Fatimah/SP
Di dalam sejarah pendidikan suatu negara seperti di Mesir pasti memiliki tujuan pendidikan, struktur pendidikan, jenis pendidikan, manejemen, kurikululum pendidikan, metode pengajaran, dan tidak lupa pula tokoh yang berperan dalam pembaharuan pendidikan di Negara Mesir ini.
Seperti kita ketahui pendidikan pada hakikatnya yakni suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan social dan lingkungan alam , yang berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Di Mesir sendiri, pendidikan adalah gratis untuk sekolah sekolah negeri. [1]
Di Mesir sendiri dalam suatu survei mengenai level pendidikan penduduk Mesir yang dilakukan tahun 1986 menunjukkan bahwa hanya 4,1 5% yang memiliki gelar Universitas(5,1 % pria, dan 2,85 % wanita).sedangkan penduduk yang berpendidikan sekolah menengah mencapai 21,7%.. jumlah ini tercapai karena adanya ekspansi pendidikan pada level sekolah menengah dan pendidikan tinggi. Penduduk yang buta huruf(illiterates) tercatat 70, 8 % dari penduduk berusia diatas 10 tahun pada 1960, 56,3 % tahun 1976, dan 49,4% dalam tahun 1986. Jumlah wanita buta huruf masih tetap 70% lebih tinggi dari pria buta huruf.
Semenjak pendudukan Mesir oleh Napoleon Bonaparte tahun 1798 M, merupakan tonggak sejarah bagi umat Islam di Mesir untuk mendapatkan kembali kesadaran akan kelemahan dan keterbelakangan pendidikan Mesir kala itu. Ekspedisi Napoleon tersebut tidak hanya menunjukkan kelemahan umat Islam namun, sekaligus menunjukakan kebodohan kaum Islam di Mesir mengenai pendidikan. Karena pada saat ekspedidi Napoleon disamping membawa pasukan tentara yang kuat juga membawa pasukan ilmuan untuk mengadakan penelitian di Mesir.
Hal tersebutlah yang menjadikan mengapa Mesir tersadar akan kelemahan dan keterbelakangan negaranya dalam bidang pendidikan, sehingga timbullah motivasi berbagai macam usaha pembaharuan dalam segala bidang kehidupan, untuk mngejar ketertinggalan dan keterbelakanagn Mesir .
Salah satu tokoh pembaharuan Mesir yakni Ali Pasya yang berkuasa 1805-1848. Muhammad ali Ali Pasya sebetulnya buta huruf, namun ia mengetahui betapa pentingnya arti pendidikan dan ilmu pengetahuan untuk kemajuan dan kekuatan suatu Negara.
Dalam rangka memperkuat kedudukan di Mesir dan sekaligus melaksanakan pembaharuan pendidikan di mesir, ia mengadakan pembaharuan dengan jalan mendirikan sekolah yang menitu sistem dan pengajaran Barat. Di sekolah – sekolah, diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan seperti yang ada di Barat. Bahkan untuk memenuhi tenaga pengajar Lai Pasya mendatangkan guru-guru dari Barat(terutama dari Prancis). Muhammad Ali juga mengirimkan sejumlah pelajar ke Barat, dengan tujuan agar mereka menguasai ilmu pengetahuan Barat, agar setiba kembali ke Mesir mampu mengembangkan ilmunya di Mesir. [2]
A. Politik dan Tujuan Pendidikan Mesir
Tahun 1987, pemerintah Mesir menyatakan pengembangan secara ilmiah harus dilakukan dalam sistem pendidikan Mesir dibawah ini penyataan kementrian pendidikan Mesir tentang tujuan utama pendidikan :
1. Pendidikan dimaksutkan untuk menegakkan demokrasi dan persamaan kesempatan, serta pembentukan individu-individu yang demokratis
2. Pendidikan juga dimaksutkan sebagai pembangunan bangsa menyeluruh, yakni menciptakan hubungan fungsional antara produktivitas pendidikan dan pasar kerja
3. Pendidikan juga harus diarahkan pada penguatan rasa kepemilikan individu terhadap bangsa, dan penguatan atas budaya dan identitas Arab
4. Pendidikan harus mampu menggiring masyarakat pada pendidikan sepanjang hayat melalui peningkatan diri dan pendidikan diri sendiri
5. Pendidikan harus mencangkup pengambangan pengembangan ilmu dan kemampuan tulis baca, berhitung, bahasa –bahasa selain bahasa Arab, cipta seni, serta pemahaman atas lingkungan
6. Pendidikan bertujuan pula sebagai kerangka kerja sama dalam pengembangan kurikulum dan penilaian
Kebijakan-kebijakan pendidikan di atas ialah tujuan umum Negara. Umumnya, sasaran pendidikan bervariasi berdasarkan tingkat pendidikan , daerah, program, dan individu.
