Savitriani/PIS/A
Menjelang Perang Dunia II, tentara Amerika Serikat bergerak maju di Pasifik. Walau pasukan Amerika Serikat dipaksa menyerah di Filiphina di awal 1942, tentaa sekutu menyerbu dibulan-bulan berikutnya. Pada bulan April, Jenderal James "Jimmy" Doolittle memimpin pasukan pengebom Amerika Serikat menyerang Tokyo. Secara militer serangan ini kecil saja dampaknya, namun di sisi lain memberi rakyat Amerika dorongan psikologi yang besar. Dalam Pertempuran Laut Karang yang berlangsung bulan berikutnya* – pertempuran laut pertama dimana seluruh pertarungan dilakukan oleh pesawat yang lepas landas dari kapal induk – angkatan laut Jepang menderita kerugian besar sehingga mereka terpaksa membatalkan ide untuk menyerbu Australia. Pertempuran Midway di bulan Juni ditengah-tengah Samudra Pasifik menjadi titik balik bagi sekutu, dimana tentara Jepang untuk pertama kali kalah besar. Jepang kehilangan 4 kapal induk sehingga langkahnya menyebrangi Pasifik tengah terhenti.
Pertempuran lain-lain juga ikut menyumbang kesuksesan Sekutu. Guadalcanal, sebuah kemenangan yang menentukan buat Amerika Serikat di bulan November 1942, menandai aksi ofensif pertama Amerika Serikat di Pasifik Selama 2 tahun berikutnya, pasukan Amerika dan Australia yang mencari jalan untuk bergerak kearah utara sejajar "tangga" kepulauan Pasifik, berhasil menguasai Kepulauan Solomon, Gilbert, Marshall, Mariana dan Bonin melalui serangan amfibi.
I. Politik perang
Aksi militer Sekutu tersebut dibarengi dengan serangkaian pertemuan penting internasional tentang sasaran politis perang. Pertemuan pertama berlangsung pada Agustus 1941, antara Presiden Roosevelt dan perdana Menteri Inggris Winston Churchill. Saat itu Amerika Serikat belum terlihat aktif dalam peperangan dan situasi militer tampak suram.
Bertemu diatas kapal persiar dekat Newfoundland, Kanada, Roosvelt dan Chruchill mengeluarkan piagfam Atlantik (Atlantik Charter). Lewat piagam ini mereka menyatakan mendukung tujuan-tujuan berikut:
a. Tak ada perluasan wilayah
b. Tak ada perubahan wilayah tanpa persetujuan orang-orang terkait
c. Hak rakyat untuk memilih bentuk pemerintahan mereka sendiri
d. Pemulihan pemerintahan mandiri di Wilayah yang kehilangan hal tersebut
e. Kerjasama ekonomi antara semua Negara
f. Bebas dari perang, ketakutan dan kekurangan bagi rakyat
g. Kebebsan di laut
h. Tidak menggunakan tentara sebagai alat kebijakan internasional.
Pada bulan Januari 1943, di Casablanca, Maroko, sebuah konferensi Anglo-Amerika memutuskan bahwa perdamaian takkan tercapai dengan Poros dan antek-anteknya di Balkan kecuali mereka "menyerah tanpa syarat". Syarat yang ditetapkan oleh Roosevelt, dilakukan untuk meyakinkan rakyat dari semua Negara yang berperang bahwa taka da perundingan damai yang dilakukan secara terpisah dengan perwakilan-perwakilan Fasisme dan Nazisme; bahwa taka da tawar-menawar dalam bentuk apa pun oleh perwakilan semacam itu untuk menyelamatkan sisa-sisa kekuasaan merek; bahwa sebelum syarat perdamaian diterapkan kepada Jerman, Italia, dan Jepang, para penguasa militer mereka harus mengakui kekalahan mereka sepenuhnya dihadapan dunia.
