Showing posts with label INDONESIA ZAMAN REFORMASI. Show all posts
Showing posts with label INDONESIA ZAMAN REFORMASI. Show all posts

REFORMASI TATA KEBIJAKAN PEMERINTAHAN ERA MEGAWATI

DARMAWAN/SI V/A
Megawati Soekarno Putri akhirnya meraih posisi Presiden Republik Indonesia kelima setelah siding istimewa MPR 2001 memberhentikan Presiden Abdurahman Wahid pada 23 juli 2001. secara konstitusional, Wakil Presiden Megawati otomatis naik menjadi presiden. PDI-P emang memenangkan pemilu 1999, tetapi ketika itu gagal memenangkan Megawati selaku Ketua Umum PDI-P dalam pemilihan presiden disidang umum di MPR 2000.

SEJARAH KELAHIRAN REFORMASI INDONESIA

NINIK SUGIARTI/S/A

A.    Sejarah Awal Lahirnya Reformasi
Reformasi merupakan suatu perubahan catatan kehidupan lama catatanan kehidupan baru yang lebih baik.Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 merupakan suatu gerakan yang bertujuan untuk melakukan perubahan dan pembaruan, terutama perbaikan tatanan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, dan sosial. Dengan demikian, reformasi telah memiliki formulasi atau gagasan tentang tatanan kehidupan baru menuju terwujudnya Indonesia baru.

Masa Kepemimpinan Megawati

NURSANTIPA/S/A

Megawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan merupakan anak dari presiden Indonesia pertama. Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sejak memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1999. Pemilu 1999. Megawati menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001. Sidang Istimewa MPR

MENGENAL SOSOK ABDURRAHMAN WAHID ALIAS GUS DUR

IDWI IKHSANES

 

Gus Dur semasa muda.

Abdurrahman Wahid lahir pada hari ke-4 dan bulan ke-8 kalender Islam tahun 1940 di Denanyar Jombang, Jawa Timur dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah. Terdapat kepercayaan bahwa ia lahir tanggal 4 Agustus, namun kalender yang digunakan untuk menandai hari kelahirannya adalah kalender Islam yang berarti ia lahir pada 4 Sya'ban 1359 Hijriah, sama dengan 7 September 1940.

Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil. "Addakhil" berarti "Sang Penakluk".[1] Kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti nama "Wahid", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati "abang" atau "mas".[2]

SOSOK GUS DUR DIBALIK NAHDLATUL ULAMA

IMAM FATONI/S/A

1. NU DAN POLITIK
            NU didirikan sebagai organisasi yang bergerak di bidang sosial keagamaan (Jam'iyah Diniyah) dan sekaligus berjuang untuk mengusir penjajah bersama dengan organisasi yang lainnya. Pada perkembangan berikutnya, NU aktif di gelanggang politik praktis dan pada tahun 1937 sebagai tulang punggung Majlis Islam A'la Indonesia (MIAI), dan tokoh pendiri NU K.H. Hasyim Asy'ari sebagai ketua tertinggi dan merupakan kakek Gus Dur.

Perjalanan Karir Susilo Bambang Yudhoyono


Nomi Destari Sitorus/S/A
A.    Biografi SBY
Susilo Bambang Yudhoyono merupakan Presiden Republik Indonesia ke-6. Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat dalam Pemilu Presiden putaran ke-2 pada tanggal 20 September 2004. Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur pada tanggal 9 September 1949. SBY merupakan anak dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Ayahnya merupakan Pensiunan Letnan Satu dan ibunya, Sitti Habibah merupakan putri salah

SBY KRISIS KEPEMIMPINAN

NURSANTIPA /S/A

            Sidang istimewa (SI) MPR 2001 menyadarkan bangsa Indonesia bahwa proses polotik untuk memilih pemimpin nasional belum berjalan sebagaimana yang diinginkan. Suksesi damai yang diharapkan segenap anak bangsa belum bisa terwujud.
Pelengseran GUS dur lewat SI MPR tidak pelak lagi menjadi bagian catatan panjang suksesi kepemimpinan nasional yang selalu tidak mulus. Setelah Soekarno tersingkir karena peristiwa G-30-S/PKI dan Soeharto

MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN B.J. HABIBIE

TIO SANDIAGO/S/B

            Setelah menyatakan mengundurkan diri sebagai presiden RI, Suharto menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden B.J. Habibie. Pada saat itu juga Wakil Presiden B.J. Habibie diambil sumpahnya oleh Mahkamah Agung sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru di Istana Negara.
   Pada masa pemerintahan B.J. Habibie, kehidupan politk di Indonesia Mengalami beberapa perubahan. Masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie ditandai dengan dimulainya kerja sama dengan Dana

Megawati Soekarnoputri

Weni miswanti/S/A

Jika melihat sepak terjang trah Soekarno dalam pentas perpolitikan Indonesia maka kita tidak boleh menyepelekan sosok mantan presiden kelima Indonesia, yakni Megawati Soekarnoputri. Bisa dibilang, Megawati merupakan satu-satunya trah Soekarno yang sudah membuktikan bahwa didalam tubuhnya mengalir gen politik sang ayah. Setelah berhasil sampai di kursi presiden kelima RI, Megawati setidaknya telah menghidupkan kembali trah ayahnya, yaitu Soekarno, yang sempat redup pada masa pemerintahan

PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA ERA REFORMASI

COSCASIANI/SIV/A

A.    Revisi RAPBN, Monopoli Jalan
Di tengah Indonesia sedang mengalami kegoncangan, DPR justru kebingungan dan tidak bisa memberikan tanggapan dengan cepat setelah RAPBN diajukan. Maka, ketika sidang Pleno DPR akan membahasRAPBN 1998/99 (15 Januari 1998), tiba-tiba wakil ketua DPR Abdul Gafur setelah membuka dan membacakan tata terib DPR langsung mengetuk palu menutup sidang. Dengan kata lain, sidang tidak jadi dilaksanakan karena mendapat suratdari kantor sekretaris Negara bahwa RAPBN akan direvisi

Pemilu 1999 dan Redemokrasi Gradual


SRI WAHYUNINGSIH/ SV

            Lebih kurang setelah sepuluh bulan lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, mendung di langit perpolitikan Indonesia masih belum juga menunjukkan adanya tanda-tanda akan tersibak dan menjadi cerah. Bahkan, bila kita mengikuti berita-berita di media massa akhir-akhir ini mengenai dinamika politik di sementara bagian negeri ini, kita dibuat miris dan tidak dapat membayangkan bagaimana masa depan negeri kita yang telah berusia lebih dari setengah abad. Misalnya, dengan maraknya kerusuhan berselimut SARA di

