PENGALIHAN KEKUASAAN DARI PRESIDEN SOEKARNO KEPADA LETNAN JENDERAL SOEHARTO

Rinaldi Afriadi Siregar / PIS


Teringat tanggal hari ini, 11 Maret dan Mengenang 45 tahun yang lalu bangsa ini….. Hari itu menjadi sangat bersejarah bagi perkembangan Republik ini…… Bagaimana tidak, pada hari itu lahir suatu tonggak dimana kekuasaan Orde lama yang dipimpin oleh Soekarno harus mengakui kekuatan Soeharto yang nantinya memimpin periode Orde baru bangsa Indonesia….Tonggak bersejarah tersebut adalah Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret)……
Supersemar adalah surat perintah yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno pada tanggal 11 Maret 1966. Surat "sakti" ini berisi perintah yang menginstruksikan Soeharto, selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban/Pangkopkamtib (saat itu) untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu dalam mengatasi situasi keamanan yang buruk pada saat itu.
KELUARNYA SUPERSEMAR :
Menurut versi resmi, awalnya keluarnya supersemar terjadi ketika pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengadakan sidang pelantikan Kabinet Dwikora yang disempurnakan yang dikenal dengan nama "kabinet 100 menteri". Pada saat sidang dimulai, Brigadir Jendral Sabur sebagai panglima pasukan pengawal presiden' Tjakrabirawa melaporkan bahwa banyak "pasukan liar" atau "pasukan tak dikenal" yang belakangan diketahui adalah Pasukan Kostrad dibawah pimpinan Mayor Jendral Kemal Idris yang bertugas menahan orang-orang yang berada di Kabinet yang diduga terlibat G-30-S di antaranya adalah Wakil Perdana Menteri I Soebandrio.
Berdasarkan laporan tersebut, Presiden bersama Wakil perdana Menteri I Soebandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh berangkat ke Bogor dengan helikopter yang sudah disiapkan. Sementara Sidang akhirnya ditutup oleh Wakil Perdana Menteri II Dr.J. Leimena yang kemudian menyusul ke Bogor.
Situasi ini dilaporkan kepada Mayor Jendral Soeharto (yang kemudian menjadi Presiden menggantikan Soekarno) yang pada saat itu selaku Panglima Angkatan Darat menggantikan Letnan Jendral Ahmad Yani yang gugur akibat peristiwa G-30-S/PKI itu. Mayor Jendral (Mayjend) Soeharto saat itu tidak menghadiri sidang kabinet karena sakit. (Sebagian kalangan menilai ketidakhadiran Soeharto dalam sidang kabinet dianggap sebagai sekenario Soeharto untuk menunggu situasi. Sebab dianggap sebagai sebuah kejanggalan).
Mayor Jendral Soeharto mengutus tiga orang perwira tinggi (AD) ke Bogor untuk menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor yakni Brigadir Jendral M. Jusuf, Brigadir Jendral Amirmachmud dan Brigadir Jendral Basuki Rahmat. Setibanya di Istana Bogor, pada malam hari, terjadi pembicaraan antara tiga perwira tinggi AD dengan Presiden Soekarno mengenai situasi yang terjadi dan ketiga perwira tersebut menyatakan bahwa Mayjend Soeharto mampu mengendalikan situasi dan memulihkan keamanan bila diberikan surat tugas atau surat kuasa yang memberikan kewenangan kepadanya untuk mengambil tindakan. Menurut Jendral (purn) M Jusuf, pembicaraan dengan Presiden Soekarno hingga pukul 20.30 malam.
