Showing posts with label RIAU. Show all posts
Showing posts with label RIAU. Show all posts

ASAL USUL KOTA PELALAWAN

 
EKO ADI PUTRA/ SR

Asal usul Pelalawan berawal dari sebuah kerajaan yang diberi nama "Kerajaan Pekantua". Kerajaan Pekantua berkaitan erat dengan sejarah Kerajaan Temasik (Singapura) dan Malaka. Kerajaan Pekantua berada di tepi Sungai Pekantua, anak sungai Kampar yang sekarang telah menjadi wilayah Desa Kuala Tolam, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Kerajaan tersebut didirikan oleh Maharaja Indera pada tahun   1380 M. Pusat pemerintahan bekas Kerajaan Pekantua berjarak lebih kurang 45 km dari kota Pangkalan Kerinci. Wilayah tersebut dapat ditempuh melalui jalan darat dengan cara menyusuri jalan Lintas Timur dan jalan Lintas Bono serta dapat pula ditempuh melalui jalan air dengan cara menyusuri Aliran Sungai Kampar.

SENI TRADISI DAN BUDAYA MASYARAKAT ROKAN HULU


EKA ERNAWATI/PBM/BI

Aristoteles mengemukakan bahwa seni merupakan tiruan terhadap alam namun sifatnya harus ideal atau sempurna. Dalam buku "An Introduction to Aesthetic", E.F Carrit mengutip pendapat sekitar empat puluh ahli estetika yang representatif baik dari jaman dulu hingga jaman modern untuk menjelaskan pengakuan bahwa seni, sebagai proses kreatif, adalah dari suasana hati, perasaan dan jiwa. Dari kesepakatan ini ada dua hal yang dapat dicatat. Pertama, bahwa seni adalah ungkapan. Kedua, bahwa seni adalah jiwa, perasaan dan suasana hati yang diungkapkan. Immanuel Kant mengemukakan bahwa seni merupakan bentuk yang penampilan dan pengungkapannyatidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu ialah meniru alam. Sedangkan tradisi berasal dari bahasa latin "tradio" yang berarti diteruskan. Tradisi secara bahasa adalah sesuatu kebiasaan yang berkembang di masyarakat, baik yang menjadi adat kebiasaan atau yang diasimilasikan dengan ritual adat atau agama.

Sejarah Terbentuknya Kabupaten Indragiri Hulu serta Peninggalan Sejarah yang terdapat pada masa sekarang


Hari Sulistiawati / SR

Kabupaten Indragiri Hulu mulai ada sejak Kerajaan Indragiri yang berlanjut hingga zaman pra penjajahan Belanda, Pra kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan Republik Indonesia yang secara umum merupakan proses terbentuknya sejarah Kabupaten Indragiri Hulu. Sebagai contoh adanya seorang pembesar Pemerintah Hindia Belanda bernama E. Netser yang pernah menjadi Residen Riau, mencatat bahwa pada tahun 1892, Rengat juga menjadi tempat kedudukan Asisten Residen yang sebelum itu di Tanjung Buton Lingga. Dan daerah Indragiri merupakan suatu afdeeling dari kesatuan wilayah yang disebut Keresidenan Riau (Residentie Riouw). [1]

RAGAM SENI BUDAYA MELAYU DAN PENINGGALAN SEJARAH MELAYU DI INDRAGIRI HULU


OKTYA PUTRI BUNGSU / PBM / BI

Indragiri Hulu merupakan salah satu kabupaten di Riau. Ibukota dari kabupaten Indragiri Hulu ini adalah kota Rengat, yang sering dijuluki sebagai Kota Bersejarah. Hingga kini, budaya melayu masih melekat pada masyarakat Indragiri Hulu, pada kesempatan ini akan kita bahas "Ragam Seni Budaya Melayu dan Peninggalan Sejarah Melayu di Indragiri Hulu"

a.      Tarian
1.      Cecah Inai, terdapat di Kecamatan Rengat. Tarian ini dilakukan ketika pasangan mempelai akan diberi pencecahan inai dalam upacara nikah-kawin.
2.      Tari mayat, ada di Rengat dan Pasir Penyu. Inilah tarian dari puak Melayu Talang Mamak, dalam upacara kematian.
3.      Tari dabus, memakai senjata tajam untuk menusuk diri penari. Terdapat di Rengat.
4.      Tari lukah, merupakan tarian dari Talang Mamak. Peralatannya sama dengan tari lukah di tempat lainnya.

BUDAYA TRADISIONAL MELAYU DUMAI

PARAMITHA ANGGRAINI/PBM/BI

Pengertian kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.

ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Yesi Angraini

 

Prosesi upacara adat perkawinan Indragiri Hulu

1. Merisik-risik

                        Merisik-risik adalah awal suatu proses upacara pernikahan menurut adat melayu Indragiri Hulu khususnya Rengat dan sekitarnya.Merisik-risik dilakukan oleh seorang kerabat yang dipercaya oleh pihak orang tu si pemuda untuk melakukan pendekatan kepada seseorang yang dipercaya kebenaran kata-katanya,tentunya yang mengenal dan sangat dekat serta mengetahui hal ihwal si gadis itu dalam kesehariannya. Dilakukan untuk mendapat informasi tentang bagaimana akhlak/sikap perilaku si gadis yang akan dijodohkan dengan si pemuda.Apakah si gadis yang bersangkutan sudah mempunyai calon suami atau belum.

KEBUDAYAAN ROKAN HILIR


Lilis Swardani/PBM/BI 

Kebudayaan diartikan sebagai kompleks sistem nilai dan gagasan vital yang menguasai dan merupakan pedoman bagi terwujudnya pola-pola tingkah laku anggota masyarakat pendukungnya. Dengan kata lain, kebudayaan merupakan seperangkat nilai dan gagasan vital yang ada pada setiap kepala anggota masyarakat pendukungnya sebagai pengetahuan kebudayaan.
Menurut PJ. Zoedmulder SJ, mengemukakan bahwa kata "budaya" adalah perkembangan majemuk budidaya, yang berarti daya dari budi. Jadi, kebudayaan adalah segala hasil cipta, karya, dan rasa.

KERAJAAN KUNTO DARUSSALAM SEBELUM KEDATANGAN JEPANG DI TANAH MELAYU


AGUSNIYARNI/SR

a.       Bangkitnya kembali Rantau Rokan
1.      Kerajaan Kunto Darussalam dalam kelompok kerajaan-kerajaan Rokan.
Setelah kerajaan Rokan di pakaitan runtuh dan Rajanya melarikan diri ke Siarang-arang, maka aktifitas masyarakat dalam daerah di sepanjang aliran sungai Rokan hilang dari percaturan polilik selama beberapa abad dan tidak disebut-sebut dalam sejarah Kesultanan Malaka. Rakyat yang ada didaerah ini tidak menunjukan kegiatan yang berarti untuk membangkitkan kembali masa lalu kerajaan Rokan. Mereka hanya sibuk dengan kebiasaan sehari-hari untuk pemenuhan kebutuhan hidup, namun kondisi ini segera berubah setelah berdirinya kerajaan-kerajaan kecil di Rokan bagian Hulu dan rokan Hilir. Di Rokan Hulu berdiri 5 kerajaan dan di Rokan Hilir berdiri 3 kerajaan dan masing-masing kerajaan ini berdiri sendiri. Nama-nama kerajaan yang berdiri diRokan hulu diantaranya : Kerajaan Rambah yang berpusat di pasir pangaraian, Kerajaan Tambusai yang berpusat di Dalu-dalu, kerajaan Kepenuhan yang berpusat di kota Tengah, Kerajaan Rokan IV koto yang berpusat di Rokan IV Koto, dan Kerajaan Kunto Darussalam yang berpusat di Kota Lama.

Tradisi Kebudayaan Agraris dalam Proses Penanaman Padi di Kabupaten Kampar

Rahma Yani/PBM/BI/5


Antara budaya dan sejarah merupakan satu kaitan yang tidak bisa terlepaskan. Dari kebesaran budaya suatu bangsa dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah. Untuk mempelajari sejarah kebudayaan diperlukan analisis kritis tentang sumber dan kaitannya dengan ilmu sosial. Sebelum lebih jauh membahas kebudayaan perlu di klarifikasikan pengertian kebudayaan. Kebudayaan ialah wujud dan isinya berupa kompleks ide, gagasan, nilai-nilai norma, peraturan dan sebagainya. Kompleks aktifitas kelakuan berpola dari manusia dan masyarakat. Sebagai benda-benda hasil karya manusia. Sistem pengetahuan bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup, serta sistem teknologi dan peralatan penunjang kehidupannya.

SEJARAH PERAHU BAGANDUANG


TURISNO/ SR

A.    SEJARAH PERAHU BAGANDUANG
Perahu Baganduang merupakan sebuah atraksi budaya khas masyarakat Kuantan Mudik berupa parade sampan tradisional yang dihiasi berbagai ornamen dan warna-warni yang menarik. Perahu baganduang mempunyai arti dua atau tiga perahu yang dirangkai / diikat menjadi satu (diganduang) menggunakan bambu dan dihiasi oleh berbagai simbol adat yang berwarna-warni. Kecamatan Kuantan Mudik, tempat berlangsungnya Festival Perahu Baganduang, berjarak sekitar 21 km dari Kota Teluk Kuantan. Untuk menuju Kota Teluk Kuantan wisatawan dapat menggunakan kendaraan seperti mobil dan sepeda motor.

