Monica Dwi Ananda
Perjuangan rakyat Indonesia pada tahun 1945-1949, lazim disebut revolusi. Istilah revolusi pada saat itu digunakan untuk melukiskan terobosan zaman serupa yang lebih baik, penataan ulang kehidupan masyarakat oleh masyarakat itu sendiri kearah yang secara umum dipandang lebih baik dari sebelumnya.[1]
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa 17 Agustus 1945 merupakan hari kemerdekaan Indonesia sejak dibacakannya teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan menjadi suatu motivasi tersendiri untuk mempertahankan dan mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia menjadi lebih baik lagi dengan berlandaskan nilai nilai Pancasila. Dalam memperjuangkan tercapainya kemerdekaan Indonesia dan mempertahankannya banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh para tokoh pejuang. Seperti menyusun strategi agar bisa mengusir dan mengalahkan pihak lawan. Kemerdekaan Indonesia menggambarkan
bahwa Indonesia telah lepas atau telah dapat membebaskan diri dari imperialisme. Tetapi nyatanya setelah Indonesia merdeka Belanda ingin kembali menguasai dan menghapus kedaulatan Indonesia. Belanda melakukan Agresi Militer ke Indonesia yang mana Agresi Militer yang dilakukan Belanda juga sampai ke daerah Riau, salah satunya yaitu daerah Bengkalis. Pertempuran yang terjadi dihadapi oleh salah satu perwira yang gagah perkasa yang dikenal dengan nama Letnan Mansur. Letnan Mansur dan pasukannya memiliki banyak peranan dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Bengkalis.Letnan Masnur atau Letnan I Masnur adalah seorang tokoh pejuang yang mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Bengkalis. Ia dilahirkan di Labuhan Bilik, pada tanggal 17 Oktober 1927. Ibu Letnan Masnur keturunan suku Jawa sedangkan ayahnya keturunan dari orang Jerman yang berkebangsaan Belanda. Tetapi pada akta kelahiran Letnan Masnur tertulis ayahnya bernama Djimun, yaitu ayah tiri dari Letnan Masnur. Didikan Djimun kepada Letnan Masnur sangat keras, sehingga membuat Letnan Masnur tidak tahan dan berhijrah ke Riau untuk mencari jati dirinya saat ia remaja.[2]
Masnur memulai karir kemiliterannya karena rasa cinta tanah airnya dan rasa ingin terbebaskan dari penjajahan yang merajalela. Letnan Masnur mengikuti Heiho, yaitu tentara pembantu yang dibentuk oleh Jepang untuk Indonesia yang isinya tentu saja terdiri dari orang-orang Indonesia ataupun orang orang pribumi. Setelah mengikuti Heiho, Letnan Masnur melanjutkan perjalanan karir kemiliterannya yaitu dengan mengikuti TKR (Tentara Keamanan Rakyat) di Selatpanjang. Setelah itu Letnan I Masnur bertugas sebagai Komandan Kompi pada pertahanan keamanan saat agresi militer di Bengkalis. Pada 1945 sampai dengan 1946 Letnan Masnur berperan aktif mengomandani atau sebagai Komandan Seksi Kie yang kedua, tiga dan juga empat di Selatpanjang. Pada 1947 Letnan Masnur menjadi Wakil Ketua Komandan Kie yang kedua, tiga dan juga empat Div. Banteng di Selatpanjang. Setelah itu Letnan Masnur naik lagi menjadi Komandan Kie yang kedua, tiga dan empat Di. Banteng di Selatpanjang pada 1947 sampai 1948. Pada tahun 1948 juga Letnan Masnur pindah jabatan lagi dan menjadi Komandan Kie kedua, tiga dan empat Div. Banteng Tanjung Samak. Kemudian 1948 sampai 1949 Letnan Masnur menjadi Komandan Kie I ALRI Res. IV Div. Banteng di Bengkalis. Selanjutnya 1949 sampai 1950 Letnan Masnur Mengomandani Kie I ALRI Res. IV Div. Banteng di Sei Pakning.[3]
Dari kutipan di atas dapat kita lihat bahwa Letnan Masnur memiliki rasa nasionalisme, sejak ia remaja ia sudah mengikuti kemiliteran yang membuatnya semakin paham mengenai strategi dan cara mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari pihak Belanda yang ingin merebut kembali kedaulatan Indonesia.