Presiden Soekarno setuju untuk itu dan dibuatlah surat perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah Sebelas Maret yang populer dikenal sebagai Supersemar yang ditujukan kepada Mayjend Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
Surat Supersemar tersebut tiba di Jakarta pada tanggal 12 Maret 1966 pukul 01.00 waktu setempat yang dibawa oleh Sekretaris Markas Besar AD Brigjen Budiono. Hal tersebut berdasarkan penuturan Sudharmono, dimana saat itu ia menerima telpon dari Mayjend Sutjipto, Ketua G-5 KOTI, 11 Maret 1966 sekitar pukul 10 malam. Sutjipto meminta agar konsep tentang pembubaran PKI disiapkan dan harus selesai malam itu juga. Permintaan itu atas perintah Pangkopkamtib yang dijabat oleh Mayjend Soeharto. Bahkan Sudharmono sempat berdebat dengan Moerdiono mengenai dasar hukum teks tersebut sampai Supersemar itu tiba.
KONTROVERSI SUPERSEMAR :
Namun, perlu diketahui bahwa munculnya supersemar saat itu pada akhirnya saat ini dan sampai detik ini menjadi sangat kontroversial, bahkan merupakan satu dari dua sejarah Indonesia yang masih gelap selain Peristiwa Gerakan 30 September 1965. Menarik untuk diketahui beberapa kontroversial yang muncul…..beberapa kontroversi tersebut: adalah…..
Kontroversi Pertama :
Kontroversi Pertama adalah tentang proses penyusunan dan penyerahan surat tersebut yang terkesan tidak wajar. Surat tersebut dibuat bukanlah atas inisiatif dan kemauan Soekarno sendiri. Tahun 1998, anggota Cakrabirawa Letnan Dua (Purn) Soekardjo Wilardjito mengaku bahwa Jenderal Panggabean menodongkan pistolnya kepada Presiden Soekarno, dengan kata lain penugasan tersebut (baca : pengalihan kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto) diberikan dalam keadaan terpaksa. Pada gilirannya, orang bisa menduga bahwa pada bulan Maret 1966 itu terjadi semacam kudeta.
Kontroversi Kedua :
Kontroversi Kedua adalah tentang pengetik Supersemar. dalam hal ini muncul pengakuan Letkol (Purn) TNI - AD Ali Ebram, staff Asisten I Intelejen Resimen Cakrabirawa bahwa dia yang mengetik surat tersebut. Surat tersebut diketik dalam waktu satu jam dengan didiktekan oleh Bung Karno. Ia mengetik dengan gemetar dan mengatakan bahwa konsep itu berasal dari Soekarno Sendiri.
Sebagai orang yang tidak biasa mengetik, ia mengerjakannya
Kontroversi Ketiga :
Kontroversi Ketiga adalah terkait hilangnya dokumen supersemar itu sendiri. Kontroversi ini muncul dari Ben Anderson, pakar Amerika yang pernah dicekal masuk Indonesia oleh rezim Orde Baru. Ia mengutip pengakuan seorang tentara yang mengaku waktu itu bertugas di Istana Bogor. Tidak dijelaskan nama dan pangkat tentara tersebut oleh Anderson, tetapi ia merasa yakin atas pengakuan tentara tersebut. Tentara tersebut menyatakan bahwa surat perintah yang asli itu sengaja dihilangkan karena diketik dengan menggunakan kop Markas Besar Angkatan darat (MBAD). Maksudnya adalah jika surat itu dipertahankan tentu akan menjadi sangat lucu, surat kepresidenan ditulis dengan kertas berkop MBAD. Jadi Surat tersebut sengaja "dihilangkan" bukan karena isi tetapi karena kop suratnya.