B. Struktur dan Jenis Pendidikan Mesir
Di Mesir dibagi menjadi sistem pendidikan formal, sistem sekolah sekuler,system sekolah al-azhar, pendidikan vokasional dan teknik, dan pendidikan norformal. Di bawah ini akan dijelaskan sebagai berikut :
1) Sistem Pendidikan Formal
Sistem pendidikan Mesir mempunyai dua struktur parallel; struktur sekuler dan struktur keagamaan Al-azhar. Struktur sekuler diatur oleh kementrian pendidikan. Struktur Al-Alzhar dilaksanakan oleh kementrian Urusan Al-Azhar. Kementrian Urusan Al-Azhar juga disebut kementrian agama di Negara-negara lain. Selain dari kedua struktur ini, ada pula jenis sekolah yang diikuti oleh sejumlah kecil anak-anak, misalnya anak-anak cacat masuk ke sekolah-sekolah khusus.bagi yang ingin menjadi militer masuk ke sekolah militer.
Berdasarkan statistic tahun 1988, hanya 92 % anak-anak pada klompok untuk yang masuk sekolah. Hanya 62 % anak-anak kelompok umur sekoah menengah, tetapi dari 92 % anak-anak yang masuk sekolah, 3,6 % diantaranya masuk Al-Azhar
2) Sistem Sekolah Sekuler
Pendidikan wajib di Mesir berlaku sampai"grade"8 dan ini dikenal sebagai pendidikan dasar. Ada pendidikan taman Kanak-kanak dan "Play Group" yang mendahului sekolah dasar, tetapi jumlahnya sangat kecil dan kebanyakan berada di kota-kota. Pendidikan ini dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang pertama yang dikenal dengan"Sekolah Dasar" mulai dari "Grade" 1 sampai "Grade"5, dan jenjang kedua, yang dikenal dengan Sekolah Persiapan"mulai dari "Grade" 6 sampai "Grade"8.
Setelah mengikuti pendidikan dasar selam delapan tahun , murid-murid punya 4 pilihan : tidak bersekolah lagi, memasuki sekolah menengah umum, memasuki sekolah menengah 3 tahun atau memasuki sekolah teknik lima tahun. Pada sekolah menengah umum, tahun pertama (Grade 9) ialah kelas bersama. Pada Grade 10 murid harus memilih antara bidang sains atau nonsains .
Pendidikan tinggi di universitas dan institusi spesialisasi lainnya mengikuti pendidikan akademik umum. Pendidikan pada sebagian lembaga perguruan tinggi berlangsung dua, empat, lima tahun tergantung pada bidang dan program yang dipilih. Semenjak tahun 1991, sebagian tamatan sekolah teknik dibolehkan melanjutkan ke pendidikan tinggi.
