Halaman

NADYA WULAN DHARI


Australia adalah negara yang berada di bagian selatan dunia dan juga merupakan benua terkecil di dunia. Australia merupakan salah satu negara maju di dunia. Australia terletak di antara 9° LS, dan 44° LS, dan 112° BT, dan 154° BT. Australia berbatasan dengan Samudra Hindia di sebelah Barat, Samudra Pasifik di sebelah timur, Laut Timor dan Laut Arafuru Selatan di sebelah utara, serta Samudra Hindia di sebelah selatan.[1] Autralia merupakan salah satu negara bekas jajahan Inggis yang memiliki delapan negara bagian, terdiri dari enam negara bagian dan dua wilayah besar. Adapun enam negara bagian tersebut yaitu: New South Wales, Queensland, Tasmania, Australia Barat, Australia Selatan, dan Victoria. Sedangkan dua wilayah besarnya yaitu: Northern Terrytory dan Australian Capital Territory.

Australia mulai dihuni oleh Suku Aborigin sejak beratus abad yang lalu. Tidak hanya Suku Aborigin saja, tetapi masyarakat Kepulauan Selat Torres juga mendiami kawasan pulau-pulau yang tersebar di Austarlia. Akibat adanya kolonisasi Inggris di Australia, hal ini menjadi sebuah ancaman atau bencana besar bagi Suku Aborigin dan masyarakat Kepulauan Selat Torres, karena menurutnya kedatangan orang kulit putih akan membahayakan kehidupan mereka. Akibat dari kesalahpahaman, penangkapan dan pembunuhan, akhirnya penduduk asli mulai terdesak, sehingga mereka tidak mampu bertahan dan akhirnya merekapun musnah.

Kemudian Pasifik Selatan atau biasa dikenal dengan Oceania merupakan sebuah kawasan yang mayoritasnya ditempati oleh pulau-pulau kecil seperti Fiji, Kiribati, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Palau, Nauru, Tuvalu, Tonga, Tahiti (Polinesia Prancis), dan Papua Nugini. Secara singkat, kondisi fisik Pasifik Selatan sangat didominasi oleh lautan. Wilayah yang dikelilingi laut ini sangat rawan terhadap gejala-gejala alam seperti abrasi, arus angin dari berbagai arah, potensi gempa yang tinggi karena dekat dengan lempeng Pasifik, serta pulau-pulau vulkanis yang rawan dengan letusan gunung berapi. [2]

Australia juga merupakan negara dengan julukan “Negeri Kangguru”. Negara ini memiliki pendapatan perkapita yang cukup tinggi dan kualitas manusianya yang cukup bagus. Dalam kehidupan sehari-hari, makhluk hidup tentunya sangat bergantung pada alam. Sumber daya alam pada hakikatnya adalah sesuatu yang diperoleh dari alam dan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan sehari-hari. Benua Australia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah sehingga membuat Benua ini memanfaatkan sumber daya alamnya sebagai pemasukan bagi negaranya. Sumber daya alam di Benua Australia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: Sumber daya alam di darat dan sumber daya alam di laut.

        1.      Sumber Daya Alam di Darat

        a.       Pertambangan

Di beberapa Benua Australia terdapat sumber daya alam yang sangat potensial seperti pertambangan. Pertambangan berawal dari ditemukannya emas di Australia oleh seorang narapidana yang bernama Daley pada tahun 1788. Beberapa bulan kemudian, Daley di eksekusi atas penipuannya yang mana sebenarnya Daley hanyalah membuat tiruan dengan mencampurkan beberapa keping emas kuno dengan tanah. Dengan adanya hal itu, Daley berharap dirinya bisa bebas sebagai tahanan (narapidana) dan kembali ke Inggris. Selain Daley, penemuan emas juga dilakukan oleh Paul Strezelecki pada tahun 1839 dalam perjalanannya dari Sydney ke Victoria. Tambang-tambang emas tersebut merupakan tambang pertama yang mengeksplor kekayaan alam di Australia.[3] Akibat dari ditemukannya tambang emas, membuat salah seorang Gubernur tidak senang karena akan terjadinya peledakan penduduk yang kemudian akan berdampak pada para kolonis yang nantinya mereka akan sulit diatur.

