.Anaknusantara.com/Klasik2/-legenda-pulau-senoa-Kepulauan-Riau.html

PERANG SOVIET-AFGHANISTAN

Andi aminah riski/PIS
Sejarah perang ini dimulai ketika Revolusi Saur yang menjatuhkan Raja Muhammad Zahir Syah yang berkuasa dari tahun 1933-1973. Ponakannya Perdana Menteri Muhammad Daud Syah pun menghilangkan monarki Kerajaan Afghanistan dan menjadikannya republik. Partai Demokrasi Rakyat Afghanistan, partai komunis di negara itu mengkudeta PM Muhammad Daud Syah dan membunuh semua keluarganya! Partai Demokrasi Rakyat Afghanistan pun mendirikan Republik Demokratik Afghanistan dengan presidennya, Muhammad Taraki. Tapi, partai terpecah menjadi 2 faksi, faksi Khalq yang dipimpin Muhammad Taraki dan Hafizullah Amin dan faksi Parcham yang dipimpin Babrak Kamal. Makanya, pas awal pemerintahan Republik Demokratik Afghanistan banyak sekali pembunuhan terhadap anggota faksi Parcham.Pada 1978, para anggota mujahidin mulai melakukan pemberontakan di wilayah Nuristan, Afghanistan Timur. Perdana Menteri Hafizullah Amin yang mengkudeta Presiden Muhammad Taraki jadi pusing 7 keliling deh akibat mengurusi 2 hal, pemberontakan faksi Parcham dan pemberontakan Mujahidin. Akhirnya, Republik Demokratik Afghanistan meminta tolong ke Uni Soviet dan pada 24 Desember 1979, pasukan Uni Soviet menyerbu Afghanistan.. Mujahidin pun minta tolong ke CIA yang merupakan organisasi mata-mata Amerika Serikat. Presiden AS kala itu, Jimmy Carter menyatakan akan mendukung lawan dari rezim komunis manapun di dunia ini. Uni Soviet pun berang dan hubungan AS-US* memanas. Dan pada 1980, banyak negara Isalm seperti Arab Saudi dan negara anti-komunis seperti Inggris mendukung mujahidin dan terbentuklah geng Republik Demokratik Afghanistan vs geng Mujahidin.
Perang ini memiliki dampak yang sangat besar, dan merupakan salah satu faktor leburnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Perang Soviet-Afghanistan merupakan bagian dari Perang Dingin, dan Perang Saudara Afghanistan
Keikutsertaan militer Rusia di Afganistan memiliki sejarah yang panjang, berawal pada ekspansi Tsar pada "Permainan Besar" antara Rusia dengan Britania Raya, dimulai pada abad ke-19 dengan kejadian seperti insiden Panjdeh. Ketertarikan akan daerah ini berlanjut saat era Soviet di Rusia, dengan adanya miliaran uang bantuan ekonomi dan militer untuk Afganistan pda tahun 1955 sampai 1978.
Pada Februari 1979, revolusi Islam Iran telah mengusir shah yang didukung oleh Amerika Serikat di Iran. Di Uni Soviet, tetangga Afganistan yang terletak di sebelah utara Afganistan, lebih dari 20% populasinya adalah Muslim. Banyak Muslim Soviet di Asia Tengah mempunyai hubungan yang baik terhadap Iran maupun Afganistan. Uni Soviet juga telah terpojok oleh fakta bahwa sejak Februari, Amerika Serikat telah menurunkan 20 kapal, termasuk 2 pesawat pengangkut dan ancaman konstan peperangan dari Amerika Serikat dan Iran. Maret 1979 juga ditandai Amerika Serikat yang mencanangkan perjanjian perdamaian antara Israel dan Mesir. Pemimpin Uni Soviet melihat perjanjian damai antara Israel dan Mesir sebagai langkah peningkatan kekuatan Amerika Serikat di daerah tersebut. Faktanya, sebuah koran Soviet menyatakan bahwa Mesir dan Israel sekarang adalah sekutu dari Pentagon. Uni Soviet melihat perjanjian tidak hanya perjanjian tertulis di antara dua negara tapi juga persetujuan militer. Selain itu, Uni Soviet menemukan bahwa Amerika Serikat menjual lebih dari 5.000 peluru kendali ke Arab Saudi dan juga membantu atas kesuksesan pertahanan Yemen melawan Faksi Komunis. Republik Rakyat Tiongkok juga menjual RPG Tipe 69 kepada Mujahidin dalam kooperasi dengan CIA. Kemudian, hubungan erat Uni Soviet dengan Irak mengasam, karena Irak, pada Juni 1978, mulai membeli senjata yang dibuat Perancis dan Italia, dan bukan senjata buatan Uni Soviet. Namun, bantuan barat membantu pemberontakan melawan Soviet dilakukan. Beberapa partai memberikan bantuan mereka untuk membantu Mujahidin dalam alasan untuk menghancurkan pengaruh Uni Soviet.
Reaksi Dunia
Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter menyatakan bahwa serbuan Uni Soviet adalah "ancaman paling serius sejak Perang Dunia II." Carter nantinya mengembargo pengiriman bahan keperluan seperti butir padi dan teknologi tinggi untuk Uni Soviet dari Amerika Serikat. Meningkatnya ketegangan, seperti kegelisahan di barat tentang pasukan Uni Soviet yang banyak sekali jumlahnya yang dekat dengan daerah yang kaya minyak di teluk, dan berhasil mengakhiri détente.
Perang ini belum juga berakhir hingga sekarang tetapi, perang bagian I sudah berakhir ketika pasukan Uni Soviet mundur dari negara Afghanistan pada tanggal 15 Februari 1989.
Respon diplomatik internasional sangat hebat, dengan adanya Boikot Olimpiade Musim Panas tahun 1980 di Moskwa. Invasi, dengan kejadian yang lain, seperti revolusi di Iran dan sandera Amerika Serikat yang mengikutinya, Perang Iran-Irak, Israel menyerang Lebanon, meningkatnya ketegangan antara Pakistan dan India, dan berkembangnya teroris anti Barat di Timur Tengah, turut menyebabkan Timur Tengah menjadi daerah yang paling kacau dan bergolak selama tahun 1980.
 
