Halaman

Keadaan Alam Indonesia Zaman Prasejarah

Eka Nurtia Luluk Anggraini E/S

A. Pekembangan Alam
Alam indonesia Bahkan dunia banyak mengalami perubahan dari masa prasejarah himgga Modern. Berbagai peristiwa alam yang dapat menyebabkan perubahan bentuk muka bumi seperti gerakan pengangkatan (orogenesa), gerakan pengikisan dan kegiatan gunung berapi. Gerakan pengangkatan akan menghasilkan daratan baru. Dan aliran sungai akan menghasilkan erosi dan memindahkan berbagai macam batuan ke tempat yang lebih rendah. Letusan gunung berapi pun akan membentuk suatu kawah yg besar dan suatu pulau baru. Seperti letusan gunung berapi di sumatra utara hingga membentu danau toba.
Keadaan lingkungan fisik perlu di ketahui terlebih dulu untuk memberikan gambaran tentang keadaan alam yang bersifat amorganis seperti tanah, iklin, air dan segala macam peristiwa alam yang berhubungan dengan ke tersebut.
Dalam melakukan rekontruksi maka berbagai peristiwa yang terjadi pada kala plestosen dapat di lihat dri bukti kehidupan zaman lampau berupa fosil yang terbentuk pada lapisan tanah yang bersangkutan akan banyak membantu dalam pengambilan kesimpulan.
Para ahli geologi, paleontologi dan arkeologi telah berkesimpulan bahwa pada masa plestosen muka bumi sering mengalami perubahan oleh gerakan endogen dan eksogen atau oleh perubahan iklim. Pada masa ini hewan maupun tumbuhan telah hidup merata di bumi, sedangkan manusia di keetahui baru mendiami beberapa daerah antara lain afrika, eropa, asia, termasuk kepulauan indonesia.

