Showing posts with label INDONESIA ZAMAN ORDE BARU. Show all posts
Showing posts with label INDONESIA ZAMAN ORDE BARU. Show all posts

Kondisi Politik Masa Orde Baru

Widia Kusuma Wardani/S/B

A.    Pembentukan Kabinet Pembangunan Kabinet
            Awal pada masa peralihan kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA dengan tugas yang dikenal dengan nama Dwi Darma Kabinet Amper yaitu untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Program Kabinet AMPERA yang disebut Catur Karya Kabinet AMPERA adalah sebagai berikut.

POLITIK ORDE BARU ; PEDOMAN PENGAHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (P4)

KHAIRUL AMIN/SI/V/A

Permasalahan pada masa pemerintahan Orde Baru adalah berupa tantangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak terlepas dari pengaruh lingkungan strategis baik itu langsung maupun tidak langsung. Untuk mencapai tujuan ini, bangsa Indonesia perlu mendapatkan pengertian dan pemahaman dalam pemersatuan dan kesatuan bangsa. Mereka juga perlu memahami sakap ketahanan bangsa tau ketahanan nasional agar pemahaman tersebut dapat mengikat dan menjadi perekat bangsa dalam satu kesatuan yang utuh. Karena itu pada tahun 1973 untuk pertama kalinya dalam periode baru dibuat ketetapan

TRAGEDI 27 JULI 1996

ZURIKA MITRA/SI V/B

Sebelum masuknya era reformasi, banyak timbul kerusahan-kerusahan dimana-mana. Kerusuhan ini terjadi akibat tuntutan pemuda dan rakyat  terhadap pemerintahan saat itu dikarenakan tidak percayanya lagi rakyat serta pemuda dalam kinerja pemerintah yang selama ini dinilai curang, korupsi dan pelanggaran-pelanggaran lainya. Sehingga timbul kerusuhan-kerusuhan pada tahun 1995, 1996, 1997, dan tahun 1998 yang merupakan klimaks dari kerusuhan tersebut. Kerusahan ini di latarbelakangi banyak persoalan. Selama ini kita kebanyakan hanya mendengar dan melihat kasus pelanggaran HAM 1998, Peristiwa Semanggi. Namun kenyataan yang tercatat, bahwasanya kerusuhan-kerusuhan ini adalah sebanyak 58 insiden, yang terjadi berbagai daerah dan Provinsi di Indonesia

INTEGRASI ABRI PADA MASA ORDE BARU

FITRIANI / SI V/ A

1.      Integrasi Mental Sebagai Titik tolak
Pada masa awal Orde Baru, pimpinan ABRI berusaha menghilangkan divergensi dan persaingan melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan pendidikan, pendekatan doktrin, dan pendekatan organisasi. Kahusus pendekatan pendidikan, penekanan diletakan pada bidang pendidikan yang terintergrasi dan gabungan secara fisik.pendidikan yang terintegrasi dimulai pada tingkat pembenukan perwira dan diteruskan pada tingkat lanjutan perwira.

PERAN ABRI PADA MASA ORDE BARU

 ZURIKA MITRA/SI V/B

ABRI merupakan singkatan dari Agkatan Bersenjata Republik Indonesia. Pada seminar Hankam yang dipimpin oleh Kepala Staf Hankam Mayor Jendral,M.M Rachmat Kartakusuma yang berlangsung selama 12-21 November 1966, menghasilkan dokumen penting, yaitu Doktrin Pertahanan dan Keamanan Nasional dan Doktrin perdjuangan ABRI Tjatur Dharma Eka Karma. Yang mana isi Doktrin ini meliputi landasan aidiil, asas-asas, dan pedoman pelaksanaan. Dalam landasan aidiil disebutkan bahwa Pancasila

DWI FUNGSI ABRI


Aditya Putra Gumesa S/A

A.PENGERTIAN DWI FUNGSI ABRI
Konsep Dwi Funsi ABRI yang berawal dari konsep"jalan tengah" yang di kemukakan oleh Jendral A.H.Nasution.Dwi Fungsi ABRI sendiri mengenai konsep jalan tengah sebelumnya sudah direncanakan oleh presden Soekarno berserta kabinet dan pimpinan Angkatan Perang pada saat itu,dimana akan diberi kesempatan kesempatan yang luas kepada pewira pewira tentara atas dasar perorangan tetapi sebagai eksponen tentara untuk berpartisipasi secara aktif dalam bidang non militer dalam menentukan kebijakan Nasional Pada tingkat Tinggi,termasuk dalam bidang keuangan,ekonomi,politik dan sebagainya.