DAFTAR PUSTAKA :
Adam, Asvi. 2009. Membongkar Manipulasi Sejarah. Jakarta : Kompas Media Nusantara

ASAL USUL DAN DIALEG BAHASA MASYARAKAT SUKU LAUT

      Joni Samja/A/SR
     
Sebagai mana kita ketahui,di daerah riau bermukiman pula suku terasing,sepeti suku sakai,suku bonai,suku sakit,suku sakop,suku talang mamak,dan orang laut.
Sebagian besar orang laut bermukiman di daerah kabupaten kepulaun riau.orang laut adalah suku terasing yang hhidup mengembara di laut.suku terasing ini disebutb orang laut karena mempunyai cirri-ciri hidup yang khusus.seperti hidup berkeluarga di dalam sampan dan mengembara di sepanjang perairan,pada umumnya orang laut memiliki kebudayaan yang sama karena berasal dari kebudayaan yang sama yang masih sederhana.baik social maupun teknologi.(sopher,1977:47)
Orang laut terebagi pula dalam berapa suku kecil,ada berapa catatan di temukan tentag penggolongan dan nama2 yang pernah di berikan kepada suku suku laut itu.
Salah satu bekas pamong praja di tanjung pinang di tuliskan pembagian oerang laut dua bagian.(1)orang enem suku (2)orang pesukuan,orang enam suku tinggal didaerah perairan pulau lingga,orang enam,terbagi pula beberapa suku.salah satu suku nya adalah suku orang mentang.
Orang suku saing tinggal di daerah pulau  kundur,kelompok ini adalah orang tambus dan orang  aijong.tiap kelompok suku mempunyai pucuk pimpinan tertinggi,yang bergelar datuk penghulu (orang kaya,).datuk sangat di hormati ank buh nya,dia di angkt dan dig anti berdasarkan keturunan.orang laut sangat patuh dan taat kepada orang kaya dalam mengatur anak buah nya.orang kaya di bantu salah seorang pembantu yang di sebut batin,
Menurut soper,orang laut di daerah riau lingga terbagi dalam beberapa suku,antara lain sebagai berikut
1)      Orang tambus tiggal di sungai-sungai pulau ligga.
2)      Orang matang tinggal,di pulau matang,sepanjang sugai dasi bagian utara pulau laingga.pulau abang dan pulau mapur.
3)      Orang barok,barur,dan bru,tiggal di sekitar pulau singgkep.salah satu tempat yang terkenal sebagai tempat orang barok bermukiman ialah selat barok.di perkiraka pada tahun 1900.mereka sudah menetap di daerah ini.
4)      Orang galang,tinggal di pulau galang dan di pulau karas.
5)      Orang sekanak tinggal di pulau loban,bagian barat pulau bintan.
Nama-nama suku terasing yang di kenal di daerah kabupaten kepulaun riau.
1)      Orang mantang,di kecamatan lingga dan sekitarnya.
2)      Orang barik di pulau lipan,(kecamatan lingga) dan di sungai buluh (kecaamatan singgkep)
3)      Orang hutan di pulau rempang (kecamatan bintan selatan)
4)      Orang kuala di kecamatan kundur dan sekitarnya
5)      Orang besuku di kecamatan tambelan dan sektarnya
6)      Orang mengkiat di kecamatan siantan dan sekitarya
7)      Orang tambus di kecamatan lingga.
Kebiasaan orang laut yang suka berkelana dan berpindah pindah tempat.sebabnya adalah bahwa beberapa dari suku itu sudah bayak tinggal di darat.(mendarat)atau pun membaur deangan  suku-susku lain nya,baik sesame orang laut sendiri maupun maupun orang melayu dan cina.
Sesuia dengan perkembangan kebudayaan,orang laut dapat di bagi dalam tiga kelopok sebagai berikut.
1)      Kelompok yang sudah lama di darat.kelompok ini berciri sudah memeluk agama tertentu,tinggkat asimilasi fisik,social,kebudayaan sudah maju dapat berbahasa Indonesia melayu,namun.dalam kehidupan sehari hari mereka masih mempergunakan bahasa orang laut.yang termasuk kelompok ini adalah:orang 
alang yang tinggal di pulau karas.
