Halaman

RUNTUHNYA HINDIA BELANDA


OLEH: LISAWATI/B/S13
            Kolonialisme barat didirikan melalui kekuatan-kekuatan angkatan laut dan pertahanan terakhir dari padanya terhadap Jepang adalah juga dilaut . Kekuatan-kekuatan darat dari berbagai negara di bawah jajahan negara-negara barat tidak besar dan memang diperkirakan tidak akan bertahan. Lautan akan menjadi operasi penting untuk babak pertama dari perperangan pasifik tersebut. Pada tanggal 7 Desember 1941, tentara Jepang secara mendadak mengadakan serangan terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour, Hawai. Lima jam setelah peristiwa itu, Pemerintah Hindia Belanda mengumumkan perang kepada Jepang. Situasi pada tanggal      8 Desember 1941 adalah sebagai berikut: tidak saja Pearl Harbour di bom oleh Jepang dengan kehancuran sebagian besar pasifik Fleet dan angkatan udaranya, tetapi serangan-serangan juga terjadi di pulau Luzon (Filipina) di mana banyak pesawat terbang Amerika Serikat dihancurkan di lapangan terbang. Dua hari kemudian pada tanggal 10 Desember Cavite diserang dari udara di mana ternyata pertahanan udara Amerika Serikat sama sekali tidak berdaya dan tidak berfungsi dn sekali lagi pesawat-pesawat tersebut hancur dan menimbulkan kerugian-kerugian atas angkatan laut Amerika Serikat di Manila. Angkatan udara merupakan salah satu alat peperangan yang sam pentinnya seperti angkatan laut.(Onghokham, Runtuhnya Hidia Belanda,Hlm 220).".
Invasi Jepang ke Asia Tenggara mula-mula ditujukkan ke Hongkong. Walaupun Inggris mengadakan perlawanan, tetapi tidak berlangsung lama. Pada tanggal 25 Desember 1941, Hongkong resmi diduduki oleh Jepang. Penyerbuan selanjutnya ditujukkan terhadap Malaysia yang merupakan pusat pertahanan Inggris yang vital. Inggris mempertahankan Malaysia secara mati-matian, tetapi akhirnya berhasil dilumpuhkan pada bulan Februari 1942. serangan berikutnya dilancarkan ke Jepang ke wilayah Birma. Akhirnya Jepang berhasil menguasai Birma pada bulan Mei 1942.Daerah yang menjadi serangan berikutnya adalah Filipina. Tentara Jepang yang dipimpin oleh Jendral Masaharu Homma mendapat perlawanan yang hebat dari tentara Amerika Serikat dibawah komandan Jendral Douglas Mac Arthur. Namun, lambat laun pertempuran pun tidak seimbang, maka Presiden Rooselvelt memerintahkan Mac Arthur mengundurkan diri ke Australia. Sebelum meninggalkan Filipina, Mac Arthur berucap, "I shall return" (saya akan kembali).
Guna mengantisipasi serangan Jepang, negara-negara sekutu di Asia Tenggara setelah membentuk komando gabungan dengan nama Abdacom (American, British, Dutch, Australian Command). Komandan tertingginya dijabat oleh Marsekal Sir Archibald Wavell (Inggris), komandan angkatan laut adalah Laksamana Thomas C. Harth (Amerika), komandan angkatan darat adalah Letnan Jendral Hein Ter Poorten (Belanda), dan komandan angkatan udara adalahMarsekal Richard E,C. Pierce (Australia).
Markas besar Abdacom berada di Lembang (Jawa Barat), sedangkan markas besar Angkatan Lautnya di Surabaya. Untuk pertahanan di laut, sekutu membagi daerah perairan Asia Tenggara atas tiga bagian. Wilayah barat, dimulai dari Laut Cina Selatan, Laut Hindia, dan Singapura, merupakan tanggung jawab Inggris. Wilayah perairan Makasar terus ke timur menjadi tanggung jawab Amerika dan Australia, sedangkan Laut Jawa menjadi tanggung jawab Belanda.
Abdacom memiliki sejumlah kelemahan, yaitu:
Ø  Jumlah tentaranya tidak memadai dibandingkan dengan jumlah tentara Jepang.
