ELISKA FAZIRA
a. Tragedi Korea
Perang korea adalah warisan Perang Dingin yang menyakitkan bagi bangsa Korea. Dijajah jepang dari tahun 1910 dan baru memperoleh kebebasannya tahun 1945, bangsa Korea mengharapkan Sekutu (utamanya AS dan Soviet) memenuhi janji mereka untuk "menuntun" bangsa Korea menjadi bangsa yang merdeka.
Hal ini terjadi karena dari tahun 1943 dan 1945, lima kali AS-Soviet mengadakan persetujuan untuk membicarakan masalah Korea yang dijanjikan akan merdeka di kemudian hari dan akan dibimbing oleh Sekutu untuk mempersiapkan kemerdekaannya. Janji inilah yang dapat dilihat sebagai asal usul terbaginya Korea hingga memuncak pada Perang Korea. AS dan Soviet awalnya tidak begitu memperhatikan posisi Korea sebagai negara yang strategis untuk kepentingan mereka, namun tetap mengawasi Korea dengan penuh perhatian untuk "didoktrin" oleh mereka.
Hal ini sebenarnya masih terjadi setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu di tahun 1945. Namun dalam perkembangannya, untuk menutup ruang pasukan Soviet yang tiba lebih dulu di Korea dengan segera AS menarik garis 38 derajat paralel demi memisahkan zona okupasi Soviet yang ada di utara dan AS yang ada di selatan.
Rakyat Korea harus menanggung berpisah dengan saudarah setanah airnya. Mereka harus menerima ini karena saat itu Korea adalah negera pedesaan yang miskin dan tertinggal akibat penjajahan Jepang.
Alasan pembagian Korea dilakukan oleh AS tidak hanya karena Soviet telah berada di utara Korea pascakapitulasi Jepang sementara AS berada di selatan. Namun yang lebih penting adalah AS ingin mengamankan Jepang dari pengaruh komunisme sekaligus menjadikan garis Dean Acheson sebagai tanggul luar pertahanan AS dari pengaruh Uni Soviet.
Tidak adanya pengertian yang baik antara AS dengan Soviet membuat keduanya tidak dapat melucuti tentara Jepang secara bersama dalam satu wilayah. Untuk membuatnya menjadi lebih efektif maka dipisahkan wilayah tugas mereka. Pada akhirnya garis ini berakibat fatal dan bertahan selamanya. Soviet dan AS tidak dapat menghentikan okupasi dalam bentuk penyebaran ideo;ogi masing-masing pada rakyat Korea di utara dan selatan. Akibatnya kedua wilayah ingin melakukan penyatuan Korea dengan caranya masing-masing. Perang korea pun meletus dari tahun 1950-1953 sebagai hasil yang tak dapat dihindarkan.
Perang Korea (1950-1953) meninggalkan dua korea yang dipisahkan oleh zona Demiliteriasi korea, yang secara teknis masih menyisahkan perang melalui Perang Dingin hingga kini. Korea Utara adalah negara komunis , sering kali digambarkan sebagai Stalinis dan tertutup. Sejak 1990-an, dengan pemerintahan Korea Selatan yang liberal proregsif, juga mengangkatnya pendiri Korea Utara Kim II-Sung, dua pihak mengambil jalan, langkah-langkah simbolik menuju Reunifikasi Korea yang mungkin.
b. Perwalian dan Pembagian Korea
Setelah menjalani serangkaian perundingan membahas strategi dan pondasi dasar tatanan dunia pasca-Perang Dunia II, Korea menjadi sorotan karena ada dua negara pemenang perang yang saling memperebutkannya. Hal ini dilakukan demi mempertahankan keamanan nasional, meyebarkan pengaruh ideologi, dan demi Jepang. Terdapat perebutan lingkungan pengaruh (sphere of influence) antara Soviet dengan AS pascaperang. Dari kairo, Teheran, Yalta, Postdam hingga Konferensi Menlu di Moskow antara tahun 1943-1945 AS dan Soviet gagal meraih kesepakatan dan acuan yang kongkret mengenai nasib Korea.
Rakyat Korea melihat AS dan Soviet di bulan Agustus 1945 adalah teman dan pembebas mereka yang menumbuhkan lagi harapan dan aspirasi mereka akan kebebasan dan kemerdekaan. Namun semuanya berubah karena kedua negara tidak dapat saling bekerja sama dalam perwalian Korea. Teman dan pembebas dengan cepat berubah menjadi terpisah dan diduduki oleh pasukan asing. Mereka hampir saja lepas dari perwalian lima tahun namun mereka meyaksikan tumbuhnya Perang Dingin di Korea dn munculnya dua negara di tanah mereka yang saling mengklaim paling sah berdasrkan hukum di seluruh semenanjung
Green mengemukakan bahwa sebelum Uni Soviet secara formal ikut dalam perang di Timur Jauh pada 8 Agustus 1945, garis selatan di Korea telah didirikan, dan Soviet telah setujuh untuk tidak melewatinya. Pada kenyataannya , setelah menyatakan perang melawan Jepang, Soviet melancarkan serangan militer ke Korea dari Siberia dan melewati garis lintan 38°. Sebenarnya apakah garis 38° ini ada sesudah atau sebelum kapitulasi Jepang? Siapa penggagasnya?
Hugh Borton selaku Ketua Sekretariat Jepang-Korea Depertemen Luar Negeri menyatakan secara tidak langsung pada 28 Desember 1946 bahwa sebelum kapitulasi Jepang telah ada kesepakatan antara Soviet dan AS yaitu untuk membagi Korea menjadi area selatan dan utara pada 38° paralel. Ia mengatakan bahwa "Aslinya itu adalah pembagian militer...Itu dibuat hanya untuk membantu kita dan Soviet untuk melawan Jepang di Korea. Namun ternyata Jepang sudah menyerah sebelum kita ke sana dan pembagian militer ternyata menikam kita dan menjadi politis.
Namun Asisten Menlu John H. Hildring dalam pidato yang diberikannya di Detroit 10 Maret 1947 dan Jenderal Marshall dalam suratnya tertanggal 30 April 1947 kepada Menlu Molotov mengatakan bahwa kesepakatan untuk membagi pasukan di 38° paralel tidak dibuat sebelumnya, tetapi sesudah penyerahan Jepang, semata-mata untuk keperluan menerima penyerahan pasukan Jepang. Jika pernyataan ini benar, maka usai menerima penyerahan Jepang keberadaan garis demarkasi ini adalah hal yang tidak perlu. Faktanya, garis ini tetap dipertahankan pascakapitulasi Jepang oleh Soviet dan AS.
Pembagian Korea menjadi Korea Utara dan Korea Selatan bermula sejak kemenangan Blok Sekutu di dalam perang Dunia II, mengakhiri 35 tahun penjajahan Jepang atas Korea. Di dalam sebuah proposal yang ditolak oleh hampir seluruh bangsa Korea, Amerika Serikat dan Uni Soviet setuju untuk sementara menduduki negara Korea sebagai wilayah perwalian dengan zona pengawasan yang didemarkasi pada sepanjang 38° lintang Utara.
Pembagian semenanjung Korea menjadi dua dan perang saudara yang terjadi antara sesama bangsa Korea telah memperlebarjurang pemisah antara kedua negara. Korea Selatan dan Korea Utara selalu mencari cara untuk dapat mewujudkan reunifikasi nasional yang diyakini akan kembali menyatukan banhsa Korea dan membawa kebahagian pada seluruh rakyat Korea.
c. Terbentuknya Dua Korea
Pada saat ini, sayap kanan anti-perwalian terpecah menjadi dua kubu. Sygman Rhee dan pengikutnya pada PDK mengusung pendirian pemerintahan yang terpisah di selatan dalam pergerakan untuk memisahkan Korea.
Sementara Partai kemerdekaan Korea yang dipimpin oleh Kim Ku, menentang pendirian pemerintahan yang terpisah. Partainya mengusung enarikan tentara AS dan Soviet dari Korea, dan pemilu akan diputuskan dengan negosiasi antara tokoh-tokoh penting di utara dan selatan.
Menghadapi boikot dari Uni Soviet, KSPBBMK meminta nasehat dari Komite Interim MU di bulan Februari 1948 meski mendapat pertentangan yang kukuh dari Soviet dan negara-negara blok timur dalam Komite Interim . walau ada ketakutan yang diperlihatkan oleh beberapa anggotanya karena hal ini bisa Korea KSPBBMK tetap mengeluarkan resolusi tanggal 26 Februari, dengan suara 31 melawan 2 dengan 11 abstain, untuk menyelenggarakan pemilihan di Korea.
Sebanyak 7.837.504 pemilih yang memenuhi syarat atau 79,7% orang Korea yang berumur di atas 21 telah terdaftar menurut registrasi tanggal 9 April. Dari angka ini, 51% adalah pria dan 49% adalah wanita pada 200 distrik pemilihan dengan 13.407 tempat pemungutan suara.
Tiap distrik akan memilih satu anggota untuk menjadi anggota di Majelis Konstitusi, dan 824 kandidat termasuk 17 wanita bekerja di Majelis Konstitusi. Bulan Mei 1948, pemilu dilaksanakan. 7.487.649 orang atau 95,5% pemilihan yang telah terdaftar berpartisifasi dalam pemilihan.
Majelis Konstitusi yang terdiri dari 198 wakil rakyat pun terbentuk. Majelis Nasional bertemu tanggal 31 Mei untuk mempersiapkan konstitusi. 17 Juli, konstitusi secara formal diberlakukan, dan sesuai dengan aturannya, pemilihan presiden akan diselenggarakan tanggal 20 Juli.
Dengan menguatnya ketidakpercayaan antara sekutu sebelumnya Amerika Serikat dan Uni Soviet, tidak ada persetujuan yang berhasil dicapai mengenai cara untuk mendamaikan pemerintah sementara yang saling bersaing. Pada April 1948, sebuah konferensi organisasi-organisasi dari korea Utara dan Korea Selatan bertemu di pyongyang. Konferensi ini tidak membuahkan hasil, dan Soviet memboikt pemilihan umum yang diawasi PBB di Korea Selatan. Tidak ada pemilihan yang diawasi PBB di Utara. Pada tanggal 10 Mei Korea Selatan mengadakan pemilihan, Syngman Rhee, yang telah mengusulakan pemilihan umum parsial di Korea Selatan demi mewujudkan kekuasaannya sejak 1947, terpilih sudah, meskipun partai-partai sayap kiri memboikot pemilihan umum itu. Pada 15 Agustus, Republik Korea secara resmi mengambil alih kekuasaan dari militer AS.
Meskipun pada tanggal 15 Agustus 1945 Bngsa Korea berhasil memperoleh kemerdekaannya, tapi kegembiraan bangsa Korea atas kemerdekaannya itu tidak bertahan lama karena bangsa Korea harus menghadapi suatu tragedi pemisahan bangsa dan tanah air. Pemisahan itu terjadi setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet, yang memainkan peran penting dalam mengalahkan imperialis Jepang, masuk ke Semenanjung Korea yang dibagi tepat pada garis lintang 38°.
Sesuai dengan keputusan Koferensi 3 Menteri antara AS, Inggris, US di Moskow, negara-negara sekutu mencoba mendirikan pemerintahan perwalian, ba.ik di Korea Utara maupun Korea Selatan, selama 5 tahun di bawah pengontrolan PBB. Perwalian negara-negara Sekutu atas Semenanjung Korea dan penolakan mereka atas pemerintahan Republik Rakyat Korea itu mendapatkan tantangan keras dari masyarakat Korea.
d. Korea Selatan Terbentuk
Penguasa pendudukan Amerika Serikat di Korea bagian selatan melihat banyak upaya pemerintah pribumi sebagai pemberontakan komunis dan menolak untuk mengakui "pemerintahan sementara". Namun, seorang anti-komunis bernama Syngman Rhee,yamg pindah kembali ke korea setelah puluhan tahun di pengasingan di Amerika Serikat, dianggap sebagai calon yang dapat diterimah untuk memimpin negeri ini sementara waktu karena ia dianggap ramah kepada Amerika Serikat.
Sygman Rhee terpilih menjadi presiden melalui pemilihan secara tidak langsung. Pada 15 Agustus 1948, Republik Korea (Taehan Minguk) resmi berdiri. Tanggal 12 Desember, dengan suara mayoritas dari MU PBB yang diselenggarakan di Paris, Republik Korea. Dengan segera, Republik Korea memperoleh pengakuan dari sekitar 50 negara melalui kontak diplomatik secara individual.