2)      Kelopok yang beru menetap di darat,kelompok ini berciri memeluk agama tertentu,tingkat asimilasi fisik,social dan kebudayaan belum maju.sebagian besar kelompok ini masih menganut animisme.sudahpadai barbahsa melayu dalam kehidupan sehari hari berbahsa orang laut,dan memakai adat istiadat orang laut.yang termasuk kelompok ini,orang barok (di pulau lipan)orang hutan (di pulau rempang)dan orang kuala (di tanjung batu kundus)
3)      Kelompok yang masih berkelana di laut,kelompok ini berciri  hidup memisah kan diri,dari dalam kelompo kelompok tersendiri yang terdiri dari 7 atau 8 buah sampan.tanggkat asiimilasi fisik,social,dan kebudayaan masih rendah.mereka masih peraya sepenuhnya dangan roh roh gaib dan roh-roh nenek moyang.(animism) dan pandai berbahasa melayu,dalam kehidupan sehari hari mereka mempergunakan bahasa orang laut dan mempergunakan adat istiadat orang laut.yang termasuk kelompok inn iadalah orang mantang dan orang tambus,di derah kecamatan lingga dan sekitarnya.
Menurut para ahli,orang laut yang terbsar di darerak kepulauan riau,berasal dari stu suku yag pada mulanya tigngal di daerah lingga.berdasarkan perkitraan ini di duga oaring laut memiliki asal dan sumber kebudayaan yang sama.namun setelah mereka berkelana dan berpencar pencar di daerah dan di plosok-plosok pulau yang terpencil,terjadilah perkembangan,penyesuian baru,dengan lingkungan sekitarnya
Walaupun mereka telah terpecah pecah menjadi beberapa suku menjadi suku kecil,mereka masih memiliki bahasa yang hampir bersamaan berbagai variasi dialegnya.
Bahasa orang laut ini terdiri dari beberapa bahasa,seperti dialeg orang mantang,dialeg orang galang,dialegorang barok,dialeg orang hutan,dialeg orang kuala,dialeg orang tambus,dialeg orang besuku,dialeg orang bengkait,seperi telah di kemukakan orang di atas,
Berbagai dialeg bahasa yang terdapat di dalam bahasa oran laut,antara lain di sebabkan kebiasaan orang laut.yang suka berkelan da suka berpindah-pindah tempat dalam kelompok-kelompok yang kecil dari satu daerah ke daerah lain.yang jarak nya jauh dari tempat seemula.kadang-kadang kebiasaaan berkelana ini pula,yang enyebabkan mereka jadi terpebcar-pencar.lama-kelamaan yang tidak lagi sepenuhnya dapat berkomunikasi dangan kelompok asal mulanya.karena berbagai bagai rintangan baik fisik,social ,pengaruh unsur-unsur kebudayaan lainya yang dapat di sekitar mereka.dari bermacam-macam rintangan itu lah penyebab tumbuhnya dialeg dari satu bahasa,interkumunikasi kurang lancer sebagai akibat rintangan-rintangan fisik seperti sungai-sungai dan gunung-gunung atau di sebabkan oaleh rintangan-rintangan yang kurang kongkret seperti,seperti strfisikasi social
Bahasa oaring laut ini telah di teliti oleh proyek peneliti bahasa dan sastra Indonesia dan daerah riau daeerah pusat pembinaan nya dan penganbangan bahasa department pedidikan dan kebudayaan tahun 1980/1981.dengan judul bahasa oran laut.objek bahasa yang di teliti dalam penelitian itu ialah bahasa orang laut.yang di pergunakan oleh orang galang sebagai salah satu suku yang bermukiman di pulau karas dalam kecamatan bintan selatan.
Penelitian dialeg bahasa orang laut,adalah penelitian lanjutan dari penelitian yang telah di lakukan itu,oleh sebab itu lah,dalam penelitian dialeg bahsa orang laut ini.bahasa orang galang tetap di bahas,di analisis,serta di bandigkan bahasa tersebut dengan kedua bahsa orang laut tersebut lainya.yang di aleg orang barok dan dialeg orang mentang.
Tujuan penelitian dialeg bahasa orang laut antara lain sebagai berikut.
1)      Mendiskripsikan dialeg dialeg bahasa orang laut.
2)      Emberikan beberapa data yang informasi yang dapat di pergunakan oleh di siplin ilmu lain nya dalam raggka meneliti masalah-masalah orang laut.
