Halaman

Sejarah Pulau Bintan

Cifta ayu olisstiowati/15B/sr

Sejarah Pulau Bintan – Letak Kerajaan Bintan Diperkirakan Berada Didaerah Yang Sekarang Bernama Bintan Bukit Batu, Kecamatan Teluk Bintan. Kerajaan Bintan Merupakan Satu Diantara Mandala Dari Kerajaan Sriwijaya. Sedikit Sumber-Sumber Sejarah Yang Menyebutkan  Data Mengenai Penguasa Di Kerajaan Itu. Sumber Sejarah Menyebutkan Rajanya Bernama Azhar Aya. Setelah Azhar Aya Mangkat Ia Digantikan Kedudukannya Oleh Iskandar Syah. Semasa Pemerintahan Iskandar Syah Inilah Kerajaan Bintan Memiliki Daerah Kekuasaan Yang Luas Disekitar Pulau-Pulau  Riau.

Bintan Menjadi Kerajaan Berdaulat Pasca
Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya, Mandala-Mandala Yang Berada Dikekuasaan Sriwijaya Mulai Memproklamirkan Diri Sebagai Kerajaan Yang Berdaulat. Kerajaan Bintan Semasa Pemerintahan Iskandar Syah Menjadi Kerajaan Yang Berdaulat Tidak Tunduk Kepada Raja Lain Di Kawasan Sumatera. Maka Atas Dasar Itu Raja Iskandar Syah Merasa Perlu Menjalin Persahabatan Dengan Negara Lain Yang Sewaktu-Waktu Jika Ada Ancaman Dari Kerajaan Lain Yaitu Terutama Dari Kerajaan Di Jawa Akan Mendapat Bantuan Dari Negara Sahabat Tersebut.
Negara Yang Dipilih Oleh Raja Iskandar Syah Ialah Kerajaan Siam Yaitu Sebuah Kerajaan Yang Kuat Setelah Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya. Dalam Menjalin Perhubungan Tersebut Raja Iskandar Syah Pernah Datang Langsung Untuk Berkunjung Ke Kerajaan Siam.  Iskandar Syah Wafat Ia Digantikan Oleh Permaisurinya Sendiri Karena Tidak Ada Keturunan Putera Mahkota Sebagai Penggantinya. Ratu Terkenal Dengan Gelar Permaisuri Iskandar Syah Yang Memiliki Seorang Puteri Bernama Wan Sri Beni.
Dalam Menjalankan Pemerintahan Permaisuri Iskandar Syah Dibantu  Oleh Dwi Tunggal Perdana Menteri Yaitu Indra Bupala Dan Aria Bupala. Dimasa Pemerintahan Permaisuri Iskandar Syah Ini Datangnya Rombongan Sang Sapurba Ke Bintan Yang Sebelumnya Terhenti Di Selat Bambu.Mendengar Rombongan Sang Sapurba Berada Di Selat Bambu, Maka Permaisuri Iskandar Syah Mengutus Perdana Menterinya Indra Bupala Dan Aria Bupala Untuk Menjemput Dan Membawa Sang Sapurba Ke Bintan.
