Sejarah kerajaan Pelalawan



Khairin Nisa/pis

Pada awalnya, Kerajaan Pelalawan bernama Kerajaan Pekantua, karena dibangun di daerah bernama Pematang Tuo. Sekarang masuk Desa Tolam, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan. Setelah berhasil membangun kerajaan, raja pertama Pekantua, Maharaja Indera (1380-1420), membangun Candi Hyang di Bukit Tuo (sekarang wilayah Pematang Buluh atau Pematang Lubuk Emas) sebagai wujud rasa syukur.
            Wilayah kerajaan Pelalawan yang sekarang menjadi kabupaten Pelalawan, berawal dari Kerajaan Pekan tua yang didirikan oleh Maharaja Indera sekitar tahun 1380 M. beliau adalah bekas orang besar Kerajaan Temasik (Singapura). Maharaja Indera (1380-1420 M) membangun kerajaan pekantua di sungai Pekantua (anak sungai Kampar, sekarang temasuk Desa Tolam, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan) pada tempat bernama Pematang tuo dan kerajaannya dinamakan Pekantua.
            Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansur Syah (1459-1477 M) menyerang Kerajaan Pekantua, dan kerajaan Pekantua dapat dikalahkan. Kemudian Sultan mengangkat Munawar Syah sebagai Raja Pekantua. Pada upacara penebalan, diumumkan bahwa kerajaan Pekantua berubah menjadi "kerajaan Pekantuan Kampar"
            Ketika kerajaaan Johor dipimpin oleh Sultan Abdul Jalil Syah (cucu Sultan Alauddin Syah II, Raja Kampar), Tun Megat di Kerajaan Pekantua Kampar meminta salah seorang keturunan Sultan Alauddin Riayat Syah II kembali ke Pekantua Kampar untuk menjadi raja. Sekitar tahun 1590 M, Raja Abdurrahman dinobatkan menjadi Raja Pekantua Kampar dengan gelar "Maharaja Dinda" (1590-1630 M). selanjutnya beliau memindahkan pusat kerajaan Pekantua Kampar dari Pekantua ke Bandar Tolam.
            Setelah mangkat, Maharaja Dinda digantikan oleh puteranya Maharaja Lela I, yang bergelar Maharaja Lela Utama (1630-1650 M), tak lama kemudian beliau pun mangkat, dan digantikan oleh puteranya Maharaja Lela Bangsawan (1650-1675 M),  selanjutnya digantikan puteranya Maharaja Lela Utama (1675-1686 M), lalu Maharaja Wangsa Jaya M).
            Ketika Maharaja Wangsa Jaya (1686-1691 M) mangkat digantiakn oleh puteranya Maharaja Muda Lela (1691-1720 M), yang kemudian digantikan oleh puteranya Maharaja Dinda II (1720-1750 M). Pada masa maharaja Dinda II sekitar tahun 1725 M terjadi pemidahan pusat kerajaan Pekantua Kampar ke Sungai Rasau, salah satu anak sungai Kampar,dan nama kerajaan "Pekantua Kampar" diganti menjadi kerajaan "PELALAWAN". setelah beliau mangkat, digantikan puteranya Maharaja Lela Bungsu (1750-1775 M), yang berhasil membuat hubungan dagang dengan daerah sekitarnya.