3)      Membantu para penddidik yang melakukan para usaha-usaha pendidik bagi anak anak orang laut yag mempergunakan bahasa orang-orang laut dalam kehidupan dehari hari.
4)      Memberikan data dan infomasi,yang dap di pergunakan dalam ranggka menyusun bahasa peljaran bahasa indomesia yang sesui dengan pola-pola bahasa orang laut.melalui susunan bahan pelajaran bahasa Indonesia serupa iu akan dapat mempermudah anak-anak oarnag laut memahami bahasa oaring laut sebagai bahsa nasionalnya.
5)      Membantu memperlancar komunikasi petugas-petugas lapagan yang ingin membantu meningkat taraf hidup orang laut.
6)      Akan memberikan data dan informasi yang bermanfaat untuk mengembangkan bahasa orang laut pada masa-masa mendatang sebagai salah satu bahasa yang hidup dan di pakai oleh warga Negara nya di wilayah tanah air ini.
Dalam penelitian ini,di pergunakan bebrapa teori acuan untuk membahas.menganalisis aspek aspek bahasa oaring laut.kerangka acuan itu bersumbserkan dari beberapa teori yang dapat s yang dapat di uraikan sebagai beriku:
Urain pebahasan dan penganalisisan aspek sisntsksis di pegunakan teori ysg di kekmukaan karef (1970) yang di kembang kanya  darin teori Chomsky dalam buku nya yang berjudul syintantic structures.penyesuian teori yang di pakia ini di lakukan karena kesadaran struktur kalimat yang dapat di dapat dialaeg bahasa orang laut.
Sebagai pedoman penyusun perpandingan dialeg di pergunakan teori yang telah di kembangkan oleg chaer (1976)
Di sampan itu di pergunakan pula buku-buku pasangan lain.baik sebagai pedoman maupun sebagai  pedoman maupun sebagai pembandingan yaitu antara lain:
1)      bahasa banjar hulu (durasid ,ed al 1978,)
2)      bahasa mentawai (lenggang,et al.1978)
3)      analisa bahasa (samsuri)
4)      bahasa pasir (darmansyah 1979)
ada pun tiga pilahan suku oaring laut,
a.)    orang galang,orang galang tiggal di daerah pulau karas (kecamatan bintan selatan)bahasayang di pakai,oleh orang galang tersebut bahasa galang.bahasa galang ini di pakai ssebagai alat komunikasi dalam masarakat orang galang yang baerpendududuk lebih kurang 6000 jiwa.orang galang memiliki sastra lisan seperti cerrita rakyat, pantun-pantun dan bidal,perumpamaan dan mantra mantra yag selalu di pergunakan dukun dukun dan pawang pawang dalam upacara tradisional.
b.)    Orang barok:sama asalnya dengan galang,memiliki sastra dan tulisan tulisan certa rakyat,panyun pantun,dan bidal.perumpamaan dan mantra2 yang di pergnakan dukun dukun dan pawang2 dalam upacara tradisional.orang barok tiggal di pulau penuba.(kecamatan lingga)bahasa yang di pakai adalah bahsa barok.bahasa ini di perggunakan sebagai alat komunikasi oleh masarakat barok yang berpenduduk 21 jiwa.
c.)    Orang mantan:tinggal di kepulaaun kelumu,sebagai tempat singgah sementara,karna orang mantan berkelan di laut.jumlah penduduk tidak dapat di teapkan dengan pasti,karena mereka suka berpindah pindah.bahasa yang di pakai adalah bahasa mantang.bahasa ini di gunakan alat komunikasi dalam masarakat orang mantang.di pakai lebih kurang 5.000 jiwa.
Alasan lain tentang ke tiga suku ialah:
1.)    Orang galang adalah orang laut yang sudah lama mendarat,sudah memeluk agama islam dan kebudayaan lebih maju dari pada suku-suku orang laut lainya.
2.)    Orang barok adalah orang yang baru mendarat,belum semuanya memeluk suatu agama.sudah pandai bercocok tanam.
3.)    Orang mantang orang yang masih berkelana di laut,kehudupan masih sangat dederhana jika di bandingkan dengan galang dan oaring barok.
  
