Hari  Sulistiawati/SI 5
A.       Revolusi  Hijau    
Revolusi  Hijau merupakan bagian dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem  pertanian pada saat ini. Revolusi hijau pada dasarnya adalah suatu perubahan  cara bercocok tanam dari cara tradisional ke cara modern. Revolusi Hijau  ditandai dengan makin berkurangnya ketergantungan petani pada cuaca dan alam,  digantikan dengan peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya meningkatkan  produksi pangan. Revolusi  Hijau sering disebut juga Revolusi Agraria. Pengertian agraria meliputi bidang  pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
Lahirnya Revolusi Hijau melalui  proses panjang dan akhirnya meluas ke wilayah Asia dan Afrika. Revolusi Hijau  mulai mendapat perhatian setelah Thomas Robert Malthus (1766-  1834) melakukan penelitian dan menyatakan  bahwa kemiskinan adalah masalah yang tidak bisa dihindari oleh manusia.  Kemiskinan terjadi karena pertumbuhan penduduk dan peningkatan produksi pangan  yang tidak seimbang. 
Revolusi Hijau adalah proses  keberhasilan para teknologi pertanian dalam melakukan persilangan (breeding)  antar jenis tanaman tertentu, sehingga menghasilkan jenis tanaman unggul untuk  meningkatkan produksi bahan pangan. Jenis tanaman unggul itu mempunyai ciri  berumur pendek, memberikan hasil produksi berlipat ganda (dibandingkan dengan  jenis tradisional) dan mudah beradaptasi dalam lingkungan apapun, namun  lokasinya harus memenuhi syarat-syarat sbb:
·            Tersedia  cukup air
·            Pemupukan  teratur
·            Tersedia  bahan kimia pemberantas hama dan penyakit
·            Tersedia  bahan kimia pemberantas rerumputan pengganggu. [1]
Keuntungan dari adanya Revolusi Hijau bagi umat manusia ini  adalah sebagai berikut:
a.          Revolusi  Hijau menyebabkan munculnya tanaman jenis unggul berumur pendek, sehingga  intensitas penanamana pertahun menjadi bertambah (dari satu kali menjadi dua  kali atau tiga kali per dua tahun). Akibatnya, tenaga kerja yang dibutuhkan  lebih banyak.
b.         Dengan  paket teknologi, biaya produksi memang bertambah. Namun, tingkat produksi  yang dihasilkannya akan memberikan sisa  keuntungan jauh lebih besar daripada usaha pertanian tradisional, sehingga akan  meningkatkan pendapatan petani.
c.          Revolusi  Hijau dapat merangsang kesadaran petani dan masyarakat akan pentingnya  teknologi. Dalam hal ini, terkandung pandangan atau harapan bahwa dengan  masuknya petani ke dalam arus utama kehidupan ekonomi, petani dan masyarakat  akan menjadi sejahtera.
d.         Revolusi  Hijau merangsang dinamika ekonomi masyarakat, karena dengan hasil melimpah akan  melahirkan pertumbuhan ekonomi yang meningkat pula. Hal ini sudah terjadi  dibeberapa Negara, misalnya di Indonesia. [2]
Revolusi Hijau di Indonesia diformulasikan dalam konsep  "Pancausaha Tani"yaitu sbb:
a.          Pemilihan  dan penggunaan bibit unggul atau varitas unggul
b.         Pemupukan  yang teratur
c.          Pengairan  yang cukup
d.         Pemberantasan  hama secara intensif
e.          Teknik  penanaman yang lebih teratur [3]
Perkembangan  Revolusi Hijau yang semakin bertambah pesat juga berpengaruh terhadap  masyarakat Indonesia. Sebagian besar kondisi sosial ekonomi masyarakat  Indonesia berciri agraris. Oleh karena itu pertanian menjadi sektor yang sangat  penting dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, hal ini didasari  oleh hal-hal berikut:
1.       Kebutuhan penduduk yang meningkat dengan  pesat
2.       Tingkat produksi pertanian yang masih  sangat rendah
3.       Produksi pertanian belum mampu memenuhi  seluruh kebutuhan penduduk.[4]
Berdasarkan  kondisi tersebut, pemerintah Indonesia berupaya untuk meningkatkan produksi  pertanian dengan melakukan beberapa cara yaitu sebagai berikut:
1.         Intensifikasi Pertanian : Yaitu usaha  untuk meningkatkan produksi pertanian dengan menerapkan pancausaha tani.