Ø  Mereka tidak pernah mengadakan latihan bersama . sistem perang maupun sistem komandannya masing – masing berbeda. Sebaliknya, pihak Jepang memiliki tentara dalam jumlah besar. Mereka dibawah satu komando terlatih dan memiliki Bushido yang tinggi.
Dalam serangannya terhadap Sekutu di Laut Cina Selatan, kapal Inggris Prince of Wales dan Repulse berhasil ditenggelamkan oleh 50 pembom berani mati Jepang. Dan akhirnya setelah peristiwa itu Abdacom berantakan, komandan tertinggi yaitu Sir Archibald Wavell akhirnya terpaksa meninggalkan Indonesia karena sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan meningkir ke India untuk mempertahankan India.
Dalam serangannya ke Indonesia, tentara Jepang memperoleh kemajuanyang sangat cepat. Secara gemilang, Jepang menduduki Tarakan pada tanggal 11 Januari 1942, Palembang pada tanggal 14 Januari, Manado pada tanggal 17 Januari, Balikpapan pada tanggal 22 Januari, Pontianak pada tanggal 22 Februari, dan Bali pada tanggal 26 Februari 1942.
Dalam upaya merebut pulau Jawa, Jepang membentuk Operasi Gurita. Gurita Barat dimulai dari Indo-Cina melalui Kalimantan Utara dengan sasaran Pulau Jawa, sedangkan Gurita Timur dimuai dari Filipina melalui selat Makasar menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Operasi Gurita Barat tidak mengalami kesulitan mendarat di Eretan (Indramayu) dan Banten, sedangkan Gurita Timur harus menghadapi Sekutu dalam pertempuran laut dekat Balikpapan (Kalimantan Timur). Juga di Laut Jawa (The Battle of the Java Sea) terutama diperairan antara Bawean, Tuban, dan Laut Rembang berlangsung pertempuran selama 7 jam pada tanggal 27 Februari1942.
Dalam rangka usaha menyerbu kota bandung, pada tanggal 1 Maret Jepang telah mendaratkan satu detasemen yang dipimpin oleh colonel Toshinori Shoji denga kekuatan 5.000 orang di eretan, sbelah barat Cirebon. Pada hari yang sama Kolonel Shoji telah berhasil menduduki Subang.Momentum itu mereka manfaatkan dengan terus menerobos ke lapangan terbang kalijati Subang, hanya 40 km dari Bandung. Setelah pertempuran singkat tapi hebat pasukan – pasukan Jepang merebut lapangan tersebut.
Keesokan harinya tentara Hindia Belanda berusaha merebut lapangan terbang di Subang kembali, tetapi ternyata mereka tidak berhasil.Serangan balasan ke dua atas Sudang dicoba pada tanggal 3 maret 1942 dan sekali lagi tentara Hindia Belanda dipukul mundur. Pada tanggal 4 Maret 1942 untuk terakhir kalinya tentara Hindia Belanda mengadakan serangan lagi dalam usaha untuk merebut Kalijati dan sekali lagi mengalami kegagalan dengan menderita ratusan korba.
Pada tanggal 5 Maret 1942 tentara jepang bergerak dari kalijati untuk menyerbu bandung dari arah utara. Mula – mula digempurnya pertahanan Ciater, sehingga Tentara Hindia Belanda mundur ke Lembang dan menjadikan kota tersebut sebagai pertahanan yang terakhir. Tetapi tempat ini pun tak berhasil dipertahankan sehingga pada tanggal 7 Maret 1942 petang hari dikuasi oleh tentara jepang.
Operasi kilat Detasemen Shoji itu telah mengakibatkan kritisnya posisi tentara KNIL dalam pertempuran di jawa barat, sehingga kapitulasi pasukan – pasukan yang dikonsentrasikan di sekitar Bandung dalam beberapa hari dapat menjadi kemungkinan yang serius. Pada tanggal 6 Maret 1942 keluarlah perintah dari panglima KNIL,Letnan Jenderal Ter Poorten kepada panglima di jawa Barat, mayor Jennderal J.J. Pesman tentang tidak dibolehkannya mengadakan pertempuran di bandung. Baik jenderal Ter Poorten maupun Gubernur Jenderal Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer kedua – duanya berpendapat bahwa bandung pada saat itu telah penuh sesak dengan penduduk sipil, wanita dan anak – anak sehingga perlu dicegah pertempuran – pertempuran di kota itu.
Tak lama sesudah berhasil didudukinya posisi tentara KNIL di Lembang, maka pada tanggal 7 maret 1942 pada petang harinya pasukan – pasukan Belanda di sekitar bandung meminta penyerahan local. Kolonel Shoji menyampaikan usul penyerahan local dari pihak Belanda ini kepada Jenderal Imamura tetapi tuntutannya adalah penyerahan total daripada semua pasukan Serikat di jawa ( dan bagian Indonesia lainnya).
Jika pihak Belanda tidak mengindahkan ultimatum Jepang, maka kota bandung akan di bom dari udara. Jenderal Imamura pun mengajukan tuntutan lainnya agar Gubernur Jenderal belanda turut dalam perundingan di kalijati yang diadakan selambat – lambatnya pada hari berikutnya. Jika tuntutan itu dilanggar, pemboman atas kota bandung dari udara akan segera dilakukan. Akhirnya pihak belanda memenihi tuntutan jepang dan keesokan harinya, baik Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer maupun panglima tentara Hindia belanda serta beberapa pejabat tinggi militer dan seorang penterjemah berangka ke kalijati Subang. Di sana mereka kemudian berhadapan dengan letnan Jenderal Imamura yang datang dari Batavia ( Jakarta ). Hasil pertemuan antara kedua belah pihak adalah kapitulasi tanpa syarat Angkatan perang Hindia belanda kepada jepan.
            Tak pernah terbayangkan bahwa koloni yang dikuasai selama 350 tahun akan berakhir dengan tragis. Impian untuk hidup selamanya di tanah pilihan Tuhan akhirnya pupus sudah.Belanda harus merelakan tanah yang menjadi tulang punggung kerajaan Belanda berpindah tangan menjadi milik Jepang. Nyamannya hidup di bumi nusantara membuat Belanda buta terhadap perkembangan teknologi militer Jepang. Belanda tidak menyadari bahwa tanah jajahannya telah menjadi incaran bangsa lain untuk direbut. Hanya dengan mengandalkan KNIL, Belanda sangat percaya diri dengan berbagai ancaman terhadap Hindia Belanda. KNIL yang hanya mampu menindas dan melawan para pejuang lokal ternyata tak berdaya ketika menghadapi gempuran tentara Jepang.
            Keruntuhan hindia belanda pada 1940 – 1942 belanda jatuh ketika memasuki perang dunia kedua pada bulan Mei 1940, ketika tentara Jerman menyerbu dan melancatkan perang kilat. Setelah bertempur selama empat hari , tentara kerajaan belanda menyerah pada tanggal 15 Mei. Sehari sebelumnya, ratu dan pemerintah kerajaan belanda telah meninggalkan negerinya untuk mengungsi  ke London.secara tidak terduga hindia belanda harus berjuang sendirian. Serangan Jepang terhadap hindia belanda bukan suatu ancaman yang tidak berdasar. Sejumlah alasan menjadi faktor pendorong serbuan itu. Jepang tidak memiliki sumber daya alam yang memadai untuk menunjang kemajuan ekonomi dan industrinya sejak perencanaan restorasi meiji di abad ke 19. Oleh karena itu Jepang sangat bergantung pada pasokan dari negeri – negeri yang berlimpah sumber daya alam.