Kegiatan vulkanisme yang hebat kala plestosen telah banyak mengubah bentuk mukatanah, dan lahar yang mengalir dari berbagai gunung api telah menyeret jasad hidup yang telah beratus ribu tahun menjadi fosil ke tempat yng lebih rendah. Hasil penyelidikan di indonesia menunjukan bahwa di sekitar gunung api itulah banyak terdapat sisa-sisa kehidupan.
Sungai dan danau sebagai bagian dari alam fisik tidak saja mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia terdahulu dan sekarang, tetapi dapat pula mengandung petunjuk tentang perubahan-perubahan muka bum,iklim dan sisa-sisa kehidupan di masa silam. Peranan sungai dan danau sebagai sumber makanan, sumber air minum, tempat mencuci dan sebagai sarana pengangkutan . berlangsung dari awal kehidupan manusia hingga kini.
Perubahan-perubahan iklim yang terjadi pada masa plestosen telah menyebabkan meluasnya areal es ke sebagian mukabumi. Hasil penelitian menunjukan bahwa selama kala plestosen telah  terjadi sedikitnya tujuh kali masa antar glasial di daerah yang terkena es, atau masa pluvial dan masa antar glasial di daerah yang terkena es, atau masa pluvial dan antar-pluvial yang terjaddi di daerah yang terjafi di daerah tropik. De terra menunjukan bahwa di kashmir dan birma terjadi empat kali masa glasial. Dan di daerah irrawady tiga kali masa pluvial.
Pulau indonesia yang terdiri dari serangkaian pulau besar-kecil terletak antara 6ž garis lintang utara 11ž garis lintang selatan, memanjang dari barat ke timur antara 95ž-140ž garis bujur timur. Seluruh daerah ini beriklim tropik dengan panas matahari hampir sepanjang tahun serta mamiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Karena pulau indonesia terletak di antara dua buah benua yaitu australia dan asia maka di samping adanya pengaruh iklim dari kedua benua tersebut, terdapat pula pengaruh penyebaran hewan, manusia dan kebudayaan kedua benua tersebut di kala plestosen.
Dalam jaman-jaman geologi yang lalu kepulauan indonesia selalu di pengaruhi oleh proes-proses alam yang menyebabkan perubahan daratan dan penurunan (orogenesa), kegiatan berbagai gunung api, gempa bumi, perubahan aliran sungai dan lain sebagainya. Alah satu proses orogenesa besar terjadi pada jaman antara kapur dan eosen yang dinamakan orogenesa larami. Orogenesa ini menyebabkan sebagian besar wilayahindonesia berupa lautan selama jaman berikutnya, yaitu jaman tersier. Daratan Asia terletak di sebelah barat laut dan daratan Australia terletak di sbelah tenggara lautan.
Jaman teriser dibagi menjadi jadi empat kala, yang tertua ke yang muda : kala eosen, oligosen, miosen, dan pliosen. Karena hampirr seluruh wilayah indonesia masih berupa lautan pada jaman tersier ini. Maka hewan daratan dari asia dan australia belum di temukan sebagai fosil di sebagian besar wilayah bersangkutan, kecuali di irin dan kalimantanyang sebagian sudah merupakan daratan. Di pulau tersebut terakhir ini, pengaruh hewan daratan asia di temukan di bagian barat . di kalimantan barat ini dalam batu lempung melawi, di temukan fosil-fosil muluska yang hidup di air payau berupa corbula , arca, paludomus, melania, cyrenia, yang mempunyai umur eosen atas. Di samping itu juga di temukan fossilvetebrata daratan berupa anthracotherium dan choeromorus ( sebangsa babi purba) penemuan fosil ini membuktikan jaman eosen akhir kalimantan bergabung dengan daratn asia karena fosil daratan itu di temukan di daratan itu.
Pada akhir jaman tersier terjadi lagi suatu orogenesa yang menyebabkan lebih banyak lagi wilayah indonesia berupa dari lautan menjadi daratan. Hal ini di buktikan dengan di temukannya hewan daratan di daerah lebih selatan dan lebih timur dari kalimantan barat, yaitu masing-masing daerah daratan bumiayu (jawa tengah) dan berru(sopeng, sulsel), yang di temukan di daerah tersebut terakhir di namakan fauna archidiskodon-celebochoerus.
Perubahan bentuk daratan kepulauan indonesia di kala plestosen tidak saja di pengaruhi gerakan pengangkatan (orogenesa ) ataupun gunung api. Tetapi ada sebab lain juga seperti turunnya muka laut.. susut laut ini di sebabkan karena selama masa glasial sebagian besar air di dunia ini membeku dan permukaan turun sekitar 60-70 meter di bawah permukaan laut.sebagian dari akibat jaman glasial menyebabkan laut yang dangkal berubah jadi daratan dan munculah kemudian paparan sunda yang kemudian menghubungkan pulau-pulau jawa, sumatra dan kalimantan dengan daratan asia tenggara.
Paparan ini lalu menjadi jembatan bagi manusia dan hewan yang hidup di daratan asia tenggara dan kepulauan indonesiapada kala plestosen. Di daerah indonesia bagian timut dalam kurun waktu yang bersamaan muncul pula paparan sunda yang menghubungkan irian dengan benua australia.
Walau paparan sunda kini telah terbenam di bawah permukaan laut setelah berakhirnya zaman glasial, berkat penyelidikan hidrologi dan zoogeografi, seperti di lakukan antara lain molengraff dan weber, maka bentuk topografi paparan sunda berikut sistem sungai-sungainya di bawah permukaan laut dapat di telusuri. Dari hasil penyelidikan tersebut ternyata bahwa di paparan sunda yang sangat luas itu terdapat lembah-lembah sempit berbentuk palung. Lembah ini merupakan bekas sungai kala plestosen yang sekarang telah tergenang serta tenggelam oleh lautan. Dari hasil penyelidikan tentang ikan air tawar yang hidup di sungai-sungai jawa, sumatra dan kalimantan yang menunjukan persamaan jenis, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: sungai-sungai di sumatra timur dan sumatra utara pada kala plestosen pernah bergabung menjadi sungai besar yang mengalir ke arah utara, yaitu ke selat malaka. selanjutnya sungai kampar, indragiri dan batanghari pernah bergabung dengan sungai kapuas, dan beberapa sungai lain di kalimantan barat dan mengalir ke laut cina selatan. Akhirnya sungai-sungai kahayan, barito, dan sampit di kalimantan selatan, bergabung dengan sungai-sungai di jawa utara dan bergabung bersama-sama di sebelah utara pulau bali , di sekitar kangean.

B. Perkembangan  Manusia, Flora dan Fauna
Pada kala pleistosen sebagian besar daratan ditutupi oleh es (divilium / jaman es). Akibatnya banyak fauna yang bermigrasi. Inilah pembatasan antara jaman tersier ke kala pleistosen ditandai dengan banyaknya fauna dan flora tertentu dan digantikan dengan varietas baru yang disebabkan evolusi akibat penyesuaian diri.
Dengan lewatnya jaman wurm, maka berakhirlah jaman divilium dan mulailah jaman holosen (post glacial) tanda-tanda peninggalan jaman es dapat dilihat dari ditemukannya fauna vertebrata Ngandong serta Pithecanthrorupus Soloensis dalam undak-undakan di Bengawan Solo. Pada jaman post glasial es mencair kembali dan Paparan Sunda tergenang kembali oleh laut Jawa serta laut Cina Selatan. Paparan Sahul juga tergenang oleh laut Arafura dan semakin dalamnya laut di daerah Maluku. Dengan demikian pada Jaman wurm daratan Indonesia terbagi oleh lautan yang terjadi pada zaman post glacial sehinnga terbentuklah kepulauan.
Masa setelah pleistosen adalah masa holosen yang berlangsung ±10.000 th yang lalu sampai dengan sekarang. Masa holosen dibatasi dengan suatu corak masyarakat prasejarah yang tinggal di gua, bercocok tanam dan menjinakan binatang.
Manusia baru muncul pertama kali kira-kira muncul 3 juta tahun yang lalu, bersamaan dengan berkali-kali glasiasi di kala plestosen (masa glacial/zaman es). Peristiwa glasiasi di kala plestosen terjadi beberapa kali di selingi oleh masa-masa antar glacial ( pencairan kembali).
Pada saat glasiasi, daerah tropic yang tidak terkena es mengalami masa pluvial ( hujan ), tetapi masa berlangsungnya belum jelas. Peristiwa pada kala plestosen yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia antara lain:
 Meluasnya es ke sebagian muka bumi
 Perubahan iklim
 Turun naiknya permukaan air laut
 Letusan gunung berapi
 Timbul tenggelamnya sungai
Manusia pada kala itu mengalami perkembangan akal yang di pengaruhi tuntutan mempertahankan hidup, oleh karena itu mereka membuat alat-alat untuk memudahkan mereka. Ciri manusia kala plestosen adalah manusia lebih mudah mendapat makanan. Pada masa berikutnya (post-plestosen, holosen) kira-kira 10000 tahun yang lalu-sekarang kecerdasan dan kehidupan manusia meningkat sangat maju.
Iklim merupakan peranan penting dalam corak kehidupan manusia, keadaan yang sangat dingin merupakan paksaan bagi manusia dan hewan untuk bermigrasi, makhluk yang tidak dapat menyesuaikan diri pasti akan punah. Adaptasi ini juga mengakibatkan perubahan fisik.
Gerakan alam yang dapat merubah bentuk muka bumi antara lain orogenesa (pengangkutan) erosi (pengikisan) dan kegiatan vulkanik, serta gerakan endogen (dari dalam bumi) dan eksogen (dari luar bumi). Sampai sekarang pun masih terjadi pembentukan tersebut. Pegunungan Himalaya yang tingginya 8000 meter di atas permukaan laut adalah contoh dari endapan laut Tethys.
Pada kala plestosen bagian barat kepulauan Indonesia berhubungan dengan daratan Asia Tenggara, sementara itu bagian timur berhubungan dengan Australia. Bagian daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat dengan Asia Tenggara disebut paparan Sunda(Sunda shelf), dan daratan penghubung Irian dengan Australia disebut paparan Sahul (Sahul Shelf).
Sebelum kala plestosen, yaitu jaman tersier bumi masih dikuasai mamalia raksasa yang mencapai puncak perkembangannya dalam jaman ini. Baru sejak jaman kuarter awal munculah manusia yang dapat menguasai bumi karena kelebihan akalnya.


Daftar Pustaka

1.      Djoened Poesponegoro, Marwati, 1990, Sejarah Nasional Indonesia 1, Balai Pustaka, Jakarta

No comments:

Post a Comment