2.         Ekstensifikasi Pertanian : Yaitu usaha  meningkatkan produksi pertanian dengan membuka lahan baru termasuk usaha  penangkapan ikan dan penanaman rumput untuk makanan ternak.
3.         Diversivikasi Pertanian : Yaitu usaha  meningkatkan produksi pertanian dengan keanekaragaman usaha tani.
4.         Rehabilitasi Pertanian : Yaitu usaha  meningkatkan produksi pertanian dengan pemulihan kemampuan daya produktivitas  sumber daya pertanian yang sudah kritis.
Dengan  program-program yang diluncurkan pemerintah, dibarengi dengan beberapa subsidi  maka hasil Kuantitatif Revolusi Hijau di Indonesia memang menakjubkan. Disatu  pihak, pertanian di Jawa mampu memproduksi dua kali lipat padi dari hasil  pertanian yang didapat di Pulau Jawa tahun 1960-an. Jawa juga dapat menyumbangkan  lebih dari rata-rata kontribusi pangan nasional. Oleh sebab itu, Indonesia  memainkan peran utama dalam perubahan status dari pengimpor beras terbesar  menjadi mandiri pada tahun 1985.
Selain  dampak positif/keuntungan. Revolusi Hijau juga menimbulkan dampak negative bagi  para petani. Dan ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1.         Sistem bagi hasil mengalami perubahan.  Sistem panen pada masa sebelumnya secara bersama-sama mulai digeser oleh sistem  upah. Pembeli memborong seluruh hasil dan biasanya menggunakan sedikit tenaga  kerja. Akibatnya, kesempatan kerja dipedesaan menjadi berkurang.  
2.         Didalam berbagai hubungan sosial,  pengaruh ekonomi di daerah pedesaan semakin kuat.
3.         Ketergantungan pada pupuk kimia dan zat  kimia pembasmi hama juga berdampak pada tingginya biaya produksi yang harus  ditanggung petani.
4.         Peningkatan produksi pangan tidak  diikuti oleh pendapatan petani secara keseluruhan karena penggunaan teknologi  modern hanya dirasakan oleh petani kaya.[5]
B.        Perkembangan  Industrialisasi
Perkembangan Industri  yang pesat dewasa ini memang tidak terlepas dari proses perjalanan panjang tentang  penemuan-penemuan baru dalam bidang industri. Dan penemuan-penemuan itu tidak  terlepas dari pengaruh adanya perkembangan Revolusi Hijau. Dimana Revolusi  Hijau ini menyebabkan upaya untuk melakukan modernisasi yang berdampak pada  perkembangan industrialisasi ditandai dengan adanya pemikiran ekonomi rasional,  dan itu juga akan mengarah kepada kapitalisme.
Industrialisasi juga  merupakan proses budaya membangun masyarakat dari suatu pola hidup atau  berbudaya agraris tradisional menuju masyarakat berpola hidup dan berbudaya  masyarakat Industri. Dengan melalui proses yang panjang penemuan dibidang  teknologi mendorong berbagai perubahan dalam masyarakat. Industrialisasi ini  juga berhasil menjerat Indonesia untuk masuk didalamnya, dimana Industrialisasi  yang masuk ke Indonesia ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut:
1.         Tercapainya efisiensi dan efektifitas  kerja
2.         Banyaknya tenaga kerja terserap ke dalam  sector-sektor Industri
3.         Terjadinya perubahan pola-pola prilaku  yang lama menuju pola-pola prilaku yang baru yang bercirikan masyarakat  Industri modern diantaranya rasionalitas.
4.         Meningkatnya pendaptan per kapita  masyarakat diberbagai daerah, khususnya dikawasan Industri.
5.         Meningkatnya kebutuhan masyarakat yang  memanfaatkan hasil-hasil industri baik pangan, sandang, maupun alat-alat untuk  mendukung pertanian dsb.