PERJUANGAN TERHADAP ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA

Ujang Sudrajat/pis

Bangsa indonesia memang telah memproklamasikan kemerdekaannya. Sebagai sebuah negara yang masih muda, indonesiapun tidak luput dari pemberontakan-pemberontakan di dalam negeri. Perbedaan kepentingan, idiologi, dan pendapat menjadi pemicu lahirnya berbagai gerakan yang dapat mengancam keutuhan bangsa. Pemberontakan-pemberontakan tersebut adalah:
a.Pemberontakan PKI Madiun
Setelah kabinet amir syarifudin jatuh, presiden menunjuk wakil presiden Moh. Hatta untuk membentuk kabinet baru. Hatta berupaya berupaya membentuk kabinet koalisi dengan mengikut sertakan semua partai politik dengan tujuan untuk menggalang persatuan nasional. Kepada kelompok sayap kiri (komunis), Hatta menawarkan 3 kursi tanpa portofolio (departemen). Tapi kelompok sayap kiri menuntut setidaknya 4 kursi termasuk jabatan menteri pertahanan. Permintaan ini tidak disetujui, sehingga Moh. Hatta membentuk kabinetnya tanpa sayap kiri
Kabinet Hatta terus mendapat rongrongan dari kegiatan –kegiatan politik Fron Demokrasi Rakyat (FDR) yang dipimpin oleh Amir Syariffudin. Pada tanggal 5 juli 1948 kaum buruh berada dibawah pengaruh FDR mengadakan pemogokan di pabrik karung Delangu, Klaten. Lima hari kemudian terjadi pemberontakan dengan Serikat Tani Islam Indonesia (STII), organisasi Tani Masyumi, yang menentang pemogokan itu.
Bersamaan dengan maraknya kegiatan FDR , pada bulan Agustus 1948 seorang tokoh PKI kawakan membawa perubahan besar di gerakan komunis Indonesia. Ia menyusun doktrin bagi kekuatan komunis Indonesia yang diberi nama "Jalan Baru". Muso mengecam keras kebijakan kabinet Hatta.
Sebagai puncak agitasi PKI, pada tanggal 18 September 1948 di Madiun, tokoh PKI memploklamasikan berdirinya Soviet Republik Indonesia, maka pecahlah pemberontakan PKI di Madiun. Kaum pemberontak kemudian melakukan tindakan-tindakan anarkhis. Pejabat-pejabat pemerintah, perwira- perwira TNI, pemimpin- pemimpin partai, alim ulama dan golongan lain yang mereka anggap musuh, mereka bunuh secara besar-besaran. Banyak diantara mereka yang dimasukkan ke sumur sebagai kuburan massal.
Untuk memberantas pemberontakan PKI Madiun, pemerintah menetapkan Gerakan Operasi Militer (GOM) I. Pada tanggal 30 september 1948, pukul 16.15 Kota Madiun kembali dapat direbut oleh TNI. Musso pun tewas dalam insiden tembak-menembak.
Setelah pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas kedudukan PKI dan KNIP menjadi beku. Dengan hancurnya lawan politik mereka, golongan politik lainnya , yaitu gerakan Revolusi Rakyat (GRR) melakukan move politik.

b.     Pemberontakkan DI/TII
1.     Pemberontakan DI/TII Jawa Barat
Gerakan ini dipimpin oleh S.M Kartosuwiryo. Pada tanggal 7 Agustus 1949 secara resmi Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII). Pada tanggal 25 januari 1949 tejadi kontak senjata pertama kali antara TNI dan DI/TII. Bahkan terjadi perang segitiga antara TNI-tentara Belanda- DI/TII. Upaya damai pernah dilakukan oleh Moh. Natsir (pemimpin Masyumi), tapi gagal mengajak Kartosuwiryo untuk kembali ke pangkuan RI.
Untuk menumpas gerakan DI/TII dilakukan Operasi Militer. Operasi dilakukan tanggal 27 Agustus 1949. Operasi ini menggunakan taktik 'pagar betis' dengan menggunakan tenaga rakyat yang besar. Baru setelah tanggal 4 juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditangkap.

2.     Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah
Munculnya DI/TII Jawa Tengah berawal dari Majelis islam yang dipimpin Amir Fatah. Setelah mendapat pengikut yang cukup banyak Amir Fatah memproklamasikan berdirinya Darul Islam (DI) pada tanggal 23 Agustus 1949, di desa Pengarasan, Tegal. Ia menyatakan bahwa gerakannya bergabung dengan DI/TII Jawa Barat pimpinan Kartosuwiryo. Untuk menumpas pemberontakan ini pemerintah membentuk pasukan baru yang disebut Benteng Raiders. Dengan pasukan baru itu segera dilakukan operasi kilat yang disebut Gerakan Benteng Negara (GBN). Akhirnya dilakukan Operasi Guntur pada tahun 1954, gerombolan dapat dihancurkan, dan sisanya tercerai berai.

3.     Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan
Pemberontakan ini dipimpin oleh Kahar Muzakar. Bagi pemerintah RI, gerakan yang dimulai pada tahun 1951dan baru diselesaikan tahun 1965 ini, banyak waktu, tenaga, dan biaya. Hal itu sebabkan oleh konndisi medan yang sulit namun dapat dikuasai dengan baik oleh pemberontak.
Kahar Muzakar memimpin laskar-laskar Gerilya di Sulawesi Selatan yang kemudian tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS). Pemerintah bermaksud membubarkan kesatuan ini dan anggotanya akan dikembalikan ke masyarakat, tapi Kahar Muzakar menolak keputusan tersebut. Ia menunutut pasukannya dimasukkan ke dalam suatu Brigade yang disebut Brigade Hasanuddin dibawah Pimpinannya. Tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah.
Setelah dilakukan serangkaian pendekatan, Kahar Muzakar menyatakan bersedia dilantik sebagi pejabat wakil Panglima TT VII dengan pangkat letnan kolonel. Namun, saat pelantikan akan dilakukan Kahar Muzakar melarikan diri dan membuat kekacauan. Pada tanggal 17 Agustus 1953, ia mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo.
Untuk menumpas pemberontakan ini, pemerintah melancarkan serangkaian Operasi Militer dan diadakan pencarian yang intensif. Pada tanggal 3 Febuari 1965 Kahar Muzakar berhasil ditembak mati. Maka gerakan pemberontakan ini pun berakhir.
4.     Pemberontakan DI/TII di Aceh
Pemimpin gerakan ini adalah Tengku Daud Beureuh. Pada tanggal 20 september 1953 ia memproklamasikan bahwa Aceh adalah bagian dari Negara Islam Indonesia Pimpinan Kartosuwiryo. Selanjutnya mereka melakukan gerakan serentak untuk menguasai kota-kota yang ada di Aceh. Mereka juga melakukan propaganda untuk memperburuk citra pemerintah RI.
Untuk memberantas pemberontakan ini pemerintah RI terpaksa menggunakan kekuatan senjata dan Operasi Militer. Selain itu TNI memberikan penerangan kepada masyarakat untuk menghindari salah paham dan mengembalikan kepercayaan kepada pemerintah. Ahirnya pada tanggal 17-28 Desember dilakukan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh.musyawarah ini mendapat dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat dan bisa memulihkan kembali keadaan Aceh.

