PROSES PERSIAPAN KONGRES PEMUDA I

PUTRI AMELIA / SI IV

Pada tahun 1925, Perhimpunan Indonesia menerbitkan majalah, yang diberi nama "Indonesia Merdeka". Perhimpunan Indonesia adalah suatu organisasi masyarakat Indonesia yang berada di negeri Belanda. Dalam nomer perdana majalah "Indonesia Merdeka", yang terbit bulan Februari 1925, dimuat tulisan tentang tujuan gerakan Perhimpunan Indonesia. Pengurus Perhimpunan Indonesia, mengirimkan sejumlah majalah "Indonesia Merdeka" ke tanah air. Dikirim ke alamat-alamat di berbagai organisasi pemuda. Kegiatan-kegiatan mereka mengutamakan kepentingan daerah atau suku masing-masing namun, diantara berbagai pemimpin organisasi pemuda itu, sudah ada yang telah mempunyai gagasan mulia.yakni gagasan untuk merintis persatuan nasional dikalangan Angkatan Muda Indonesia. Dan untuk selanjutnya, merintis persatuan nasional diseluruh kalangan masyarakat.

Isi majalah "Indonesia Merdeka", makin mendorong semangat merdeka, unuk bersama-sama berusaha mewujudkan gagasan yang mulia, maka dilakukan pertemuan-pertemuan. Selanjutnya lahirlah suatu mufakat untuk menyelenggarakan semacam muktamar pemuda Indonesia. Dalam muktamar itu dibahas berbagai segi untuk merintis usaha kearah persatuan nasional. Dimufakati juga, muktamar pemuda Indonesiayang akan diselenggarakan disebut Kongres Pemuda Indonesia I. [1]
Pada tanggal 15 November 1925, berhasillah dibentuk Panitia Kongres Pemuda Indonesia I yang susunan panitiannya adalah sebagai berikut :
Ketua              : M. Tabrani
Wakil Ketua    : Sumarto
Sekretaris        : Jamaludin
Bandahara       : Suwarso
Pembantu        : Bahder Johan, Yan Toule Soulehuwiy, Paul Pinantoan, Hamami, Sarabini,  Sanusi Pane
Kongres Pemuda I bertujuan untuk :
1.      Membentuk badan sentral organisasi pemuda Indonesia
2.      Memajukan paham persatuan kebangsaan
3.      Mempererat hubungan diantara semua perkumpulan pemuda kebangsaan
Kongres pemuda I dihadiri oleh wakil-wakil dari organisasilam  pemuda diseluruh  Indonesia, seoerti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong Minahasa, dan Jong Batak. Pada awal tahun 1926, Panitia Kongres sudah berhasil menyusun jadwal acara.rangkaian ceramah-ceramah merupakan acara pokok siding-sidang umum Kongres Pemuda Indonesia 1. Enam orang pemuda pemudi akan tampil sebagai penceramah. Mereka itu ialah : Sumarto, Bahder Johan, Muh. Yamin, Jaksodipura, Paul Pinontoan, dan Nona Stien Adam.
Rangkaian ceramah-ceramah terdiri atas tiga pokok pembicaraan :
1.      Tentang persatuan bangsa Indonesia
2.      Tentamg kedudukan dan peranan wanita daam masyarakat Indonesia
3.      Tentang peranan agama dalam gerakan persatuan bangsa Indonesia.
Panitia kongres juga membentuk suatu panitia Perumus. Tugas Panitia Perumus ialah mempersiapkan naskah rumusan putusan Kongres Pemuda Indonesia I. Pada masa itu, semua kegiatan yang diselenggarakan pemuda di ibu kota Hindia Belanda, harus memperoleh izin lebih dahulu dari pembesar Kepolisian Hindia Belanda. Pembesar yang berwenang itu berpangkat Komisaris Kepala. seorangBelanda totok, bernama Visbeen. Ibukota Hindia Belanda adalah Jakarta. Oleh Belanda, Jakarta diganti menjadi Batavia karena saat pelaksaan Kongres Pemuda Indonesia I sudah semakin mendekat. M. Tabrani didesak oleh rekan-rekannya agar megurus surat izin itu. Sebagai ketua panitia, M. Tabrani tak dapatv