Agresi militer I dan Agresi militer II yang dilakukan oleh Belanda membuat para pemuda yang tersebar di wilayah Indonesia termasuk pemuda yang berada di Bengkalis ikut terpanggil hatinya untuk berjuang melawan kedatangan kembali Bangsa Belanda. Letnan Masnur bersama-sama dengan pejuang lainnya berperan aktif dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Bangsa Indonesia dan telah berkorban moril dan materil demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Bengkalis. Letnan masnur juga berperan aktif pada pertahanan Kemerdekaan di Selatpanjang khususnya di Tanjung Samak.[4]
Nah, karena pandainya Letnan Masnur dalam menyusun strategi dengan sangat bagus membuat ia dipercaya dan ditugaskan serta harus bolak balik daerah dari Selatpanjang ke Bengkalis untuk berperan dan berjuang untuk membantu pasukan tentara di daerah lain mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sebelum bergerak melawan pihak Belanda saat pecahnya perang di Bengkalis Letnan I Masnur dan pasukannya mempersiapkan diri. Karena pada saat itu terlihat situasi sudah mengarah kepada peperangan yang disebabkan oleh konflik linggarjati. Yang mana pada tanggal 20 Juli 1947 Van Mook akhirnya menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian ini. Letnan I Masnur menjalankan misi gerilya sesuai dengan perintah surat yang ditandatangani oleh Kepala Staf Resimen IV Mayor D.I Panjaitan dan Komandan Resimen IV Let. Kolonel Hassan Basri. Surat ini merupakan perintah resmi agar dijalankan dengan sebaik-baiknya.
29 Desember 1948 awal serangan Belanda ke Bengkalis dan tidak berhenti dihari itu saja, serangan kedua dilanjutkan tanggal 30 Desember 1948. Serangan demi serangan yang dilakukan oleh Belanda dapat dihindarkan oleh pasukan TNI kala itu dengan memanfaatkan tanggul parit sebagai pelindung dan juga strategi yang sangat jitu. Namun hal ini tentu tidak membuat Belanda menyerah dan tidak tinggal diam. Pihak Belanda mendatangkan bantuan dari udara untuk menyerang pasukan pembela pertahanan kemerdekaan. Masnur dan pasukan tidak dapat menahan serangan yang dari udara sehingga pasukan TNI menghindar. Pasukan Letnan Masnur menghindar dan menarik diri agar tidak banyak lagi berjatuhan korban. Belanda pun mendaratkan pasukannya, tepatnya melakukan pendaratan di pabrik papan pada siang hari tanggal 30 Desember 1948 dan menguasai Desa Kelapapati.
Dari kutipan diatas dapat kita lihat bahwa saat pasukan Belanda mulai melakukan serangan dari udara tak membuat turunnya semangat juang Letnan Masnur dan pasukannya walaupun Letnan Masnur menarik diri ke daerah utara kota Bengkalis tepatnya pada Desa Wonosari dengan tujuan agar tidak banyaknya berjatuhan korban, dan untuk menyusun strategi disana untuk melakukan serangan balasan. Tentunya Letnan Masnur dan pasukan menyusun siasat agar dapat membuat psaukan Belanda mundur.