Daftar pustaka
http://faizarhawar.blogspot.com/2010/05/perang-soviet-afghanistan.html

PERADABAN KUNO LEMBAH SUNGAI NIL DI MESIR

Guswita Putri/PIS

            Mesir terletak di Afrika Utara yang di lalui oleh aliran Sungai Nil. Sungai Nil memisahkan Padang Pasir Libia di sebelah barat dan Padang Pasir Nubia di sebelah timur. Sungai Nil Biru, mata air nya berasal dari Ethiopia dan Sungai Nil Putih mata airnya berasal dari Danau Albert di Uganda. Kedua Sungai itu menyatu di Khatun. Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di dunia (6.400 KM).
            "Mesir adalah hadiah Sungai Nil" ungkapan ini berasal dari sejarawan Yunani, yaitu Herodotus yang pernah mengunjungi Mesir kira-kira 350 SM. Dari ungkapan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Mesir merupakan daerah yang tandus. Seperti daerah-daerah Timur Tengah lainya, apabila tidak ada Sungai Nil. antara bulan Juli dan November, air Sungai Nil selalu meluap dengan permukaan yang tinggi, hingga dapat mengairi tanah-tanah sekitarnya sejauh 50 KM. Jika air sungai Nil surut ia akan meninggalkan tanah lumpur yang sangat subur untuk di tanami. Karena kesuburanya, Mesir di kenal dengan sebutan Gudang Gandum dari Timur Tengah.
            Bangunan rumah-rumah penduduk di tepi Sungai Nil pada mulanya terbuat dari lempengan- lempengan lumpur. Tentu saja bangunan seperti ini mudah rusak atau hancur. Dalam perkembangan nya bangunan-bangunan di Mesir di buat dengan bahan-bahan yang lebih baik mutu nya sehingga dapat bertahan lebih lama. Bangunan-bangunan yang seni bangunanya yang di nilai sangat tinggi saat itu yaitu Piramida dan kuil.
            Piramida di bangun untuk tempat pemakaman Firaun. Seorang arsitek terkenal yang ahli dalam membuat piramida adalah Imhoteb. Banguanan ini biasa nya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan, dan kuil kecil di bagian luar nya. Di bagian dalam nya terdapat lorong-lorong, lubang angin, dan ruang jenazah Raja dengan seni arsitek yang tinggi. Di depan piramida terdapat Spinx, yaitu patung singa berkepala manusia. patung ini dianggap berfungsi sebagai penjaga piramida. piramida terbesar adalah piramida Raja Cheob yang terletak di Gizeh, dekat kota Kairo. Tinggi piramida ini adalah 146,5 M, dengan luas alasnya hampir 5 hektar. Berat nya 6.000 Juta Kg, panjang sisi nya 230 M. Banguananya terdiri dari balok-balok batu besar , bahkan ada batu yang beratnya mencapi 500.000 kg.
            Kuil merupakan bangunan suci karena di buat untuk tempat pemujaan. Di depan kuil di dirikan tugu-tugu batu yang letaknya sejajar. Tugu-tugu batu itu di sebut obelisk. Dalam bangunan kuil di lengkapi dengan sebuah Vihara, sebagai tempat penyimpanan perlengkapan upacara. Kuil yang terbesar dan terindah adalah Kuil Karnak yang berada di sebelah Timur Sungai Nil.
            Penduduk di daerah Sungai Nil pada umumnya hidup dari pertanian. Saluran irigasi dan tanggul-tanggul yang kokoh di buat untuk kelancaran pengairan ke tanah-tanah pertanian. Hasil pertanian berupa padi, gandum, jagung dll.