BENIH-BENIH KEDIKTATORAN SOEHARTO DI AWAL ORDE BARU

Pahma Herawati/S/A

            Orde Baru lahir sebagai koreksi dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan  Orde lama. Tonggak kelahiran Orde Baru ditandai dengan keluarnya suratbperintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno kepada Mayor Jenderal Soeharto. Supersemar tersebut memberikan kekuasaan penuh kepada Soeharto untuk memulihkan keamanan dan ketertiban negara. Pemberian kekuasaan penuh itu ternyata membawa rezim Soekarno pada kejatuhannya, dan sebaliknya membuka kesempatan bagi Soeharto untuk membangun rezim baru.

PERISTIWA MALAPETAKA 15 JANUARI 1974 (MALARI)

Pahma Herawati/S/A

            peristiwa malari merupakan kejadian pertama yang menunjukkan ketidaksetiaan jenderal-jenderal di lingkungan kepresidenan selama masa pemerintahan Soeharto. Perang Intelijen dan permainan kotor yang dimainkan oleh dua jenderal berpengaruh, hampir saja meruntuhkan takhta Soeharto. Sedemikian sakit hatinya Soeharto atas terjadinya peristiwa ini, ia bahkan tidak menyinggungnya dalam autobiografi  Soeharto, pikiran, Ucapan, dan Tindakan saya yang diterbitkan di tahun 1989. Tercatat hanya satu kali ia mengungkit

SETRUKTUR PEMERINTAHAN ORDE BARU

EVA RIA DIANA/S/A

LATAR BELAKANG LAHIRNYA ORDE BARU
Lahirnya era orde baru dilatar belakangi oleh runtuhnya orde lama.Tepatnya pada saat runtuhnya kekuasaan presiden pertama RI yaitu presiden Sukarno yang kemudian digantikan oleh Suharto.Salah satu penyebab yang melatar belakangi runtuhnya orde lama dan lahirnya orde baru  yaitu keadaan keamanan dalam negeri yang tidak kondusif pada masa orde lama.Terlebih lagi karena adanya peristiwa pemberontakan G-30 SPKI pada tanggal 11 maret 1966.Hal ini yang menyebabkan presiden sukarno memberikan mandat kepada Suharto untuk melaksanakan kegiatan pengamanan di indonesia melalui surat sebelas maret.letjen Suharto

PEREKONOMIAN PADA MASA ORDE BARU

Annasrul /A / SI / V
Pada masa demokrasi terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta. Sehingga pada permulaan orde baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalian tingkat inflasi, penyelmatan keungan negara pada pengamanan kebutuhan pokok rakyat, tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada tahun 1966 yang menunjukan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah di rencanakan pemintah.

Tentara Vs Gerakan Mahasiswa ITB 1978

DELIMA AFRILIA MANULANG/S/B

Jauh sebelum adanya "Gerakan Reformasi" di tahun 1998, para mahasiswa ITB di tahun 1978 telah melihat bahwa Presiden Soeharto sudah mulai keluar dari idealisme-idealisme membangun sebuah bangsa & negara dengan baik dan benar. Karena media massa saat itu sangat dikontrol oleh Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat tidak bisa mengutarakan pendapat, maka hanya mahasiswa-lah yang mempunyai kesempatan untuk menyampaikan pendapat.Dengan bersatu-padu, seluruh mahasiswa ITB saat itu

AWAL PEMERINTAHAN ORDE BARU

NURHAYATI/S/A

A.DEMOKRASI PANCASILA
  1.Pengertian demokrasi pancasila.
            Demokrasi pancasila adalah suatu paham demokrasi yang bersumber  berkepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang digali kepribadian bangsa Indonesia sendiri, yaitu  pancasila. Mengenai rumusan singkat demokrasi pancasila, tercantum dalam sila keempat pancasila. Rumusan tersebut pada dasarnya rangkaian yang bulat dan utuh antara sila satu dengan sila yang lainnya. Dengan makna lain, demokrasi pancasila merupakan  demokrasi Indonesia berdasarkan pada pancasila yang meliputi bidang-

KEBIJAKAN EKONOMI ORDE BARU

TIKA YURNIA SARI/S/B

Dalam kegiatan dan kebijakan pemerintah mempengaruhi keadaan ekonomi nasional karena dapat terkait langsung maupun tidak langsung . campur tangan pemerintah di bidang ekonomi sangat diperlukan baik kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter .
            Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang di gunakan pemerintah untuk mengatasi masalah –masalah ekonomi yang sedang di hadapi ,kebijakan fiskal diartikan sebagai langkah-langkah pemerintah untuk

