Halaman

Perlawanan Rakyat Malaka Terhadap Portugis


Donal Manalu /A / SI3
Faktor yang mempengaruhi orang-orang potugis mencari jalan ke kepulauan rempah-rempah adalah pertama-tama ekonomi dan agama. Faktor ini di tambah lagi deengan faktor lain, yaitu petualangan. Faktor berpetualang ini lah yang menimbulakn keinginan untuk menjelajahi lautan yang belum dikenal. Dengan dorongan faktor tersebut mereka mulai melakukan perjalanan meyusuri pantai barat afrika ke selatan lalu membelok kepantai timur afrika kemudian menuju ke utara.
Di daerah Babel-mandep mereka bertemu dengan pedagang-pedagang islam yang sejak berabad-abad telah melakukan perdagangan antara Indonesia, Persia, dan Laut merah. Hal ini lah yang nanti nya membuat bangsa portugis dapat sampai di nusantara di bawah pimpinan Alfonso Delbuquerque, dan mendirikan kantor dagang di Goa. Dengan semangat perang salib, portugis tidak mentolelir perdagangan dengan pedagang muslim. Oleh sebab itu timbul bentrokan dengan pedagang islam. baginportugis Raja-raja yang tidak beragama islam dapat dijadikan kawan, tetapi tidak halnya dengan raja yang beragama islam. Sehingga sering terjadi perang antara armada-armada islam melawan portugis.
Setelah portugis berhasil mendirikan kantor dagang di Goa di bawah pimpinan Alfonso Albuquerque, di goa Albuquerque mendengar kabar tentang malaka menjadi pelabuhan transito yang ramai. Setelah mendapat informasi tentang pelabuhan malaka, Albuquerque bermaksud membuat hubungan dengan malaka. Maka utusan di kirim pada tahun 1509. Utusan portugis bernama Lopez Squeria tiba di malaka dan memberi surat-surat kepercayaan kepada Sultan Mahmud Syah. Perjanjian ini dimaksudkan untuk memperoleh suatu izin perdangangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Tetapi sultan malaka tidak begitu ingin berhubungan dengan portugis. Bahkan masyarakat malaka menyerang kapal-kapal portugis. Hal ini lah yang memicu portugis menyerang malaka.
Maksud  portugis untuk menduduki malaka adalah untuk menguasai perdagangan melalui selat malaka atau berdagang dengan malaka. Seperti diketahui portugis, orang-orang dari Gujarat ramai-ramai datang berdagang ke melaka. Orang-orang portugis hendak menguasai perdagangan antara pelabuhan-pelabuhan India yaitu di gujarat, Benggala, dan Golkonda dan hendak menyalurkan perdagangan ini melalui selat malaka.
Jadi semboyan-semboyan portugis untuk meluaskan daerah pengarunya tidak hanya bermotif  penyebaran agama tetapi terutama motif ekonomi.ini adalah motif utama yang mempengaruhi politik portugis waktu itu. Hal ini terbukti dari keadaan yang dialami St. Francis Xaverius ketika ia datang ke malaka. Ia menyangka setlah kedatangan portugis kesana, mereka telah melakukan tujuan ekspansinya, yaitu penyebaran Agama. Tetapi yang di dapaynya di malaka adalah yang sebaliknya, yaitu keadaan kemerosotan moral. Karena adanya demikian, maka beliau meninggalkan tempat itu secepat mungkin. Karena usaha-usaha orang portugis untuk menguasai malaka itu lah makanya terjadi perang dengan raja kerajaan malaka yaitu Sultan Mahmud Syah dan rakyatnya.
PERLAWANAN RAKYAT MALAKA
Serangan yang dilakukan rakyat malaka terhadap kapal portugis di anggap Albuquerque sebagai hal yang baik. Karena albuquerque lebih suka menguasai malaka melalui perang daripada membuat perjanjian denngan sultan malaka. Pada tahun 1511 ia pun berangkat dari goa menuju malaka untuk memerangi sultan Mahmud Syah. Orang-orang portugis mengadakan peperangan. Suatu pertempuran yang sangat dashyat terjadi, yang banyak menumpahkan darah, banyak senjata-senjata seperti pedang, tombak, perisai, panah, dan panah-panah beracun dapat dirampas oleh portugis. Bola-bola besi juga digunakan sebagai senjata oleh orang malaka. Senjata ini diimpor dari cina.
Di samping senjata-senjata tersebut, orang-orang melayu dalam melawan orang-orang portugis, mereka juga memakai meriam ynga dibeli dari kalikut.  Sultan malaka ahirnya harus meninggalkan malaka, setelah ia sadar bahwa malaka tidak bisa mengimbangi senjata-senjata besar orang-orang portugis. Sultan mencari perlindungan di pulau bintan. Sejak portugis menduduki malaka pada tahun 1511, agama yang merupakan faktor yang penting menjadi samar-samar, karena faktor ekonomi lah yang memegang faktor terpenting.
Pada tahun 1512, terjadi pemberontakan oleh seorang jawa bernama katir. Hal ini disebabkan beras yang datang dri jawa untuk memenuhi kebutuhan di malaka di blokir ole katir.sehingga memancing kemarahan pihak portugis. Pada perang yang pertama katir mengalami kekalahan sehingga dia meminta bantuan dari japara yang merupakan nehara asalnya.
Japara mengirim bantuan dengan mengirim 100 kapal dan 10.000 prajurit untuk melawan portugis yang dianggap kafir di malaka.bantuan ini datang dari Pati Unus. Pertempuran sengit berkobar tanggal 1 januari 1513 dimana armada jawa mengalami kekalahan, hanya kira-kira 7 buah kapal yang berhasil pulang ke jawa. Pada tahu 1599, belanda melakukan kerja sama dengan kerajaan aceh untuk megusir portugis dari malaka. Baru pada tahun 1641 belanda berhasil merebut malaka dari tangan portugis. Dan belan menetap di malaka. Ini menandai berahirnya kekuasaan portugis di malaka.

DAFTAR PUSTAKA
Nugroho. Notosutanto, Sejarah Nasional Indonesia III, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1993
Hartono Kartodirjo, Sejarah perlawanan-perlawanan Terhadap Kolonialisme, Departemen Pertahanan Keamanan, 1973
Anthony Reid, Perjuangan Rakyat Revolusi Dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1987.
M.C. Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

No comments:

Post a Comment