menolak desakan rekan-rekannya . maka, M. Tabrani berangkat menuju Markas Besar Kepolisian Hindia Belanda. Ia dibekali setumpuk dokumen, untuk memenuhi syarat-syarat permohonan izin guna melaksanakan Kongres Pemuda  Indonesia I. M. Tabrani terkejut ketika telah sampai ditempat karena bertemu dengan beberapa teman sekolahnya dulu. Ia mengemukakan maksudnya untuk bertemu dengan Visbeen. Ia juga mengemukakan maksud dan tujuan melaksanakan Kongres Pemuda Indonesia I. Setelah mendengar apa yang dikemukakan M. Tabrani, mereka menyatakan akan memberikan bantuan. Pada hari yang telah ditentukan, M. Tabrani datang berkunjung lagi ke kantor Visbeen. Beberapa hari sebelum pembukaan Kongres Pemuda Pertama Indonesia, M. Tabrani didatangi oleh seorang pemuda bertubuh jangkung yang bernama Wage Rudolf Supratman. Pekerjaan, wartawan surat kabar "Sin Po". Suatu surat kabar berbahasa Melayu yang diterbitkan oleh orang-orang Cina. Surat kabar itu sering memuat karangan-karangan , berita-berita yang memihak kepada kegiatan-kegiatan angkatan muda Indonesia. Itulah yang menyebabkan M. Tabrani merasa senang dikunjungi oleh wartawan "Sin Po". Ia memberi keterangan mengenai Kongres Pemuda I yang diminta oleh Wage Rudolf Supratman. Kedua wartawan itu sepakat akan menyiarkan berita-berita Kongres . pada hari pembukaan Kongres Pemuda 1 tanggal 30 April 1926, Wage Rudolf Supratman akan menyiarkan lewat surat kabar "Hindia Baru", sebagai ketua panitia, M. Tabrani memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Wage Rudolf Supratman untuk dapat meliput peristiwa bersejarah itu. [2]
Tepat pada tanggal 30 April 1926, dilaksnakanlah pembukaan Kongres Pemuda I. Semua organisasi pemuda mengirimkan wakil-waki untuk menghadirinya. Karena para tamu dan para peserta yang diundang sangat terbatas, maka jumlah hadirin pada pembukaan Kongres Pemuda Indonesia I tidaklah banyak. Dalam pidato pembukaannya ketua panitia, M. Tabrani meminta perhatian peserta untuk mencari cara menyatukan semangat Nasional diaklangan pemuda. Moh. Yamin menyampaikan pemikirannya tentang bahasa persatuan. Dalam pidatonya pada tanggal 2 Mei 1926, yang berjudul "Kemungkinan-kemungkinan Masa Depan Bahasa dan Sastra Indonesia". Yamin yakin bahwa dari sekian banyak bahasa yang dipakai oleh suku bangsa Indonesia, bahasa Melayu dan bahasa Jawa yang diharapkan akan menjadi bahasa persatuan atau bahasa pergaulan bagi rakyat Indonesia.
Pada acara persidangan selanjutnya, Sumarto tampil untuk menguraikan "Gagasan tentang Indonesia Bersatu". Inti sari yang disampaikan Sumarto sama seperti yang disampaikan M. Tabrani, yaitu merintis atau mengunggah semangat persatuan bangsa Indonesia. Persidangan terakhir Kongres Pemuda I pada pagi dan siang hari tanggal 2 Mei 1926. Persidangan terakhir terdiri atas beberapa acara. Acara pertama berupa siding terbuka yang di isi dengan ceramah. Acara kedua berupa siding tertutup, yang hanya mempersiapkan naskah rumuan putusan Kongres Pemuda Indonesia I. Acara ketiga berupa sidang terbuka. Dalam sidang terbuka itu akan dikeluarkan pengumuman-pengumuman. Diakhiri dengan pidato penutupan Kongres Pemuda Indonesia I, oleh ketua panitia Kongres. [3]
Kongres Pemuda I ini menerima dan mengakui cita-cita persatuan Indonesia, walaupun perumusannya masih samar-samar dan belum jelas. Oleh karena itu, antara PPPI, Pemuda Indonesia, PI, dan PNI berencana untuk memfusikan organisasi mereka dengan alasan untuk mewujudkan persatuan Indonesia dan persamaan cita-cita. Panitia Kongres Pemuda Indonesia 1 itu mandiri, artinya semua kegiatannya dilakukan atas prakarsa dan atas tanggung jawab Panitia Kongres.tidak atas prakarsa  dan tidak atas tanggung jawab sesuatu organisasi pemuda.mereka yakni organisasi duduk didalam panitia kongres pun bekerja secara sukarela, tidak menerima imbalan satu sen pun. Selama berbulan-bulan, panitia bekerja kerja keras tanpa mengenal waktu pagi, siang, sore, dan malam hari. Semangat pengabdian tanpa pamrih dan semangat gotong royong itulah yang memungkinkan diselenggarakannya Kongres Pemuda Indonesia 1. [4]
Peleburan fusi dari organisasi pemuda itu ternyata semakin lama semakin diperlukan karena kaum pemuda sangat merasakan bahwa bentuk organisasi masih bersifat kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Ambon, Jong Ambon, Jong Bataks Bond, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi, Jong Islamieten Bond, Studerence Minahasa, dan Pemuda Kaum Theosofi. Hal ini jelas tampak adanya perbedaan pada waktu diselenggarakannya Kongres Pemuda I. Dalam pembicaraan ternyata kepentingan daerah masih sangat mmping itu juga menonjol. Masalah bahasa juga menunjukkan masalah yang tak mudah mendapatkan kesepakatan dalam kongres tersebut. Disamping itu juga masih tampak sifat mementingkan daerah masing-masing. Untuk membentuk cita-cita bersama seperti rasa persatuan dan kesatuan bangsa, maka hal-hal tersebut sangat menghambat.untuk itulah ,maka peserta tidak merasa puas dan ingin melanjutkan Kongres Pemuda yang selanjutnya. Sebenarnya dalam Kongres Pemuda I para peserta dan pemimpin Kongres telah menunjukkan usaha yang keras untuk mencapai suatu cita-cita persatuan. Namun,mengingat baru pertama kali Kongres Pemuda dilaksanakan , maka untuk mencapai cita-cita yang dikehendaki masih mengalami kesulitan. Fanatisme terhadap adat masih sangat kuat dan berpengaruh besar terhadap semua pembicaraan.
Hasil utama yang dicapai dalamKongres Pemuda I antara lain sebagai berikut :
1.      Mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia (walaupun masih samar-samar)
2.      Usaha untuk menghilangkan pandangan adat dan kebiasaan kedaeraham yang kolot, dan lain-lain. [5]
Jadi oleh karena itu peserta memang menyadari bahwa pada saat itu masih sangat sulit untuk membentuk kebulatan tekat dalam perjuangan untuk mencapai cita-cita Nasional. Selain itu belu banyak anggota PI yang kembali ke tanah air dan belum mengikuti Kongres Pemuda I tersebut. Dan itu yang menyebabkan cita-cita untuk mencapai persatuan memang belum kuat. Baru dalam persiapan Kongres Pemuda II Tanggal 28 Oktober 1928, banyak bekas anggota PI yang ikut serta memikirkan jalannya Kongres Pemuda II yang akan diselenggarakan. Kondisi politik yang sangat berat dikarenakan adanya pemberontakan Komunis yang gagal dan pihak pemerintah Kolonial Belanda terus meningkatkan pengawasan pergerakan nasional dalam bidang politik.
Daftar Pustaka :
[2] Sudiyo, Drs. (2004). Perhimpunan Indonesia. Bina Adiaksara. Jakarta. Hal : 17
[3] Silalahi, S. (2001). Dasar-dasar Indonesia Merdeka. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta : 32
[5] Sunardi, Drs dkk. (2002). Pengetahuan Sosial Sejarah 2. Grasindo. Jakarta : hal 7

No comments:

Post a Comment