Di Kairo, tanggal 22 November 1943, Roosevelt dan Churchill bertemu dengan pemimpin Nasionalis Cina Chiang Kai-shek untuk menyepakati syarat-syarat terhadap Jepang, termasuk menyerahkan hasil-hasil dari agresi di masa silam. Di Teheran, tanggal 22 November, Roosevelt, Churchill, dan pemimpin Soviet Joseph Stalin sepakat untuk membangun organisasi internasional baru, yaitu perserikatan bangsa-bangsa (PBB). Pada bulang Februari 1945, mereka bertemu lagi di Yalta, saat kemenangan sudah di tangan, dan membuat sejumlah kesepakatan lainnya. Disana, Uni Soviet secara rahasia setuju untuk ikut campur melawan Jepang tak lama setelah Jerman menyerah. Perbatasan sebelah timur Polandia ditetapkan di sekitar garis Curzon pada tahun 1919. Setelah sejumlah diskusi tentang biaya perbaikan yang akan dibebankan ke Jerman-Stalin menghendaki pembayaran, satu hal yang ditentang Roosevelt dan Churchill- keputusan itu ditunda. Pengaturan secara spesifik dibuat mengenai pendudukan sekutu di Jerman, serta pengadilan dan hukuman bagi para penjahat perang.
Di Yalta jugalah disepakati bahwa para anggota Dewan Keamanan PBB diberi hak veto bila ada keputusan yang mempengaruhi keamanan mereka.
Dua bulan setelah kepulangannya dari Yalta, Franklin Roosevelt meninggal akibat pendarahan otak saat berlibur di Georgia. Tak banyak tokoh dalam sejarah Amerika Serikat yang kepergiannya begitu membuat duka, dan untuk beberapa waktu rakyat Amerika merasa kehilangan seseorang yang tak tergantikan. Wakil Presiden Harry Truman, mantan senator dari Missouri, naik menjadi presiden.
II. Perang, Kemenangan Dan Bom
Perang di Pasifik terus berlanjut setelah Jerman menyerah, dan pertempuran-pertempuran pamungkas disana terhitung yang palin dahsyat. Di awali pada bulan Juni 1944 Pertempuran Laut Filipina meluluh lantahkan Angkatan Laut Jepang, Memaksa Perdana Mentri Jepang Tojo mundur dari jabatannya. Jendral Douglas MacArthur - yang dua tahun sebelumnya dengan enggan meninggalkan Filipina agar tidak ditangkap Jepang – dating kembali ke kepulauan tersebut pada bulan Oktober, memuluskan jalan buat Angkatan Laut Amerika Serikat. Pertempuran Teluk Leyte berakhir dengan kekalahan nyata Angkatan Laut Jepang, dan membalikkan kendali perairan Filipina ke tangan sekutu.
Pada Februari 1945, tentara Amerika Serikat telah mengambil alih Manila. Amerika Serikat mengincar Pulau Iwo Jima di Kepulauan Bonin, yang terletak di tengah-tengah antara Kepulauan Mariana dan Jepang. Namun Jepang ngotot mempertahankan pulau tersebut dengan memanfaatkan gua-gua alami dan dataran berkarang. Pengeboman Amerika Serikat mendapat perlawanan keras Jepang di darat dan serangan bunuh diri kamikaze di utara. Pasukan Amerika Serikat merebut pulau tersebut pada pertengahan Maret, namun harus kehilangan 6.000 nyawa marinirnya, sementara itu hamper seluruh tentara Jepang tewas. Sejak saat itu Amerika Serikat memulai serangan udara besar-besaran kepelabuhan dan bandara di Jepang. Dari Mei hingga Agustus, Angkatan Udara ke-20 melancarkan gelombang serangan kepulauan Jepang.
Kepala pemerintahan Amerika Serikat, Inggris, dan Soviet bertemu di Postdam, sebuah daerah dipinggir kota Berlin, mulai 17 Juli hingga 2 Agustus 1945 untuk membahas operasi melawan Jepang, kesepakatan damai di Eropa, dan kebijakan untuk masa depan Jerman.
Konferensi tersebut sepakat untuk membantu pendidikan ulang bagi generasi Jerman yang di besarkan dalam ajaran Nazisme dan menetapkan prinsip-prinsip umum untuk pembangunan kembali kehidupan politik yang demokratis di Negara tersebut. Para anggota konferensi juga membahas klain perbaikan yang dibebankan kepada Jerman, dan bersepakat untuk mengadili para pemimpin Nazi yang dituduh melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, serta dan membantu memindahkan lahan industry dan property yang dilakukan Uni Soviet. Namun, klain Soviet, yang sudah diajukan di Yalta, untuk perbaikan sebesar $10 miliyar tetap jadi kontroversi.
Sehari menjelang Konferensi Postdam mulai, sebuah bom atom diledakkan di Alamogordo, New Mexico.peristiwa ini menandai titik puncak risetintensif selama 3 tahun di sebuah laboratorium di seluruh penjuru Amerika Serikat yang dikenal dengan nama Proyek Manhattan (The Manhattan Project). Presiden Truman, yang memperhitungkan bahwa bom atom bisa memaksa Jepang menyerah lebih cepat dengan jumlah korban lebih sedikit dibandingkan infansi darat, memerintahkan penggunaan bom tersebut bila Jepang tidak menyerah juga hingga tanggal 3 Agustus. Sekutu mengumumkan Deklarasi Postdam pada tanggal 26 Juli, menjanjikan tidak akan menghancurkan atau memperbudak Jepang bila mereka menyerah; namun, bila tidak, Jepang akan menjumpai "kehancuran total."
Sebuah komite terdiri dari pejabat militer, pejabat politik, serta ilmuan Amerika Serikat memprtimbangkan sasaran senjata baru tersebut. Truman telah menuliskan bahwa hanya intalasi militer yang boleh diserang. Mentri Perang Henri L.Stinson, misalnya, sukses berargumentasi bahwa Kyoto, ibukota kuno Jepang dan tempat penyimpanan sejumlah besar kekayaan Negara dan agama, tidak dijadikan sasaran. Hiroshima, pusat industry perang dan operasi militer, akhirnya terpilih.
Tanggal 6 Agustus, pesawat Amerika Serikat, Enola Gay menjatuhkan bom atom kekota Hiroshima. Tanggal 8 Agustus, bom atom ke dua dijatuhkan, kali ini di Nagasaki. Bangsa Amerika lega karena bom tersebut mempercepat proses berakhirnya perang; kesadaran akan daya hancurnya yang luar biasa baru muncul kemudian. Tanggal 14 Agustus, Jepang menyetujui syarat-syarat di Postdam. Tanggal 2 September 1945, Jepang secara resmi menyerah.
Pada bulan November 1945 di Nurenberg, Jerman, pengadilan pidana para pemimpin Nazi yang di usulkan di Postdam berlangsung. Dihadapan para juri terkemuka dari Inggris, Prancis, Uni Soviet, dan Amerika Serikat, para pemimpin Nazi ini tidak hanya didakwa merencanakan dan mengorbankan perang, tetapi juga melanggar hokum perang dan kemanusiaan dengan genosida yang sistematis, yang dikenal dengan Holocaust , terhadap Yahudi, Eropa, dan kelompok-kelompok lainnya. Pengadilan berlangsung lebih dari 10 bulan dan menghasilkan vonis bersalah terhadap seluruh terdakwa, kecuali 3 orang.
Salah satu keputusan paling jauh jangkauannya mengenai bentuk dunia pasca perang terjadi pada tanggal 25 April 1945, menjelang berakhirnya perang di Eropa, walau konflik masih berkecamuk di Pasifik. Perwakilan dari 50 negara bertemu di San Fransisco, California, untuk mendirikan kerangka kerja PBB. Konstitusi yang mereka rancang menggambarkan garis besar organisasi dunia dimana perbedaan-perbedaan internasional dapat di bicarakan secara damai, serta adanya tekad bersama memerangi kelaparan dan penyakit. Sangat berbeda dengan penolakannya terhadap keanggotaan Amerika Serikat di Liga Bangsa-Bangsa serta Perang Dunia I, Senat Amerika Serikat langsung meratifikasi Piagam PBB dengan suara 89 berbanding 2. Langakh ini memastikan akhir semangat menutup diri sebagai elemen dominan kebijakan luar negeri Amerika dan memberi isyarat bahwa Amerika Serikat berniat mengambil peran penting dalam urusan internasional.
Daftar Pustaka
Ford Motor, Bettman; peristiwa sejarah amerika, universitas riau
Michael Kerrigan; Sejarah Gelap Presiden Amerika Serikat; Elex Media Komputindo
No comments:
Post a Comment