DAFTAR PUSTAKA
Mohd.Daut Kadir,M.yunus,R.Ssyamsiar Sitti.1986.dialeg bahasa orang laut.jakarta:pusat pembinaan dan pengembangan bahasa departemen pendidikan dan kebudayan Jakarta.
UU.Hamidy.1991.masarakat terasing  daerah riau di gerbang abad ke  XXX1. Pekanbaru.oleh zamrud pusat kerajaan islam dakwah,uir.pekambaru.

JATUHNYA PEMERINTAHAN ORDE BARU

SRI OKTAVIANI/PIS

            Faktor-faktor yang menyebabkan pemerintahan Orde Baru harus mengakhiri kekuasaannya sama persis dengan factor-faktor yang mendorong lahirnya gerakan reformasi.Secara substansial,berakhirnya pemerintahan Orde Baru lebih disebabkan oleh ketidak mampuan pemerintah dalm mengatasi berbagai persoalan bangsa dan negara.
            Sebab-sebab berakhirnya pemerintahan Orde Baru adalah terbatasnya kemempuan pemerintah dalam mengatasi persoalan bangsa dan Negara yang meliputi:
1.      Krisis Moneter.
Ketika krisis moneter melanda Negara-negara Asia Tenggara, maka Indonesia merupakan salah satu Negara yang paling lemah kemampuannya untuk mengatasi krisis itu.Ketidakmampuan Indonesia tersebut meliputi:
1.      Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika turun sampai titik terendah yaitu Rp 16.000 per dollar Amerika.
2.      Lembaga perbangkan menngalami keterpurukan sehingga beberapa bank nasional harus dilikuidasi.
3.      Harga barang-barang kebutuhan pokok meningkat sangat tinggi.
4.      Dunia investasi mengalami kelemahan.
5.      Daya beli masyarakat mengalami penurunan.

2.      Krisis Ekonomi.
Krisis moneter membawa dampak yang sangat besar terhadap krisis ekonomi.Krisis ekonomi ditandai oleh beberapa indicator.
1.      Lemahnya investasi sehingga dunia industry dan usaha mengalami keterpurukan akibat dari kekurangan modal.
2.      Produktivitas dunia industry mengalami penurunan
3.      Angka pengangguran sangat tinggi sehingga pendapatan dan daya beli masyarakat menjadi sangat rendah.

3.  Krisis Politik
      Sebagian besar masyarakat Indonesia tidak terlalu peduli terhadap system politik yang dibangun oleh pemerintahan Orde Baru. Namun dalam kenyataannya masyarakat tidak dapat dipisahkan dari kehidupan politik yang dibangun pemerintahan Soeharto. Oleh karena itu,ketika harapan masyarakat tidak dapat terpenuhi,maka muncul beberapa tuntutan agar pemerintah lebih memperhatikan nasib masyarakat kecil.
      Karena itulah terjadi krisis politik. Sementara, pemerintahan Orde Baru sendiri tidak mampu mengatasi krisis politik yang berkembang. Oleh karena itu, satu-satunya jawabannya adalah dengan menuntut Presiden Soeharto untuk mengudurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden yang dipandang sudah tidak mampu lagi menciptakan kondisi kehidupan yang lebih baik sehingga perlu diganti.
4. Krisis Sosial
      Demonstrasi-demonstrasi yang dipelopori para mahasiswa telah mendorong terjadinya krisis sosial. Kerusuhan, kekacauan, pembakaran, dan penjarahan merupakan fenomena yang terus terjadi di beberapa daerah. Di samping itu, banyaknya pengangguran dan pemutusan hubungan kerja telah menambah krisis sosial.
5. Kris Hukum
      Kekuasaan kehakiman yang merdeka dari kekuasaan pemerintah belum dapat direalisasikan. Bahkan dalam praktiknya, kekuasaan kehakiman menjadi pelayan kepentingan para penguasa dan kroni-kroninya. Memang harus diakui bahwa system peradilan pada masa Orde Baru tidak dapat dijadikan barometer untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Keadaan itulah yang menambah ketidak percayaan masyarakat tyerhadap pemerintahan Orde Baru.

Daftar Pustaka:
IPS SEJARAH untuk SMP/MTs  semester 2 kelas IX, oleh: MATRA, penerbit Media Pressindo

PERKEMBANGAN POLITIK DAN PERUBAHAN MASYARAKAT INDONESIA DALAM UPAYA MENGISI KEMERDEKAAN

EKO ADI PUTRA/PIS

A.    Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
Beberapa peristiwa  penting yang menandai kehidupan politik dan pemerintahan  Indonesia masa demokrasi liberal adalah sebagai berikut:
1.      Perjuangan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia
2.      Instibilitas politik nasional yang ditandai dengan:
a.       Silih bergantinya kabinet
b.      Terjadinya disharmoni hubungan pusat-daerah yang berujung pada munculnya pemberontakan-pemberontakan yang bersifat separatis
c.       Berlarut-larutnya penyelesaian masalah Irian Barat
3.      Pemilu 1955
4.      Keluarnya Konsepsi Presiden
5.      Dekrit Presiden 5 Juli 1959