REPELITA I di Indonesia

LASMI PURNAMA SARI/A/Si V
\
            Pada masa orde baru, program pemerintahannya berorientasi kepada perbaikan ekonomi, terutama pada saat itu pemerintah mengusahakan mengendalikan tingkat inflasi, penyeamatan keuangan negara, dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah ini dikarnakan adanya kenaikan harga pada awa tahun 1966, yang pada saat itu menunjukkan tingkat inflasi yang kurang lebih 650% setahun. [I]

PELAKSANAAN PELITA DI PROVINSI RIAU

MELDA ARIANI/ S V/ B

Pada pelaksaan Pembangunan Lima Tahun yaitu pada Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada saat itu di riau juga di bawah kepemimpinan gubernur baru yaitu Gubernur Arifin Ahmad. Dengan kepemimpinan Gubernur Arifin Achmad maka membawa babak baru bagi Riau, kondisi yang kacau pada kepemimpinan sebelumnya berangsur-angsur pulih. Gubernur Arifin Achmad mulai mengadakan pembangunan secara berangsur-angsur, dan pada saat inilah pembangunan Indonesia di kenal dengan nama

PELITA I (1 APRIL 1969- 31 MARET 1974)

MELDA ARIANI/ SV/B

Pelita I mulai dilaksanakan pada tanggal 1 April 1969 setelah berhasilnya usaha-usaha stabilisasi dibidang pilitik dan ekonomi yang di lancarkan sejak Oktober 1966. Pelita I ini menjadi landasan awal pembangunan Orde Baru yang  bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap-tahap berikutnya. Sasaran yang hendak di capai yaitu sandang, pangan, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja serta kesejahteraan rohani.[1]

PELAKSANAAN PELITA KE III DI RIAU TAHUN 1979-1984

SYAFITRI ARIYANI/SV/B

            Pelaksanaan pelita III di Riau dibawah pimpinan Gubernur Riau ke lima yakni Mayjen TNI Purn.H. Imam Munandar. Ia menggantikan Gubernur Riau H.R Subrantas yang meninggal akibat penyakit kangker hati/ liver pada tahun 1980. Imam Munandar sebelumnya pernah menjabat Pelaksana Harian Operasi Halilintar guna memberantas penyelundupanyang berkedudukan di Tanjung Pinang. Ia terkenal sebagai sosok atasan yang besuara lantang dalam menegur  dan bersikap tegas meskipun dimuka publik.{1}

PELITA (Pembangunan Lima Tahun)

Widia Kusuma Wardani/S/B

            Pemerintah Letjen Soeharto (Orde Baru) yang dijalankan sejak terbentuknya Kabinet Ampera mempunyai tugas menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai prasyarat pelaksanaan pembangunan nasional. Tugas Kabinet Ampera disebut Dwidarma Kabinet Ampera. Program kerjanya disebut Caturkarya yang isinya adalah mencukupi kebutuhan sandang dan pangan; melaksanakan pemilihan umum(pemilu); melaksanakan politik luar negeri bebas aktif; dan melanjtkan perjuangan antiimperialisme dan

INTERVENSI MILITER

PUTRI DWI KUMALA/S/A

Peran angkatan bersenjata memang sesuatu yang vital bagi Orde Baru dan cara kerjanya. ABRI menjaga dominasi negara atas masyarakat, ABRI membenarkan intervensi militer di bidang politik sipil menurut doktrin dwifungsi. Angkatan bersenjata mempunyai dua peran yang saling berkaitan, membela negara tidak hanya dari ancaman militer konvensional yang berasal dari luar negeri, tetapi juga dari bahaya dalam negeri dan berciri apa pun-militer, politik, ekonomi, sosial, budaya, atau ideologis. Yang menggaris