            Kerajaan Pelalawan yang telah melepaskan diri dari ikatan kerajaan Johor diserang oleh kerajaan Siak pada masa Sultan Syarif Ali (1784-1811 M). serangan yang dipimpin oleh Said Abdurrahman, adik Sultan Syarif Ali dapat menaklukan Kerajaan Pelalawan. Sultan Said Abdurrahman melakukan ikatan persaudaraan yang disebut "Begito" (pengakuan bersaudara dunia dan akhirat) dengan Maharaja Lela II, Raja Pelalawan saat itu.
Pada masa pemerintahan Maharaja Lela Utama, ibu kota kerajaan dipindahkan ke Sungai Nilo. Kerajaan ini dinamakan Kerajaan Tanjung Negeri. Setelah mangkat, Maharaja Lela Utama digantikan oleh putranya, Maharaja Wangsa Jaya (1686-1691).
Pada masa pemerintahan Maharaja Wangsa Jaya, banyak wilayah Tanjung Negeri yang diserang wabah penyakit, sehingga membawa banyak korban jiwa rakyatnya. Meskipun demikian, para pembesar kerajaan belum mau memindahkan pusat kerajaan dari Tanjung Negeri. Maharaja Wangsa Jaya mangkat dan digantikan oleh putranya, Maharaja Muda Lela (1691-1720). Pada masa ini, keinginan untuk memindahkan pusat kerajaan dari Tanjung Negeri belum juga disepakati para pembesar kerajaan. Meski demikian, perdagangan dengan Kuantan dan negeri-negeri lain terus berjalan, terutama melalui Sungai Nilo.
Silsilah
             Berikut ini urutan penguasa di Pelalawan, sejak era pra Islam hingga era Islam:
a. Kerajaan Pekantua (1380-1505)
  1. Maharaja Indera (1380-1420)
  2. Maharaja Pura (1420-1445)
  3. Maharaja Laka (1445-1460)
  4. Maharaja Sysya (1460-1480)
  5. Maharaja Jaya (1480-1505).
b. Kerajaan Pekantua Kampar (1505-1675)
  1. Munawar Syah (1505-1511)
  2. Raja Abdullah (1511-1515)
  3. Sultan Mahmud Syah I (1526-1528 )
  4. Raja Ali/Sultan Alauddin Riayat Syah II (1528-1530)
  5. Tun Perkasa/ Raja Muda Tun Perkasa (1530-1551)
  6. Tun Hitam (1551-1575)
  7. Tun Megat (1575-1590)
  8. Raja Abdurrahman/Maharaja Dinda (1590-1630)
  9. Maharaja Lela I/Maharaja Lela Utama (1630-1650)
  10. Maharaja Lela Bangsawan (1650-1675 ).
c. Kerajaan Tanjung Negeri (1675-1725)
  1. Maharaja Lela Utama (1675-1686)
  2. Maharaja Wangsa Jaya (1686-1691)
  3. Maharaja Muda Lela (1691-1720)
  4. Maharaja Dinda II (1720-1725).
d. Kerajaan Pelalawan (1725-1946)
  1. Maharaja Dinda II/Maharaja Dinda Perkasa/Maharaja Lela Dipati (1725-1750)
  2. Maharaja Lela Bungsu (1750-1775)
  3. Maharaja Lela II (1775-1798)
  4. Sayid Abdurrahman/Syarif Abdurrahman Fakhruddin (1798-1822)
  5. Syarif Hasyim (1822-1828)
  6. Syarif Ismail (1828-1844)
  7. Syarif Hamid (1844-1866)
  8. Syarif Jafar (1866-1872)
  9. Syarif Abubakar (1872-1886)
  10. Tengku Sontol Said Ali (1886-1892 )
  11. Syarif Hasyim II (1892-1930)
  12. Tengku Sayid Osman/Pemangku Sultan (1930-1940)
  13. Syarif Harun/Tengku Sayid Harun (1940-1946).
3. Periode Pemerintahan
Periode pemerintahan di Pelalawan dibagi menjadi dua: periode pra Islam dan pasca Islam. Pada era pra Islam, kerajaan ini masih bernama Pekantua. Sementara pada era Islam, ada tiga kali pergantian nama, dari Pekantua Kampar, kemudianTanjung Negeri, dan terakhir Pelalawan. Kerajaan ini eksis dari tahun 1380 hingga 1946.
4. Wilayah Kekuasaan.
            Wilayah kerajaan ini mencakup daerah yang tidak terlalu luas, hanya Pelalawan dan sekitarnya.
5. Struktur Pemerintahan
          Raja merupakan pimpinan tertinggi di kerajaan ini. Dalam menjalankan tugasnya, raja dibantu oleh Mangkubumi, dan beberapa Orang Besar yang mengepalai daerah tertentu dalam wilayah Kerajaan Pelalawan.
Istana Sayap Pelalawan Kerinci
         Bangunan Istana Sayap terdiri atas bangunan induk dan bangunan anak. Bangunan Induk merupakan tempat Sultan beserta keluarga serta orang-orang yang bertugas di tempat tersebut. Di bangunan ini pula dibuat ruang Penghadapan atau ruang Peterakna,bilik tidur, serta ruangan anjungan yang diisi dengan segala macam alat dan perlengkapan kerjaaan.
           Disebelah depan yang menyatu dengan bangunan induk, terdapat ruang Selasar Dalam dan ruang Selasar Luar, yakni tempat untuk menghadap rakyat dan orang-orang besar kerajaan. Sementara di bagian belakang dari bangunan Induk, ada ruangan Telo, di belakangnya lagi terdapat ruangan Penanggah yakni tempat kegiatan pekerja rumah tangga dari istana serta alat kelengkapan jamuan dan sebagainya.
2. Sejarah Pelalawan Sebagai Kabupaten
          Sebelum pemekaran terjadi, Kabupaten Pelalawan termasuk ke dalam bagian Kabupaten Kampar yang saat itu memiliki kawasan yang sangat luas. Kabupaten Pelalawan resmi dimekarkan pada tanggal 12 Oktober 1999, yang kemudian disahkan melalui Undang-undang Nomor 53 tahun1999 dengan ibu kotanya adalah Pangkalan Kerinci. Saat ini Kabupaten Pelalawan telah berkembang menjadi 12 daerah Kecamatan, terdiri atas 4 daerah Kecamatan Definitif serta 8 daerah Kecamatan Pembantu, diantaranya adalah sebagai berikut:
Kecamatan Definitif :
1. Kecamatan Langgam dengan luas 916,61 km2
2. Kecamatan Bunut dengan luas 1.339,96 km2
3. Kecamatan Pangkalan Kuras dengan luas 2.158,68 km2
4. Kecamatan Kuala Kampar dengan luas 4.656,34 km2
 Kecamatan Pembantu:
1. Kecamatan Pangkalan Kerinci dengan luas 616,40 km2
2. Kecamatan Ukui dengan luas 407,73 km2
3. Kecamatan Pelalawan dengan luas 930,63 km2
4. Kecamatan Pangkalan Lengsung dengan luas 472,73 km2
5. Kecamatan Kerumutan dengan luas 773,86 km2
6. Kecamatan Teluk Meranti dengan luas 217,49 km2
7. Kecamatan Bandar Petalangan dengan luas 365,26 km2
8. Kecamatab Bandang sekijang dengan luas, 98,90 km2
          Saat ini Kabupaten Pelalawan telah berkembang pesat dengan pembangunan fisik yang cukup terlihat. Sebagai kabupaten yang masih baru, Pelalawan bisa dibilang sebagai kabupaten yang cukup maju.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pariwisata, Profil Pariwisata Kabupaten Pelalawan Tuah Negeri Seiya Sekata, 2007, Pangkalan Kerinci
http://ebbysaputra.blogspot.com/2013/02/sejarah-kabupaten-pelalawan-provinsi_3686.html

