Meila Ningsih/B/SR3
Kerajaan Siak Sri Inderapura merupakan sebuah Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia. Siak Sri Inderapura merupakan kerajaan Islam, yang didirikan di Buantan oleh Raja Kecik dari Pagaruyung bergelar Sultan Abdul Jalil pada tahun 1723, setelah sebelumnya terlibat dalam perebutan tahta Johor. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya Kesultanan Siak muncul menjadi sebuah kekuatan yang diperhitungkan di pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaya di tengah tekanan Imperialisme Eropa. Jangkauan terjauh pengaruh kerajaan ini sampai ke Sambas di Kalimantan Barat, sekaligus mengendalikan jalur pelayaran antara Sumatera dan Kalimantan.
Kerajaan Melayu Siak berkembang dan tumbuh dari zaman berdirinya Kerajaan Gasib yang menganut agama Hindu / Budhab yang merupakan perpecahan Kerajaan Sriwijaya yang pernah berpusat diMuara Takus pada abad ke XI-XII, Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang berkembang dengan pesat dan gemilang pada zamannya. Kerajaan Sriwijaya yang pernah berpusat diMuara Takus, runtuh pada abad awal abad XIII, sehingga timbul kerajaan-kerajaan kecil yang masih menganut agama Hindu / Budha seperti diLubuk Jambi, Keritang, Kandis, Bintan dan Tumasik.
Kerajaan Gasib adalah perpecahan kerajaan Sriwijaya yang masih menganut agama Hindu / Budha, yang kesenian dan kebudayaannya berhubungan dengan agama yang dianutnya. Sisa-sisa dari kebudayaan itu terdapat dimasyarakat Gasib saat ini dan masih berakulturasi dengan kebudayaan dan kesenian Melayu Siak yang sudah menganut agama islam, seperti memakai Dupa apabila membaca do'a. kerajaan Siak adalah pewaris dari kerajaan Melaka, Johor Riau, maka adat dan budaya dikerajaan siak adalah adat dan budaya bersendikan syariat islam yang disebut addat bersendi syarak, dan syarak bersendikan kitabullah. Bagi orang Melayu Siak, yang disebut orang Melayu itu adalah beradat istiadat Melayu, berbahasa Melayu dan beragama islam. Jadi adat dan budayanya bernafaskan islam, jika seseorang massuk islam maka ia disebut orang Melayu.
Raja Kecik sebagai pendiri kerajaan siak telah meletakkan islam sebagai agama resmi dikerajaan siak, yang diumukan semasa beliau dinobatkan sebagai Sultan siak pertama yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rakhmad Syah. Kerajaan siak adalah keturunan Kerajaan Melaka yang tidak terlepas dari kebudayaan dan keseniannya tidak terlepas dari Kerajaan Melayu Melaka, namum terdapat pengaruh unsur-unsur adat dan budaya serta kesenian dari suku-suku yang telah lama mendiami negeri Siak. Selain itu ada juga pengaruh dari budaya dan kesenian dari Cina, Thailand , Arab, Persi, India serta suku-suku pendatang dari Nusantara Indonesia menyebabkan terjadinya akulturasi kebudayaan asli Siak dengan mereka sehingga terbentuk kebudayaan dikerajaan siak,
Pasang surut kerajaan ini tidak lepas dari persaingan dalam memperebutkan penguasaan jalur perdagangan di Selat Malaka. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sultan Siak terakhir, Sultan Syarif Kasim II, menyatakan kerajaannya bergabung dengan Republik Indonesia. Dari proses yang banyak terjadi dalam kerajaan siak menghasilkan berbagai adat dan kebudayaan, yang akan dipaparkan pada pembahasan selanjutnya diantaranya :
A. Adat Melayu diKerajaan Siak
Kerajaan Siak adalah pusat pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Sultan dengan orang-ornag besarnya, sehingga yang dilakukan dalam acara adat mempunyai sopan santun yang telah diatur oleh Kerajaan dan Datuk- datuk dari Ketua Suku. Setiap pelanggaran adat dan sopan santun oleh rakyatnya akan mendapat hukuan atau sanksi yang sesuai dengan pelanggarannya. Didalam adat kerajaan siak ada beberapa aturan yaitu :
1. Adat Sebenar Adat
Maksud dari Adat Sebenar Adat adalah prinsip-prinsip adat dikerajaan Siak yang tidak dapat diubah-ubah karena sudah tersimpul dalam adat yang bersendikan syarak. Untuk itu ketentuan addat yang bertentangan dengan hukum syarak Islam tidak boleh dipakai lagi. Jika terjadi benturan maka hukum syaraklah yang berlaku dominan, hal ini telah disabdakan oleh Sultan Siak Raja Kecik sewaktu beliau dinobatkan. Misalnya : Dalam berpakaian haruslah menutup aurat.