5.     Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan
Pada bulan oktober 1950 terjadi pemberontakan kesatuan Rakyat yang Tertindas (KryT) yang dipimpin oleh Ibnu Hajar. Ia dalah bekas letnan dua TNI. Ia bersama KryT menyatakan diri sebagai bagian dari DI/TII Jawa Barat. Target serangan mereka adalah pos-pos TNI di wilayah tersebut.
Saat itu pemerintah memberi kesempatan untuk menghentikan pemberontakan secara baik-baik. Ibnu Hajar akhirnya menyerahkan diri. Namu ternyata ia berpura-pura. Setelah mendapatkan peralatan TNI ia melarikan diri. Akhirnya pemerintah melakukan Gerakan Operasi Militer (GOM). Pada tahun 1959 Ibnu Hajar berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada 22 maret 1965.

c.      Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
Gerakan ini muncul pada Januari 1950 di Jawa Barat dipimpin oleh kapten Raymond Westerling dalam dinas tentara kerajaan Belanda (KNIL). Gerakan ini memanfaatkan kepercayaan rakyat akan datangnya ratu adil. Namun, sebenarnya tujuan gerakan ini adalah:
1.      Tetap berdirinya Negara Pasundan.
2.      APRA sebagai tentara Negara Pasundan.
Pada tanggal 23 Januari 1950, APRA dengan bersenjata lengkap menyerbu Kota Bandung dan secara ganas membunuh TNI yang dijumpai. Gerakan ini berhasil menduduki markas divisi siliwangi.
Pemerintah RIS segera mengimkan pasukan bantuan ke Bandung. Pasukan ini mendesak APRA agar segera meninggalkan kota Bandung. Dengan bantuan penduduk APRA berhasil dilumpuhkan. Pada tanggal 22 Febuari 1950 Westerling berhasil melarikan diri ke luar negeri.
d.     Pemberontakan Andi Azis
Rongrongan lainnya terhadap pemerintahan RIS datang dari kapten Andi Azis di Makassar. Pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh adanya kekacauan di Sulawesi Selatan pada bulan April 1950. Hal ini disebabkan seringnya terjadi demonstrasi kelompok masyarakat yang Anti-federal untuk medesak NIT menggabungkan diri dengan RI.
Pada pukul 05.00 tanggal 15 April 1950, Kapten Andi Azis bersama pasukannya menyerang markas TNI di Makassar. Pertempuranpun terjadi. Kota Makassar berhasil dikuasai oleh penyerbu. Pemerintah pusat bertindak tegas dalam mehadapi pemberontakan ini. Pada tangga 18 April 1950 pemerintah mengeluarkan instruksi bahwa dalam waktu 4x24 jam Andi Azis harus melaporka diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kepada pasukan yang terlibat pemberontakan diperintahkan untuk menyerahkan diri  dan semua tawanan dilepaskan. Pada saat bersamaan dikirim pasukan untuk melakukan Operasi Militer di Sulawesi Selatan.
Pada tanggal 15 April 1950 Andi Aziz telah berangkat ke Jakarta setelah didesak oleh presiden NIT, Sukawati. Akan tetapi Andi Aziz terlambat melapor sehingga ia ditangkap dan diadili. Tanggal 26 April 1950 pasukan Operasi Militer tiba di Sulawesi Selatan. Dan terjadilah pertempuran antara APRIS dan pasukan KL-KNIL.  Pasukan KNIL terdesak dalam peperangan ini. Dan akhirnya pada tanggal 8 Agustus 1950 KNIL meminta berunding. Hasil perundingan adalah kedua pihak setuju untuk menghentika peperangan, dan dalam waktu dua hari KL-KNIL harus meninggalkan Makassar.
e.      Pemberontakan Republi Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan ini dipimpin oleh MR. Dr. Christian Robert Steven Soumokil, mantan jaksa agung NIT. Dipicu oleh ketidakpuasan terhadap proses kembalinya RIS ke NKRI. Pemberontakan ini melakukan teror bahkan sampai pada pembunuhan. Soumokil menginginkan agar Maluku Selatan menjadi daerah merdeka. Pada tanggal 25 April 1950 di Ambon diproklamasikan Republik Maluku Selatan (RMS).
Pemerintah RIS berupaya mengatasi masalah ini secara damai, yaitu dengan mengirimkan misi damai yang dipimpin oleh tokoh asli Maluku, yaitu dr. Leimena, namun misi ini ditolak oleh Soumokil. Karena upaya damai mengalami jalan buntu, maka pemerintah terpaksa melakukan Operasi Militer. Ekspedisi Militer untuk menumpas Pemberontakan RMS ini disebut Gerakan Oerasi Militer (GOM) III. Lewat GOM III ini Ambon dapat dikuasai. Dengan jatuhnya Ambon maka Pemberontakan dapat dipatahkan.

DAFTAR PUSTAKA
Mustopo,Habib.2007.sejarah 3.Jakarta.:yudhistira.
MGMP sejarah provinsi riau,sejarah,pekanbaru:penerbit amara,2010.