Kemudian pada tahun 1850-1852, emas juga ditemukan oleh Edward Hargreaves di New South Wales. Edward Hargreaves adalah seorang Inggris yang telah tinggal dengan peternak biri-biri di Australia selama beberapa tahun. Berawal dari pencarian emas di California. Edward Hargreaves pergi ke California ingin mengadu untung di daerah pertambangan. Setelah sampai di California, Edward Hargreaves beranggapan bahwa tanah dan lembah yang ada di California sama dengan yang ada di Australia, sehingga Edward menyimpulkan bahwa di Australia juga terdapat emas dan setelah mengetahui hal itu ia kembali ke New South Wales untuk melakukan pencarian selanjutnya. Edward terus melakukan pencarian ke berbagai daerah dan setiap penumuan yang di dapat oleh Edward betul-betul menakjubkan (membuahkan hasil) seperti penemuan di daerah Summer Hill Creek. Di daerah ini, Edward mendapatkan emas sebanyak 4 ons emas (1 ons=28,3 gr).

Selain itu, pertambangan emas juga di temukan di Victoria. Emas yang dihasilkan di Victoria merupakan sesuatu yang sangat menakjubkan karena emas di Victoria ternyata melebihi dan jumlahnya jauh lebih besar daripada jumlah emas yang ada di New South Wales. Hal ini membuat kedua koloni (New South Wales dan Victoria) mampu menyaingi jumlah emas yang ada di California. Saat berita penemuan emas ini sampai di Inggris, terjadilah perubahan pandangan terhadap Australia dimana yang dulunya Australia merupakan sebagai tempat pembuangan narapida setelah adanya penemuan emas maka berubah sebagai tanah anugerah.

Selain emas, di Benua Australia juga terdapat pertambangan lainnya seperti: Bijih besi, Bauksit, Uranium, Mineral titanium dan Batu bara. Batu bara dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik, produksi baja, dan batu bara juga dijadikan sebagai komoditas ekspor dunia yang paling bernilai, ditambah lagi Australia berdekatan dengan Asia. Selain itu juga terdapat migas di Papua Nugini. Migas menjadi target utama bagi negara-negara yang ingin menguasainya. Proyek pipa Liquified Natural Gas (LNG) senilai US$19 Miliar yang menjadi sumber utama pasokan gas cair ke Jepang, Korean Selatan dan China yang bermula dari Papua Nugini melibatkan pemerintah Australia yang memberikan bantuan sekitar lebih dari US$500 Juta.[4]

        b.      Pertanian dan Perkebunan

Di New South Wales terdapat tanaman kapas. Tanaman kapas dimanfaatkan dan dianggap sebagai salah satu tanaman penting dan menjadi produksi yang bernilai tinggi di New South Wales. Tanaman kapas pertama kali ditanam di Australia sekitar tahun 1780-an. Kontribusi tanaman kapas yang signifikan terhadap perekonomian negara tersebut dimulai pada tahun 1958 ketika sebuah bendungan dibangun di Sungai Namoi untuk mendukung perkebunan kapas. Sejak itu, kapas telah dilihat sebagai komoditas yang bernilai tinggi sehingga intensifikasi pertanian terkait komoditas tersebut ditingkatkan.[5] Australia merupakan pengekspor kapas terbesar ke tiga di dunia. Biasanya kapas di ekspor ke negara Jepang, Korea Selatan dan Indonesia.