2. Adat yang diadatkan
Adat ini adalah adat yang dibuat oleh Kerajaan Siak oleh Sultan yang sedang berkuasa sebagai pemimpin pemerintahan dinegeri Siak bersama Dewan Datuk sebagi penasehat Sultan pada kurun waktu tertentu dan masa berlakunya adat yang diadatkan ini ialah sepanjang belum dirubah oleh penguasa berikutnya atau Sultan penggantinya. Contohnya : Warna pakaian yang boleh dipakai oleh Datuk, orang besar kerajaan dan isterinya, dilarang memakai warna kuning karena itu adalah warna pakaina sultan dan keluarganya.
3. Adat yang Teradat
Adat ini adalah adat yang disusun bersama oleh Datuk-datuk kepala suku dengan pemuka-pemuka dinegeri Siak pada masa kerajaan dahulu sejak berdirinya Kerajaan Gasib sampai Kerajaan Siak yang dipimpin oleh Raja Kecik. Adat ini turun temurun dalam masyarakat melayu siak yang telah lama mentradisi dan sudah menjadi pegangan bersama yang harus ditaati oleh rakyat siak. Terutama pantang durhaka kepada raja dan kepada orang tua karena sumpah raja dan orang tua sangat makbul.
Adat ini menanamkan sopan santun kepada masyarakat dan rakyatnya terutama kepada anak cucunya yang merupakan pewaris negeri siak.adat sopan santun sangat diutamakan dalam masyarakat melayu siak. Dikerajaan Siak hidup dan berkembang kebudayaan Tradisional yang kuat yang bernafaskan Islam, hal ini terlihat dari beberapa upacara adat dimulai dari kelahiran sampai kematian. kebudayaan tersebut akan dipaparkan pada pembahasan selanjutnya.
B. Kebudayaan Kerajaan Siak
1. Upacara menujuh bulan
Upacara menujuh bulan yaitu upacara adat yang dilaksanakan pada saat seorang ibu yang hamil anak sulungdalam usia kandungan tujuh bulan.
2. Upacara aqiqah, memberi nama, cukur rambut dan turun mandi.
Upacara ini dilakukan secara bersamaan, dimana anak yang baru dilahirkan dalam usia tujuh hari atau lebih, diaqiqahkan dengan menyembelih satu ekor kambing untuk anak perempuan dan dua ekor kambing untuk anak laki-laki. Bersamaan dengan itu dilakukan kenduri dengan menjemput orang rmai dan pada saat itu rambut sibayi digunting, ditepung tawari sambil dibacakan puji-pujian kepad Rasul dan kemudian dibacakan doa selamt dan doa member nama. Seterusnya bayi diturunkan memijak tanah dan dimandikan dan terakhir diayun dibuaian.
3. Upacar Khitanan dan Khatam Al-Qur'an anak laki-laki
Setiap anak laki-laki berusia sekitar sebelas tahun dikhitankan, dan sebelum dikhitankan dianya haruslah sudah khatam Al-Qur'an.
4. Upacara Perkawinan Pinangan
a. Merisik
Awal dalam menentukan jodoh guna mengetahui tentnag diri masing-masing calon yang meliputi keIslamannya, budi pekerti atau kepribadiannya,pengetahuan, sudah berpunya atau belum dan lain sebagainya.
b. Meminang
Setelah didapati penjelasan yang lengkap dan dinyatakan sesuai, maka pihak lelaki melakukan perminangan kepada si Dara yang diingini melalui perutusan orang yang dituakan. Pada saat meminang ini juga diserahkan tanda pengikat berupa sebuah cincin emas belah rotan kepad siDara.
c. Mengantar Belanja
Untuk persiapan pelaksanaan kenduri perkawinan, maka pihak lelaki menyerahkan sejumlah uang kepada pihak perempuan dan beberapa barang-barang antaran untuk keperluan pengantin perempuan sebagai pengiring dari uang dimaksud, yang disebuat " Antaran Belanja"
d. Pelaksaan pernikahan ( hari akad nikah )
Untuk melaksanakan hari pernikahan ini dilakukan beberapa untaian acara, diantaranya :
- Menggantung
Yaitu memasang kembes ( tenda ) membuat pelamin, menghias rumah dan kamar pengantin.