Antara tahun 1952 dan 1988 jumlah murud seluruhnya pada semua tingkat pendidikan meningkat dengan tajam dari hampir 1,9 menjadi mendekati 10,3 juta orang. Kenaikan yang paling besar pada tingkat pertama pendidikan yang jumlah muridnya meningkat dari 1,4 juta(37,8% wanita) tahun 1952 menjadi 6,9 juta(44 % wanita) dalam tahun 1988 Jjumlah siswa tingkat kedua, sekolah menengah, naik dari 460.000(19,4 % wanita) menjadi 2,4 juta (42, 5% wanita), sedang pada level ketiga yakni perguruan tinggi naik dari 54.000 mahasiswa menjadi 980.000 mahasiswa (34,4 % wanita)
Pada level pendidikan tinggi, struktur sekuler mempunyai 220 fakultas dan institusi pendidikan tinggi lainnya dengan 16.000 staf pengajar, dan 695,736 mahasiswa(628.820 pria dan 66,916 wanita)
3) Sistem Sekolah Al-Azhar
Sistem sekolah Al Azhar hampir sama dengan sekolah sekuler pada tingkat pendidikan dasar. Perbedaannya ialah bahwa pendidikan agama Islam lebih mendapat tekanan. Namun, untuk mata pelajaran kurikulumnya seperti pada sekolah sistem sekuler. Grade 10 dan Grade11 sama untuk semua murid. Pada Grade 11, murid diperbolehkan memilih apakah ingin masuk ke sekolah umum dua tahun lagi, atau masuk ke sekolah agama dua tahun
Pada level Universitas, fakultas -fakultas sama dengan yang ada pada pendidikan sekuler tapi kurikulumnya lebih menekannya pada keagamaan. Selanjutkan, Seluruh pendidikan guru untuk pendidikan keagamaan hanya diselenggarakan dalam lingkungan sistem Al _Azhar
Sekolah-sekolah al-Azhar lebih sedikit muridnya dibanding dengan jumlah murid sekolah sistem sekuler. Dalam tahun 1988, persentase murid pada sekolah Al-Azhar hanya 3,6 % dari seluruh murid dalam sekuler.pada tingkat pendidikan tinggi, jumlah mahasiswa pada jalur Al azhar ialah 14,3 % dari jumlah mahasiswa pada kedua jalur pada tahun 1988. Jumlah yang kecil pada sekolah sekolah Al-Azhar ini yakni 14,3 % kelihatannya tinggi, namun ada catatan mengenai ini. Lebih besar jumlah tamatan dari jalur AlAzhar yang masuk ke perguruan tinggi dibandingkan dengan tamatan sekolah sistem sekuler. Perlu dicatat bahwa tidak ada pendidikan teknik pada sistem AlAzhar
4. Pendidikan Vokasional dan Teknik
Pendidikan kejuruan(vokasional) dan pendidikan teknik diperluas sejak tahun 1950-an. Terjadi peningkatan jumlah sekolah vokasional dan teknik dari 134(dengan siswa 31.800) dalam tahun 1950 menjadi 400 buah(dengan siswa 115.600) dalam tahun 1060.antara 1970 dan 1988 jumlah siswa pada kedua jenis sekolah ini naik dari 27.300 orang menjadi 978.800. artinya terjadi kenaikan 19 % dan 40,8 % pada periode tesebut.
Pada tahun 1988, Mesir memiliki 563 buah vokasional dan teknik yang berarti 48,% dari sekolah menengah yang ada. Pada sekolah vokasional dan teknik pada tahun 1988 jumlah muris ialah 759.700 orang, sedangkan jumlah murid sekolah umum 564.668 orang.
Pada tahun 1988, terdapat 34 institut teknik dengan jumlah mahasiswa 59.400 ini berdasarkan The National Center for educational Research.ini sama dengan 7,5 % dari total mahasiswa pendidikan tinggi
Untuk jumlah guru sekolah menengah vokasional dan teknik naik dari 13.700 orang(14 % wanita) tahun 1970 menjadi 42.800 orang(26 % wanita) tahun 1987.pada level pendidikan tinggi, staf pengajar pada institute teknik berjumlah 690 orang dalam tahun 1988, yakni 4,3 % dari seluruh staf pengajar pendidikan tinggi
5. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal didefenisikan sebagai serangkaian kegiatan pendidikan terencana diluar sistem pendidikan formal. Pendidikan nonformal dimaksudkan untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi kelompok-kelompok orang tertentu, apakah anak-anak, generasi muda, orang dewasa, apakah mereka laki-laki atau perempuan , petani, pedagang, atau mereka dari keluarga orang kaya atau keluarga miskin. Di Mesir, pendidikan nonformal terutama dikaitkan dengan penghapusan iliterasi.berdasarkan hasil sensus tahun 1960 Mesir, 70 % penduduk diatas usia 10 tahun ialah buta huruf.tahun 1976, Mesir Mencatat 13,3 juta orang dewasa(di atas usia 15 ) yang buta huruf dari total penduduk dewasa.
Semenjak tahun 1967, kementrian Perburuan menyelenggarakan program penataran untuk mendidik orang-orang yang telah menamatkan pendidikan tingkat dasar, atau orang orang yang putus sekolah formal yang berusia antara 12 dan 18 tahun. Mereka diberi keterampilan Vokasional yang cocok untuk lingkungan dan kemampuannya.pendidikan ini biasanya diselenggrakan selam Sembilan bulan ; tujuh bulan di pusat-pusat latihan vokasional, dan dua bulan ditempat-tempat unit produksi. Para peserta latihan kemudian ditempatkan bekerja pada sector pemerintahan atau sector swasta. [3]
Dalam tahun 1984, kementrian Perburuan memulai program-program pelatihan jangka pendek dalam bidang vokasional untuk mempersiapkan pekerja-pekerja yang keterampilannya sangat kurang, dengan tujuan memenuhi kebutuhan pasar kerja dalam bidang tertentu.juga dilakukan pelatiahan bagi buruh-buruh yang pekerjaannya tidak ada lagi atau diperkirakan habis.pelatihan ini berlangsung selam empat bulan. Peserta pelatihan yang berusia antara 18 dan 45 tahun, diberi ilmu pengetahuan dan keterampilan. Latihan praktek dilakukan di pabrik-pabrik milik pemerintah dan swasta, sedangkan pelajaran teori diberikan pada sekolah sekolah perindustrian
Dibawah pengawasan kementrian perindustrian, ada 33 buah pusat pelatihan di berbagai govenorat. Pusat-pusat pelatihan ini menyelnggarakan program kilat bagi pekerja yang masih "semiskilled"melalui pemagangan di Industri –industri, dan juga meningkatkan keterampilan teknisi. Program pemagangan dapat pula diikuti oleh murid murid yang telah tamat pendidikan dasar, atau mereka yang tidak akan melanjutkan pendidikannya ke sekolah teknik. Proses pemagangan ini berlangsung selama tiga bulan.
C. Menejemen Pendidikan Mesir
1. Otorita
Sistem pendidikan Mesir ialah tanggung jawab Kementrian pendidikan Negara. Kementrian pendidikan bertanggung jawab mulai dari pendidikan prasekolah sampai ke pendidikan tinggi dlam aspek perencanaan, kebijakan, control kualitas, koordinasi, dan pengembangannya.
Kementrian pendidikan disusun dengan organisasi sebagai berikut :
1. Kantor Devisi Menteri. Bagian ini menyupervisi : hubungan kebudayaan dengan pihak luar, perencanaan pendidikan dan tindak lanjutnya, hubungan masyarakat, statistik, masalah-masalah direktorat, dan koordinasi tugas-tugas supervisi.
