Halaman

Herman Willem Daendels ( Pemerintahan dengan Tangan Besi)


 Rizki Tirnando / B / SI3
Untuk membahas masa Pemerintahan G.J. Daendels di Hindia-Belanda yang perlu diperhatikan adalah hal-hal berikut: 
a) Latar Belakang Penunjukan Daendles sebagai Gubernur di Hindia Belanda
b) Kebijakan kebijakan daendles di Nusantara dan Persoalan/hambatan yang dihadapi Daendels.
A.     Latar Belakang Penunjukan Daendles sebagai Gubernur di Hindia Belanda
Pada tahun 1803, perang kembali berkecamuk di Eropa. Terutama perang antara dua negara imperialis (modern) besar pada abad itu, Inggris dan Perancis yang merupakan Negara terkuat pada decade itu berperang membawa dampak luas pada kondisi di Eropa bahkan di berbagai belahan bumi lain yang menjadi bagian dari wilayah jajahan/koloni kedua negara imperialis tersebut. Kedua negara tersebut mempunyai sejarah rivalitas yang cukup panjang dan saling berlomba untuk menunjukkan superioritas dan prestise sebagai negara imperialis terkuat. Bahkan dalam hal kepemilikan tanah jajahan. Hal ini membawa dampak keseluruh eropa termasuk belanda.
Pada masa itu belanda dikuasai oleh perancis. Setelah Napoleon Bonaparte menjadi kaisar perancis dan saudaranya Louis (Lodewijk) Napoleon menjadi raja belanda pada tahun 1806 akhirnya republic bataaf bubar yang di gantikan dengan kerajaan Belanda praktis menjadi Negara vassal Perancis, akibatnya nusantara sebagai jajahan belanda terancam di rebut inggris, hal ini tambah serius di mana napoleon Bonaparte melancarkan "sistem kontinental"  terhadap inggris. Inilah blockade laut yang memutus hubungan antara inggris dengan dunia luar 
Akibatnya, Dalam keadaan ini hindia belanda putus hubungan dengan eropa karena blockade laut inggris tadi, oleh karena itu akhirnya pemerintahan belanda dan perancis mengirim gubernur jendral yang mampu bertidak lebih baik daripada pendahulunya yaitu Gubernur-Jenderal Albertus Wiese. Dalam keadaan ini napoleon Bonaparte memilih Herman Willem Daendles sebagai untuk menangani masalah ini di hindia belanda, ini bukanlah tugas mudah bagi daendles karena ia harus menerobos blockade inggris dengan cara harus melewati New York menuju Batavia menggunakan Kapal Amerika.
Rencana tugas deandles di rencanakan oleh Van der hiem bukan lagi oleh dewan penyatuan hak milik belanda di asia ini di karenakan pada 29 Juli 1906 dewan ini sudah dibubarkan dan akhirnya sebagai gantinya dibentuk kementrian jajahan yang di pimpin van der heim. Pada saat itu keadaan sudah dianggap tidak memiliki harapan lagi ini di karenakan oleh serdadu belanda di taksir paling banyak 2.000 orang dan dianggap tidak bisa untuk menahan gempuran inggris. Rencana tugas deandles di hindia belanda ialah pembangunan pertahanan nusantara terhadap inggris dengan satu satunya cara adalah melatih pemuda pribumi.
B.     Kebijakan kebijakan daendles di Nusantara dan Persoalan/hambatan yang dihadapi Daendels.
Pemerintahan daendles di nusantara tidak lama hanya dari tahun 1808 hingga 18011. Karena hanya di tugaskan sebentar dan harus membenahi masalh yang begitu besar dan sangat mendesak akhirnya deandles memimpin dengan otoriter, dengan cara otoriternya yang demikian ia sanggup menambah serdadu dari sekitar 2.000 menjadi 18.000 dengan cara menjadikan rakyat pribumi sebagai serdadu. Itulah pertama kalinya nusantara mengenal didikan secara meliter gaya eropa.
Kebijakan kebijakan deandles dan dampaknya yaitu :
Ø  Pertama, Daendles mengawali pemerintahanya dengan kebijakan memberantas system feudal atau dengan kebijakan mengenai system penyamaan derajat (gelijkstelling). Dari kebijakn ini banyak terjadi pertentangan pertentangan di kalangan kaum bangsawan pribumi. Ini di karenakan deandles mengambil kebijakan status raja raja pribumi yang sebelumnya dianggap sebagai sekutu diturunkan menjadi pegawai biasa dan raja raja tersebut merasa di rendahkan oleh deandles menimbulkan perlawan perlawan kaum bangsawan kerajaan pribumi, namun deandles tidak mau memberi ampun perlawanan yang paling keras terjadi di banten oleh kesultanan banten.
Ø  Kedua  memperkuat pertahan meliter yang ada di hindia belanda. Seperti yang saya uraikan diatas deandles mampu menambah serdadu serdadunya dengan cara merekrut orang orang pribumi. Resminya serdadu serdadu yang asli pribumi ini masuk menjadi serdadu suka rela dengan cara orang orang pribumi di iming imingi dengan pangkat tinggi dan status social yang lebih terhormat dan memperoleh pengakuan derajat sama dengan eropa, hal ini mengakibatkan banyak sekali orang pribumi menjadi serdadu serdadu belanda. Namun  dalam praktiknya jika ada yang menolak menjadi serdadu belanda deandles selalu menggunakan kekerasan hal ini mengakibatkan bentrokan bentrokan, seperti yang terjadi di Manado. Namun dengan bertambahnya serdadu belanda ini maka kebutuhan pakaian militer dan persenjataan militer bertambah dan hal ini diatasi deandles dengan cara memaksa rakyat pribumi yaitu petani di paksa memintal benang dan menenun kain, pabrik alat alat dapur di gresik di ubah menjadi pabrik bedil dan pembuat gamelan di semarang di paksanya untuk membuat mesiu.\
Ø  Dan berikutnya deandles membangun jalan raya anyer-panarukan yang terkenal dengan de grote postweg dengan cara kerja paksa jaln raya ini dilengkapi dengan 12 pasenggrahan dari ujung ke ujung akibat dibangunya jalan sarana tersebut anyar panurakan dapat di tempuh dengan 6 hari yang sebelumnya bernulan bulan lamnya
Ø  Dan pemindahan pusat pemerintahan yang semulanya di bagian kota tua Batavia ke weltevreden (Menteng sekarang). Kantor pemerintahan yang baru di bangun di pinggir waterlooplein (lapangan banteng) dan tempat latihan serdadu serdadunya di Koningsplein ( lapangan merdeka sekarang)
Namun seluruh kebijakan kebijakan deandles itu memerlukan biaya  yang sangat mahal dan hubungan hindia belanda dan eropa terputus karena blockade oleh inggris yang mengakibatkan hasil bumi banyak bertumpuk dan membusuk dan mengakibatkan kas hindia belanda berkurang terpaksa atau mungkin juga di sengaja deandles menghidupkan kebiasan lama voc yaitu menjual tanah kepada partikelir (particuliere landrijen­) dan memberikan kepada pembelinya hak pertuanan. Pembayaranyapun boleh dicicil dan hasil dari lahan tersebut dijadikan anggunan. Misalnya yang di jual deandles kepada pengusaha china. Saking mudahnya membeli tanah itu akhirnya di kenal dengan Probolinggo-Papier harganya mencapai 3.5 juta gulden dan menaikan kuata produksi dan menurukan harga pembelian di wilayah nusantara dan Deandles tidak malu malu meminta uang secara paksa namun deandles menyebutnya peminjaman (leningen) namun rakyat pribumi lebih suka menyebutnya peminjaman paksa.
            Deandles memang menjamah nusantara denagan tangan besi bangsa belandapun diperlakukanya demikian dan masyarakat pribumi sering menyebutnya GUpernur Guntur karena suka menyombongkan diri dengan pangkat nya dan tanpa di sadarai bangsa pribumi dengan kepemimpinan deandles meletakan dasar dasar kebangsaan Indonesia kelak. Inilah tiga jalur integrasi yaitu administrasi kekuasaan, ekonomi dan kebudayaan.
 DAFTAR PUSTAKA
Ø  T. Simbolon Parakitri. 2007. Menjadi Indonesia. Jakarta: Penerbit Kompas
Ø  Sartono Kartodirdjo. 1987. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900, Dari Emporium Sampai Imperium Jilid I. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.

No comments:

Post a Comment