Menurut Beberapa Sumber Sejarah Melayu Dikatakan Bahwa Anak Dari Permaisuri Iskandar Syah Yang Bernama Wan Sri Beni Dinikahkan Dengan Sang Nila Utama Anak Sang Sapurba. Sang Nila Utama Kemudian Menjadi Raja Di Bintan. Setelah Wafatnya Permaisuri Iskandar Syah Pemerintahan Kerajaan Bintan Digantikan Oleh Anak Demang Lebar Daun Dengan Gelar Tun Telanai (Demang Lebar Daun Adalah Seorang Pembesar Rombongan Sang Sapurba Dahulu).
Sejarah Kerajaan Di Pulau Bintan
Sejarah Kerajaan Di Kepulauan Riau Dan Daerah Sekitarnya  Terkait Erat Dengan Kerajaan Sriwijaya. Munculnya Imperium Melayu Mulai Dari Kerajaan Bentan (Bintan) Hingga Kerajaan Riau, Lingga, Johor Dan Pahang Menjadi Penyambung Warisan Sriwijaya. Saat Sriwijaya Mengalami Kemunduran, Diwilayah Yang Saat Ini Bernama Kepulauan Riau Telah Ada Kerajaan Bintan. Tahun 1100 M Telah Dilantik Raja Kerajaan Bintan Pertama Bernama Asyhar-Arya Yang Bergelar Raja Iskandar Syah.
Tercatat Ada Tiga Raja Kerajaan Bentan Yang Namanya Begitu Dikenal, Yakni Raja Iskandar Syah (1100-1150 M), Dilanjutkan Istrinya Wan Seri Beni (1150-1158 M) Dan Digantikan Menantunya Sang Nila Utama Yang Bergelar Seri Tri Buana Yang Berasal Dari Bukit Siguntang, Palembang. Raja Seri Tri Buana Memindahkan Pusat Kerajaan Bentan Di Pulau Bentan Ke Temasik Yang Diberi Nama Baru Singapura, Pemindahan Dilakukan Tahun 1158 M.
Raja Terakhir Dari Kerajaan Ini Adalah Prameswara Yang Dikalahkan Majapahit Tahun 1384 M. Kalah Di Temasik (Singapura), Ia Memindahkan Pusat Pemerintahannya Ke Malaka Dan Menjadi Raja Malaka Pertama. Ia Masuk Islam Dan Berganti Nama Menjadi Sultan Muhammad Yang Memerintah Tahun 1384-1414 M. Raja Malaka Selanjutnya Adalah Sultan Iskandar Syah, Sultan Muzzafar Syah, Sultan Mansyur Syah, Sultan Muzzafar Syah Dan Terakhir Sultan Mahmud Syah. Dimasa Sultan Mahmud Syah, Malaka Dihancurkan Portugis Tahun 1511 Dan Berakhirlah Kerajaan Malaka.
Sultan Mahmud Syah Yang Lebih Dikenal Dengan Nama Sultan Mahmud Syah I Bersama Putranya, Raja Ahmad Melarikan Diri Ke Bintan Dan Selanjutnya Terus Ke Kampar, Riau, Setelah Malaka Jatuh. Mereka Pindah Lagi Ke Kampar Karena Portugis Menyerang Bintan.Sultan Mahmud Syah Meninggal Di Kampar Dan Anaknya Bernama Raja Ali Menjadi Raja Bergelar Sultan Alaudin Riayat Syah. Sultan Ini Meninggalkan Kampar Dan Memindahkan Pusat Pemerintahannya Ke Johor. Ia Menjadi Raja Johor Pertama.

Sejarah Pulau Bintan
Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Mangkat Tahun 1760 M Dan Digantikan Putranya, Sultan Abdul Jalil Muazam Syah. Namun, Tak Lama Sultan Meninggal Dan Digantikan Putranya Yang Berusia Dua Tahun. Sultan Muda Dilantik Dengan Gelar Sultan Mahmud Riayat Syah Alias Sultan Mahmud Syah Iii Tahun 1761 M. Sultan Yang Berusia Muda Memerintah Dibimbing Yang Dipertua Muda Iii Riau, Daeng Kamboja.
Sultah Mahmud Syah III Memindahkan Pusat Pemerintahan Ke Daik Lingga Tahun 1787 M. Tujuannya Sebagai Strategi Dalam Menghadapi Serangan Belanda. Daik Lingga Lebih Susah Dijangkau Dan Kondisi Alamnya Bagus Untuk Pertahanan.
Selain Membangun Daik Lingga, Sultan Mahmud Syah III Juga Membangun Pulau Penyengat. Pulau Ini Menjadi Mas Kawin Saat Sultan Menikah Dengan Engku Putri. Kerajaan Riau Lingga Johor Dan Pahang Mengalami Masa Keemasan Dizaman Sultan Mahmud Syah Iii Ini.
Sultan Mahmud Syah Iii Mangkat Tahun 1812 M, Setelah Sultan Mahmud Syah III Wafat, Maka Berturut-Turut Yang Menggantikan Kedudukann Beliau Adalah Tengku Abdul Rahman Syah Putera Sultan Mahmud Syah III Dengan Permaisurinya Cek Maryam Bin Datuk  Syahbandar Hasan, Yang Dilantik Sebagai Sultan Johor – Pahang – Riau – Lingga Ke XVII Pada Tahun 1812-1824 Di Daik Lingga.
Sejarah Pulau Bintan Dan Intervensi Eropa
Ketika Inggris Dan Belanda Membuat Perjanjian Di London Pada 17 Maret 1824, Inggris Lalu Mengangkat Tengku Hussin Ibni Sultan Mahmud Syah III Dengan Permaisurinya Encik Makoh Binti Encek Jaafar Daeng Maturang Sebagai Sultan Johor Singapura (Sultan Johor) Ke XVIII Dan Bergelar Sultan Husin Syah. Maka Dengan Ini Sultan Abdul Rahman Syah Hanya Bertahan Sebagai Sultan Riau-Lingga Ke I Tahun 1824-1832.
Ia Digantikan Putranya, Sultan Abdul Rahman Syah Iii Dengan Permaisuri Raja Fatimah, Yang Dilantik Sebagai Sultan Riau-Lingga Ke Ii Bergelar Sultan Muhammad Muazzam Syah Di Daik Lingga Tahun 1832-1841. Posisinya Digantikan Putra Sulungnya, Tengku Besar Mahmud Yang Bergelar Sultan Mahmud Muzzaffar Syah Yang Memerintah Dari Tahun 1841-1857.
Pada Tahun 1857 Beliau Dipecat Oleh Kerajaan Belanda, Kemudian Meninggalkan Daik Lingga Menuju Pahang Dan Mangkat Di Sana. Pengantinya, Putranya Yakni Raja Sulaiman  Yang Dilantik Sebagai Sultan Riau Lingga Ke IV Pada Tahun 1857-1883, Yang Bergelar Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah II.
Sultan Berikutnya, Raja Abdul Rahman Yang Merupakan Putera Tengku Embong Fatimah Binti Sultan Mahmud Muzzaffar Syah Dengan Suaminya Raja Muhammad Yusuf Al-Ahmadi Yamtuan Muda Riau Ke X. Ia Bergelar Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah. Beliau Memerintah Di Daik Lingga Dari Tahun 1883-1900, Kemudian Pindah Ke Pulau Penyegat Tahun 1900-1911.
Belanda Melengserkan Sultan Abdul Rahman II Tanggal 3 Februari 1911. Belanda Menempatkan Residen Di Dabo Singkep, Penuba, Dan Tanjung Buton Sehingga Kekuasaan Sultan Semakin Sempit. Sementara Itu Lembaga Yamtuan Dipertuan Muda Dihapuskan Sultan Pada Tahun 1900 Itu Juga. Secara Resmi Belanda Menguasai Dan Memerintah Langsung Riau Lingga Sejak 1913 M. Berakhirlah Kesultanan Riau Lingga.
Pulau Bintan Masa Kini
Pulau Bintan Adalah Pulau Di Provinsi Kepulauan Riau, Di Mana Terdapat Kota Tanjungpinang, Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau. Di Pulau Ini Memiliki Tiga Pemerintahan, Pemerintah Kota Tanjungpinang Yang Terletak Di Senggarang, Pemerintah Kabupaten Bintan Terletak Di Bandar Seri Bintan, Serta Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau Di Pulau Dompak (Tanjungpinang). Pulau Ini Berdekatan Dengan Negara Singapura.