ZAMAN REFORMASI

PERTIWI RESTI/ SI V

Zaman Reformasi dimulai sejak dijatuhkan kekuasaan presiden Soeharto  atau era setelah Orde Baru, yang kemudian dipimpin oleh  B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
A. Masa Pemerintahan B.J. Habibie
            Pemerintahan B..J. Habibie dimulai sejak lengsernya Soeharto dari kedudukannya sebagai presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998. Masa pemerintahan Habibie ini hanya berlangsung selama satu tahun, karena naiknya Habibie menggantikan Soeharto ini diterima dengan hati kecewa dan cemas di kalangan yang amat luas di kalangan masyarakat. Kabinet yang dibentuk oleh Habibie diberi nama Kabinet Reformasi Pembangunan. Pada masa pemerintahan Habibie, pemerintah memberikan kebebasan bagi pers di dalam pemberitaannya, banyak bermunculan media massa, kebebasan berasosiasi organisasi pers. Dimana hal seperti ini tidak pernah dijumpai sebelumnya pada saat kekuasaan Orde Baru. Cara Habibie memberikan kebebasan pada Pers adalah dengan mencabut SIUPP. Presiden RI ketiga ini melakukan perubahan dibidang politik lainnya diantaranya mengeluarkan UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik, UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilu, UU No. 4 Tahun 1999 tentang MPR dan DPR.
            Pada masa pemerintahan Habibie terjadi masalah hak asasi manusia di Timor Timur. Habibie mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap menjadi bagian dari Indonesia. Sekitar 78,5% rakyat Timor-Timur memilih merdeka, sebagian besar rakyat Timor-Timur memilih lepas dari NKRI. Di dalam pemulihan ekonomi, secara signifikan pemerintah berhasil menekan laju inflasi dan gejolak moneter dibanding saat awal terjadinya krisis. Berbeda dengan keadaan sosial, Kerusuhan antar kelompok yang sudah bermunculan sejak tahun 90-an semakin meluas dan brutal. Isu santet menghantui masyarakat kemudian di daerah-daerah yang ingin melepaskan diri seperti Aceh, begitu juga dengan Papua semakin keras keinginan membebaskan diri. Pada tanggal 14 Oktober 1999 Presiden Habibie menyampaikan pidato pertanggungjawabannya di depan Sidang Umum MPR namun terjadi penolakan terhadap pertanggungjawaban presiden. Kemudian pada tanggal 20 Oktober 1999, Ketua MPR Amien Rais menutup Rapat Paripurna sambil mengatakan, "dengan demikian pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie ditolak". Pada hari yang sama Presiden Habibie mengatakan bahwa dirinya mengundurkan diri dari pencalonan presiden.
B. Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid
            Terpilihnya Abdurrahman Wahid menjadi Presiden RI dipicu juga dari penolakan MPR atas laporan B.J. Habibie, Pada 20 Oktober 1999, MPR berkumpul dan mulai memilih presiden baru. Abdurrahman Wahid kemudian terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan 373 suara. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa gusdur, .dimasa pemerintahannya dilingkupi berbagai masalah yang merupakan warisan dari masa orde baru. Hal pertama yang ia lakukan adalah dengan membentuk kabinet kerja. Selanjutnya membentuk dewan ekonomi nasional yang berwenang di bidang ekonomi. Pembentukan dewan ekonomi nasional ini diharapkan dapat mengatasi masalah perekonomian yang terjadi, khususnya masalah inflasi yang terjadi di Indonesia. Selain itu, untuk masalah lain yaitu masalah antar umat beragama, Abdurrahman Wahid menetapkan agama Kongucu diperbolehkan. Hal ini dapat ditandai dengan perayaan Barongsai yang diperbolehkan. Selain itu, menetapkan tahun baru imlek sebagai hari libur nasional. Hal ini semakin mengokohkan toleransi antar umat beragama.Namun selama masa pemerintahannya, gusdur pernah mencoba membubarkan partai golkar karena dianggap sebagai warisan pada masa orde lama. Namun hal tersebut tidak dapat terwujud karena dianggap bertentangan dan tidak memiliki ketentuan hukum.
            Pada masa jabatan yang sangat singkat, gusdur sering sekali melakukan kunjungan keluar negeri dengan tujuan untuk memperbaiki citra Indonesia dimata dunia sekaligus membuka peluang untuk melakukan kerjasama dengan Negara-negara yang beliau kunjungi. Gusdur juga melakukan perdamaian dengan Israel. gusdur adalah orang menjunjung tinggi kebebasan umat beragama, menekankan bahwa Islam tidak boleh memandang segala sesuatu yang berbau Barat adalah kesalahan.  Bekerja sama dengan Israel bukan berarti  membenci atau melucuti dukungan Palestina. Masa pemerintahan Abdurrahman Wahid ini tidak berlangsung lama, yaitu hanya sekitar 3 tahun dan selanjutnya digantikan oleh wakilnya, yaitu Megawati Soekarnoputri.
C. Masa Pemerintahan Megawati
                Megawati dilantik menjadi presiden republik indonesia pada tanggal 23 juli 2001. Kabinet Gotong Royong adalah kabinet pemerintahan Presiden Megawati Sukarnoputri. Pada masa pemerintahannya banyak persoalan yang harus dihadapi. Salah satu masalah yang amat penting adalah pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Era kepemimpinan soeharto telah mewarisi utang luar negeri (pemerintah dn swasta) sebesar US$150,80 MILIAR. Dalam mengatasi masalah ini Megawati meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$5,8 miliar pada pertemuan paris club ke-3 tanggal 12 april 2002. pada tahun 2003, pemerintah mengakolasikan pembayaran utang luar negri sebesar Rp116,3 triliun. Dengan demikian utang luar negri indonesia berkurang menjadi US$134.66 miliar. Salah satu keputusan megawati yang sangat penting pula adalah indonesia mengakhiri kerjasamanya dengan IMF.
            Ekonomi di bawah pemerintahan Megawati tidak mengalami perbaikan yang nyata dibandingkan sebelumnya, meskipun kurs rupiah relatif berhasil dikendalikan oleh Bank Indonesia menjadi relatif lebih stabil. Kondisi ekonomi pada umumnya dalam keadaan tidak baik, terutama pertumbuhan ekonomi, perkembangan investasi, kondisi fiskal, serta keadaan keuangan dan perbankan. Dengan demikian, prestasi ekonomi pada tahun kedua pemerintahan sekarang ini tidak menghasilkan perbaikan ekonomi yang cukup memadai untuk sedikit saja memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan mempertahankan kesempatan kerja.Analisis yang cukup kerap dari banyak kalangan membuktikan bahwa selama ini tim ekonomi tidak mampu, menyelesaikan proses pemulihan ekonomi dan memperbaiki perekonomian secara lebih luas. Kondisi perekonomian masih terus dalam ketidakpastian, terutama karena terkait dengan masalah keamanan, seperti dalam kejadian pemboman beruntun sejak tahun 1998 sampai tahun 2002.Masalah pertumbuhan ekonomi, investasi dan pengangguran adalah gambaran yang paling suram di bawah kabinet gotong royong ini. Megawati dianggap gagal melaksanakan agenda reformasi dan tidak mampu mengatasi krisis bangsa. Kegagalan Pemerintahan Megawati dalam menjalankan Reformasi Birokrasi ini mengakibatkan kepercayaan rakyat terhadap Presiden Megawati menjadi menurun akibatnya dalam pemilihan Presiden secara langsung Rakyat menaruh harap perubahan pada pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla.
D. Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
                Kepemimpinan Pak SBY periode 2004-2009 dan 2009-2014 sudah barang tentu sangat berbeda. Periode 2004-2009 pemerintahan SBY-Kalla telah menetapkan sasaran pokok pembangunan lima tahun 2004-2009 sebagai berikut; menurunkan tingkat pengangguran terbuka dari 9,7 persen dari angkatan kerja (9,9 juta jiwa) di tahun 2004 menjadi 5,1 persen (5,7 jutajiwa) pada tahun 2009, mengurangi tingkat kemiskinan dari 16,6 persen dari total penduduk (36,1 juta jiwa) menjadi 8,2 persen (18,8 juta jiwa) di tahun 2009, dan untuk menurunkan tingkat pengangguran dan kemiskinan tersebut ditargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,6 persen per tahun selama periode 2004-2009. Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono terdapat kebijakan kontroversial yaitu mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial.
            Pada masa pemerintahan SBY – Boediono (2009-2014), memiliki karakteristik pemerintahan yang berbeda dari masa pemrintahan sebelumnya, Periode 2009-2014, Pak SBY banyak melakukan perubahan kebijakan khususnya di bidang perekonomian antara lain adalah mengganti pola kebijakan perekonomian yang selama ini mengarah ke Amerika Serikat (arah ini sudah di anut sejak era Orba –sebut saja America's Way), ke arah China (China's Way). Satu hal yang paling menonjol dalam "China's Way" adalah agresifitas yang dimulai dalam membangun infrastruktur dan serta langkah nyata dan konsisten tanpa pandang bulu dalam mencegah dan membasmi korupsi. Hampir tujuh tahun sudah ekonomi Indonesia di tangan kepemimpinan Presiden SBY dan selama itu pula perekonomian Indonesia boleh dibilang tengah berada pada masa keemasannya. Beberapa pengamat ekonomi bahkan berpendapat kekuatan ekonomi Indonesia sekarang pantas disejajarkan dengan 4 raksasa kekuatan baru perekonomian dunia yang terkenal dengan nama BIRC (Brazil, Rusia, India, dan China). Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 semakin membuktikan ketangguhan perekonomian Indonesia. Di saat negara-negara superpower seperti Amerika Serikat dan Jepang berjatuhan, Indonesia justru mampu mencetak pertumbuhan yang positif sebesar 4,5% pada tahun 2009.
            Gemilangnya fondasi perekonomian Indonesia direspon dunia internasional dengan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pilihan tempat berinvestasi. Dua efeknya yang sangat terasa adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah dengan berhasil menembus angka 3.800. Bahkan banyak pengamat yang meramalkan sampai akhir tahun ini IHSG akan mampu menembus level 4000. Indonesia saat ini menjadi ekonomi nomor 17 terbesar di dunia. "Tujuan kami adalah untuk menduduki 10 besar. Kami sangat optimistis karena IMF pun memprediksi ekonomi Indonesia akan mengalahkan Australia dalam waktu kurang dari satu dekade ke depan," tutur SBY dalam sebuah acara.
Daftar Pustaka