Dengan demikian MU PBB 12 Desember 1948 mempersiapkan panggung untuk peran PBB sebagai partisan di Korea di akhir tahun 40-an. Dari pemilu ini pendukung Rhee dan PDK memperoleh 85 kursi dari 200 kursi yang diperbutkan.
Dalam prosesnya, sayap kiri yang dipimpin oleh Partai Pekerja Korea bagian selatan Korea, sayap kanan, dan kaum moderat menetang pembentukan pemerintah selatan yang terpisah dan membentuk Asosiasi untuk Kemajuan Kemerdekaan Bersatu tanggal 21 Juli 1948. Juga ada banyak pergerakan, termasuk pemberontakan di Pulau Jeju tanggal 3 April melawan pendirian pemerintahan terpisah yang timbul diseluruh negeri.
Untuk mendapatkan fakta yang berimbang aktivitas gerilya (sering disebut pemberontakan oleh kedua negara) nyatanya dilakukan oleh RDRK dan RK. Tercatat dari bulan April hingga Juli 1949 ada 13.633 gerilya di mana RDKR melakukan 132.398 gerilya sebanyak 2235 atau sekitar 18%.
Posisi ini sedikit berubah di bulan Maret dan April 1950. RDRK masih tetap melakukan aktivitas gerilya terbanyak dengan 4910 sedangkan RK sebanyak 3328.
Statistik ini menunjukkan kedua Korea sudah siap mengunifikasi semenanjung Korea dengan menggunakan kekuatan bersenjata. Persoalanya adalah tinggal siapa yanga akan menyerang duluan.
Di bawah Rhee, pemerintah sementara korea selatan melakukan sejumlah kampanye militer melawan pemberontakan sayap kiri yang mengangkat senjata melawan pemeintahan dan menganiaya lawan-lawan politik lainnya.
e. Korea Utara Terbentuk
Di utara garis 38°, KRSKU dengan Kim II Sung sebagai ketuanya, terbentuk di tahun 1946 dan melakukan reformasi tanah tanggal 5 Maret 1946. PPKU didirikan tanggal 28 September 1946, bersama dengan Komite Rakyat Korea Utara yang formal.
Korea Utara menyatakan telah mengadakan "pemilihan rahasia" di selatan di bulan Agustus dan telah memilih 360 wakil Korea Selatan dalam 572 anggota Majelis Rakyat Tertinggi. Menurut mereka, 77,2% dari 8.681.745 pemilih yang memenuhi syarat di Korea Selatan telah berpartisipasi dalam pemilihan rahasia ini, sementara 99,7% pemilih di Korea Utara telah mempergunakan "hak demokrasi".
Mengingat negara selatan yang telah berpisah menolak untuk bernegosiasi dengan kekuatan politik di utara, negara terpisah di utara terus mengungkapkan hasratnya untuk bernegosiasi dengan kekuatan politik di selatan dan memproklamirkan dirinya sebagai pemerintahan bersatu yang mempunyai wakil di selatan.
Pada bulan Agustus 1945, tentara Uni Soviet untuk memerintah negeri ini sampai rezim dalam negeri, yang ramah kepada Uni Soviet, dapat didirikan di seluruh negara, meletakkan pihak komunis di posisi kunci.
Pada Februari 1946 pemerintahan sementara yang disebut Komite Rakyat Sementara Korea Utara dibentuk dibawah pimpinan Kim II-sung, yang telah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk berlatih perang bersam Manchuria. Konflik dan perebutan kekuasaan memanas di tingkat atas pemerintahan di Pyongyang karena pihak aspirasi yang berbeda melakukan manuver untuk mendapat posisi kekuasaan di dalam pemerintahan baru.
DAFTAR PUSTAKA
Kamasa, Frassminggi, 2016, Perang Korea "Tragedi Terbelahnya Semenanjung Korea Dalam Preang Yang Belum Selesai",Yogyakarta, Narasi.
Yang Seung-Yoon dan Nur Aini Setiawati, 2003,Sejarah Korea "Sejak awal abad hingga masa kontemporer", Gajah Mada University Press.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembagian_Korea
No comments:
Post a Comment