Adat Istiadat Perkawinan Masyarakat Melayu di Wilayah Kecamatan Siak Sri Indrapura

elna riptin/PBM/BI/5
            Ketika raja-raja Melayu masih berkuasa , adat istiadat perkawinan ini terpelihara dengan baik oleh para ahli adat istana, akan tetapi setelah Kesultanan Melayu Siak Sri Indrapura tidak berkuasa, adat istiadat kebudayaan Melayu mulai mengalami perubahan dan tidak terpelihara dengan baik walaupun dalam masyarakat Melayu Siak adat istiadat perkawinan masih dilaksanakan.
            Ghalib menjelaskan bahwa adat istiadat masyarakat Melayu Siak adalah salah satu warisan budaya yang masih hidup dan dipegang terus serta dijunjung tinggi yang ditetapkan berdasaarkan kanon kerajaan Siak Sri Indrapura. Adat istiadat yang berdasarkan kanon ini merupakan urutan tata cara uapacara serta alat perlengkapan yang dipatuhi dengan taat oleh masyarakat melayu yang hidup di wilayah bekas kerajaan siak sri indrapura. Adat istiadat perkawinan Melayu Siak mengatur tentang prosesi sebelum,persiapn dan prosesi sesudah perkawinan. Adat sebelum perkawinan menjelaskan perihal memilih jodoh, syarat-syarat untuk kawin, bentuk-bentuk perkawinan sementara dalam upacara perkawinan menjelaskan upacara sebelum pelaksanaan perkawinan, hari pesta, dan upacara setelah perkawinan, dan upacara sesudah perkawinan mengatur tentang adat menetap, adat mengenai perceraian dan kawin ulang, hukum waris,poligami, hal anak, dan hubungan kekerabatan antara menantu dan kelurga istri dan suami.

TARI RENTAK BULIAN ADALAH BUDAYA MELAYU INDRAGIRI HULU



SUCI KUSPITA SARI/PBM/BI/5

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Kebudayaan merupakan suatu sistem yang membentuk tatanan kehidupan dalam  sekelompok masyarakat. Pertumbuhan kebudayaan sangat erat  hubungannya dengan perkembangan kehidupan kelompok masyarakat yang  memilikinya,termasuk segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan  penggunaan aspek gerak tubuh yang terdapat dalam sebuah kesenian.

SEJARAH DAN BUDAYA MELAYU KOTA TANJUNGPINANG



ELFA TIANA/PBM/BI

PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan berasal dari (bahasa sansekerta) yaitu "budayyah" yang merupakan bentuk jamak dari kata "budhi" yakni berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal". Pengertian kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang mengkompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan dan kebiasaan. Pengertian kebudayaan dalam bahasa inggris disebut culture. Merupakan suatu istilah yang relative baru karena istilah culture sendiri dalam bahasa inggris baru muncul pada pertengahan abad ke-19.

Kesultanan Inderagiri Zaman Belanda


Yedija Yosafat Tarigan /  SR

Cikal-bakal berdirinya Kesultanan Indragiri tidak bisa dipisahkan dari keberadaan Kerajaan Keritang. Nama Keritang diperkirakan berasal dari istilah "akar itang" yang diucapkan dengan lafal "keritang". Sementara Itang adalah sejenis tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat di sepanjang anak Sungai Gangsal bagian hulu yang menjalar di sepanjang tebing-tebing sungai. Sungai Gangsal mengaliri wilayah Kota Baru, ibu kota Kecamatan Keritang, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Selain pemaknaan di atas, ada pula yang menyebut bahwa nama Keritang identik dengan istilah "Kitang", yaitu sejenis siput yang berhabitat di hulu Sungai Gangsal (Ahmad Yusuf & Umar Amin, et.al., 1994:19).

Tata Upacara Adat Perkawinan Melayu Riau


RESMI ROZA/PBM/BI/5

Ajaran dan syariat agama Islam menjadi bagian yang paling utama termasuk pada upacara sakral helat pernikahan, sehingga disebut Adat Melayu bersendikan SyarakSyarak bersendikan Kitabullah. Oleh karena itu senarai pernikahan ini memaparkan susur galur adat istiadat pernikahan atau perkawinan masyarakat melayu yang mengarah kepada kepentingan upacara protokoler. Adapun tahapan - tahapan yang dilalui pada upacara adat pernikahan Melayu Riau ini antara lain :

TRADISI GHATIB BERANYUT DI SIAK SRI INDRAPURA

DEVI YENTI/PBM/BI

 