Praptanto, Eko. 2010. Sejarah Nasional 10: Zaman Reformasi. Jakarta: Bina Sumber Daya MIPA

Lesmana , Tjipta. 2009. DARI SOEKARNO SAMPAI SBY : Intrik & lobi Politik Para Penguasa. Jakarta: Gramedia

TRAGEDI REFORMASI DI INDONESIA

EGGI MAKHASUCI / SI5


A.    BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN ORDE BARU
Keberhasilan Pemerintahan Orde Baru dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, harus diakui sebagai suatu prestasi besar bagi bangsa Indonesia. Di tambah dengan meningkatnya sarana dan prasarana fisik infrastruktur yang dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.Namun, keberhasilan ekonomi maupun infrastruktur Orde Baru kurang diimbangi dengan pembangunan mental ( character building ) para pelaksana pemerintahan (birokrat), aparat keamanan maupun pelaku ekonomi (pengusaha / konglomerat). Kalimaksnya, pada pertengahan tahun 1997, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sudah menjadi budaya (bagi penguasa, aparat dan penguasa)
1.      Munculnya Reformasi
Banyak hal yang mendorong timbulnya reformasi pada masa pemerintahan Orde Baru, terutama terletak pada ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum. Tekad Orde Baru pada awal kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Setelah Orde Baru memegang tumpuk kekuasaan dalam mengendalikan pemerintahan, muncul suatu keinginan untuk terus menerus mempertahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini menimbulkan akses-akses nagatif, yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde Baru tersebut. Akhirnya penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada UUD 1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru.
2.      Krisi Politik
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan permasalahan politik. Ada kesan kedaulatan rakyat berada di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di pegang oleh para penguasa. Dalam UUD 1945 Pasal 2 telah disebutkan bahwa "Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR". Pada dasarnya secara de jore (secara hukum) kedaulatan rakyat tersebut dilakukan oleh MPR sebagai wakil-wakil dari rakyat, tetapi secara de facto (dalam kenyataannya) anggota MPR sudah diatur dan direkayasa, sehingga sebagian besar anggota MPR itu diangkat berdasarkan ikatan kekeluargaan (nepotisme).
Keadaan seperti ini mengakibatkan munculnya rasa tidak percaya kepada institusi pemerintah, DPR, dan MPR. Ketidak percayaan itulah yang menimbulkan munculnya gerakan reformasi. Gerakan reformasi menuntut untuk dilakukan reformasi total di segala bidang, termasuk keanggotaan DPR dam MPR yang dipandang sarat dengan nuansa KKN.
Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap lima paket undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan, di antaranya :
•   UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
•   UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas dan Wewenang DPR / MPR
•   UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya.
•   UU No. 5 Tahun 1985 tentang Referendum
•   UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa.
Perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional dianggap telah menimbulkan ketimpangan ekonomi yang lebih besar. Monopoli sumber ekonomi oleh kelompok tertentu, konglomerasi, tidak mempu menghapuskan kemiskinan pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Kondisi dan situasi Politik di tanah air semakin memanas setelah terjadinya peristiwa kelabu pada tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul sebagai akibat terjadinya pertikaian di dalam internal Partai Demokrasi Indonesia (PDI).Krisis politik sebagai faktor penyebab terjadinya gerakan reformasi itu, bukan hanya menyangkut masalah sekitar konflik PDI saja, tetapi masyarakat menuntut adanya reformasi baik didalam kehidupan masyarakat, maupun pemerintahan Indonesia. Di dalam kehidupan politik, masyarakat beranggapan bahwa tekanan pemerintah pada pihak oposisi sangat besar, terutama terlihat pada perlakuan keras terhadap setiap orang atau kelompok yang menentang atau memberikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil atau dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, masyarakat juga menuntut agar di tetapkan tentang pembatasan masa jabatan Presiden.
Terjadinya ketegangan politik menjelang pemilihan umum tahun 1997 telah memicu munculnya kerusuhan baru yaitu konflik antar agama dan etnik yang berbeda. Menjelang akhir kampanye pemilihan umum tahun 1997, meletus kerusuhan di Banjarmasin yang banyak memakan korban jiwa. Pemilihan umum tahun 1997 ditandai dengan kemenangan Golkar secara mutlak. Golkar yang meraih kemenangan mutlak memberi dukungan terhadap pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden dalam Sidang Umum MPR tahun 1998 – 2003. Sedangkan di kalangan masyarakat yang dimotori oleh para mahasiswa berkembang arus yang sangat kuat untuk menolak kembali pencalonan Soeharto sebagai Presiden. Dalam Sidang Umum MPR bulan Maret 1998 Soeharto terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia dan BJ. Habibie sebagai Wakil Presiden. Timbul tekanan pada kepemimpinan Presiden Soeharto yang dating dari para mahasiswa dan kalangan intelektual.
3.      Krisi Hukum
Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Orde Baru terdapat banyak ketidakadilan. Sejak munculnya gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan mahasiswa, masalah hukum juga menjadi salah satu tuntutannya. Masyarakat menghendaki adanya reformasi di bidang hukum agar dapat mendudukkan masalah-masalah hukum pada kedudukan atau posisi yang sebenarnya.
4.      Krisi Ekonomi
Krisi moneter yang melanda Negara-negara di Asia Tenggara sejak bulan Juli 1996, juga mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum mampu untuk menghadapi krisi global tersebut. Krisi ekonomi Indonesia berawal dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang semakin bertambah lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami keterpurukan yaitu dengan dilikuidasainya sejumlah bank pada akhir tahun 1997. Sementara itu untuk membantu bank-bank yang bermasalah, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (KLBI). Ternyata udaha yang dilakukan pemerintah ini tidak dapat memberikan hasil, karena pinjaman bank-bank bermasalah tersebut semakin bertambah besar dan tidak dapat di kembalikan begitu saja. Krisis moneter tidak hanya menimbulkan kesulitan keuangan Negara, tetapi juga telah menghancurkan keuangan nasional.Memasuki tahun anggaran 1998 / 1999, krisis moneter telah mempengaruhi aktivitas ekonomi yang lainnya. Kondisi perekonomian semakin memburuk, karena pada akhir tahun 1997 persedian sembilan bahan pokok sembako di pasaran mulai menipis. Hal ini menyebabkan harga-harga barang naik tidak terkendali. Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda masyarakat. Untuk mengatasi kesulitan moneter, pemerintah meminta bantuan IMF. Namun, kucuran dana dari IMF yang sangat di harapkan oleh pemerintah belum terelisasi, walaupun pada 15 januari 1998 Indonesia telah menandatangani 50 butir kesepakatan (letter of intent atau Lol) dengan IMF.
Faktor lain yang menyebabkan krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak terlepas dari masalah utang luar negeri. Utang Luar Negeri Indonesia Utang luar negeri Indonesia menjadi salah satu faktor penyebab munculnya krisis ekonomi. Namun, utang luar negeri Indonesia tidak sepenuhnya merupakan utang Negara, tetapi sebagian lagi merupakan utang swasta. Utang yang menjadi tanggungan Negara hingga 6 februari 1998 mencapai 63,462 miliar dollar Amerika Serikat, utang pihak swasta mencapai 73,962 miliar dollar Amerika Serikat. Akibat dari utang-utang tersebut maka kepercayaan luar negeri terhadap Indonesia semakin menipis. Keadaan seperti ini juga dipengaruhi oleh keadaan perbankan di Indonesia yang di anggap tidak sehat karena adanya kolusi dan korupsi serta tingginya kredit macet. Penyimpangan Pasal 33 UUD 1945 Pemerintah Orde Baru mempunyai tujuan menjadikan Negara Republik Indonesia sebagai Negara industri, namun tidak mempertimbangkan kondisi riil di masyarakat. Masyarakat Indonesia merupakan sebuah masyarakat agrasis dan tingkat pendidikan yang masih rendah.