3 Januari 1949 serangan terhadap Belanda dimulai. Letnan Masnur beserta pasukannya pada saat itu berada didaerah pasar Kota Bengkalis menahan serangan yang dilakukan oleh Belanda dari arah laut. Letnan Masnur berjuang bertempur melawan Belanda hingga akhirnya Letnan Masnur beserta pasukan dapat menaklukkan musuh dan mengusir pihak Belanda dari kantor Bea Cukai. dan pasukan dapat menguasai kembali Kota Bengkalis dengan berupaya keras bersama-sama Letnan R. Subrantas merebut kembali dari tangan Belanda. Namun daerah tepian pantai belum bisa dikuasai oleh Letnan Masnur dan Letnan R. Subrantas. Tak lama kemudian pasukan Belanda datang lagi untuk membantu pasukan Belanda yang tersisa di daerah pinggir pantai. 2 pesawat mustag datang membantu pasukannya yang tersisa di pinggir pantai membuat Letnan Masnur dan pasukannya menarik diri dan menyingkir ke Desa Pedekik. Wilayah Garis belakang para pejuang RI merencanakan serangan besar besaran terhadap Belanda di Kota Bengkalis, yang akan dipimpin oleh Letnan II R.Subrantas dan Letnan II Masnur dan dibantu oleh pasukan Kiyai Darman (berasal dari Malaya) dengan anggota-anggotanya, yaitu H. Sudirman, H.M. Ichsan, H. Husin dan lain-lain. Rencana penyerangan ke Kota Bengkalis itu dilakukan tiga posisi yaitu, di kanan jalan dijaga oleh pasukan Masnur, di kiri jalan besar bergerak pasukan R.Subrantas, dan melalui jalan besar bergerak pasukan Kiyai Darman yang mana menyebabkan Belanda merasa terkepung dan mundur kebelakang sehingga membuat pasukan TNI Batalyon Bengkalis menyerbu pasukan Belanda. Tentu saja Belanda tidak tinggal diam dan belum menyerah.[5]
Besoknya Pedekik dihujani peluru oleh pesawat udara Belanda. Pertempuran yang terjadi di Pedekik membuat Letnan Masnur dan pasukannya mundur ke Sei Pakning. Melakukan perjalanan dengan menggunakan beberapa sampan melalui Selat Rengit, Selat Asam, Selatpanjang, sampai ke kampung Kayu Ara atau Lalang dan melanjutkan dengan berjalan kaki hingga menuju ke Desa Sei Pakning.[6]
Setelah sampai di Sungai Pakning mereka berkumpul disuatu tempat pertahanan. Pasukan dari Selatpanjang yang dipimpin oleh Syarif Harun, Ahmad Giman dan Murad masuk dan bergabung kepada pasukan Letnan Masnur.[7] Mereka bersama-sama bersatu untuk mengatur siasat agar dapat melawan dan mengusir Belanda dari Bengkalis. Rupanya keberadaan pejuang ini diketahui oleh pasukan Belanda, sehingga terjadilah tembak menembak. Letnan I Masnur terkena tembakan di tangannya dan seorang kopral Ismail Zen terkena tembakan di pahanya, akhirnya keduanya selamat dengan bantuan kawan kawannya. [8]
Perang yang terjadi menyebabkan Sei. Pakning menjadi porak-poranda karena Belanda menghujam Sei. Pakning dengan Bom. Namun berhasil dibalas oleh pasukan sehingga Belanda terpaksa meninggalkan banyak daerah karena sarana dan prasarana telah banyak yang hancur. Di Sei.Pakning Letnan Masnur menerima bantuan dari Konsulat Singapura, Kapten Laut Kris Tampanamas. Bantuan ini berupa obat-obatan dari Palang Merah Mesir.
Perjalanan perjuangan Letnan Masnur mulai dari Selatpanjang, melanjutkan perjalanannya ke Bengkalis, setelah dari Bengkalis Letnan Masnur berhijrah lagi ke Sei Pakning karena situasi yang mengharuskan Letnan Masnur berpindah pindah. Saat Letnan Masnur berjuang mempertahankan kemerdekaan di Selatpanjang, terjadi penyerangan tepatnya di Tanjung Samak yang dihadapi oleh Letnan Masnur beserta pasukannya. Dengan perlawanan yang gigih Tanjung Samak selamat dari penaklukan Belanda. Pasukan Letnan I Masnur menyerang kapal patrol Belanda. Yang mana selama ini Belanda yang menyerang terlebih dahulu kekuatan di darat, tetapi di Tanjung Samak justru Belanda yang mendapat serangan dan diserang terlebih dahulu oleh pasukan Lettu Masnur.[9]
Kabarnya terjadi tembak menembak antara pasukan TNI dan pasukan Belanda, tapi tidak ada korban.pasukan di Tanjung Samak mencatat keberhasilan yan gemilang.