Bintan Adalah Pulau Terbesar Di Kepulauan Riau, Yang Terdiri Dari Hampir 3.000 Pulau Besar Dan Kecil, Terbentang Di Sebrang Singapura Dan Johor Baru, Malaysia. Pulau Ini Melebar Dari Malaka Ke Laut Cina Selatan. Tanjungpinang Merupakan Ibu Kota Provinsi Ini, Terletak Di Pantai Barat Selatan Bintan. Secara Strategis Terletak Di Semenanjung Selatan Malaysia Di Mulut Selat Malaka, Kepulauan Riau, Dahulu Pada Abad Pertama Masehi, Merupakan Tempat Favorit Bagi Kapal Dagang India Dan Cina.
Tujuan Wisata Teratas Di Sini Adalah Bintan Resor, Destinasi Wisata Berupa Pantai Yang Spektakuler Di Utara Pulau, Dengan Luas 23,000 Hektare Di Atas Pasir Putih Yang Menghadap Ke Laut Cina Selatan. Pulau Ini Juga Memiliki Riwayat Yang Menarik Di Tanjungpinang Dan Penyengat, Yang Menawarkan Kesempatan Untuk Surfing, Bertualang Dan Ekowisata Untuk Pelajar Dan Keluarga, Tetapi Juga Ideal Untuk Bersantai Dan Kesehatan.
Pantai Di Salah Satu Resort Di Pulau Bintan
Sementara, Bagi Mereka Yang Suka Menyelam Kepulauan Anambas Di Laut Cina Selatan Menawarkan Lokasi Menyelam Yang Masih Alami, Dapat Dijangkau Dari Bandara Tanjungpinang. Sedangkan, Kepulauan Natuna Dapat Dijangkau Dari Batam.
Tidak Heran Lagi, Pada Abad Ke-18, Pedagang Dari Eropa, Portugis, Belanda Dan Inggris Saling Bertarung Memperebutkan Pulau Ini. Pada Waktu Itu, Pulau Ini Bagian Dari Semenanjung Melayu Dikuasai Oleh Kesultanan Johor-Riau, Yang Diduduki Secara Berganti Antara Johor – Berada Di Malaysia Saat Ini - Dan Pulau Bintan, Berada Di Indonesia Saat Ini.
Pada 1884 Inggris Dan Belanda Menutup Pertentangan Mereka Di Pulau Ini Dengan Menandatangani Treaty Of London, Yang Kemudian Semua Wilayah Teritoris Utara Singapura Diberikan Pada Inggris, Sementara Wilayah Teritoris Selatan Singapura Diserahkan Pada Belanda. Sejak Saat Itu Takdir Dan Sejarah Wilayah Utara Dan Selatan Singapura Dipisahkan. Singapura Menjadi Pusat Perkembangan Dagang Inggris, Sedangkan Belanda Berkonsentrasi Di Jakarta Dan Jawa, Meninggalkan Kepulauan Bintan.
Dalam Beberapa Dekade, Dengan Hubungan Bersahabat Antara Indonesia Dan Singapura, Sebuah Persetujuan Ditanda Tangani Antara Kedua Belah Pihak Untuk Membangun Kepulauan Bintan Secara Bersama-Sama Yang Akan Menguntungkan Kedua Negara Dalam Zona Perdagangan Bebas Batam, Bintan Dan Karimun.
Bentuk Pertama Dari Perjanjian Ini Adalah Pembangunan Bintan Resor, Destinasi Wisata Pantai, Seluas 23,000 Hektare Di Atas Pasir Putih Bintan Nan Indah Yang Menghadap Laut Cina Selatan. Disamping Itu, Salahsatu Destinasi Wisata Dipulau Ini Adalah Pantai Trikora Dan Pantai Lagoi Yang Telah Terkenal Di Dunia, Tercatat Lebih Dari Ratusan Ribu Turis Manca Negara Mengunjungi Lagoi Setiap Tahunnya. Kawasan Pariwisata Lagoi Terletak Di Bagian Utara Pulau Bintan, Dan Masuk Ke Dalam Wilayah Kabupaten Bintan.
Selain Wisata, Potensi Pertanian Di Pulau Bintan Juga Sangat Menjanjikan, Terutama Pertanian Sayuran Dataran Rendah Dan Hortikultura. Potensi Pertanian Pulau Bintan, Tersebar Di Beberapa Kecamatan Di Kabupaten Bintan, Diantaranya Adalah Di Kecamatan Toapaya, Kecamatan Bintan Timur, Kecamatan Teluk Sebong Dan Kecamatan Teluk Bintan. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Dan Wilayah (Rtrw), Kecamatan Toapaya Ditetapkan Sebagai Kawasan Agropolitan.


Pustaka
4.      Bintan Resort Cakrawala, PT. 2008. Profil Bintan Resort. Kabupaten Bintan,
Provinsi Kepulauan Riau
5.      Hussin, H. 2007. Potensi Sektor Wisata Rantau Rumpun Melayu. Kertas Kerja
dalam Seminar Dunia Melayu Dunia Islam di Riau 9-11 Desember 2007.
Pekanbaru.


No comments:

Post a Comment