Sementara itu, pengaturan perekonomian pada masa pemerintahan Orde Baru sudah jauh menyimpang dari sistem perekonomian Pancasila. Dalam Pasal 33 UUD 1945 tercantum bahwa dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Sebaliknya, sistem ekonomi yang berkembang pada masa pemerintahan Orde Baru adalah sistem ekonomi kapitalis yang dikuasai oleh para konglomerat dengan berbagai bentuk monopoli, oligopoly, dan diwarnai dengan korupsi dan kolusi.
            Pola Pemerintahan Sentralistis Sistem pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru bersifat sentralistis. Di dalam pelaksanaan pola pemerintahan sentralistis ini semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat pemerintah yakni di Jakarta.Pelaksanaan politik sentralisasi yang sangat menyolok terlihat pada bidang ekonomi. Ini terlihat dari sebagian besar kekayaan dari daerah-daerah diangkut ke pusat. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pemerintah dan rakyat di daerah terhadap pemerintah pusat. Politik sentralisasi ini juga dapat dilihat dari pola pemberitaan pers yang bersifat Jakarta-sentris, karena pemberitaan yang berasala dari Jakarta selalu menjadi berita utama. Namun peristiwa yang terjadi di daerah yang kurang kaitannya dengan kepentingan pusat biasanya kalah bersaing dengan berita-barita yang terjadi di Jakarta dalam merebut ruang, halaman, walaupun yang memberitakan itu pers daerah.
5.      Krisi Kepercayaan
Demontrasi di lakukan oleh para mahasiswa bertambah gencar setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Puncak aksi para mahasiswa terjadi tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa yang semula damai itu berubah menjadi aksi kekerasan setelah tertembaknya empat orang mahasiswa Trisakti yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hartanto, Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin Royan.Tragedi Trisakti itu telah mendorong munculnya solidaritas dari kalangan kampus dan masyarakat yang menantang kebijakan pemerintahan yang dipandang tidak demokratis dan tidak merakyat.
Soeharto kembali ke Indonesia, namun tuntutan dari masyarakat agar Presiden Soeharto mengundurkan diri semakin banyak disampaikan. Rencana kunjungan mahasiswa ke Gedung DPR / MPR untuk melakukan dialog dengan para pimpinan DPR / MPR akhirnya berubah menjadi mimbar bebas dan mereka memilih untuk tetap tinggal di gedung wakil rakyat tersebut sebelum tuntutan reformasi total di penuhinya. Tekanan-tekanan para mahasiswa lewat demontrasinya agar presiden Soeharto mengundurkan diri akhirnya mendapat tanggapan dari Harmoko sebagai pimpinan DPR / MPR. Maka pada tanggal 18 Mei 1998 pimpinan DPR/MPR mengeluarkan pernyataan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri. Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat di Jakarta. Kemudian Presiden mengumumkan tentang pembentukan Dewan Reformasi, melakukan perubahan kabinet, segera melakukan Pemilihan Umum dan tidak bersedia dicalonkan kembali sebagai Presiden.Dalam perkembangannya, upaya pembentukan Dewan Reformasi dan perubahan kabinet tidak dapat dilakukan. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri/berhenti sebagai Presiden Republik Indonesia dan menyerahkan Jabatan Presiden kepada Wakil Presiden Republik Indonesia, B.J. Habibie dan langsung diambil sumpahnya oleh Mahkamah Agung sebagai Presiden Republik Indonesia yang baru di Istana Negara.
B.     PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI PADA MASA REFORMASI
1.      Munculnya Gerakan Reformasi
Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama dengan tatanan perikehidupan yang baru dan secara hukum menuju ke arah perbaikan. Gerakan reformasi, pada tahun 1998 merupakan suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan dan perubahan, terutama perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan hukum. Buah perjuangan dari reformasi itu tidak dapat dipetik dalam waktu yang singkat, namun membutuhkan proses dan waktu. Masalah yang sangat mendesak, adalah upaya untuk mengatasi kesulitan masyarakat banyak tentang masalah kebutuhan pokok (sembako) dengan harga yang terjangkau oleh rakyat.
Sementara itu, melihat situasi politik dan kondisi ekonomi Indonesia yang semakin tidak terkendali, rakyat menjadi semakin kritis menyatakan pemerintah Orde Baru tidak berhasil menciptakan kehidupan masyarakat yang makmur, adil, dan sejahtera. Oleh karena itu, munculnya gerakan reformasi bertujuan untuk memperbaharui tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Beberapa agenda reformasi yang disuarakan para mahasiswa anatara lain sebagai berikut :
•   Adili Soeharto dan kroni-kroninya.
•   Amandemen UUD 1945
•   Penghapusan Dwi Fungsi ABRI
•   Otonomi daerah yang seluas-luasnya
•    Supremasi hokum
•    Pemerintahan yang berisi dari KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).
2.      Kronologi Reformasi
Pada awal bulan Maret 1998 melalui Sidang Umum MPR, Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden Republik Indonesia, serta melaksanakan pelantikan Kabinet Pembangunan VII. Namun pada saat itu semakin tidak kunjung membaik. Perekonomian mengalami kemerosotan dan masalah sosial semakin menumpuk. Kondisi dan siutasi seperti ini mengundang keprihatinan rakyat.Mamasuki bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai bergerak menggelar demostrasi dan aksi keprihatinan yang menuntut turunya Soeharto dari kursi kepresidenannya.Pada tanggal 12 Mei 1998 dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Trisakti, terjadi bentrokan dengan aparat keamanan yang menyebabkan tertembaknya empat mahasiswa hingga tewas.
Pada tanggal 19 Mei 1998 puluhan ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta dan sekitarnya berhasil menduduki Gedung DPR/MPR. Pada tanggal itu pula di Yogyakarta terjadi peristiwa bersejarah. Kurang lebih sejuta umat manusia berkumpul di alun-alun utara kraton Yogyakarta untuk mndengarkan maklumat dari Sri Sultan Hamengku Bowono X dan Sri Paku Alam VII. Inti isi dari maklumat itu adalah menganjurkan kepada seluruh masyarakat untuk menggalang persatuan dan kesatuan bangsa. Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundang tokoh-tokoh bangsa Indonesia untuk dimintai pertimbangannya membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh Presiden Soeharto, namun mengalami kegagalan.
Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharti meletakkan jabatannya sebagai presiden di hadapan ketua dan beberapa anggota dari Mahkamah Agung. Presiden menunjuk Wakil Presiden B.J. Habibie untuk menggantikannya menjadi presiden, serta pelantikannya dilakukan didepan Ketua Mahkamah Agung dan para anggotanya. Maka sejak saat itu, Presiden Republik Indonesia dijabat oleh B.J. Habibie sebagai presiden yang ke-3.
C.    PERKEMBANGAN POLITIK SETELAH 21 MEI 1998
1)      Pengangkatan Habibie Menjadi Presiden Republik Indonesia
Setelah B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998. Tugas Habibie menjadi Presiden menggantikan Presiden Soeharto sangatlah berat yaitu berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997.
