OKTYA PUTRI BUNGSU / PBM / BI
Indragiri Hulu merupakan salah satu kabupaten di Riau. Ibukota dari kabupaten Indragiri Hulu ini adalah kota Rengat, yang sering dijuluki sebagai Kota Bersejarah. Hingga kini, budaya melayu masih melekat pada masyarakat Indragiri Hulu, pada kesempatan ini akan kita bahas "Ragam Seni Budaya Melayu dan Peninggalan Sejarah Melayu di Indragiri Hulu"
a. Tarian
1. Cecah Inai, terdapat di Kecamatan Rengat. Tarian ini dilakukan ketika pasangan mempelai akan diberi pencecahan inai dalam upacara nikah-kawin.
2. Tari mayat, ada di Rengat dan Pasir Penyu. Inilah tarian dari puak Melayu Talang Mamak, dalam upacara kematian.
3. Tari dabus, memakai senjata tajam untuk menusuk diri penari. Terdapat di Rengat.
4. Tari lukah, merupakan tarian dari Talang Mamak. Peralatannya sama dengan tari lukah di tempat lainnya.
b. Nyanyian
1. Nandong, merupakan nyanyian ibu rumah tangga menidurkan anaknya. Nandong berisi bermacam pantun nyair, dilagukan begitu rupa, sehingga anak tertidur dalam pesan-pesan agama, pendidikan dan akhlak. Nandong ini hampir merata di daerah Indragiri Hulu.
2. Berzanji dilakukan untuk berbagai upacara keagamaan.
3. Berdah sudah merupakan seni Islam yang hampir merata di Riau. Berdah merupakan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW dengan iringan rebana. Biasanya ketika kisah sampai pada Nabi masuk Madinah, maka seniman berdah berdiri, sebagai tanda memberi hormat kepada Nabi.
4. Nyanyian Sialang, dilakukan oleh para bomo dari puak Melayu Talang Mamak dan Petalangan. Nyanyian yang menjadi mantera ini, dilagukan ketika akan mengambil madu lebah dari pohon sialang. Nyanyian yang juga digunakan untuk mengambil air enau yang akan dipotong untuk diambil airnya. Sambil membuai tandan enau yang akan dipotong untuk diambil airnya, penyadap enau itu melagukan pula berbagai pantun yang diharapkan memberikan semangat batin.
5. Surat Kapal, adalah semacam nyanyian yang berisi berbagai pantun sewaktu melepas keberangkatan mempelai (lelaki) ke rumah pengantin (perempuan). Jika Surat Kapal dipakai untuk rakyat biasa, maka untuk kalangan bangsawan disebut Pas Cenderawasih. Isinya berbagai nasehat kepada pasangan suami isteri tersebut.
c. Seni Kerajinan Tradisional
1. Tenunan Indragiri, dapat ditemukan di Kecamatan Rengat. Sayang sekali kerajinan ini telah ditinggalkan oleh puak Melayu di tempat ini, karena bahan bakunya yang mahal, sehingga sulit mencari pasaran.
2. Tekat, juga sama jenisnya dengan tekat di Siak dan Pekanbaru. Kerajinan ini masih dikerjakan oleh puak Melayu di Rengat dan Pasir Penyu.
3. Masih ada lagi berbagai barang anyaman yang terbuat dari berbagai bahan, seperti bambu, rotan, rumbai, mengkuang, pandan dsb. Dari bamboo dapat dibuat misalnya tadir untuk dinding rumah dan tempat padi, lukah dan balai-balai. Dari rotan dibuat tangguk, kursi, sangkar burung dsb. Dari rumbai, mengkuang, dan pandan bisa dibuat bakul, kembut, kampil, tudung saji, lapik, dan banyak lagi. Dari benang dibuat jala, ambai dsb.
d. Upacara Tradisional
1. Upacara sunat rasul, merata di segala kecamatan. Pada masa dulu upacara sunat rasul diadakan di bulan puasa, sebab ketika itu anak-anak yang disunat sudah libur sekolah. Di samping itu, pada bulan puasa mudah pula ibu-bapak menjaga anak-anak itu, sebab dalam bulan puasa orang hanya sedikit tidur. Anak yang akan disunat secara tradisional biasanya disuruh mandi sekitar 1 jam pada beberapa saat sebelum bersunat. Untuk menghilangkan rasa gentar (takut) anak-anak itu disuruh oleh tukang sunat makan sirih kerucut. Anak yang akan disunat duduk diatas batang pisang atau sebuah tempat duduk. Tukang sunat memotong kulup (penutup kemaluan anak lelaki) dengan pisau tipis yang tajam. Kulup lebih dahulu dijepit dengan bilah, agar bagian dalam kemaluan anak tidak luka oleh pisau. Luka itu diobati dengan tembakau atau obat-obatan lainnya.