- Berinai
Kedua calon pengantin dipasangkan inai pada ujung jari tangan, ujung jari kaki serta telapak tangan dan telapak kaki. Acara ini dilakukan pada malam hari sehingga disebut " Malam Berinai ".
- Berandam
Berandam adalah kegiatan membersihkan diri calon pengantin, terutama pengantin perempuan dengan mencukur bulu roma diwajah, merapikan alis, anak rambut dikening maupun ditengkuk dan diakhiri dengan mandi air wewangian dan air tolak bala.
- Akad nikah ( hari mengucap ijab Kabul )
Akad nikah adalah suatu uapacar yang sacral menurut syariat Agama Islam, dimana orang tua ( ayah ) pengantin perempuan menikahkan anaknya dengan seorang perjaka dan saling berikrar yang disebut Ijab Kabul. Selesai akad nikah dilakukan menyembah orang tua ( ayah & ibu ) dan seterusnya dilakukan upacaratepuk tepung tawar kedua pengantin secara bergantian didahului oleh pengantin perempuan yang didudukkan diatas pelaminan secara bergantian. Setelah selesai acara tepuk tepung tawar dibacakan doa oleh seorang ulama islam. Mohon keselamatan dan kebahagian kedua pengantin menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warrahmah.
- Hari Langsung ( Hari Bersanding )
Pada hari yang telah disepakati dilakukan hari bersanding, dimana pengantin laki- laki diarak dari rumah orang tuanya kerumah pengantin perempuan, diiringi dengan music kompang dan sampai didepan halaman rumah pengantin perempuan disambut dengan silat, dan setelah silat selesai bertukar tepak antara kedua belah pihak dan juga ditaburkan beras kunyit sebagai mengelu-elukan kedatangan pengantin.
Pengantin laki-laki menuju pintu rumah dan dipintu dilakukan pantun berbalas antara pihak yang datang dengan pihak tuan rumah yang disebut dengan pantun buka pintu. Setelah pintu dibuka maka pengantin laki-laki masuk kedalam rumah dan didudukkan dipelaminan, disana sudah duduk pengantin perempuan menunggu kedatangan pengantin laki-laki. Setelah beberapa saat duduk bersanding yang disaksikan oleh khalayak ramai maka kedua peengantin dibawa turun kemuka pelaminan untuk acara makan beradab antara dua pengantin dan didampingi oleh sanak saudara dan keluarga kedua belah pihak. Makna makan beradab adalah memberikan tujuk agar kepada kedua pengantin bagaimana tata cara makan bersama suami isteri serta keluarga.
- Mandi Damai
Mandi damai dilakukan setelah tiga hari upacara hari langsung atau acara bersanding. Mandi damai ini dilaksanakan setelah terdapatnya perdamaian antara pengantin laki-laki dan perempuan bahwa pengantin perempuan suci adanya. Upacara mandi damai ini dilangsungkan dihalaman rumah pengantin perempuan dengan membuat balai-balai menyerupai pelaminan yang dihiasi dengan daun kelapa muda dan bunga – bunga hidup.
Bagian dari upacara ini dilakukan acara berarak kumbo taman dimana semua peralatan mandi berikut kelengkapannya seperti tepak sirih, air wewangian, air tujuh bunga, buah kelapa, mayang pinang, cermin, cincin diikat bersambung benang, talam berisikan beras dan padi serta peralatan lainnya, yaitu semprotan air dari batang buluh ( bambu ). Setelah selesai acara mandi damai maka kedua pengantin berganti pakaian dengan pakaian kering dan dilakukan acara mengasah gigi, maksud dari mengasah gigi ini, bahwa pertanda pengantin perempuan itu sudah mempunyai suami yang syah, akhir dari acara ini dilakukan acara menyembah orang tua kedua belah pihak.
- Berkunjung kerumah mertua
Maksud dari berkunjung kerumah mertua ini adalah untuk membina silahturahmi antara kedua keluarga. Biasanya mertua dari pengantin perempuan ini member buah tangan untuk dipakai oleh anak menantunya semasa beliau masih hidup bersama.
5. Meninggal Dunia
Bila seseorang telah meninggal dunia, oleh keluarga yang ditinggal melaksanakan upacara Fardhu Kifayah yaitu memandikan, mengkafani , menshalatkan dan dimakamkan. Pada hari-hari tertentu sesudah itu yaitu hari ketiga, ketujuh, keempat puluh, keseratus sesudah kematian diadakan kenduri untuk arwah sambil membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an.
C. Upacara adat lainnya
Upacara adat lainnya yang terdapat didalam Kerajaan Siak, antara lain :
ü Uapacara membuka tanah peladangan
ü Upacara mendirikan dan menaiki rumah baru
ü Upacara pengobatan tradisional
ü Upacara menyambut hari-hari besar islam
ü Upacara menyambut bulan suci Ramadhan antara lain acara petang megang dengan mandi air limau dan wangi-wangian.
ü Uapacara menyambut Hari Raya Idul Fitri, menyambut hari kemenangan bagi umat islam seperti adanya malam Lailatul Qadar, Malam Tujuh Likur ( malam 27 ramadhan ) dengan memasang lampu colok beraneka bentuk
ü Upacara menghalau penyakit dalam kampung, dengan melakukan Ratib Beranyut
ü Upacara-upacara lainnya yang tidak bertentangan dengan syariat islam.
Bentuk-bentuk upacara budaya dan adat sudah mentradisi dimasyarakat Melayu kerajaan Siak semenjak dari zaman raja terdahulu dari zaman pendiri kerajaan Siak Sultan Abdul Jalil Rakhmad Syah dan keturunannya. Sebagaimana diungkapkan oleh orang tua-tua bahwa : Adat tak boleh dianjak-anjak, Tak boleh dialih-alih, Jika dianjak dia layu, jika dialih dia mati. Sampai saat ini adat istiadat ini sebagian besar masih dianut oleh masyarakat Siak.
D. Kesenian diKerajaan Siak
Kesenian Siak yang hidup dan berkembang di Kerajaan Siak dimasa dinasti Raja Kecik tahun 1723 sampai berakhirnya Kerajaan Siak dibawah pimpinan Sultan Syarif Kasim Sani ( II ) tahun 1946 yang berkisar hampir 3 abad lamanya, tidak jauh perbedaannya karena kesenian itu pada umumnya dipelihara dan dibina dilingkungan Istana yang merupakan pusat Kerajaan dan budaya. Tetapi setelah Indonesia Merdeka Kerajaan Siak menyatu dengan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka keseniannya berkembang dengan variasi sesuai dengan zamannya. Kehidupan kesenian dikerajaan Siak dapat dibagi dua :
ü Kesenian yang hidup dan berkembang dilingkungan Istana disebut "Kesenian Istana"
ü Kesenian yang hidup dan berkembang dimasyarakat disebut " Keseniana Rakyat "
Apa perbedaan kedua kesenian ini? Kesenian di Istana adalah kesenian yang hidup berkembang diistana dan telah mengalami penyempurnaan dan pengolahan serta diatur dengan tata tertib adab dan kesopanan yang akan dipergelarkan di Istana dihadapan Raja dan tamu-tamu kerajaan. Sedang Kesenian Rakyat adalah kesenian yang bersifat hiburan masyarakat ataupun untuk keperluan kehidupn masyarakat dalam pengobatan, menghalau roh-roh jahat, turun ke laut, turun keladang ataupun memetik hasil lading atau hasil hutan atau mengambil madu lebah dipohon Sialang. Kesenian rakyat diKerajaan Siak biasanya lebih bebas berekspresi Karen kesenian itu dilahirkan dari tata kehidupan massyarakat itu sendiri.
Bentuk kesenian di Kerajaan Siak antara lain :
1. Seni Tari
Seni tari di Kerajaan Siak pada zaman kerajaan Melayu masih beragama Hindu / Budha ataupun saat pengaruh Islam masih longgar, banyak ditemukan tarian-tarian pergaulan yang bebas antara laki-laki dan perempuan dan mereka menari seadanya dengan tata busan sederhan seperti Tari Joget Lambak atau Joget Dangkong, Mak Inang dan Langgam Melayu. Perkumpulan joget ini sangat banya ditemukan dikalangan masyarakat, mereka dipanggil untuk acara perkawinan, atau pesta desa, atau memberi hiburan kepada rakyat dengan memungut bayaran.