            Ilmu dan teknologi di daerah lembah sungai nil sudah sangat tinggi. hal ini terbukti dengan adanya bangunan yang cukup kokoh seperti piramida. Pembangunan piramida itu tentu menggunakan perhitungan-perhitungan matematik (geometri) yang cermat, sehingga sampai saat ini masih kokoh. Hal ini pun terjadi pada pembagian tanah-tanah pertanian untuk petani yang memerlukan pengukuran berdasarkan perhitungan matematik(geometri). Berdasarkan hal tersebut tampak bahwa pendukung peradapan Lembah Sungai Nil sudah memiliki ilmu pengetahuaan dan teknologi yang sangat tinggi. Selain kemampuan dalam bidang matematik, mereka juga telah memiliki tenaga-tenaga ahli dalam bidang pertanian, pengairan, pelayaran, peternakan, dsb.
            Bangsa Mesir Kuno telah mengenal tulisan sejak tahun 3000 SM. Tulisan bangsa Mesir Kuno itu di sebut huruf hieroglyph. Aksara tersebut berbentuk gambar yang di tulis di atas daun papirus. batu, atau dinding-dinding bangunan. Tulisan ini lama di pelajari orang tetapi tidak berhasil. Pada tahun 1799, salah seorang anggota pasukan Napoleon Bonaparte menemukan sebuah batu tulis di Rosetta. Batu itu kemudian di bawa ke Prancis dan di pelajari oleh seorang ahli bahasa-bahasa kuno, yaitu Champoleon. ia berhasil membuka tabir rahasia huruf hieroglyph, sehingga sejarah peradapan bangsa Mesir Kuno dapat kita ketahui.
            Mula-mula Mesir terpecah-pecah dan terdiri dari beberapa daerah kecil yang dalam bahasa Yunani disebut Nomen. Lambat laun daerah-daerah bagian selatan bersatu dengan Ibukota nya Nechen, sedangkan bagian utara dengan Ibukotanya Bhuto. menurut mitologi nya, dewa terakhir yang memerintah bangsa Mesir Kuno adalah Dewa Horus. Dewa ini kemudian menyerahkan kekuasaan kepada keturunanya yang menjelma menjadi manusia yang disebut Pharouk atau Firaun yang artinya istana. Sejak pemerintahan Firaun, mulai terbentuklah Kerajaan Mesir Raya yang terbagi atas tiga zaman yaitu:
a.       Kerajaan Mesir Tertua (3400-2160 SM)
Raja Kerajaan Mesir tertua adalah Pharouk Menes yang mempersatukan wilayah Utara dan Selatan. Itulah sebabnya Ia di kenal dengan sebutan Nest Binti, yaitu raja  mesir Negeri Hulu dan Mesir Hilir yang memakai mahkota kembar. Raja-raja yang terkenal pada zaman Kerajaan Mesir Tertua adalah Chufu (Cheob), Chefren, dan Menkaure. Pada masa pemerintahan ketiga raja itu, kebudayaan Mesir sudah sangat tinggi. Hal ini dapat di buktikan dengan adanya bangunan-bangunan monumental, seperti Piramid, Spinx, Obelisk, dan Kuil. Raja dari Kerajaan Mesir Tua  terakhir adalah Raja Pepi II yang memerintah sekitar tahun 2500 SM . Setelah Ia meninggal , kerajaan nya terpecah belah menjadi daerah-daerah kecil yang di perintah oleh kaum bangsawan.
b.      Kerajaan Mesir pertengahan (2160-1788 SM)
Kerajaan Mesir yang telah terpecah-pecah membutuhkan seseorang yang kuat untuk mempersatukannya kembali. Kira-kira pada tahun 2160 SM, Sesoastris III dapat mempersatukan Mesir. Kemudian ia dapat memperluas daerah kekuasaan nya sampai kedaerah Namibia. Di daerah ini ia membangun 12 benteng pertahanan, selanjutnya menyerbu Palestina dan berhasil menduduki Sichem. Pada masa pemerintahannya, perdagangan maju pesat, rakyat hidup sejahtera dan memiliki kebudayaan yang sangat tinggi.