2. Bsgian perkantoran Menteri. Tugasnya termasuk antara lain penghubung dengan Dewan Perwakilan Rakyat, pusat teknik, kantor keamanan, secretariat umum dewan-dewan tertinggi Negara dan seksi kesekretariatan
3. Bagian pendidikan dasar. Kantor ini bertugas mengawasi pendidikan dasar. Persiapan guru, dan pendidikan bagi orang dewasa serta literasi
4. Bagian Pendidikan Persipan dan Pendidikan Menengah, bertanggung jawab atas pengawasan terhadap kedua sector serta koordinasi administrasinya
5. Bagian Pendidikan Teknik. Kantor ini bertanggung jawab mengawasi pendidikan industry. Pendidikan kebudayaan, pendidikan perdagangan, peralatan teknik, dan koordinasi administrasi
6. Bagian Pelayanan Umum. Kantor ini bertanggung jawab mengawasi metode pendidikan , pendidikan swasta, makanan, soal-soal hokum, dan masalah –masalah kantor
7. Bagian pengembangan Administrasi. Kantor ini mengawasi organisasi, pelatihan, dan personalia
8. Bagian administrasi dan soal-soal keuangan
Menteri bersidang dalam waktu-waktu tertentu dengan dewan-dewan yang berada di bawah kesekretariatan dan sejumlah dewan-dewan lain. Menteri juga memimpin siding dewan tertinggi Universitas yang bertanggung Jawab atas oerencanaan dan pembuatan kebijakan. Mesir di bagi dalam 140 Distrik Pendidikan dengan jaringan supervisor dan administrator
2. Pendanaan
Meningkatnya jumlah guru dan sekolah, perbaikan peralatan dan kenaikan harga (termasuk kenaikan gaji) telah menyebababkan kenaikan belanja pendidikan.dua puluh tiga juta pound Mesir sama dengan US$77 juta yang dianggarkan dalam tahun 1952 naik menjadi E126 juta pounds(US$420 juta) tahun 1969. Pada periode yang sama, investasi masyarakat pada pendidikan meningkat dari E2,5 juta Puond(US$8,4 juta) menjadi E33,3 juta pound(US$ 111,2 juta). Sesudah tahun 1970, alokasi dana untuk pendidikan mulai meningkat dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan alokasi sebelumnya.
Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan formal tahun 1988 ialah 18,5% dari total pengeluaran untuk masyarakat. Gaji menyerap 80 % lebih, sementara pengeluaran lain 20 %. Pemerintah harus menyediakan biaya lebih dari E3 miliar pound (US$2,94 miliar) dalam 10 tahun yang akan dating.dari tahun 1964 sampai 1978, pengeluran untuk pendidikan pra universitas meningkat empat kali lipat sedangkan pengeluaran untuk pendidikan tinggi meningkat lima kali lipat.pendidikan tinggi dalam tahun 1970 menggunkan 20,4 % daru total pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dan 31,4 % tahun 1978. Dari total anggaran kementrian , pendidikan dasar menerima 44 %
Bank Dunia, UNICEF,UNESCO, Negara sahabat seperti Amerika serikat, German, Kerajaan Inggris(UK) dan Negara Arab member bantuan dalam bidang pendidikan kepada Mesir. Namun meskipun jumlah bantuan cukup besar, masih perlu banyak lagi yang harus dicapai dalam bidang pendidikan, terutama dalam meningkatkan efisiensi manajemen dan belanja pendidikan.
Di dalam system pendidikan Mesir ini yang lebih dipertimbnagkan ialah sekolah persiapan (sekolah menengah pertama) sebagai jenjang terakhir untuk wajib belajar. Gaji guru-guru pada semua level pendidikan telah naik begitu besar antara tahun 1981 dan 1988 di bandingkan kenaikan sebelumnya.
3. Personalia
Kementrian pendidikan Mesir memiliki 2000 staf professional dan staf pendukung. Para Perencana, misalnya, biasanya dipilih dari lulusan universitasa dengan tambahan pendidikan selama satu tahun di Institut Perencanaan di Kairo. Biasanya ynag dipilih ialah mereka –mereka yang telah menunjukkan keterampilan mengajar yang sangat baik. Pelajaran-pelajaran khusu juga diberikan kepada orang yang akan menjadi inspeltur, konsultan, supervisor, kepala sekolah, asisten teknik, direktur dan lain sebagainya..
Pada tahun 1990, Sekitar 390.000 guru bertugas di sekolah-sekolah Mesir.. diperkirakan 55 % diantaranya mengajar di sekolah dasr, 22 % di sekolah persiapan(sekolah menengah pertama), dan 16 % di sekolah menengah (atas) hanya 17 % yang mengajar di sekolah Al Azhar dan sekolah khusus.