Dari  hal-hal yang tersebut diatas pemerintah Indonesia mulai tertarik dan ingin  mengembangkan industrialisasi yang ada di Indonesia. Dan upaya-upaya yang  dilakukan pemerintah adalah sbb:
1.         Meningkatkan perkembangan jaringan  Informasi, komunikasi, dan transportasi untuk memperlancar arus komunikasi  antar wilayah di Nusantara.
2.         Mengembangkan Industri pertanian
3.         Mengembangkan Industri non pertanian  terutama minyak dan gas bumi yang mengalami kemajuan pesat.
4.         Mengembangkan Industri perkapalan dengan  dibangun galangan kapal di Surabaya yang dikelola oleh PT.PAL Indonesia.
5.         Pembangunan Industri Pesawat Terbang  Nusantara (IPTN) yang kemudian berubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia.  Pembangunan kawasan industri di daerah Jakarta, Cilacap, Surabaya, Medan, dan  Batam. [6]
Dengan  adanya teknologi dan revolusi industry, masyarakat dunia ikut menikmati segala  macam barang dan jasa yang bermutu dan jumlahnya pun semakin meningkat.  Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang yang turut menikmati kemajuan  dari perkembangan industry tersebut. 
a.         Industri  Pertanian
Industri pertanian merupakan suatu upaya  untuk mengolah sumber daya hayati dengan bantuan teknologi Industri. 
b.         Industri  Nonpertanian
Industri nonpertanian adalah industri  yang aktivitasnya di luar bidang pertanian, meliputi industri maritim, industri  elektronika, industri pariwisata, industri pertambangan dan energi, industri  semen, besi baja, perakitan kendaraan bermotor. Dan semua itu didirikan untuk  meningkatkan produksinya.
c.          Industri  Pertambangan dan Energi
Industri ini diarahkan pada pemanfaatan  dan penyediaan bahan baku bagi industri dalam negeri dan meningkatkan ekspor.  Contohnya adalah Industri tambang batu bara di Sawahlunto, Industri tambang  emas di Irian Jaya, Industri tambang minyak bumi di Balikpapan Palembang, dsb.
d.         Industri  Elektronika
Perkembangan Elektronika di Indonesia  semakin maju seiring bermunculan perusahaan elektronika Maspion, Polytron, LG,  Panasonic.
e.          Industri  Pariwisata 
Indonesia (pulau bali) termasuk peringkat 5 setelah  Hawai pada pariwisata Internasional. Wilayah Indonesia termasuk wisata alam, budaya,  dan teknologi. Adapun keuntungan industri wisata yaitu mendatangkan devisa  Negara, memperluas lapangan kerja, memacu pembangunan daerah, meningkatkan rasa  cinta tanah air, dan mengembangkan kerajinan rakyat,dsb.
Menurut UU No. 5 tahun  1984, Departemen Perindustrian secara nasional membagi industri menjadi 4  kelompok yaitu: 
1.         Industri mesin dan logam dasar (industri  hulu)
2.         Industri kimia dasar (industri hulu)
3.         Kelompok aneka Industri (industri hilir)
4.         Industri kecil termasuk industri rumah  tangga.
Perkembangan  Industri pertanian dan nonpertanian telah membawa hasil yang cukup  menggembirakan dan ini termasuk dampak positif dari industrialisasi itu  sendiri. Dan hasil-hasil tersebut sudah dapat dirasakan dan dinikmati oleh  masyarakat Indonesia saat itu, dan keuntungan tersebut adalah sebagai berikut:
1.         Swasembada Beras
2.         Kesejahteraan Penduduk
3.         Perubahan Struktur Ekonomi
4.         Perubahan Struktur Lapangan Kerja
5.         Perkembangan Investasi. [7]
Catatan Kaki
[1]  Asril, Sejarah Indonesia (Kontemporer), Bahan  Ajar Sejarah Pendidikan FKIP- Universitas Riau
[3]  Asril, Sejarah Indonesia (Kontemporer), Bahan  Ajar Sejarah Pendidikan FKIP- Universitas Riau
[5]  Asril, Sejarah Indonesia (Kontemporer), Bahan  Ajar Sejarah Pendidikan FKIP- Universitas Riau
[6]  Sudirman Tebba, Jurnalisme Baru, Kalam Indonesia, Jakarta,2005
No comments:
Post a Comment