Habibie yang manjabat sebagai presiden menghadapi keberadaan Indonesia yang serba parah, baik dari segi ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Habibie adalah berusaha untuk dapat mengatasi krisis ekonomi dan politik. Untuk menjalankan pemerintahan, Presiden Habibie tidak mungkin dapat melaksanakannya sendiri tanpa dibantu oleh menteri-menteri dari kabinetnya. Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan PDI.
Dalam bidang ekonomi, pemerintahan Habibie berusaha keras untuk melakukan perbaikan. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh pemerintahan Habibie untuk meperbaiki perekonomian Indonesia antaranya :
•    Merekapitulasi perbankan
•    Merekonstruksi perekonomian Indonesia.
•    Melikuidasi beberapa bank bermasalah.
•    Manaikan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat hingga di bawah Rp.10.000,-
•    Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF.
Presiden Habibie sebagai pembuka sejarah perjalanan bangsa pada era reformasi mangupayakan pelaksanaan politik Indonesia dalam kondisi yang transparan serta merencanakan pelaksanaan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pemilihan umum yang akan diselenggarakan di bawah pemerintahan Presiden Habibie merupakan pemilihan umum yang telah bersifat demokratis. Habibie juga membebaskan beberapa narapidana politik yang ditahan pada zaman pemerintahan Soeharto. Kemudian, Presiden Habibie juga mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independent.
2)      Kebebasan Menyampaikan Pendapat
Pada masa pemerintahan Habibie, orang bebas mengemukakan pendapatnya di muka umum. Presiden Habibie memberikan ruang bagi siapa saja yang ingin menyampaikan pendapat, baik dalam bentuk rapat-rapat umum maupun unjuk rasa atau demontrasi. Namun khusus demontrasi, setiap organisasi atau lembaga yang ingin melakukan demontrasi hendaknya mendapatkan izin dari pihak kepolisian dan menentukan tempat untuk melakukan demontrasi tersebut. Hal ini dilakukan karena pihak kepolisian mengacu kepada UU No.28 tahun 1997 tentang Kepolisian Republik Indonesia. Namun, ketika menghadapi para pengunjuk rasa, pihak kepolisian sering menggunakan pasal yang berbeda-beda. Pelaku unjuk rasa yang di tindak dengan pasal yang berbeda-beda dapat dimaklumi karena untuk menangani penunjuk rasa belum ada aturan hukum jelas.Untuk menjamin kepastian hukum bagi para pengunjuk rasa, pemerintahan bersama (DPR) berhasil merampungkan perundang-undangan yang mengatur tentang unjuk rasa atau demonstrasi. adalah UU No. 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Adanya undang – undang tersebut menunjukkan bahwa pemerintah memulai pelaksanaan sistem demokrasi yang sesungguhnya. Namun sayangnya, undang-undang itu belum memasyarakat atau belum disosialisasikan dalam kehidupan masarakat. Penyampaian pendapat di muka umum dapat berupa suatu tuntutan, dan koreksi tentang suatu hal.
3)      Reformasi Bidang Hukum
Pada masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie dilakukan reformasi di bidang hukum Reformasi hukum itu disesuaikan dengan aspirasi yang berkembang dimasyarakat. Tindakan yang dilakukan oleh Presiden Habibie untuk mereformasi hukum mendapatkan sambutan baik dari berbagai kalangan masyarakat, karena reformasi hukum yang dilakukannya mengarah kepada tatanan hukum yang ditambakan oleh masyarakat. Ketika dilakukan pembongkaran terhadapat berbagai produksi hukum atau undang-undang yang dibuat pada masa Orde Baru, maka tampak dengan jelas adanya karakter hukum yang mengebiri hak-hak. Selama pemerintahan Orde Baru, karakter hukum cenderung bersifat konservatif, ortodoks maupun elitis. Sedangkan hukum ortodoks lebih tertutup terhadap kelompok-kelompok sosial maupun individu didalam masyarakat. Pada hukum yang berkarakter tersebut, maka porsi rakyat sangatlah kecil, bahkan bias dikatakan tidak ada sama sekali. Oleh karena itu, produk hukum dari masa pemerintahan Orde Baru sangat tidak mungkin untuk dapat menjamin atau memberikan perlindungan terhadap Hak-hak Asasi Manusia (HAM), berkembangnya demokrasi serta munculnya kreativitas masyarakat.
D.    KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT SEJAK REFORMASI
1.      Kondisi Sosial Masyarakat Sejak Reformasi
Sejak krisis moneter yang melan da pada pertengahan tahgun 1997, perusahaan perusahaan swasta mengalami kerugaian yang tidak sedikit, bahkan pihak perusahaan mengalami kesulitan memenuhi kewajibannya untuk membayar gaji dan upah pekerjanya. Keadaan seperti ini menjadi masalah yang cukup berat karena disatu sisi perusahaan mengalami kerugaian yang cukup besar dan disisi lain para pekerja menuntut kenaikan gaji. Tuntutan para pekerja untuk menaikkan gaji sangat sulit dipenuhi oleh pihak perusahaan, akhirnya banyak perusahaan yang mengambil tindakan untuk mengurangi tenaga kerja dan terjadilah PHK. Para pekerja yang deberhentikan itu menambah jumlah pengangguran, sehingga jumlah pengangguran diperkirakan mencapai 40 juta orang. Pengangguran dalam jumlah yang sangat besar ini akan menimbulkan terjadinya masalah masalah social dalam kehidupan masyarakat. Dampak susulan dari pengangguran adalah makin maraknya tindakan tindakan criminal yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu hendaknya pemerintah dengan serius menangani masalah pengangguran dengan membuka lapangan kerja yang dapat menampung para penganggur tersebut. Langkah berikutnya, pemerintah hendaknya dapat menarik kembali para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga dapat membuka lapangan kerja baru untuk menampung para penganggur tersebut. Masalah pengangguran merupakan masalah social dalam kehidupan masyarakat dan sangat peka terhadap segala bentuk pengaruh.
2.      Kondisi Ekonomi Masyarakat Indonesia
Sejak berlangsungnya krisis moneter pertengahan tahun 1997, ekonomi Indonesia mulai mengalami keterpurukan. Keadaan perekonomian makin memburuk dan kesejahteraan rakyat makin menurun. Pengangguran juga semakin luas. Sebagai akibatnya, petumbuhan ekonomi menjadi sangat terbatas dan pendapatan perkapita cenderung memburuk sejak krisis tahun 1997.
Disamping penanganan masalah pengangguran,dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat, pemerintah hendaknya juga memperhatikan harga harga produk pertanian Indonesia, karena selama masa pemerintahan Orde Baru maupun sejak krisis 1997 tidak pernah berpihak kepada petani. Apabila pendapatan petani meningkat, maka permintaan petani terhadap barang barang non pertanian juga meningkat. Dengan ditetapkannya harga produk pertanian yang tidak merugikan petani, maka para petani yang mampu membeli produk industri non pertanian akan memberi semangat bangkitnya para pengusaha untuk mengembangkan kegiatan perusahaannya.
            Pihak pemerintah telah berusaha untuk membawa Indonesia keluar dari krisis. Tetapi tidak mungkin dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, pemerintah membuat skala prioritas yang artinya hal mana yang hendaknya dilakukan agar Indonesia keluar dari krisis.Terpilihnya presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarno Putri yang naik menggantikan Gus Dur bertugas untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat dengan meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat. Namun dengan kondisi perekonomian Negara yang ditinggalkan oleh pemerintahan Soeharto, tidak mungkin dapat diatasi oleh seorang Presiden dalam waktu singkat. Oleh sebab itu untuk mengatasi krisis, presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan Republik Indonesia, memerlukan penyelesaian secara bertahap berdasarkan skala prioritas.


DAFTAR PUSTAKA
·         Brata Trisnu Nugroho.2006. Prahara Reformasi Mei 1998.semarang:UPT UNNES Press,2006.
·         Kerusuhan Mei 1998; Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas: Tragedi Trisakti; Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas