Halaman

DR. SUN YAT-SEN

DESI WIDIA YANTI 

 

            Sun Yat-Sen (Sūn Yì-xian) , lahir 12 November 1866 – meninggal 12 Maret 1925 pada umur 58 tahun) adalah seorang pemimpin kunci revolusi Tiongkok dan diakui secara luas sebagai Bapak Negara Tiongkok Modern, baik di Tiongkok Daratan maupun Taiwan.Pada waktu itu, Tiongkok diperintah oleh seorang kaisar yang memerintah seolah-olah seperti dewa. Sun Yat-sen yakin bahwa Tiongkok perlu ditata dengan cara yang baru melalui revolusi. Pada tahun 1895, ia memimpin suatu pemberontakan di Kanton, tetapi dapat diredam. Secara keseluruhan, ia memimpin sebelas kali revolusi terhadap Dinasti Qing dan akhirnya berhasil menumbangkan kekaisaran, sehingga kaisar harus meletakkan jabatannya. Tiongkok selanjutnya menjadi Republik Tiongkok pada tahun 1911 yang didirikan oleh Sun Yat-sen. Ia juga pendiri partai tertua dalam sejarah modern Tiongkok, Kuomintang (KMT), menjadi pejabat presiden pada tahun 1912, dan presiden pada tahun 1923-1925.Pada tahun 1925, ia meninggal di Tiongkok. Tiga tahun kemudian, salah seorang pengikutnya, Chiang Kai-shek, terpilih menjadi presiden.

 

            Biografi Dr. Sun Yat SenBiografi Dr. Sun Yat Sen. Ia lahir 12 November 1866 di Guang dong Cina, anak seorang petani miskin yang merantau ke Honolulu Hawai Amerika Serikat mengikuti kakak lelakinya untuk menempuh pendidikan. Sut Yat Sen kembali ke Cina tahun 1883, kemudian pindah ke Hongkong untuk menempuh pendidikan kedokteran hingga lulus tahun 1892. Dr Sut Yat Sangat terkenal karena ia merupakan tokoh nasional Cina yang berjuang untuk persatuan nasional Cina, pembangunan ekonomi, dan pembentukan pemerintahan republik. Ia sangat berpengaruh dalam sejarah Cina modern.

            Nama asli dari Sun Yat-sen adalah Sun Wen , dan nama genealogi/silsilahnya adalah Sun Deming Nama panggilannya saat masih kanak-kanak adalah Dixiang Nama penghormatan Sun Yat-sen adalah Zaizhi dan nama baptisnya adalah Rixin Saat masih bersekolah di Hong Kong ia mendapat nama Yat-sen ( Hanyu pinyin: Yìxiān). Sūn Zhōngshān , nama paling populernya dalam bahasa Tionghoa, berasal dari "Nakayama" dari Nakayama Sho , nama dalam bahasa jepang yang di berikan kepadanya oleh Miyazaki Touten.

            Diumur 10 tahun, Sun Yat-sen mulai bersekolah.Ini juga poin di mana ia bertemu teman masa kecilnya, Lu Hao-tung. Diumur 13 pada tahun 1878 setelah setelah belajar beberapa tahun di sekolah lokal, Sun tinggal bersama kakaknya, Sun Mei di Honolulu. Sun Yat-sen lalu belajar sekolah Iolani di mana ia belajar berbahasa Inggris, British history, Matematika, Sains dan Kekristenan. Awalnya yang tidak bisa berbahasa Inggris, Sun Yat-sen belajar bahasa Inggris dengan sangat cepat yang membuatnya menerima hadiah untuk prestasinya dari Raja David Kalakaua. Sun lulus dari Iolani pada tahun 1882. Lalu belajar di Oahu College (sekarang dikenal sebagai sekolah Punahou), untuk satu semester. Pada tahun 1883, dia segera dikirim ke Tiongkok karena kakaknya mulai takut Sun Yat-sen akan memeluk agama Kristen.

            Saat ia kembali pulang pada tahun 1883 diumur 17 tahun, Sun bertemu lagi dengan teman masa kecilnya, Lu Hao-tung di Beijidian, sebuah kuil di desa Cuiheng. Mereka melihat banyak penduduk desa menyembah Beiji (secara harfiah berarti Kutub Utara) Raja-Dewa di kuil, dan merasa tidak puas dengan cara pengobatan kuno mereka. Merekapun menghancurkan patung tersebut, menimbulkan kemarahan warga desa dan kabur ke Hong Kong. Saat berada di Hong Kong pada tahun 1883, ia belajar di sekolah Keuskupan laki-laki(Diocesan Boys' School) dan dari tahun 1884 sampai 1886, dia belajar di The Government Central School.

            Pada tahun 1886, Sun belajar tentang pengobatan di Guangzhou Boji Hospital dibawah missionaris Kristen John G. Kerr. Akhirnya, dia mendapatkan lisensi praktik Kristen sebagai dokter medis dari Hong Kong College of Medicine for Chinese (pendahulu dari The University of Hong Kong) pada tahun 1892. Lebih-lebih, dikelasnya dengan 12 siswa, Sun adalah satu dari hanya dua siswa yang lulus.

Kebijakan Pimpinan Sun Yat Sen:

Sun Yat Sen banyak mendapat dukungan secara finansial, moral maupun politik dari dunia internasional. Banyak kolega, koneksi-koneksi luar negerinya yang memberikan bantuan seperti dari pemerintah Jepang tahun 1897. Para intelektual Cina di perantauan juga memberikan dukungan penuh sehingga tahun 1905 ia segera mendirikan T`ung meng Hui (Liga Revolusioner gabungan) yang memberjuangkan tiga visi yaitu nasionalisme, demokrasi dan kesejahteraan rakyat.

1 Januari 1912, Dr. Sun Yat Sen diambil sumpahnya sebagai presiden di Nanjing. Dengan demikian Republik China dapat dianggap mulai berdiri pada tanggal tersebut. Dr. Sun kemudian membentuk kabinet yang terdiri dari Huang Xing (menteri peperangan), Wu Dingfang (menteri luar negeri), Wang Zhonghui (menteri kehakiman), Cai Yuanpei (menteri pendidikan), Chen Jindao (menteri keuangan), Zhang Qian (menteri perdagangan dan industry), Dang Shouqian (menteri dalam negeri).

Program Sun Yat Sen adalah Program Sun Yat Sen terdiri dari tiga prinsip dasar, Trisila rakyat, samin chu-i. Prinsip nasionalisme Min-tsu chu-I berarti pembebasan dari pembebasan dari penjajahan asing oleh bangsa Manchu. Karena alasan taktis Sun Yat Sen tidak menentang Negara asing, menegaskan bahwa Cina akan tetap melaksanakan kewajiban perjanjian luar negeri – karena revolusi sama sekali tidak akan berhasil jika Negara asing dimusuhi. Sila yang kedua adalah kedaulatan rakyat,Min-ch'uun chu-I,yang berarti pelaksanaan secara bertahap dari system demokrasi barat. Tahap pertama setelah revolusi adalah revolusi militer,tahap kedua semacam demokrasi terpimpin  dan baru kemudian demokrasi penuh akan dipraktekkan.

Tata Negara akan terdiri dari lima 'kekuasaan' disamping trias politica Montesqieu (eksekutif,legislative,dan pengadilan) akan dipertahankan dua unsur dari Negara Cina tradisional yaitu badan sensor,dan biro ujian untuk menyeleksi calon pegawai negeri.Akhirnya sila ketiga adalah prinsip kesejahteraan rakyat ,Min-seng chu-I,yang menjadi program sosia ekonomi dari partai.Dasar dari program tersebut adalah pendapat dari antara lain John Stuart Mill,bahwa nilai tanah akan naik dengan cepat sebagai akibat dari industrialisasi,dan pertambahan nilai tersebut akan digunakan oleh seluruh rakyat melalui system pajak tanah. Hal ini sekaligus akan memecahkan persoalan ketidaksamaan sosial.