REVOLUSI HIJAU DI INDONESIA


Lisa rahmadania/pis
Revolusi  Hijau di Indonesia di mulai sejak berlakunya UU Agraria pada tahun 1870 yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial  Belanda, sehingga di Indonesia dapat dikembangkan berbagai jenis tanaman. Dalam perkembangan kemudian , pada masa Orde Baru, program Revolusi  Hijau digunakan  sebagai  salah satu cara untuk meningkatkan produksi  pangan di Indonesia, terutama produksi beras. Revolusi Hijau ini dilaksanakan sebagai secara sistematis, terprogram,  dan terus –menerus sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan Indonesia mampu meningkatkan swasembada pangan yaitu penghasil beras sehingga Presiden Soeharto mendapat penghargaan Nobel.
Usaha yang dilakukan pemerintah Orde Baru untuk meninggatkan swaembada pangan nasional yaitu,
  Program  Bimbingan Massal (Bimas) untuk meningkatkan produksi beras.
   Program Intensifikasi Massal (Inmas) yang merupakan kelanjutan Bimas.
    Program Intensifikasi Khusus (Insus) yang merupakan upaya peningkatan produksi per unit.
    Program Supra Intensifikasi Khusus (Supra Insus) yang dapat meningkatkan swasembada beras.
Program-program di atas dikembangkan melalui intensifikasi pertanian, yaitu upaya peningkatan produksi per unit dan eksensifikasi, yaitu upaya perluasan areal pertanian.
Revolusi Hijau di Indonesia diformulasikan dalam konsep Pancausaha Tani dan Saptausaha Tani.
Pancausaha Tani mamiliki langkah-langkah yaitu:
a. Pemilihan dan penggunaan bibit unggul atau varietas unggul.
    Pempukukan yang teratur.
    Pengairan yang cukup.
    Pemberantasan hama secara intensif
    Teknik penanaman yang lebih teratur
Untuk meningkatkan produksi pangan d an produksi pertanian umumnya dilakuan dengan empat usaha pokok, yaitu sebagai berikut,
a.      Intensifikasi pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan menerapkan panca usaha tani.
    Ekstensifikasi pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan membuka lahan baru termasuk usaha penangkapan ikan dan penanaman rumput untuk makanan tenak.
    Diversifikasi pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan keanekaragaman     usaha tani.
    Rehabilitasi pertanian : usaha meningkatkan produksi pertanian dengan pemuliha kemampuann daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.
Sedangkan Saptasauna Tani memiliki langkah-langkah serupa Pancausaha Tani ditambah pengolahan dan penjualan pascapanen.
Revolusi Hijau di Indonesia memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan bagi masyarakat Indonesia yaitu,
a.      Keuntungan:
1)      Masalah pangan nasional teratasi.
2)      Menenal aneka jenis  tanaman.
3)      Ditemukan bibit unggul.
4)      Keseejahteraan petani makin baik.
5)      Pendapatan petani meningkat.
    Kelemahan:
1)      Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pengunaan pupuk buatan dan pestisida hijau secara berlebihan.
2)      Berkurangnya keanekaragaman genetika jenis tanaman tertentu.
3)      Kemampuan daya produksi tanah makin turun.
4)      Timbul urbanisasi.
5)      Pencemaran tanah.
Adapun usaha yang dilakukan pemerintah Orde Baru untuk membatasi kelemahan di atas adalah dengan cara,
1)      Membasmi serangga dan hama tanaman secara biologi.
2)      Menggunakan pupuk buatan, yaitu pupuk kandang dan pupuk hijau.
3)      Menerapkan sistem rotasi tanam, yaitu menanam tanaman secara bergantian.
Dampak Revolusi Hijau dan Industrialisi bagi Masyarakat Indonesia pada Masa Orde Baru
Kebijakan modernisasi pertanian di Indonesia pada masa Orde Baru, yang sering dikenal dengan sebutan Revolusi Hijau merupakan proses memodernisasikan pertanian gaya lama menjadi pertanian gaya modern dengan melakukan pengembangan bibit unggul jenis IR dari IRRI. Hal ini telah mengubah pola pertanian subsistensi menuju pertanian berbasis kapital dan komersial. Untuk mendukung komersial tersebut, dilakukan dengan cara pembangunan sistam ekonomi modern, pembangunan pabrik pupuk nasional, dan pendirian Koperasi Unit Desa (KUD). Pelaksanaan Revolusi Hijau dan industrialisasi di Indonesia memberikan dampak positif dan negatif yaitu,
a.      Dampak Positif
1)      Lapangan pekerjaan, khususnya pertanian lebih terbuka.
2)      Lahan pertanian menjadi luas.
3)      Pendapatan para petani mengalami peningkatan, tercapainya efisiensi, dan efektivitas dalam pengelolaan pertanian.
4)      Peningkatan kualitas hasil pertanian.
5)      Peningkatan kualitas hasil produksi dan penjualan hasil pertanian.
    Dampak Negatif
1)      Munculnya  kesenjangan sosial antara petani kaya dan miskin akibat perbedaan ekonomi.
2)      Sistem kekerabatan pada masing-masing lapisan masyarakat mulai memudar.
3)      Masyarakat memiliki budaya industri yang berupa budaya konsumtif.
4)      Munculnya kesengajaan ekonomi yang nampak dari adanya kemiskinan, kemelaratan, tingkat kriminalitas yang tinggi, dan kenakalan remaja.
5)      Pencemaran lingkungan yang tinggi.
Daftar pustaka
alian, magdalian.soeyono,nana nurliana.suhartono,sudarini.2006.sejarah sma dan ma kelas XII program ipa.jakarta:
 mujtahid269.blogspot.com/2013/07/revolusi-hijau-di-indonesia.htmlerlangga