Pada zaman ini Raja-Raja Mesir yang meninggal dunia tidak lagi di makam kan dalam piramida melainkan disimpan dalam gua-gua karang. raja yang terkenal dari kerajaan mesir pertengahan adalah Amenhoteb III. Usaha yang pernah di lakukan nya adalah mengeringkan daerah Fayun yang berawa-rawa dan di jadikan sebagai daerah pertanian yang sangat subur.
Setelah Amenhotep III meninggal, kerajaan Mesir kembali terpecah belah dan kemudian direbut oleh bangsa Hyksos menguasai Mesir sekitar tahun 1788-1500 SM. Dari bangsa Hyksos inilah bangsa Mesir mempelajari siasat perang dengan memakai baju zirah dan senjata api.
c.       Kerajaan Mesir Baru (1500-1100 SM)
Pada tahun 1500 SM bangsa Hyksos berhasil di usir oleh bangsa mesir di bawah pimpinan Raja-Raja Thebe. Mesir yang telah mengalami kehancuran dibangun kembali. Kota Thebe di perindah, karena kota tersebut dianggap sebagai kota kediaaman Dewi Amon. Sejak zaman Mesir baru, Dewi Amon disamakan dengan Dewa Ra (Dwi Murti) Amon Ra.
Raja-raja Thebe yang dianggap sebagai pembebas bangsa Mesir dari penguasa bangsa Hyksos adalah Ahmosis I dan Thutmosis I. Raja terbesar dari zaman ini adalah Thutmosis III yang mengawini adik kandung nya sendiri yaitu Putri Hatsepsut. Thutmosis III kemudian digantikan oleh putra nya yang bernama Thutmosis IV. Zaman setalah Thutmosis IV di kenal dengan nama zaman Amarna. Raja yang memerintah adalah amenhoteb IV yang memindah kan Ibukota nya dari Thebe ke Amarna. Zaman Amarna di temukan 360 buah piagam dari tanah liat. pada zaman amarna timbul kepercayaan baru yang bersifat keesaan, karena dari Amon Ra beralih kepercayaan Dewa Aton. Dinasti terakhir yang memerintah adalah mesir adalah Ptolomeus. Dinasti ini merupakan dinasti ke-32 (332-30 SM) dengan Raja terakhir adalah Ratu Cleopatra.
Kepercayaan Mesir Kuno adalah Politheis. dewa-dewa yang di sembah antara lain Osiris, yaitu dewa yang mula-mula di anggap sebagai dewa tertinggi bangsa mesir. Tetapi kemudian di bunuh oleh adiknya, seth (dewa penguasa dunia kegelapan). Isis yaitu permaisuri dewa Osiris, di kenal dengan dewa kesuburan. Horus putra dari Osiris dan Isis berkepala burung elang. Horus berhasil membunuh Seth untuk membalas dendam. Selain Dewa-dewa tersebut, masih ada lagi dewa-dewa lain, yaitu Dewa Ra (matahari), Amon (bulan), dan Anubius ( kematian).
Selain percaya kepada dewa-dewa, bangsa Mesir juga percaya bahwa seseorang yang sudah meninggal, roh nya akan tetap hidup, asalkan jasmaniah nya tidak rusak. Itulah sebabnya jenazah,  terutama jenazah raja-raja,di beri balsem dan rempah-rempah agar tetap utuh. Jenazah yang di awetkan itu di sebut mumi. Mumi itu di masukan kedalam peti mati dan selanjut nya disimpan dalam piramida di sertai bekal kubur nya.  

Daftar Pustaka
Thamien R, Nico.2000.Sejarah 1 Untuk Kelas 1 SMU.Jakarta:Yudistira
Setiyo Purnomo, Himawan.2010.Sejarah SMA Kelas X Semester 1.Karanganyar:Cipta Pustaka