Pasukan TNI yang berpatroli di daerah Tanjung Semak ini diberi dan dikenal dengan julukan “Singa Berantai”. Beberapa waktu kemudian Komandan Kompi Tanjung Samak Letnan Masnur digantikan Letnan Syarif Harun. Letnan Masnur ditugaskan untuk membantu pasukan TNI didaerah-daerah lain dengan alasan kemampuannya dalam penguasaan medan perang.[10]
Semangat
perjuangan dan semangat nasionalisme yang sangat kuat yang ditunjukkan Letnan Masnur
menjadi contoh untuk generasi muda khususnya masyarakat Bengkalis yang
merasakan langsung hasil keamanan daerah terbebas dari belenggu penjajahan.[11]
Kesimpulan
17 Agustus 1945 yang merupakan hari Kemerdekaan Indonesia yang berarti bangsa Indonesia telah terbebas dari belenggu penjajah. Namun nyatanya Belanda ingin kembali dan menguasai Indonesia, Belanda melakukan agresi militer ke daerah daerah, salah satunya ke Riau, yaitu Bengkalis. Yang mana salah satu tokoh pahlawan yang berperan aktif dalam usaha mempertahankan kemerdekaan di Bengkalis yaitu Letnan Masnur. Bukan hanya di Bengkalis, ia juga berperan di daerah Selatpanjang,nTanjung Samak.
Letnan Masnur banyak memperoleh keberhasilan karena pandainya dalam menyusun strategi terhadap lawan. Salah satu contoh strateginya dalam melakukan penyerangan ke Kota Bengkalis yaitu dilakukan dengan tiga posisi yaitu, di kanan jalan dijaga oleh pasukan Masnur, di kiri jalan besar bergerak pasukan R.Subrantas, dan melalui jalan besar bergerak pasukan Kiyai Darman. Hal ini membuat Belanda merasa terkepung sehingga berhasil melawan serangan Belanda dan merebut kembali daerah Bengkalis yang dikuasi Belanda.
Peranan Letnan Masnur menjadi salah satu
pengaruh yang besar yang menginspirasi masyarakat Bengkalis karena jasa-jasa
yang telah dilakukannya tidak dapat dibayar dengan apapun kecuali dengan sikap
yang harus ditunjukkan demi menghormati dan menjaga apa yang telah
diperjuangkannya khususnya masyarakat Bengkalis. Letnan Masnur dapat menjadi
salah satu contoh bagi generasi muda yang
sangat mencintai tanah air. Untuk menghargai dan mengenang jasa para
pahlawan, Bengkalis telah dibuat Tugu yang terdapat di persimpangan
Kelapapati-Pedekik
[1] Limah, Hutri, dkk. Poster dan Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Yogyakarta Tahun 1945-1949. UNNES 7(1). 2018. Hal.36.
[2] Elfidayati. Peranan Letnan Masnur Dalamm Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di Bengkalis 1945-1950. Jurnal Online Mahasiswa 4(1). 2017. Hal. 3.
[3] Ibid., hal. 4
[4] Ibid., hal.5
[5] Ibid., hal 6
[6] Roza, Ellya. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Kabupaten Kepulauan Meranti. Yayasan Pustaka Riau. 2014. Hal 146 .
[7] Elfidayati. Op. Cit. Hal. 6
[8] Roza, Ellya. Loc. Cit.
[9] Cik Afrizal. Tanah Jantan yang Melawan-Sepenggal Sejarah Perjuangan Rakyat Kepulauan Meranti Masa Revolusi Fisik (1945-1949). 2013. Hal.56.
[10] Ibid., hal 57
[11]
Elfidayati. Op. Cit. Hal. 8
Daftar Pustaka
Cik,
Afrizal. 2013. Tanah Jantan yang
Melawan-Sepenggal Sejarah Perjuangan Rakyat Kepulauan Meranti Masa Revolusi
Fisik (1945-1949). Lembaga Adat Melayu Riau Kabupaten Meranti Bekerja sama
dengan Penerbit Pusaka Riau.
Elfidayati.
Peranan Letnan Masnur Dala Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan di Bengkalis 1945-1950. Jurnal Online Mahasiswa
Vol.4 No.1. 2017
Limah,
Hutri, dkk. Poster dan Upaya
Mempertahankan Kemerdekaan di Yogyakarta Tahun 1945-1949. JOM Universitas
Negeri Semarang Volume 7 No.1. 2018.
Roza,
Ellya. 2014. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Kabupaten
Meranti. Yayasan Pustaka Riau
No comments:
Post a Comment