Sejarah Sarekat Islam



Khairin nisa/pis

Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah koperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam. Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak. Oleh karena itu, agar memiliki anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).

            Pergerakan ini pada mulanya bernama Sarekat Dagang Is-lam (SDI) yang didirikan oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada tahun 1911. Tujuannya adalah memperkuat persatuan pedagang pribumi agar mampu bersaing dengan pedagang asing terutama pedagang Cina. Namun pada tanggal 10 September 1912 SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Tujuan pergantian nama ini didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1) Ruang gerak pergerakan ini lebih luas, tidak terbatas dalam masalah perdagangan melainkan juga bidang pendidikan dan politik.
2) Anggota pergerakan ini tidak hanya terbatas dari kaum pedagang, tetapi kaum Islam pada umumnya. SI adalah organisasi yang bercorak sosial, ekonomi, pendi-dikan, dan keagamaan, namun dalam perkembangannya SI juga bergerak di bidang politik. SI tumbuh sebagai organisasi massa terbesar pertama kali di Indonesia.
Pada tanggal 20 Januari 1913 Sarekat Islam mengadakan kongres yang pertama di Surabaya. Dalam kongres ini diambil keputusan bahwa:
1) SI bukan partai politik dan tidak akan melawan pemerintah Hindia Belanda.
2) Surabaya ditetapkan sebagai pusat SI.
3) HOS Tjokroaminoto dipilih sebagai ketua.
4) Kongres pertama ini dilanjutkan kongres yang kedua di Sura-karta yang menegaskan bahwa SI hanya terbuka bagi rakyat biasa. Para pegawai pemerintah tidak boleh menjadi anggota