Selain kapas, Australia juga memiliki tanaman tebu. Tanaman tebu dimanfaatkan untuk produksi gula. Untuk meningkatkan kualitas tebu serta terbebas dari penyakit dan hama, Australia memanfaatkan tenaga mesin untuk menanam dan memanen tebu tersebut. Tebu yang ditanam adalah potongan batangnya. Tebu inilah yang mengadung gula. Tebu diproses di pabrik gula untuk mengekstrak gula dari batang tebu. Kemudian ampas tebu dicabik-cabik menjadi serat sebelum dihancurkan. Ampas tebu juga digunakan untuk membangkit tenaga listrik dan gula mentah diolah menjadi gula halus.[6] Kemudian Australia juga memanfaatkan buah-buahan, kacang-kacangan, jagung, gandum, dan sayur-mayur untuk memenuhi kehidupan sehari-hari masyarakat disana.

Tidak hanya itu, Australia juga memiliki sumber daya alam lainnya yaitu hutan yang sangat berharga. Hasil hutannya dimanfaatkan untuk kayu potong, kayu panel, kertas dan serpih kayu. Pada awalnya, orang-orang Maori maupun orang-orang Eropa menebang dan membakar kayu-kayu untuk menghasilkan lahan bagi pertanian, namun akhirnya lama-kelamaan terjadi perdagangan kayu sehingga menyebabkan hutan menjadi rusak dan gundul.

Di beberapa bagian Australia memiliki iklim yang sedang, sehingga membuat tanah yang ada di iklim sedang tersebut menjadi subur. Tanah yang subur dimanfaatkan oleh Australia untuk budidaya jenis-jenis rumput untuk pakan ternak hasil seleksi yang mempunyai manfaat secara spesifik untuk ternak.[7] Dengan adanya lahan tersebut, hewan ternak seperti sapi biasa, sapi perah dan domba, menjadikan Australia sebagai negara pengekspor mentega, keju, daging beku, susu dan bulu domba (wol).

        2.      Sumber Daya Alam di Laut

Tidak hanya di darat saja, Australia juga memiliki sumber daya alam di perairan yang bisa dimanfaatkan seperti lobster. Lobster menjadi komoditi penting dengan nilai jual tinggi di pasar Internasional. Lobster banyak tersebar di Tasmania, Selandia Baru, Papua Nugini, dan Queensland. Di Australia terdapat 27 spesies lobster, namun hanya 3 spesies lobster saja yang dibudidayakan. Lobster yang paling terkenal adalah genus Cherax. Sebelum tahun 1975, hanya sedikit sekali yang mengetahui mengenai reproduksi Cherax ini. Setelah produksi Cherax mendapatkan status legal di Australia, banyak ahli akuakultur yang antusias untuk meneliti potensi jenis udang liar ini untuk dibudidayakan.[8] Setelah dilakukan penelitian, ternyata lobster jenis ini memiliki daging yang banyak dan padat, dagingnya juga lebih enak, ramah lingkungan, bahkan mudah dijual apalagi dipasar terbuka (ekspor) ke berbagai negara seperti Hongkong, Malaysia, Cina, Jepang, Taiwan, Korea dan Singapura. Selain itu juga lobster dijadikan sebagai makanan favorit karena lebih menyehatkan.

Selain lobster, terdapat sumber daya alam lainnya seperti ikan salmon. Ikan salmon banyak terdapat diperairan Tasmania karena perairan di Tasmania merupakan salah satu lingkungan yang paling murni dan paling jernih di dunia, sehingga membuat Tasmania memanfaatkan perairannya dan sangat cocok untuk dijadikan lokasi budidaya ikan Salmon. Di Tasmania sumber daya alamnya tidak pernah di eksploitasi sehingga bebas dari kontaminasi alias aman. Hal inilah yang membuat kualitas ikan salmon Tasmania menjadi kualitas terbaik dan memposisikan negaranya menjadi pemasok produk sea-food yang aman, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

 

KESIMPULAN

Pada hakikatnya, makhluk hidup sangat bergantung pada alam dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Australia dan Pasifik Selatan memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Hal ini bisa terlihat dari sumber daya alam yang ada di darat dan di laut. Hasil alam yang ada di darat seperti: Pertambangan (emas, batubara, biji besi, Bauksit, Uranium, Mineral titanium dan migas). Sedangkan di pertanian dan perkebunan (tanaman kapas dan tanaman tebu). Kemudian hasil alam yang ada di laut seperti: Lobster dan Ikan Salmon. Dengan adanya sumber daya alam, Australia dapat memanfaatkannya sebagai pemasukan bagi negara.