Siak adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau yang dulunya merupakan pusat kesultanan Islam terbesar di Riau yaitu Siak Sri Indrapura. Kata Siak Sri Indrapura, secara harfiah dapat bermakna pusat kota raja yang taat beragama, dalam bahasa sansekerta, sri berarti "bercahaya" dan indera atau indra dapat bermakna "raja". Sedangkan pura berarti "kota" atau "kerajaan". Siak dalam anggapan masyarakan melayu sangat bertali erat dengan agama islam, Orang Siak  ialah orang - orang yang ahli agama Islam, kalau seseorang hidupnya tekun beragama dapat dikatakan sebagai Orang Siak. Siak memiliki cerita sejarah yang sangat panjang. Kerajaan ini didirikan

BIOGRAFI GANDULO DT. TABANO PEJUANG DARI KAMPAR

Siti Khairiyah


Datuk Tabano lahir tahun 1860 di Bangkinang dengan nama Gandulo serta meninggal pada 13 November 1900 dalam umur 40 tahun. Dia memiliki 2 orang isteri, dari isteri awal mendapatkan 3 orang anak, Abdullah, Khadijah, serta Saiba. Dari isteri kedua lahir 2 orang putera ialah H. Muhammad. Nur serta H. Abd. Rauf.[1]

Dikenal dengan sebutan Gandulo, kemudian diangkat menjadi Dubalang dari Datuk Tuo dan diberi gelar Datuk Tabano. Beliau sebagai Dubalang dikenal sangat berani, berpendirian keras, dan paling benci segala bentuk penindasan. Dubalang merupakan perangkat adat yang bertugas menjaga kewibawaan datuk persekuannya agar tidak diremehkan orang lain.

Pada sesuatu kali ninik mamak Limo Koto memohon Pancuong Aleh( semacam pajak) kepada ppemilik tambang emas yang terletak di Pulau Gadang. Setelah itu pada hari yang sudah diresmikan

BUDAYA MELAYU MASYARAKAT BENGKALIS DALAM ADAB PENYELENGGARAAN JENAZAH


HADI PURNOMO/PBM/BI

            Budaya Melayu memang tidak hanya idetik dengan Islam, akan tetapi juga adat masyarakat Melayu Kabupaten Bengkalis benar-benar perwujudan dari "Adat bersanding syara', syara' bersendikan kitabullah". Ini menunjukkan bahwa apapun bentuk adat istiadat orang melayu substansinya adalah ajaran Islam. Dengan kata lain adat budaya adalah wadah, sedangkan nilai-nilai Islam adalah isinya. Asas ini pulalah yang memotivasi orang-orang Melayu senantiasa mencari keabsahan dalam ajaran Islam (kitabullah) atas segala sesuatu yang dikerjakannya.

SEJARAH ADAT KUANTAN SINGINGI

EGI SEPTIA WINDARI 

 

A.    Masa Kuno

Negeri Rantau Kuantan dan Rantau Singingi yang merupakan wilayah Kabupaten Kuantan Singingi sekarang, walaupun sedikit terdapat perbedaan latar belakang sejarah karena terdiri dari Laras dan Rantau yang berbeda, namun dalam bentuk karakteristik adat banyak memiliki persamaan. Sejarah adat Kuantan Singingi pada masa kuno berdasarkan sumber-sumber sejarah yang shahih, terpercaya tentang asal-usul dan perkembangan serta kebaradaan adat masyarakat yang mendiami wilayah Kabupaten Kuantan Singingi sejak mereka bermukim di wilayah itu di abad 7-16 M dan di daerah ini telah berdiri sebuah Kerajaan yang bernama kerajaan Kandis. Keberadaan kerajaan Kandis di abad 7-16 M ini, diantaranya dijelaskan oleh tulisan pada sebuah lempengan emas bertuliskan huruf Jawa Kuno yang ditemukan sebuah penggalian di daerah Padang Candi di Kuantan Mudik.

Sutan Nan Garang Dalam Randai Kabupaten Kuantan Singingi


Encik Afridayanti/SR

Latar Belakang
Cerita rakyat merupakan salah satu bentuk folklor. Cerita ini hidup dan tersebar di dalam masyarakat melalui penceritaan secara lisan dari generasi ke generasi. Menurut William R. Bascom (Danandjaja, 1984:50) cerita rakyat tersebut dapat berbentuk mite, legenda, atau cerita dongeng. Sementara tokohnya dapat berupa manusia dan juga binatang, seperti pada cerita fabel. Di dalam penyampaiannya, cerita rakyat dapat diceritakan tanpa persyaratan tertentu. Cerita dapat disampaikan oleh siapapun yang mengetahui cerita tersebut, kepada siapapun, dalam situasi apapun tanpa diiringi oleh alat apapun. Akan tetapi, ada pula cerita rakyat yang ditampilkan ke hadapan penikmatnya dengan cara tertentu dan dengan dukungan alat-alat tertentu. Salah satu bentuk penyampaian cerita yang ada di Kuantan Singingi adalah randai.[1].