SI karena dipandang tidak dapat menyalurkan aspirasi rakyat. Pada tanggal 17-24 Juni 1916 diadakan kongres SI yang ketiga di Bandung. Dalam kongres ini SI sudah mulai melontarkan per-nyataan politiknya. SI bercita-cita menyatukan seluruh penduduk Indonesia sebagai suatu bangsa yang berdaulat (merdeka). Tahun 1917 SI mengadakan kongres yang keempat di Jakarta. Dalam kongres ini SI menegaskan ingin memperoleh pemerintahan sendiri (kemerdekaan). Dalam kongres ini SI mendesak pemerintah agar membentuk Dewan Perwakilan Rakyat (Volksraad). SI mencalonkan H.O.S. Tjokroaminoto dan Abdul Muis sebagai wakilnya di Volksraad. Antara tahun 1917–1920 perkembangan SI sangat terasa pengaruhnya dalam dunia politik di Indonesia. Corak demokratis dan kesiapan untuk berjuang yang dikedepankan SI, ternyata dimanfaatkan oleh tokoh-tokoh sosialis untuk mengembangkan ajaran Marxis. Bahkan beberapa pimpinan SI menjadi pelopor ajaran Marxis (sosialis) di Indonesia dan berhasil menghasut sebagian anggota SI. Pemimpin-pemimpin SI yang merupakan pelopor ajaran Marxis (sosialis) di antaranya Semaun dan Darsono. Sebagai akibat masuknya paham sosialis ke tubuh SI yang dibawa Sneevliet melalui Semaun CS, pada tahun 1921 SI pecah menjadi dua:

1) SI sayap kanan atau SI Sayap putih SI ini tetap berlandaskan nasionalisme dan keislaman. Tokohnya HOS Cokroaminoto dan H. Agus Salim serta Surya Pranoto. Pusatnya di Jogjakarta.
2) SI sayap kiri atau SI sayap merah SI ini berhalauan sosialis kiri (komunis) yang nantinya menjadi PKI. Tokohnya Semaun. Adapun pusatnya di Semarang.
Pada Kongres nasional SI ketujuh di Madiun tahun 1923 SI diganti menjadi PSI atau Partai Sarekat Islam. Tujuannya untuk menghapus kesan SI dari pengaruh sosialisme kiri. Tahun 1929 Partai Sarekat Islam (PSI) diganti lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam adalah:
a). Perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina.
b). Isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya, dan
c). Membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
Tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan anggaran dasarnya adalah:
a). Mengembangkan jiwa pedagang.
b). Memberi bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran.
c). Memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumi putera.
d). Menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam.
e). Tidak bergerak dalam bidang politik, dan
f). Menggalang persatuan umat Islam hingga saling tolong-menolong.
Kecepatan tumbuhnya SI bagaikan meteor dan meluas secara horisontal. SI merupakan organisasi massa pertama di Indonesia. Antara tahun 1917 sampai dengan 1920 sangat terasa pengaruhnya di dalam politik Indonesia. Untuk menyebarkan propaganda perjuangannya, Sarekat Islam menerbitkan surat kabar yang bernama Utusan Hindia.
Pada tanggal 29 Maret 1913, para pemimpin SI mengadakan pertemuan dengan Gubernur Jenderal Idenburg untuk memperjuangkan SI berbadan hukum. Jawaban dari Idenburg pada tanggal 29 Maret 1913, yaitu SI di bawah pimpinan H.O.S. Cokroaminoto tidak diberi badan hukum. Ironisnya yang mendapat pengakuan pemerintah kolonial Belanda (Gubernur Jenderal Idenburg) justru cabang-cabang SI yang yang ada di daerah. Ini suatu taktik pemerintah kolonial Belanda dalam memcah belah persatuan SI.
Bayang pemecahan muncul dari pandangan yang berbeda antara H.O.S. Cokroaminoto dengan Semaun mengenai kapitalisme. Menurut Semaun yang memiliki pandangan sosialis, bergandeng dengan kapitalis adalah haram. Dalam kongres SI yang dilaksanakan pada tahun 1921, ditetapkan adanya disiplin partai rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak boleh merangkap sebagai anggota lain terutama yang beraliran komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua, yaitu SI Putih dan SI Merah.
a). SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
b). SI Merah, yang berhaluasn sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang berpusat di Semarang.
Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSSI). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi Sarekat Raya (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai Komunis Indonesia (PKI).
DAFTAR PUSTAKA
Sri Sudarmi, Waluyo Galeri pengetahuan sosial terpadu2: SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
http://buihkata.blogspot.com/2013/03/sejarah-organisasi-sarekat-islam-si.html

EKSPANSI RUSIA (1613-1725)


CYNDI DWI RAHMADANI / PIS

Daerah asal bangsa Rusia tidak pasti, tetapi secara umum ada Kesepakatan bahwa bangsa pertama yang masuk ke Rusia datang dari Barat. Mereka terus bergerak ke arah utara hingga mencapai Rusia Eropa dan terus bergerak ke timur melalui pegunungan Ural sampai ke dataran rendah yang sangat luas yang terbentang dari Laut Baltik dan Laut Hitam hingga samudra Pasifik berada di bawah kekuasaannya.
Pergerakan bangsa Rusia memasuki Siberia terjadi pada abad pertengahan.
Petualangan, perniagaan, kondisi penindasan kehidupan di Eropa, dan sering kali disebabkan oleh keinginan menghindar sejauh mungkin dari jangkauan hukum memacu mereka untuk bergerak ke Timur. Selain itu karena me
reka sangat ingin berburu binatang berbulu halus yang istilahnya "Golden Flees". hal ini menjadi penyebab dan pemicu ekspansi Amerika dan Rusia.
Dorongan Rusia untuk berekspansi itu menuju batas-batas alamiah yang berupa gunung-gunung, padang-padang pasir, dan laut-laut yang melingkari dataran
Eurasia di bagian Selatan dan dibatasi oleh sungai-sungai besar yang alirannya
menuju sejajar dengan perbatasan ini.
Mula-mula Ekspansi Rusia ke Timur hanya melibatkan pemerintah pusat, karena pemerintah yang bertindak sebagai pedagang kulit binatang berbulu halus (fur). Tetapi baik pemerintah pusat maupun penduduk lokal tidak dapat dikatakan sudah berinisiatif untuk bergerak ke Timur.
Dengan menggunakan ujung tombak orang-orang senacam Yermak Timofeevich, penakluk kota Tartar dari Siberia danwilayah Tobolsk pada awal tahun 1580, petualang-petualang Rusia menembus wilayah Timur bahkan lebih jauh. Menjelang tahun 1649 mereka mencapai pesisir Pasifik di pantai Okhotsk. Keganasan iklim Siberia menantang beberapa orang untuk mencari rute lebih ke Selatan. Tetapi perlawanan sengit dari sebagaian suku-suku bangsa asia memacu mereka untuk maju teruske Timur.
Pada tahun 1628, di usia 10 tahun Peter I atau yang lebih dikenal sebagai Peter Agung menjadi Tsar Rusia bersama saudara tirinya Ivan V. Sedangkan saudara tirinya yang lain, Shopia Alekseyevna memerintah sebagai wali. Pada tahun 1689, Peter mengambil alih kekuasaan secara menyeluruh karena Ivan dianggap lamban dan ini membuat Peter frustasi. Pada awal pemerintahannya, Rusia adalah negara yang terbelakang dibanding negara-negara Eropa Barat. Ambisi Peter adalah menjadikan Rusia sebagai sebuah kekuatan besar di Eropa.
Rusia memiliki wilayah yang luas dan berpotensi menjadi makmur. Para penjelajah Rusia telah mendesak sampai ke timur, ke Siberia. Pertambangan di pegunungan Ural telah dibuka dan menghasilkan berbagai sumber daya alam baru. Peter ingin mengalihkan pandangan Rusia dari Timur ke Barat, Termasuk mengurangi kekuasaan para Boyar (Bangsawan). Para Boyar merupakan kelas penguasa Rusia yang diwariskan turun-temurun  sejak abad ke-10, dan mereka ingin memelihara tradisi itu serta memperkuat kepentingannya sendiri.
Peter sadar bahwa Rusia akan tetap terkucilkan jika tidak bisa memperoleh jalur ke Barat. Tetapi jalur Barat yang melalui Laut Baltik dikuasai oleh Swedia, dan jika melalui Laut Hitam dikuasai oleh Ottoman. Namun Rusia tidak memiliki peabuhan, kecuali Archangelsk di ujung Utara yang membeku pada musim dingin. Untuk memperoleh pelabuhan laut hangat, Peter bergerak menaklukkan wilayah pantai. Ia merebut Azov di laut hitam dari tangan orang-orang Ottoman (Namun kemudian darah tersebut terlepas). Pada tahun 1700, Peter menyerang Swedia dan berhasil mengalahkan Charles XII di Poltava, Ukraina. Dalam perjanjian damai yang mereka buat, Peter memperoleh Estonia dan Livonia. Kemenangan ini memberikan pijakan yang diperlukan Peter di pantai Baltik.
Peter memusatkan pemerintahan Gereja Ortodoks agar berada di bawah kekuasaan negara. Ia juga mengubah peranan kaum bangsawan dan menuntut mereka agar mengabdi kepadanya. Pada tahun 1697, Peter memulai perjalanan selama 18 bulan ke Eropa Barat, khususnya Belanda dan Inggris, untuk mempelajari cara pandang dan keterampilan di Barat. Ketika Peter Agung mengunjungi Inggris, Tidak banyak yang tahu bahwa Ia adalah Tsar Rusia. Ketika bepergian Ia juga menyamar sebagai warga biasa dan mengunjungi pabrik, rumah sakit, tempat perawatan orang miskin dan museum. Untuk mempelajari seni membuat kapal, Peter juga bekerja sebagai tukang kayu di berbagai galangan kapal di Eropa. Ia lalu menyewa ratusan pengrajin dan teknisi untuk mengajarkan keterampilan mereka kepada bangsa Rusia.
Ketika kembali ke Rusia, Peter menciptakan layanan baru bagi masyarakat berdasarkan model Eropa. Ia mendorong penghuni istana untuk berpakaian dan bersikap seperti orang Barat. Ia juga mendirikan pabrik., terusan, jalan, dan membangun industri baru. Ia memperbaiki tentaranya dan membangun angkatan laut, serta mendirikan St. Peterburgs sebagai ibu kota baru.
Peter sangat berantusias, Ia juga dapat bersikap keras dan kejam. Dibawah pimpinannya, para petani dan budak Rusia tetap hidup dalam kemiskinan. Banyak di antara mereka mati kelaparan ditengah musim dingin yang panjang. Perilaku inilah yang menyebabkan Ia kehilangan dukungan. Peter wafat pada Tahun 1725. Walaupun demikian, Peter telah memulai proses yang di kemudian hari akan menjadikan Rusia sebagai salah satu negara adidaya di dunia modern.
DAFTAR PUSTAKA
2009. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya, Sejarah Dunia 3. Jakarta : Lentera Abadi.