Selain Tari Joget, dikerajaan Siak ada sebuah tari yang turun temurun sejak dahulu yang ditarikan oleh suku Sakai dan Talang di Kerajaan Siak bernama " Tari Olang-Olang". Tari ini dipersembahkan apabila sultan menerima tamu diIsntan dan diteruskan dengan Silat Bunga, dan iringan Kompang dan berdah dihalaman Istana. Guru besar dan Pembina Tari Olang-Olang ini adalah Bapak Bodot dan penghulu Kekah Benanyah.
Tarian yang sangat kalsik di Istana Kerajaan adalah Tari Zapin yang telah datang dan dikembangkan bersama rakyat kerajaan siak untuk mengmbangkan Agama Islam ke negeri Siak sejak Siak menyatakan diri bahwa agama Islam adalah agama resmi di Kerajaan Siak. Tari Zapin adalah gerak tari yang banyak kelihatannya pada gerak kaki, dalam bahasa Arab disebut Al-Zafn yang mempunyai bermacam-macam bunga gerak yang dapat ditampilkan. Gerak tari zapin ada yang diolah di Istana Kerajaan dan ada pula yang diolah dikalangan masyarakat yang disebut tari zapin rakyat. Bedanya gerak tari zapin istana telah diatur oleh adab dan kesopanan yang ditentukan oleh istana sehingga pola geraknya lebih halus. Sedangkan gerak tari zapin yang berkembang dikalangan rakyat agak bebas menurut lingkungan alamnya.
Pada masa Sultan Syarif Hasyim dan Sultan Syarif Kasim II tari zapin ini sangat senangi oleh kalangan muda dan tua sebagai tari pergaulan, sehingga siapa yang tidak pandai berzapin dia akan tersisih dari pergaulan, sehingga setiap ceruk kampung terdapat perkumpulan Zapin, terutama dipusat kerajaan Siak yaitu Siak Sri Inderapura. Tari yang hidup dipedalaman pada umumnya tarian yang berkaitan dengan upacara ritual dan pengobatan, saji-sajian yang mempunyai gerak bebas berdasarkan keperluan sosial. Disamping itu ada gerak Tari yang dinamakan Silat untuk bela diri dan ada untuk hiburan, seperti silat Perisai, silat pedang, silat pedang, silat bunga dan silat kera, silat harimau dan silat ular. Silat ini dibuat silat keras dan boleh dibuat lunak seperti Pengiyan.
2. Seni Musik
Seni musik diKerajaan Siak ada dua bentuk,, ada musik tradisional yang disebut musik diatonis dan musik non diatonis. Musik non diatonis dipaki oleh orang-orang pedalaman, seperti musik celempong, musik Nafiri, musik Nobat, dan nyanyian panjang atau Koba. Sedangkan musik diatonis dipakai oleh orang-orang Melayu yang sudah mendapat pengaruh dari musik orang-orang, seperti : Musik Gambus, Musik Langgam Melayu, dan Musik Joget. Musik orang Melayu ini umumnya disertai vokal dan nyanyian langgam, mak inang, dondang sayang yang telah memakai alat musik gambus, biola, aluminium atau akordion, gendang dan gong serta marwas, sedangkan musik gambus adalah untuk mengiringi tari zapin.
Pada masa Sultan Syarif Kasim II terkenal kumpulan musik Orkes yang dipimpin oleh T. Djuned yaitu abang dari Tengku Mahratu permaisuri Sultan. Orkes ini sering mendengungkan lagu Indonesia Raya. Setelah kemerdekaan NKRI, di Siak terdapat orkes Melayu yang sering mengiringi Zapin yaitu orkes Gasib ( Gabungan Siak Baru ) dan kemudian berkembangan di Pekanbaru Orkes Gakes ( Gabungan Kesenian Siak ).
3. Seni Suara
Seni suara dikerajaan Siak adalah Langgam Melayu, lagu-lagu Joget berpantun, Lagu Dondang Sayang, Mak Inang, Syair Burung, Syair Selendang Delima, Syair Siti Zubaidah, disamping itu ada nyanyian nasib, nyanyian menidurkan anak yang disebut bersenandung. Pengaruh agama Islam terasa dalam musik yang dikenal dengan berzanzi, marhaban, bardah, maulud, dan zikir.