2. Upacara turun mandi dan cukur rambut untuk anak yang berumur 7 hari, terutama untuk anak pertama (sulung). Upacara ini merata di kabupaten ini. Ketika ibu dan anak dimandikan oleh bidan kampong, ada juga diikutkan dengan memandikan ayam, menghanyutkan punting di sungai serta menanam keladi di tepian tempat mandi. Setelah itu anak ditidurkan di buaian oleh bidan, di nandongkan dengan suara yang merdu.
3. Upacara tolak bala, masih dilakukan sampai tahun 1950-an. Sekarang sudah hampir hilang. Upacara ini disebut juga ditempat lain dengan ratib berjalan, membuang lancing, dan sebagainya. Lancang dihanyutkan sebagai kias daripada pengusiran hantu yang dianggap mendatangkan penyakit. Hantu diusir oleh dukun dengan ucapan : Pergilah kau ke laut yang tidak berombak, ke padang yang tidak bertunggul, ke gunung yang tidak berangin.
4. Upacara khatam Qur'an, merupakan upacara yang amat disukai di kabupaten ini, terutama dalam tahun 1950-an ketika harga getah di daerah tersebut mahal. Anak yang khatam, dimasukkan keranda yang indah-indah dengan bermacam motif, diarak keliling kampong dengan rarak atau bermacam alat bunyian. Upacara ditutup dengan tiap peserta membaca ayat Qur'an sebagai tanda khatam, lalu makan besama dan do'a selamat.
e. Cerita Rakyat
1. Telur Tembakul, suatu cerita rakyat di Rengat dan Pasir Penyu. Pada suatu ketika seorang anak melahap telur tembakul tanpa meninggalkan sedikitpun untuk ibunya yang sedang bekerja keras di ladang. Ketika sang ibu pulang kerumah alangkah masgulnya hati orang tua ini. Dia merajuk, kemudian menenggelamkan dirinya pada batu belah bertangkup. Disitu sang ibu melagu berhiba hati.
2. Putri Tujuh, cerita rakyat di Pasir Penyu. Cerita ini mirip cerita Malin Deman. Tujuh orang puteri telah turun dari khayangan, seorang diantaranya telah kawin dengan pemuda di tempat itu. Inilah konon yang menjadi nenek moyang negeri Khayangan, sebuah negeri di kecamatan itu.
3. Rakit Kulim, merupakan cerita rakyat yang popular di kabupaten ini. Di Rengat dan Pasir Penyu, rakit kulim dikisahkan sebagai alat upacara untuk menjemput Raja Inderagiri ke Malaka.
4. Kolom Loyang (Keloyang), cerita di Pasir Penyu. Konon ada mata air yang keliahtan kuning emas di sebuah kolam di negeri Keloyang sekarang ini. Karena itu kolam kelihatan seperti Loyang. Tiap Raja Inderagiri yang akan dinobatkan, konon harus lebih dulu dimandikan di kolam ini.
f. Permainan Rakyat
1. Pacu sampan, bisa dijumpai di Rengat, dilakukan ketika ada perayaan hari besar seperti hari kemerdekaan.
2. Ranggung, permainan rakyat dari puak Melayu Talang Mamak. Anak-anak yang sudah dimanterai oleh bomo, akan melakukan apa saja yang diperintahkan oleh bomo.
3. Main rago tinggi, pernah popular tahun 1930-an. Pemain rago (raga) terdiri dari 4 orang. Dalam permainan ini di mana raga itu jatuh atau tidak tertangkis oleh lawan dialah yang kalah. Permainan ini jadi ajang pula untuk pergaulan muda-mudi.
4. Permainan untuk kalangan dewasa (lelaki) ialah ganja (domino). Biasa dilakukan di kedai-kedai sambil minum kopi.
5. Permainan lain yang pernah popular masih banyak. Di antaranya ialah main gasing, kelereng, bola, layang-layang, cukil (patok lele), main nas, main segala (cakbur), main tali dsb.
g. Peninggalan Sejarah
1. Kompleks makan raja-raja Inderagiri di Pasir Penyu. Terbuat dari batu alam yang diukir bermacam motif, serta terawat dengan baik. Di Rengat ada makam Sultan Muda, tapi tinggal bekasnya saja.
2. Rumah Pembesar Kerajaan Inderagiri, terdapat di kota Rengat. Bangunan ini masih baik sehingga dipakai untuk asrama guru.
3. Benteng, yakni Benteng Kota Lama di Pasir Penyu. Benteng terbuat dari tanah yang ditinggikan, lalu ditanami dengan aur
4. Ada lagi beberapa jenis barang seperti merian, pasu, piring, senjata, dan alat upacara tradisional, yang tersimpan di Pasir Penyu atau pada berbagai rumah penduduk. Tapi karena sering dibeli oleh penggemar barang antik, maka barang-barang ini semakin habis.
DAFTAR PUSTAKA
1. UU.HAMIDY. 2005. Jagad Melayu dalam Lintasan Budaya di Riau. Pekanbaru : Bilik Kreatif Press
No comments:
Post a Comment