1.      Perjuangan Kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Persiapan dalam upaya kembali ke negara kesatuan  sudah dilakukan beberapa bulan sebelumnya. Rakyat di negara bagian menuntut negara RIS dibubarkan dan kembali ke Negara Kesatuan.
a.      Persetujuan 19 Mei 1950
Kesempatan kembali ke negara kesatuan tercapai ketika diadakan pertemuan antara Hatta, Sukawati, dan Mansur, masing-masing mewakili RIS, NIT dan Sumatra Timur. Mereka setuju untuk membentuk NKRI.
b.      Sistem Ketatanegaraan RI Pasca RIS
Menurut UUDS 1950, NKRI adalah negara yang berdasarkan Pancasila, dengan bentuk kesatuan bukan negara federal atau serikat. Daerah dalam NKRI dibagi dalam daerah-daerah otonom atau swatantra dan bukan dalam negara-negara bagian.

2.      Instabilitas Politik Nasional
Instabilitas politik nasional masa demokrasi liberal yang ditandai oleh:

a.      Silih bergantinya kabinet
Salah satu hal yang menandai kehidupan politik Indonesia masa demokrasi liberal adalah silih bergantinya kabinet.
Terdapat 7 kabinet yang memerintah Indonesia selama masa pelaksanaan demokrasi liberal.




1.      Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951)
Kabinet Natsir adalah kabinet pertama kali yang memerintah Indonesia masa demokrasi liberal. Disebut sebagai kabinet Natsir, karena yang menjabat sebagai perdana mentrinya adalah Mohammad Natsir yang juga ketua umum Masyumi sekaligus mantan mentri Penerangan.

2.      Kabinet Sukiman (27 April 1951- 3 April 1952)
Kabinet Sukiman merupakan kabinet hasil koalisi Masyumi dan PNI serta beberapa partai kecil lain.

3.      Kabinet Wilopo (3 April 1952 - 3 Juni 1953)
Pada tanggal 30 Maret 1952 Wilopo mengajukan nama-nama kabinetnya yang disetujui presiden. Kabinet baru itu terdiri dari PNI (4 orang), Masyumi (4 orang), PSI (2 orang), PKRI, Parkindo, Parindra, Partai Buruh, dan PSII masing-masing 1 orang serta 3 orang dari non partai.

4.      Kabinet Ali-Wongso atau Kabinet Ali I (31 Juli 1953 - 12 Agustus 1955)
Kabinet ini merupakan kabinet yang mayoritas anggotanya berasal dari PNI. Masyumi sebagai partai terbesar kedua tidak ikut serta dalam pemerintahan, sebagai gantinya Nahdlatul Ulama (NU) muncul sebagai kekuatan  politik baru yang memiliki pengaruh dan massa besar.

5.      Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 - 3 Maret 1956)
Kabinet ini beranggotakan 23 menteri yang didominasi oleh Masyumi. PNI sebagai partai terbesar kedua pada waktu itu tidak bersedia bergabung. Dalam masa pemerintahan kabinet inilah pemilu pertama Indonesia diselenggarakan.

6.      Kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Maret 1956 - 4 Maret 1957)
Untuk kedua kalinya Ali Sastroamidjojo dipercaya menjadi perdana menteri. Dilihat dari komposisi orang-orang yang duduk dalam kabinet, pemerintahan Ali II ini merupakan pemerintahan yang kuat, karena merupakan kabinet koalisi di mana ketiga partai besar hasil pemilu 1955 (PNI, Masyumi dan NU) mendudukan orang-orangnya dalam kabinet.

7.      Kabinet Djuanda atau Kabinet Karya (9 April 1957 - 5 Juli 1959)
Pembentukan Kabinet Karya yang dilakukan sendiri oleh presiden Soekarno pada awalnya mendapat tantangan dari berbagai pihak. Masyumi melihat apa yang dilakukan Soekarno sebagai tindakan yang inkonstitusional. Sebagai bentuk penentagannya  Masyumi kemudian memecat salah satu anggotanya yang masuk dalam anggota kabinet karya.



DAFTAR PUSTAKA
Booth, Anne, 1988. Perdagangan, Pertumbuhan dan Perkembangan perekonomian Kolonial. Dalam Anne Booth, J. O William Malley, Anna Weideman (ed), Sejarah Ekonomi Indonesia, Jakarta, LP3ES, hal. 363-398
Wayan,I Badrika.2006.sejarah untuk SMA jilid 3 kelas XII program ips.jakarta.penerbit erlangga