FAISAL / 14B / SAO
1. TAZMANIA
Tasmania masih disebut Van Diemen's Land sesuai dengan nama yang diberikan oleh Abel Tasman sampai tahun 1855. Namun selanjutnya nama Van Dieme's Land sebaiknya di ingat dalam pikiran saja, dan untuk memudahkan dipakai nama Tasmania saja.
Sejarah Tasmania merupakan sejarah dari penal settlement yang sistem pengawasan nya sama dengan system pengawasan di New South Wales, karena pada masah berdirinya Tasmania masih merupakan bagian dari New South Wales. Masyarakat dari Tasmania ini merupakan campuran penduduk bebas (free settlers) dengan narapidana (convicts), ketika pemukiman di pulau Norfolk di tinggalkan, banyak penduduk bebas di pulau itu pindah ke Tasmania, namun dalam waktu yang bersamaan banyak juga narapidan yang masuk.
Letnan gubernur pertama yang berkuasa atas seluruh Tasmania adalah Kolonel Davey (1813-1817), ia adalah seorang perwira angkatan laut. Pada masa Gubernur Davey ia berhasil menjadikan Tasmania berswamsembada, bahkan banyak hasil-hasil pertanian Tasmania di kirim ke Sidney. Tapi dibalik kesuksesan davey ia sering bersifat kasar dan kurang disiplin sehingga pemerintahannya merosot, akibatnya banyak dari narapidana melarikan diri karena lemahnya pengawasan. Marcquarie sangat tidak menyukai sifat Davey seperti itu, sehingga ia meminta supaya Davey diganti.
Davey kemudian digantikan oleh Kolonel William Sorell yang merupakan seorang perwira dari Resimen-48. Selama pemerintahannya dari tahun 1817-1824 ia berusaha memajukan Tasmania, dengan membangun jalan yang menghubungkan Hobart dan Launceston. Pada masa Sorell Tasmania sudah berhasil mengekspor gandum. William Sorell merupakan Letnan gubernur terakhir yang memerintah Tasmania sebagai bagian dari New South Wales, pada tahun 1824 Sorrel digantikan oleh Kolonel George Arthur. Pada tahun 1825 parlemen Inggris mengeluarkan undang-undang yang memisahkan Tasmania dari New South Wales. Dengan demikian Arthur menjadi gubernur pertama Tasmania, di Tasmania pun dibentuk legislative council yang anggotanya berjumlah 7 orang.
Sepanjang sejarahnya Tasmania merupakan tempat terjadinya kekerasan dan kekejaman yang sukar dicari bandingannya, di Tasmania berlaku Assignment System yang lebih buruk dari apa pernah terjadi di Amerika Serikat. Sejauh itu Tasmania dipandang sebagai tempat penampungan narapidana paling buruk tingkah lakunya, dibukanya penjara Macquarie Harbour kiranya dapat dijadikan bukti. Selain masalah narapidana yang di Tasmania juga sering terjadi konflik antara penduduk asli dan pendatang (orang kulit putih), penduduk asli mencurigai orang kulit putih akan membahayakan hidupnya, di lain pihak orang kulit putih tentu menganggap bahwa penduduk asli akan berusaha mempertahankan hak nya atas tanah Tasmania yang akan mereka olah dan miliki. Akibat dari perselisihan itu akhir nya sering terjadi permusuhan yang kemudian mengakibatkan penduduk asli kalah. Selama 13 tahun masa pemerintahan Arthur ia berjuang keras meningkatkan kesejahteraan koloni itu, pada akhir masa pemerintahannya (1837) penghasilan Tasmania telah naik menjadi enam kali lipat dari penghasilan awal masa pemerintahannya, kemudian ia di gantikan oleh Sir John Franklin yang merupakan seorang sarjana. Pada tahun 1855 Tasmania mulai melaksanakan pemerintahan sendiri dan secara resmi mengubah namanya dari Van diemen's Land menjadi Tasmania yang kemudian terkenal sebagai The apple Isle.
2. QUEENSLAND
Queensland semula merupakan bagian dari New South Wales, Pemukiman di Queensland di mulai sejak 1824, tapi kemudian membentuk koloni yang berdiri sendiri pada tahun 1859.
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, keberhasilan ekspolarasi pedalaman telah membuka jalan bagi usaha perluasan pemukiman. Pada tahun 1823 John Oxley ditugaskan oleh gubernur New South Wales melakukan penyelidikan ke arah utara. Oxley kemudian menemukan daerah yang baik untuk dihuni di Moreton Bay. Ide untuk membuka koloni ini dimaksudkan untuk menempatkan narapidana terpisah dari penduduk bebas (free settlers), akan tetapi rencana ini tidak berhasil ketika perasaan anti convict system tumbuh di Australia, sementara itu suatu tempat pemukiman baru yang baik telah dibuka oleh para peternakan biri-biri,sehingga para peternak biri-biri berusaha mendapatkan ijin dan pinjaman tanah dari pemerintah New South Wales agar dapat berusaha di daerah itu.
Distrik Moreton Bay berkembang sangat lambat, sampai tahun 1846 hanya berpenduduk kurang dari 1.600 orang. Dalam perkembangan selanjutnya para peternak, petani dan penduduk di distrik utara ini mulai memikirkan pemerintahan sendiri lepas dari New South Wales. Dalam rangka pemisahan dari New South Wales timbul masalah yang menyangkut letak garis batas, yang akhirnya pemerintahan Inggris menetapkan garis batas itu mengikuti garis Lintang Selatan 29 derajat dan di bagian timur garis batas itu mengikuti aliran sungai.
Berdasarkan Australian Colonies Government Act (1850), Distrik Moreton Bay kemudian menyebut dirinya Queensland ini sejak tahun 1859 berhak mengatur pemerintahan sendiri yang sesuai dengan aspirasi dan kepentingannya.
Gubernur pertama untuk koloni itu adalah Sir George Bowen tiba di Brisbane pada tahun 1859, penduduk asli Queensland memiliki sifat agresif sehingga menyebabkan permusuhan antara penduduk asli dengan masyarakat berkulit putih sama hal nya dengan yang terjadi di Tasmania, sejak pemisahannya sebagai satu koloni yang berdiri sendiri Queensland mengalami kemajuan yang mantap, kemajuannya itu didukung oleh kondisi dan kekayaan alamnya.
Hal lain yang berkaitan dengan perkembangan Queensland adalah Irian, pulau yang terbesar di dunia yang terletak hanya 100 mil di sebelah utara Queensland. Menurut sejarah pulau ini ditemukan oleh bangsa Portugis pada tahun 1526 dan menyebutnya Papua yang berarti keriting, Belanda menyebutnya New Guinea dan pada tahun 1848 menyatakan bahwa bagian barat pulau itu menjadi miliknya.
Pemerintah Queensland mendesak pemerintah Inggris agar menduduki Irian Timur, supaya tidak didahului oleh orang Jerman yang memang telah berniat mendudukinya, tetapi Pemerintah Inggris menolak. Pada tahun 1883 kepala pemerintahan Queensland Sir Thomas Macllwraith memutuskan untuk bertindak bila Inggris tetap tidak bersedia. Macllwraith mengutus seorang hakim untuk menancapkan Bendera Inggris sambil menyatakan bahwa Irian Timur menjadi milik Inggris (1883).
3. AUSTRALIA BARAT
Selama abad ke-17 dan 18 pantai barat Autralia mendapat banyak kunjungan pelaut-pelaut Belanda dalam pelayaran mereka dari dan ke Indonesia, pelaut Inggris yang pertama kali mengunjungi daerah ini adalahWilliam Dampier. Pada tahun 1827 Kapten James Stirling menyelidiki daerah Swan River yang mana tanahnya subur, ia mengatakan daerah itulah yang paling menarik dari seluruh daerah yang pernah dilihatnya.
Setelah menerima laporan dari Stirling, gubernur Darling berkeinginan agar di daerah Swan River segera dibuka koloni. Untuk mewujudkan keinginannya itu Darling menyuruh James Stirling ke Inggris agar dapat menyampaikan secara langsung kepada pemerintah Inggris. Namun usaha untuk membujuk pemerintah Inggris gagal karena factor biaya, kemudian Stirling mendekati orang-orang pemilik modal dan usahanya kali ini berhasil, Koloni ini tidak membawa narapidana tetapi cuma membawa pekerja bebas.
Rombongan pertama yang tiba di pada tahun 1829 Cuma 300 orang, dan Kapten Stirling di angkat menjadi Letnan Gubernur koloni baru ini, dalam 6 bulan pertama saja sudah ada 1.300 penduduk di pemukiman baru ini, disini rupanya mereka menghadapi masalah, terutama masalah tanah. Ternyata tidak tersedia cukup tanah seperti apa yang diharapkan. Masalah lain adalah kekurangan tenaga pekerja.
Kondisi diatas menyebabkan banyak pihak yang mengatakan bahwa misi Peel lebih dekat untuk dikatakan gagal dari pada berhasil, pada akhirnya Autralia Barat mengambil langkah yang berani, pada tahun 1848 gubernur yang baru saja diangkat Sir Charles Fitzgereld, membuat rencana baru untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja dengan menerima narapidana, Australia menerima transportasi narapidana sampai tahun 1868.
Kondisi daerah pedalaman Australia Barat yang sebagian besar terdiri dari gurun pasir, menyebabkan koloni ini pada mulanya terasing dari koloni-koloni yang lain di bagian timur benua Australia, namun semua itu secara berangsur dikurangi dengan dibangunnya sarana komunikasi, Kemajuan Australia Barat kemudian ditentukan juga dengan ditemukannya kandunagn emas yang kaya di Coolgardie (1892) dan di Kalgoorlie (1893).
4. AUSTRALIA SELATAN
Sekitar tahun 1830 Wakefield yang merupakan mantan narapidana mempunyai rencana untuk mebuka koloni baru, ia pun berhubungan dengan beberapa orang yang berpengaruh dalam rencananya, orang-orang pun bersedia mengikuti rencana ini karena keadaan yang buruk pada saat itu di Inggris. Selanjutnya suatu perhimpunan Australia Selatan dibentuk dan kemudian melakukan pendekatan terhadap pemerintah, lalu pada tahun 1834 parlemen mengelurkan satu undang-undang yang memotong 300.000 mil persegi wilayah New south Wales untuk mendirikan koloni Australia Selatan.
Gubernur pertama untuk koloni ini adalah Kapten Hindmarsh. Selain gubernur ada juga dewan komisaris yang bertugas untuk mencari uang untuk segala keperluan koloni itu, adanya dualisme kepemimpinan menimbulkan banyak persoalan yang akhirnya pemerintah Inggris memanggil pulang kedua penjabat tersebut yagng kemudian diganti oleh colonel Gawler dan menghapuskan dualisme kekuasaan di koloni itu. Ketika Gawler tiba, keadaan koloni itu sangat buruk menyimpang dari teori Wakelfield.
Tanpa ada perkebunan yang berjalan para imigran pekerja tidak akan mendapatkan pekerjaan, sehingga makanan didtangkan dengan jalan membeli dari New South Wales dan Tasmania, dalam keadaan kesusahan seperti itu Gawler tetap berusaha, ia mengatur para pekerja untuk melakukan pekerjaan umum seperti membangun jalan-jalan, jembatan dan dermaga. Karena Gawler tidak mempunyai uang untuk membayar para pekerja kemudian ia mengeluarkan janji tertulis, bahwa dewan komisaris di Inggris akan membayarnya kemudian, janji tertulis ini befungsi sebagai uang kertas.
Sementara kemelut keuangan ini belum terselesaikan secara tuntas, Gawler digantikan oleh gubernur baru, yaitu George Grey dala bulan Mei 1841. Ketika Grey tiba, ia menerima koloni itu dalam keadaan bangkrut, Grey berusaha memperbaiki koloni itu bahkan kalau perlu melakukan tindakan yang tergolong berani seperti mengurangi gaji pegawai dlam rangkah penghematan, dalam usahanya memajukan koloni itu, Grey tertolong dengan ditemukannya tambang tembaga di Kapunda, 80 kilo meter di sebelah utara Adelaide dalam tahun 1842. Sejak saat itu Australia Selatan mampu membiayai seluruh kegiatannya dan dengan demikian janji Grey menjadikan kolini itu berswasembada telah terpenuhi.
5. VICTORIA
Pada tahun 1803 Letnan Kolonel David Collins ditugaskan meminpin sekelompok narapidana dan militer untuk membentuk pemukiman baru di Sorento, di teluk Port Philip. Namun beberapa bulan kemudian Collin meninggalkan pemukiman baru itu dengan alasan daerah itu tidak memenuhi syarat sebagai tempat pemukiman, ketika Mayor Mitchell dalam perjalanan eksplorasinyame memasuki Teluk Portland dalam tahun 1836, ia terkejut karna disana sudah ada orang kulit putih yang tinggal menetap, mereka adalah Henty bersaudara yang merupakan anak Thomas Henty. Selain Henty bersaudara berusaha menetap di Teluk Portland, dua orang dari Launceston, J.T. Gillbrand dan John Batman telah mengajukan permohonan kepada gubernur Darling untuk diberi grant tanah di Wasternport. Mendengar cerita Henty bersaudara mendorong Batman untuk menyelediki daerah Port Phillip, namun usahanya itu belum mendapat ijin dari gubernur New South Wales sehingga ia membuka pemukiman di daerah Sungai Yarra dekat lokasi kota Melbourne. Selain kelompaok Batman, ada ada kelompok lain dari Launceston yang juga berminat membuka pemukiman baru di Port Phillip. Kelompok ini dipimpin oleh John Pascoe Fawkner.
Pada awal tahun 1835, gubernur bersama legislative council New South Wales mengeluarkan suatu undang-undang yang menyatakan bahwa pendudukan atas tanah pemerintah dengan cara bertempat tinggal dan membangun rumah di atasnya tanpa ijin resmi, diangap pelangaran hukum. Dalam bulan Mei 1836 Bourke mengirimkan George Stuart, seorang hakim polisi dan Kapten William Lonsdale pada bulan Agustus ke distrik Port Phillip untuk menyelidiki kehidupan masyarakatnya. Lonsdale melihat bahwa perlu segera diterapkan kekuasaan pemerintahan didaerah tersebut, untuk sementara, ia merasa mewakili pemerintah untuk melindungi penduduk asli. Lonsdale terusmeminpin Distrik Port Phillip sampai tahun 1839, ketika C.J. Latrobe ditunjuk menjadi pengawas mewakili gubernur New South Wales.
Sejak Distrik Port Phillip dari tahun 1839 hingga tahun 1851 memperlihatkan kemakmuran dan perluasan daerah yang mantap, kemajuan besar nampak pada industry peternakan biri-biri. Penduduk Distrik Port Phillip menghendaki agar uang hasil penjualan tanah itu digunakan untuk kepentingan daerah Port Phillip itu sendiri.
Pada tahun 1840 penduduk Port Phillip meminta kepada pemerintah Inggris agar distrik Port Phillip dipisahkan dari New South Wales, pemerintah Inggris menjawab tuntutan itu dengan mengubah jumlah legislative council. Bagi rakyat Port Phillip perubahan jumlah anggota legislative council rupanya tidak memberikan kepuasan. Akhirnya dengan Australian Colonies Government Act tahun 1850, distrik Port Phillip dipisahkan dari New South Wales, kemudian namanya diubah menjadi Victoria. Secara resmi Victoria menjalani koloni yang berdiri sendiri pada tanggal 1 Juli 1851.
Victoria mengalami perkembangan yang lebih pesat lagi sejak ditemukannya emas di Bendigo dan Ballarat. Emas mengantarkan Victoria ke tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dan meletakan basis untuk pengembangan industry di kemudian hari. Pengalaman Victoria di bawah New South Wales menyebabkan untuk beberapa saat lamanya rakyat Victoria tidak menyenangi New sout Wales begitu juga sebaliknya, sehingga menimbulkan perang ekonomi. Keaadaan seperti ini berlangsung selama 50 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
- J. Siboro, 1996,Sejarah Australia, TARSITO, Bandung
- Dr. Siboro. 1989. PengantarSejarah Australia. Bandung: IKIP Bandung.
- Drs. Santoso&Dra. AnikAndayani. Sejarah Australia dan Oceania. Surabaya: UNIPRESS IKIP Surabaya.
- Hudaidah. 2004. Sejarah Australia dan Oceania. Palembang: FKIP UNSRI.
No comments:
Post a Comment