PERADABAN PADA MASA CINA KUNO


DESI PURNAMA INDAH/ PIS
 Tiongkok berasal dari kata Chung Kuo yang berarti "Negeri tengah". Orang Cina Kuno menganggap negerinya berada di tengah-tengah dunia. Penduduknya disebut Chung Hua yang berarti "penduduk negeri tengah". Dari kata Chung kuo berubah menjadi Tiongkok, sedangkan dari kata Chung Hua menjadi Tionghoa.Sebagian besar wilayah negeri Cina terdiri dari pegunungan. Di sebelah utara mengalir Sungai Hoang Ho atau Sungai Kuning. Di sebelah selatan mengalir Sungai Yang Tse Kiang. Di lembah Sungai Hoang Ho inilah berkembang kebudayaan Cina Kuno.
Nama Tiongkok berasal dari kata Chung Kuo yang berarti "Negeri Tengah". Orang Cina Kuno mengenggap negerinya berada di tengah-tengah dunia. Penduduknya disebut Chung Hua yang berarti "Penduduk Negeri Tengah". Dari kata Chung kuo berubah menjadi Tiongkok, sedangkan dari kata Chung Hua menjadi Tionghoa.
Kehidupan masyarakat Cina Kuno dapat dilihat dari dua sisi kehidupan, yaitu kehidupan ekonomi dan sosial. 
Kehidupan Sosial
Dalam kehidupan sosial masyarakat Cina Kuno diatur dalam aturan feodalisme. Kelompok bangsawan berkuasa atas rakyat. Rakyat wajib membayar upeti/pajak kepada bangsawan. Masyarakat Cina Kuno menghormati beberapa kekuatan gaib. Penghormatan itu ditujukan kepada:
Kehidupan Ekonomi
Pada masa Dinasti Shang, mata pencaharian penduduk Cina Kuno sebagai petani. Para petani saat itu sudah menggunakan bajak untuk mengolah tanah. Selain itu, ada juga yang beternak, berburu dan menangkap ikan. Pada masa Dinasti Chou, kehidupan masyarakat semakin berkembang. Ada yang menjadi pedagang, penenun, pengrajin, penebang kayu dan buruh. Pada masa Dinasti Chin, mata pencaharian utama penduduk adalah petani dan penenun.
  1. Dewa Langit (Syangit) sebagai dewa yang paling tertinggi.
  2. Arwah leluhur.
  3. Kekuatan alam.
Sedangkan sistem pemerintahan yang lazim digunakan di Cina ketika itu adalah sistem dinasti. Sistem ini menganut pergantian kekuasaan secara turun-temurun. Dinasti-dinasti yang pernah berkuasa di Cina adalah:
  1. Dinasti Chou
  2. Dinasti Shang
  3. Dinasti Han
  4. Dinasti Chin
  5. Dinasti Tang
  6. Dinasti Shung
Mari membahas satu-persatu tentang Dinasti
1. Dinasti Shang
Pemerintahan Dinasti Shang dipusatkan di kota Anyang di dekat Sungai Kuning. Kota ini merupakan kota tertua dan terpenting di Cina pada masanya. Corak pemerintahan Dinasti Shang dititik beratkan pada bidang militer. Oleh karena itu, prajuritnya ahli dalam berperang dengan menggunakan kereta berkuda yang disertai busur dan anak panah.
2. Dinasti Chou
Pada masa ini, raja-raja menyerahkan tugas pemerintahan kepada para bangsawan. Tugas pemerintahan itu meliputi pengurusan pajak, keamanan dan lain-lain. Sebagai imbalannya para bangsawan memperoleh sebidang tanah yang disebut vazal. Sistem vazal akhirnya merugikan pemerintah, karena sering terjadi kekacauan antar bangsawan meupun pemberontakan. Kemudian Dinasti Chou melemah, dan sebagai gantinya adalah berkuasa Dinasti Chin.
3. Dinasti Chin
Raja yang terkenal pada dinasti ini ialah Kaisar Shin Huang Ti. Dia sangat memperhatikan kemakmuran rakyat. Dalam bidang perdagangan, raja membuat ukuran timbangan yang seragam. Dia merintis hubungan dagang dengan India. Untuk menghadapi serangan bangsa Syung-Nu, dibuatlah tembok raksasa. Tembok raksasa itu kini dikenal dengan sebutan "Great Wall" atau "Tembok Besar Cina".
4. Dinasti Han
Raja yang terkenal pada dinasti ini adalah Han Hwu Tie. Agama Konfusionisme dijadikan sebagai agama negara. Pedagangan dengan negara-negara lain ditingkatkan. Masyarakat pada dinasti ini sudah dapat membuat kertas. Bahannnya terbuat dari kulit kayu dan kain-kain bekas.
5. Dinasti Tang
Dinasti Tang mengalami kejayaan waktu diperintah oleh Li Shih Min Tang tai Tsung. Bidang seni syair dan seni lukis mengalami kemajuan yang baik.
6. Dinasti Shung
Raja-raja Dinasti Shung sangat memperhatikan bidang seni dan ilmu pengetahuan. Kerajinan porselin juga berkembang dengan bak.
Tiongkok diserang bangsa Mongol di bawah pimpinan Jenghis Khan. Bangsa Mongol berhasil menduduki Tiongkok. Pada abad 14, bangsa Mongol berhasil dikalahkan Tiongkok. Setelah itu Tiongkok diserang oleh bangsa Mansyuria.
Seni sastra
Seni sastra Cina Kuno bersumber pada ajaran-ajaran filsafat. Pada masa Dinasti Chou muncul filsuf-filsuf besar seperti, Lao Tse, Kong Fu Tse dan Meng Tse. Pengaruh ajaran tersebut menjadikan keadaan pemerintahan yang semula kacau menjadi baik.