4. Seni Rupa
Seni rupa di kerajaan siak adalah seni ukir dan ornament. Seni ukir banyak ditemukan di istana raja. Pada masa dulunya, ukiran terdapat pada rumah, pada perlengkapan rumah dan pada kain-kain yang disebut menunun, menekat, menyulam, dan membatik cap. Rumah adat atau kerajaan lama di kerajaan siak seperti istana melintang dari sultan ismail penuh dengan ukiran, demikian pula rumah Tengku Mbong istri Sultan Syarif Hasyim yang memakai selembayung dan sayap layang-layang. Nisan raja-raja juga penuh dengan ukiran. Motif ukiran dikerajaan siak pada umumnya diambil dari bentuk pohon dan bunga-bungaan. Sebab tidak boleh menggambar manusia atau binatang karena bertentangan dengan kaidah agama islam.
Seni tunan cukup lama dikenal dikerajaan siak sejak sultan ismail sultan kerajaan siak III kawin dengan seorang anak raja Trengganu yang bernama Tengku Tepah. Tengku Tepah mengikut suaminya ke siak dengan membawa dayang-dayang pengasuhnya dan disertai dengan penenun-penenun yang handal dari Trengganu dan mengembangkan Tenunan dikerajaan siak yang sekarang dikenal dengan sebutan " Tenunan Siak ". Salah seorang penenun itu adalah Wan Siti biinti Wan Karim dan alat tenun yang dipergunakan adalag Kick.
Ada dikenal beberap jenis Tekat yaitu :
ü Tekat Galang
ü Tekat Laut
ü Tekat Suji
ü Tekat Manik
Hasil karya ini digunakan untuk peralatan adat perkawinan, sunat rasul , khatam Al-Qur'an dan lain sebagainya, sedangkan hasil sulaman dipergunakan untuk hiasan pada busana wanita serta peralatan rumah tangga lainnya, seperti : seperti seperah makan, bantal, kasur, taplak meja. Dikerajaan Siak juga dikenal dengan membatik yang menggunakan cap terbuat dari tembaga yang berbentuk motif, batik ini dikenal dengan " batik cap ".
Arsitektur Kerajaan Siak pada umumnya bentuk rumah Melayu Siak yang pertama dikenal dengan rumah belah bubung Melayu atau rumah Kajang atau atap Lipat Pandan yang dipakai oleh orang Siak sebelum masuknya penjajahan Belanda, sehingga Istana Sultan Ismail terbuat dari bahan kayu Nibung bertiang tinggi yang diukir dan indah. Istana Raja Kecik yang bertiang banyak beratap Melayu Lipat Pandan atau Kajang demikian pula Istana Tengku Embong istri kedua Sultan Syarif Hasyim, beratap Lipa Pandan ( kajang ) pakaii selembayung dipucuk atap dan pakai sayap layang-layang diujung atap, demikian pula Istana Encik Rafeah istri ke tiga Sultan, bentuk atap istananya beratap limas bertiang tinggi dan bertunjuk langit diatas bubungnya. Setelah datang pemerintah Belanda rumah-rumah orang besar di Kerajaan Siak meniru atap rumah Limas Eropa. Tetapi ciri khas rumahnya bertiang tinggi tetap dipertahankan.
5. Seni Teater
Seni teater dikerajaan Siak zama dulunya banyak ditemukan pada waktu raja-raja memerintah dinegeri Siak, teater ini disebut teater tradisional atau teater rakyat. Tetapi teater ini akan mengalami kepunahan kalau tidak segera diberi perhatian oleh pemerintah dan seniman dinegeri ini. Bentuk-bentuk teater dinegeri siak antara lain:
ü Teater Makyong
ü Teater Bangsawan
ü Teater Tonel
ü Teater Klasik
Semua bentuk teater ini sering dimainkan atau dipentaskan apabila ada perayaan-perayaan dikerajaan Siak pada Zamannya.
Daftar pustaka
Tim Penulis Sejarah Kerajaan Siak. 2011. Sejarah Kerajaan Siak. Pekanbaru : Lembaga Warisan Budaya Melayu Riau.
www.Siakkab. go . id
chokostv.blogspot.com/sejarah kerajaan siak.html
istanasiak_sriinderapura.html
id.wikipedia.org/wiki/kesultanan siak sri inderapura
No comments:
Post a Comment