Faktor – faktornya runtuhnya Hindia Belanda adalah :
v  Perundingan yang Gagal
                Sebelum serbuan Jepang, pada bulan Febuari 1940 duta besar Jepang di Den haag mengajukan sebuah tuntutan kepada pihak Belanda. Pemintaan itu meliputi perdagangan Jepang dan Hindia Belanda harus di tingkatkan. Selain itu Jepang menghendaki minyak mentak dan bauksit, lebih banyak lagi warga dan Perusahaan Jepang yang diperolehkan bergerak di daerah jajahan itu dan pers Hindia Belanda harus dilarang untuk menerbitkan yang "Bersemangat Anti Jepang Pemerintah Belanda yang berada di pengungsian London menjawab tuntutan Jepang pada awal bulan Juni 1940. Pemerintah jajahan dapat memasak lebih banyak Bauksit, walau tidak sebanyak yang diminta oleh Jepang, tetapi tidak menjanjikan penambahan pengiriman minyak bumi, karena pemerintah Jepang belum membuat kesepakatan dengan perusahaan eksplorasi tambang itu sebelumnya. Tuntutan jepang lainnnya ditolak . namun , Jepang tidak menyerah perundingan itu berlangsung selama berbulan – bulan . Hindia Belanda berada di pihak yang sangat lemah karena negeri induk sedang dalam kedudukan musuh dan tidak ada jaminan yang passti dapat memberikan bantuan apa bila keadaan yang tidak di harapkan terjadi. Juga bantuan Inggris dan Amerika tidak dapat dipastikan. Perundingan itu menimbulkan kecemasan Amerika karena apabila tuntutan itu terjadi dipenuhi, maka kekuatan Jepang akan bertambah dan niat ekspansinya akan semangkin jelas terwujud. Namun kecemasan itu tidak terbukti karena gebernur jendral Hindia Belanda Tjarda Van Starkenborgh menolak seluruh tuntutan Jepang tersebut. Namun Jepang menanggapi keputusan tersebut dengan menyatakan perang.
v  Perang Hindia Belanda dan Jepang
         Sasaran utama serbuan Jepang di Hindia Belanda adalah pengeboran minyak di Tarakan, Balikpapan, dan Palembang. Gerakan maju itu di mungkinkan setelah pertahanan Hindia Belanda di Utara pulau Sulawesi berhasil di lumpuhkan padda tanggal 26 Desember 1941. Kehancuran instansi pengeboran minyak di Tarakan menjadi maslah besar untuk Jepang. Untuk memestikan agar tidakan itu tidak terjadi, dua orang perrwira Belanda dikirim ke Balikpapan dengan pesan peringatan , bahwa seluruh prajurit dan kalangan sipil akan dibunuh jika Jepang tidak memperoleh instansi pertambangan di kota itu dalam keadaan utuh. Sasaran selanjutnya adalah Palembang , sumber minyak mentah yang menghsilkan setengah produksi seluruh Hindia Belanda. Jepang beruaha mencegah sabotase dengan cara melancarkan serangan mendadak pasukan komando.
             Dengan jatuhnya Hindia Belanda , kemenangan kekaisaran Jepang semangkin sempurna. Rintangan malaya telah dihancurkan dan pintu gerbang menuju samudra Hindia telah terbuka . Armada sekutu di asia pasifik telah dihancurkan . dalam waktu tiga bulan saja Jepang telah menaklukan Asia Tenggara dan menguasai sumber daya alam yang begitu kaya di daerah selatan yang telah membuat mereka terjun kearena peperangan yang pada akhirnya membawa bencana bagi bangsa Jepang sendiri.
Bagi Belanda,kekalahan yang dideritanya membuat mereka kehilangan wilayah jajahan yang paling besar dan paling menguntungkan. Kerena itu, tidaklah mengherankan apabila dalam Pemeo orang Belanda masa itu terkenak ucapan :"Indie verloren,ramspoed geboren" yang berarti "Hindia Belanda Hilang, bencana pun datang". Di uabah menjadi kalimat lain sebagai berikut" Indie verloren,Indonesia geboren", atau " Hindia Belanda Hilang, Indonesia pun Lahir." Yang baru terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 dan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia, yaitu setelah tiga setengah tahun pendudukan militer Jepang yang brutal. Denngan demikian berakhirlah masa penjajahan dalam sejarah bangsa Indonesia. (Nino Oktorino, Runtuhnya Hindia Belanda,Hlmn:221-222)".
DAFTAR PUSTAKA:
ü  Onghokham.1978.Runtuhnya Hindia Belanda.Jakarta:PT Gramedia.
ü  http://arif.rahmawan.web.id/2013/07/runtuhnya-hindia-belanda.html
ü  http://www.kumpulansejarah.com/2013/05/keruntuhan-hindia-belanda-1940-1942.html
ü  Pensa-sb.Info/Runtuhnya Hindia Belanda
ü  Oktarino,Nino.2013.Konflik Bersejarah – Runtuhnya Hindia Belanda.Jakarta:PT Elex Media Komputindo.

No comments:

Post a Comment