Akhir-akhir ini , jumlah suplai guru sudah melebihi beberapa sekolah dan daerah. Namun, tampaknya dalam beberapa tahun yang akan dating akan terjadi kekurangan guru dalam beberapa bidang seperti guru bahasa dan guru-guru pendidikan khusus. Oleh karena itu guru-guru baru harus lebih dahulu mengajar beberapa waktu dipedesaan atau pedalaman sebelum diberi hak untuk diangkat sebagai guru tetap. Pendidikan guru saat ini dilaksanakan di Universitas dengan masa belajar empat tahun sebagai pendidikan paling rendah agar menjadi guru sekolah dasar atau sekolah menengah.
Namun yang sangat aneh di Mesir yakni kekurangan guru agama islam, dan guru bahsa Arab yang sangat besar jumlahbnya.terdapat kekurangan guru dalam bidang seni, pertanian, IKK, music dan cabang ilmu pendidikan teknik.
4. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Di Mesir, kurikulum ialah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum ini terdiri atas konsultan, supervisor, para ahli, para professor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman.biasanya ada sebuah panitia untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan ketua-ketua panitaia diundang rapat sehingga segal keputusan dapat dikoordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Prauniversitas yang secar resmi mengesahkannya untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikilum dapat diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat penelitian Pendidikan nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi mengenai materi pengajran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya di lapangan.hasil penelitian itu disalurkan kedewan kesekretariatan, dan apabila diperlukan perubahhan, ebuah panitia dibentuk dan diserahi tugas untuk mempelajarinya dan merumuskan perubahan-perubahan itu. Sejumlah besar supervisor, konsultan dari semua level bertemu secara regular dengan guru-guru guna memberikan bimbingan dan untuk mengumpulkan inforrmasi. Ada berbagai pusat latihan, sekolah percobaan,dan sekolah percontoohan, yang bertujuan untuk pembaharuan kurikulum serta perbaikana metode mengajar. Garis besar kurikulum ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan tim yang diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku teks menurut kurikulum tidak persis sama dengan kurikulum yang dilaksanakan\.perbedaannya disebabkan oleh berbgai factor seperti kondisi kelas, kurangnya alat peraga dan perlangkapan lainnya, dan kualitas guru,
Pada level pendidikan tinggi lebih bnayk kebebasan dalam menyusun kurikulum dan pemakaian buku teks. Faktor-faktor seperti kelas yang selalu bertambah besar, dan kurangnya peralatanm dan fasilitas lainnya cenderung menurunkan standar yang dicapai oleh mahasiswa. Mengandalkan buku dan kuliah kelihatannya semakin dominan di perguruan tinggi
Bahasa asing diajarkan pada sekolah menengah, dan kadang-kadang juga mulai diajarkan pada sekolah-sekolah dasar swasta.pelajaran bahasa asing merupakan keharusan di sekolah, dan bahasa inggris, perancis, jerman merupakan tiga bahasa asing yang banyak dipilih.
Materi pelajaran disiapkan oleh berbgai badan atau lembaga termasuk panitia kurikulum dari semua jurusan, para akademis, dan asosiasi guru-guru mata pelajaran.[4]
Notes :
[1] Tirtaraharja Umar, Pof, Dr. 2005."Pengantar pendidikan"PT.Rineka Cipta:Jakarta hal :21
[2] Hama Nasution, Prof, Dr. 1975"Pembahruan dalam Islam(Sejarah pemikiran dan Gerakan)"Rineka Cipta : Jakarta. hal : 120
[3] Nur Syah Agustiar, Prof, Dr, Drs, H, MA. 2002" Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara". Lubuk Agung Bandung : Jakarta. hal : 231
[4] Nur Syah Agustiar, Prof, Dr, Drs H, MA. 2002" Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara". Lubuk Agung Bandung : Jakarta. hal : 236
Nizar samsul, Prof,Dr, H, M.ag. 2007."Sejarah Pendidikan islam (menelusuri jejak Sejarah Pendidikan Era Rosulullah sampai Indonesia)"Kencana Prenada Media Group : Jakarta
Zuhairi, Dra,dkk. 2010. "Sejarah pendidikan Islam". Bumi Aksara : Jakarta
No comments:
Post a Comment