Lao Tse mengajarkan agar manusia mengikuti jalan yang ditentukan oleh alam dan menolak kehidupan duniawi. Menurut ajaran ini, terdapat kekuatan gaib yang mengatur alam semesta.. Kekuatan gaib ytersebut dinamakan Tao. Keadilan dan ketentraman akan tercapai bila setiap orang tunduk pada Tao. Oleh karena itu, ajaran Lao Tse terkenal dengan nama Taoisme. Tao artinya "jalan". Ajaran Lao Tse dimuat dalam buku yang berjudul Tao Te Ching.

Kong Fu Tse mengajarkan agar orang-orang Cina kembali pada kehidupan lama, sebagaimana tradisi atau kebiasaan para leluhur. Selain itu, Kong Fu Tse mengajarkan orang harus mengutamakan akhlak yang baik. Ajaran ini dinamakan "Konfusianisme Kong Fu Tse", atau disebut Konfusius.

Meng Tse mengajarkan ajaran yang menyangkut soal pemerintahan. Ia berpendapat bahwa setiap manusia mempunyai pembawaan yang baik. Bila seseorang berbuat jahat, hal itu akibat tidak puas atas pemerintahan yang buruk. Menurut dia, rakyat mempunyai hak untuk memberontak jika kaisar yang berkuasa tidak memperhatikan kesejahteraan rakyat.

Bangsa Cina kuno telah mengenal tulisan sejak zaman Dinasti Shang. Tulisan-tulisan biasanya terdapat pada kulitpenyu, tulang-tulang binatang atau pada piring-piring. Tulisannya berbentuk gambar atau lambang (pictograf). Pada masa Dinasti Chou, tulisan dipahatkan pada potongan-potongan bambu. Tiap daerah mempunyai bentuk tulisan sendiri. Pada Dinasti Chin, tulisan Cina berhasil disatukan.

Dibidang seni bangunan, bangsa Cina Kuno telah memiliki keahlian yang tinggi. Hal ini terbukti dari hasil-hasil seni bangunan seperti Kuil Langit, Tembok Besar atau Pintu Gerbang Kuil. Kuil Langit dibangun untuk menghormati Dewa Langit ini terdapat di Peking.

Tembok Besar Cina dibangun pada masa Dinasti Chin. Tembok Besar ini merupakan salah satu keajaiban dunia. Tembok ini disebut besar atau raksasa karena ukurannya. Panjangnya 2.430 Km, lebar 8 m, dan tinggi 16 m. Tembok ini dibangun selama 20 tahun dengan tenaga 1.000.000 orang. Tembok Besar dibangun untuk menahan serangan dari suku-suku Barbar di sebelah utara, seperti suku Hsiung-Nu.

Pada masa peradaban Cina Kuno, Peking adalah tempat kediaman Kaisar. Di situ banyak istana dan kuil. Pintu gerbang kuil Kong Fu Tse sangat bagus buatannya. Dinding-dindingnya dihiasi tegel berwarna-warni. Atapnya berbentuk melengkung ke atas. Pintu gerbang ini merupakan jalan masuk menuju kuil. Kuil itu merupakan tempat untuk menghormati arwah guru besar bangsa Tionghoa.
DAFTAR PUSTAKA :