  



[1] Dimas Wahyu Ardiyanto. Negara Australia Sebagai negara maju. 11 Oktober 2016, http://amazingblogsszshadow.blogspot.com/2016/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses 28 November 2020.

[2] Hamid, Z. (1996). Sistem Politik Pasifik Selatan. Jakarta: Pustaka Jaya. p12–13.

[3] Verawati Lesmana. Pertambangan di Australia. https://adoc.pub/bab-ii-pertambangan-di-australia.html.  Diakses 25 November 2020.

[4] El-Haq, N. M., & El-Islam, S. M. 2020. Australia Sebagai Kekuatan Regional dalam Eksploitasi Sumber Daya Alam di Pasifik Selatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Indonesian Journal of International Relations, Vol. 4, No. 1, pp. 49-68.

[5] Prakoso, T. H., & Putranto, A. R. 2015. Kesuksesan perkebunan kapas di Australia sebagai contoh hasil penelitian hulu-hilir, bagaimana dengan Indonesia?. Peneliti PPBBI, Juni 2015 | 3(1), 20-22.

[6] Dewi Rahayu. Pertanian di Australia. 2008. https://deiwrahaju.files.wordpress.com/2008/02/chapter05-www-dfat-gov-au_pertanian-di-aust.pdf.  Diakses 10 Desember 2020.

[7] Djufri. 2016. Potensi Padang Rumput (Grasland) sebagai Peluang Usaha Prospektif Belum diManfaatkan secara Optimal. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016.

[8] Kurniasih, T. 2008. LOBSTER AIR TAWAR (Parastacidae: Cherax), ASPEK BIOLOGI, HABITAT, PENYEBARAN, DAN POTENSI PENGEMBANGANNYA. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor. Media Akuakultur Volume 3 Nomor 1 Tahun 2008.

  

DAFTAR PUSTAKA 

Dewi Rahayu. Pertanian di Australia. 2008. https://deiwrahaju.files.wordpress.com/2008/02/chapter05-www-dfat-gov-au_pertanian-di-aust.pdf.  Diakses 10 Desember 2020.

Dimas Wahyu Ardiyanto. Negara Australia Sebagai negara maju. 11 Oktober 2016, http://amazingblogsszshadow.blogspot.com/2016/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses 28 November 2020

Djufri. 2016. Potensi Padang Rumput (Grasland) sebagai Peluang Usaha Prospektif Belum diManfaatkan secara Optimal. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Prosiding Seminar Nasional Biotik 2016.

El-Haq, N. M., & El-Islam, S. M. 2020. Australia Sebagai Kekuatan Regional dalam Eksploitasi Sumber Daya Alam di Pasifik Selatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Indonesian Journal of International Relations, Vol. 4, No. 1, pp. 49-68.

Hamid, Z. (1996). Sistem Politik Pasifik Selatan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Kurniasih, T. 2008. LOBSTER AIR TAWAR (Parastacidae: Cherax), ASPEK BIOLOGI, HABITAT, PENYEBARAN, DAN POTENSI PENGEMBANGANNYA. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor. Media Akuakultur Volume 3 Nomor 1 Tahun 2008.

Prakoso, T. H., & Putranto, A. R. 2015. Kesuksesan perkebunan kapas di Australia sebagai contoh hasil penelitian hulu-hilir, bagaimana dengan Indonesia?. Peneliti PPBBI, Juni 2015 | 3(1), 20-22.

Verawati Lesmana. Pertambangan di Australia. https://adoc.pub/bab-ii-pertambangan-di-australia.html.  Diakses 25 November 2020.

1 comment: