Amerika dan perang Pasifik


Savitriani/PIS/A
Menjelang Perang Dunia II, tentara Amerika Serikat bergerak maju di Pasifik. Walau pasukan Amerika Serikat dipaksa menyerah di Filiphina di awal 1942, tentaa sekutu menyerbu dibulan-bulan berikutnya. Pada bulan April, Jenderal James "Jimmy" Doolittle memimpin pasukan pengebom Amerika Serikat menyerang Tokyo. Secara militer serangan ini kecil saja dampaknya, namun di sisi lain memberi rakyat Amerika dorongan psikologi yang besar. Dalam Pertempuran Laut Karang yang berlangsung bulan berikutnya* – pertempuran laut pertama dimana seluruh pertarungan dilakukan oleh pesawat yang lepas landas dari kapal induk – angkatan laut Jepang menderita kerugian besar sehingga mereka terpaksa membatalkan ide untuk menyerbu Australia. Pertempuran Midway di bulan Juni ditengah-tengah Samudra Pasifik menjadi titik balik bagi sekutu, dimana tentara Jepang untuk pertama kali kalah besar. Jepang kehilangan 4 kapal induk sehingga langkahnya menyebrangi Pasifik tengah terhenti.

PERISTIWA PERANG SEKIGAHARA (1600) DI JEPANG


RAIZA NANDA PRATAMA/PIS/O17/B

Perang Sekigahara 21 Oktober 1600 di Jepang Pertempuran besar antara klan Tokugawa yang dipimpin oleh Tokogawa Leyasu melawan Toyotomi yang dipimpin oleh Ishida Mitsunari. Pertempuran ini sendiri dapat dikategorikan sebagai sebuah upaya perebutan kekuasaan atas Jepang, pasca meninggalnya Toyotomi Hideyoshi.
Pertempuran dimenangkan oleh klan Tokogawa sehingga memuluskan langkah mereka untuk membangun Keshogunan Tokugawa sebagai penguasa tunggal di Jepang. Dikemudian hari, beberapa kalangan menyebut pihak Tokugawa sebagai pasukan Jepang Timur. Sedangkan pihak Toyotomi dikenal dengan  pasukan Barat. Karena pertempuran Sekigahara merupakan  kunci dari rangkaian perebutan kekuasaan antara Tokugawa dan Toyotomi, maka perempuran ini kerap disebut-sebut sebagai penentu kepemimpinan atas Jepang.

Pemberontakan Drus (1925-1927)


Levyance Ramandha/PIS

Bangsa Druze menganggap diri mereka sebagai "Mowahhidoon" (jamak) atau "Mowahhid" (tunggal) yang berarti monotheis atau percaya pada satu Tuhan. Pada umumnya mereka disebut "orang Druze", diambil dari nama el-Drzi, salah seorang pemimpin agama terkemuka suku Druze di masa lalu. Beberapa sumber menyatakan bahwa orang Druze bukan keturunan suku apa pun sebelum menganut kepercayaan al-Hakim, seorang khalifah muslim. Beberapa teori yang belum terbukti kebenarannya menyebutkan bahwa orang Druze merupakan keturunan orang Persia, sementara teori lain menganggap mereka sebagai keturunan orang Kristen, sejak zaman Perang Salib. Tapi teori yang terakhir ini sepertinya tidak benar karena Perang Salib pertama terjadi pada sekitar delapan puluh tahun setelah lenyapnya al-Hakim. Orang Druze setia kepada negara yang menguasai tanah mereka dan tidak mencoba mendirikan negara mereka sendiri. Mereka bisa ditemukan di Israel, Libanon, dan Siria. Bisa dikatakan mereka adalah para pejuang terbaik karena mereka tidak takut mati.

BRUNEI BARU DENGAN PERKEMBANGAN ISLAM


TIOPAN PURBA/SAT/015/B

            Pemerintahan Islam pertama di Brunei dimulai saat dipimpin oleh Raja Puni Mahamosha (Muhammad Shah) pada tahun 1363 M. Ketika kerajaan Brunei Tua merdeka, Raja Awang Alak Betatar menjalin kerja sama dengan seorang putri Kesultanan Johor. Melalui perkawainan tersebut Raja Awang Alak Betatar akhirnya memeluk Islam dan mendapatkan gelar dari Sultan Johor, yaitu Sultan Muhammad Shah. Saat itulah pertama kalinya Islam diterapkan sebagai agama negara.
            Sultan Muhammad Shah memerintah Brunei sampai tahun 1402 M. Dalam catatan sejarah disebutkan Sultan Muhammad Shah hanya memiliki satu orang putri bernama Putri Ratna Dewi. Tetapi dalam catatan sejarah Cina, Muhammad Shah memiliki satu orang putra bernama Sultan Abdul Majid Hasan yang ditulis Ma-na-je-ka-na. Sayangnya Sultan Abdul Majid Hasan tidak termasuk dalam silsilah Raja-Raja Brunei karena beliau mangkat pada tahun 1408 M saat perjalanan kunjungan ke Nanking, dan dimakamkan di Cina dengan tulisan pada makamnya berbunyi "Makam Raja Pu-ni".

SEJARAH KERAJAAN RIAU-LINGGA-JOHOR-PAHANG

Tiopan Purba/SR/015/B

            Kabupaten Bintan sebelumnya merupakan Kabupaten Kepulauan Riau. Kabupaten Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad yang silam tidak hanya di nusantara tetapi juga di manca-negara. Wilayahnya mempunyai ciri khas terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan, karena itulah julukan Kepulauan "Segantang Lada" sangat tepat untuk menggambarkan betapa banyaknya pulau yang ada di daerah ini. Pada kurun waktu 1722-1911, terdapat dua Kerajaan Melayu yang berkuasa dan berdaulat yaitu Kerajaan Riau Lingga yang pusat kerajaannya di Daik dan Kerajaan Melayu Riau di Pulau Bintan.