Sementara itu, pemerintah Manchu makin menyadari bahwa kekuasaan mereka sudah sulit dipertahankan lagi, sehingga pada tanggal 12 Februari 1912, Ibusuri Long Yu terpaksa mengeluarkan sebuah maklumat yang juga ditandatangani oleh Yuan Shikai sebagai perdana menteri. Isi maklumat itu menyatakan bahwa ibusuri beserta kaisar Xuandong (Puyi) yang masih kanak-kanak menyerahkan kedaulatannya pada seluruh rakyat China. Dimaklumkan pula bahwa bentuk pemerintahan China selanjutnya adalah republik. Dengan demikian, peristiwa ini bukan saja merupakan akhir bagi dinasti Qing, melainkan juga sistem kekaisaran yang telah berlangsung di China selama ribuan tahun. Pihak istana lalu menyerahkan mandate pada Yuan Shikai untuk membangun pemerintahan sementara, tetapi mereka meminta agar kaisar tetap diizinkan menyandang gelarnya serta diberi gaji tahunan sebesar 4 juta $. Selain itu, keluarga kerajaan agar diizinkan tetap memiliki harta kekayannya.

Kejatuhan Dinasti Qing ini dengan segera dikabarkan oleh Yuan pada Sun Di Nanjing. Dengan girang Sun menerima kabar itu dan menyetujui segenap permintaan pihak Qing. Sebagai jawabannya, Sun menyatakan  bahwa ia akan meletakkan jabatan sebagai presiden republic dan mengusulkan Yuan sebagai penggantinya. Ada beberapa pendapat dan alasan mengapa Dr. Sun bersedia melepaskan jabatannya sebagai presiden setelah berhasil menggulingkan Dinasti Qing yakni :

(1) hal ini sesuai dengan sumpahnya dahulu ketika menerima jabatan tersebut, di mana ia akan bersumpah akan menjalankan kewajibannya sebagai pemimpin hingga pemerintahan monarki absolut runtuh dan China menjadi suatu negara yang berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan negara lainnya.

(2) ada pendapat yang menyatakan bahwa telah terjadi beda pendapat antara Dr. Sun dengan pemimpin-pemimpin pemerintahan sementara lainnya. Dr. Sun saat itu berpendapat bahwa China saat itu belum siap dengan sistem undang-undang dasar dan memilih untuk memberlakukan pemerintahan militer terlebih dahulu, dan bertentangan dengan pendapat pemimpin lainnya,

 (3) kebesaran hati Dr. Sun demi mencegah timbulnya perang saudara antara pemerintahan sementara yang dibentuk oleh Yuan Shikai di utara atas dasar mandat yang diberikan kekaisaran dengan pendukungnya di Selatan.

Pada tanggal 14 Februari Presiden Sun Yat Sen meletakkan jabatannya sebagai Presiden Sementara kepada Dewan Nasional di Nan King. Hal itu dikarenakan Sun ingin menepati janjinya kepada Yuan Shi Kai (tanggal 1 Januari 1912) untuk menjadikan Yuan sebagai Presiden pertama Republik Nasional Cina. Permintaan pemberhentian Dr. Sun di kabulkan pada tanggal 15 Februari 1912. Yuan Shi Kai diangkat menjadi Presiden dengan Li Yuanhong sebagai wakilnya. Sun menyatakan kalau Yuan telah berjasa besar dalam hal menjatuhkan kaisar Manchu dari tahta dan dalam hal mempersatukan Cina Utara dan Selatan.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://id.wikipedia.org/wiki/Sun_Yat-sen

http://muhammad-ahalla-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-85889-umum Nasionalisme%20di%20Cina.html

Taniputera, ivan. 2009. History of China. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Hwa Kwang. 1991. Republik China Selayang Pandang. Taipe. Published by Kwang Hwa Publishing Company

 

1 comment:

  1. Blog yang menarik, mengingatkan saya akan Deng Xiao Ping, dikenal sebagai “Bapak Reformasi” Tiongkok, Bapak Deng di tahun 1978 mengumumkan kebijaksanaan baru, “Kebijaksanaan Pintu Terbuka”
    Saya mencoba menulis blog tentang hal ini, semoga anda juga suka di https://stenote-berkata.blogspot.com/2021/06/wawancara-dengan-bapak-deng.html.

    ReplyDelete