Halaman

Perjuangan Pendirian Koloni Inggris di Australia Dibawah Pimpinan Arthur Philip 1788-1792


Armeswari Haris/PIS/B

Arthur Philip lahir di Fullham Inggris pada tahun 1739, anak dari Jacob Philip seorang berkebangsaan Jerman dan Elisabeth Breach. Philip bersekolah di Greenwich Hospital dan pada usia 13 tahun magang di Angkatan Laut. Ia bergabung dengan Angkatan Laut Inggris secara resmi pada usia 15 tahun dan menyaksikan pecahnya Perang Tujuh Tahun di Mediterania pada 1756. Pada tahun 1762 dia dipromosikan menjadi letnan. Selama periode ini ia menikah dan memutuskan untuk tinggal di Lyndhurst, Hamsphire dan bertani disana. Philip pernah memimpin kapal milik Portugis dan Spanyol. Akhirnya ia dipilih oleh parlemen Inggris untuk memimpin pembentukan koloni di wilayah Australia. Arthur Philip adalah orang yang dipercaya oleh raja George III. Hanya sedikit orang yang diberi kepercayaan sebesar Philip. Ia adalah pembangun
negara Eropa di wilayah yang sebelumnya tidak ada peradaban. Philip adalah seorang yang optimis dan tak pernah ragu akan masa depan yang baik. Pernah pada keadaan terburuk ketika ternak-ternak hilang, orang kulit putih terlibat konflik dengan Aborigin, kekurangan makanan yang cukup parah, banyaknya narapidana yang sakit dan beberapa kali ditimpa gempa bumi ia menyatakan keraguannya tetapi ia tetap yakin koloni akan membuktikan bahwa mereka mampu memberikan keuntungan pada Inggris Raya. Semua hal ini akan terlihat jelas setelah ia menjadi gubernur New South Wales. Armada pertama berangkat dari Inggris pada tanggal 13 Mei 1787 yang terdiri dari kapal Syrius, Supply, tiga kapal persediaan makanan, dan enam kapal yang mengangkut narapidana, semua berjumlah 11 kapal. Orang-orang yang ikut dalam armada ini adalah pegawai, Angkatan Laut, orang bebas dan narapidana termasuk juga anak-anak dan wanita. Perjalanan dari tanah air menuju tanah yang tak dikenal ternyata sesuatu yang sangat sulit dijalani, termasuk juga bagi narapidana. Ketika ia sedang berjalan jalan diantara narapidana, sedikit dari mereka yang kellihatan bahagia. Dia lebih banyak melihat kepedihan yang hebat diantara para narapidana, hal ini mungkin dikarenakan bahwa selamanya mereka akan meninggalkan tanah air. Pada waktu tertentu terlihat air mata mereka menetes tetapi segera dihapus. Arthur Philip tiba di Botany Bay pada tanggal 18 Januari 1788 dan dua hari kemudian semua kapal sudah berlabuh di wilayah ini, yang sesuai dengan saran Joseph Banks. Dalam perjalanan mereka, yang meninggal berjumlah 32 orang. Dalam suratnya kepada Sydney tertanggal 15 Mei 1788 Philip mengatakan bahwa Botany Bay tidak cocok dijadikan sebagai pemukiman karena tanahnya tidak subur, banyak rawa, sumber air yang tidak mencukupi dan seringnya terjadi banjir. Kemudian pada siang hari saat ia sampai di Botany Bay Philip memutuskan untuk menyelidiki Port Jackson yang sudah ditandai dalam peta yang dibuat James Cook. Philip menyatakan bahwa Port Jackson adalah pelabuhan paling baik di dunia dan ia memberi nama Sydney sebagai rasa hormatnya kepada menteri dalam negeri Inggris tersebut. Perlu diketahui bahwa ketika Philip sampai di New South Wales pemerintah Inggris tidak mengklaim seluruh benua Australia. Gubernur Philip hanya diperintahkan untuk menguasai setengah benua kurang lebih jauhnya 135ยบ garis bujur termasuk juga Tasmania. Sebenarnya wilayah yang oleh James Cook dinyatakan sebagai milik Inggris pada kenyataannya tidak lebih dari penjara baru bagi narapidana yang berasal dari Inggris. Juga tidak dapat disangkal bahwa koloni Inggris di Australia dikerjakan secara amburadul dengan kata lain tidak sistematis misalnya untuk perdagangan atau untuk membangun sebuah kerajaan. Pada masa awalnya yang terlihat dari pemukiman yang didirikan Inggris ialah sebagai tempat pembuangan. Mungkin hal inilah yang kelak akan mendatangkan banyak kesulitan yang dialami oleh pemukim pertama. Segera setelah membangun Port Jackson, Philip mengirim sejumlah orang ke Norfolk Island dengan kapal Supply dibawah komando Kapten P.G. King. Narapidana dan pasukan Angkatan Laut diperintahkan untuk membuat pemukiman dalam rangka mencegah pendudukan yang dilakukan oleh Perancis. Philip mengatakan wilayah ini sebagai tempat yang mungkin sejak sekarang akan menjadi tempat yang berguna. Di wilayah ini diperintahkan untuk menananm kapas, rami, jagung dan makanan lain. Bukanlah hal mudah untuk membuat pemukiman di wilayah asing yang jauh dari negara induk apalagi yang diandalkan adalah para narapidana. Hal ini pernah dikemukakan Philip dalam suratnya pada Sydney antara tahun 1788-1790, dalam suratnya di tahun-tahun ini ia mengeluhkan tentang tidak adanya keahlian yang dimiliki oleh narapidana sehingga semakin menyulitkan pembentukan koloni yang baik. Dikatakan bahwa hanya ada sedikit ahli kayu dan sebagian dari mereka sakit. Seandainya saja permintaannya dulu sebelum berangkat ke New South Wales dipenuhi bahwa seharusnya orang-orang yang dikirim ke wilayah ini tidak hanya narapidana tetapi juga petani, ahli bangunan dan orang-orang yang punya ketrampilan, tentu keadaan tidak sesulit yang terjadi karena mereka mampu melakukan sesuatu dengan mandiri, tidak 100 % tergantung pada pemerintah. Sayangnya yang terjadi tidak seperti itu, para narapidana selain tidak mempunyai keahlian apapun juga malas bekerja. Mereka hanya bersedia bekerja jika diawasi, yang menambah masalah adalah hanya sedikit orang yang mau menjadi pengawas para narapidana. Oleh karena itu, dalam suratnya pada Grenville tertanggal 17 Juni 1790 Philip meminta dikirimkan pemukim bebas untuk mengawasi narapidana yang bekerja. Permintaan serupa disampaikan pada Sydney tertanggal 30 Oktober 1788. Selain itu ia sampaikan bahwa pemukim bebas juga diperlukan untuk mengolah lebih banyak tanah karena hanya ada sedikit orang yang bersedia mengolah tanah termasuk pegawai yang rata-rata hanya mengolah tanah seluas satu acre. Para narapidana meskipun berstatus sebagai orang terhukum tetap saja mencuri dan membuat kerusuhan. Sampai Mei 1788 tercatat enam narapidana yang meninggal karena konflik antar narapidana, untuk mengatasi hal ini diusulkan membentuk pengadilan. Sejak awal kedatangan armada pertama di New South Wales, Para pemukim telah mengalami banyak kesulitan, terutama mengenai makanan. Ketika berlayar dari Inggris armada Philip telah membawa perbekalan makanan dan juga benih-benih tanaman. Selain itu, ia juga sempat singgah di Brazil untuk menambah persediaan benih tanaman dan buah-buahan. Usaha menanam benih ini pada tahun-tahun awal banyak mengalami kegagalan. Hampir semua laporan dan surat-surat baik dari Philip, pejabat lain atau dari narapidana berisi tentang keluhan kurangnya bahan pangan dan seringnya terjadi kelaparan. Dalam surat tertanggal 15 Mei 1788 Philip menyatakan bahwa sebagian makanan banyak yang hilang karena dicuri ataupun karena tergenangnya dek kapal Supply yang berisi bahan makanan. Selain itu juga disebutkan bahwa tanaman-tanaman dan hasil panen dirusak oleh serangga dan tikus. Pada bulan September 1788 terjadi lagi gagal panen, benih-benih yang tersisa di kapal Supply seperti gandum dan barley dirusak oleh serangga serta hilangnya hewan ternak seperti sapi dan kerbau. Oleh karena itu, koloni di New South Wales tetap tergantung pada kiriman persediaan bahan pangan dari Inggris. Pengiriman bahan pangan dari Inggris pun tidak dapat dipastikan kedatangannya, seperti ketika kapal Guardian yang mengangkut bahan makanan tenggelam di dekat Tanjung Harapan pada bulan Desember 1789 yang menyebabkan tidak adanya bantuan pangan dari Inggris selama dua tahun. Contoh lain adalah banyaknya kerusakan bahan pangan pada saat perjalanan dari Inggris ke New South Wales sehingga bahan pangan yang dibawa sudah tidak layak untuk dimakan. Untuk mengatasi hal ini pemerintah koloni biasanya mengirim kapal-kapal mereka ke Batavia atau Tanjung Harapan. Usaha lain yang dilakukan oleh Philip dalam rangka mengurangi kelangkaan bahan pangan adalah dengan membuka pemukiman baru di Parramatta yang sebelumnya dikenal dengan Rose Hill. Tanah di wilayah ini cukup subur dan sudah diusahakan untuk mengembangkan pertanian. Mulai saat itu Philip juga memberikan janji pada narapidana yang berkelakuan baik akan diberi hadiah tanah untuk diolah secara mandiri. Kesulitan-kesulitan mendapatkan bahan pangan akhirnya memaksa pemerintah koloni untuk mengurangi jatah makanan per minggu. Ia menyatakan bahwa sebelumnya jatah makan mereka per minggu adalah 8 pounds gandum, 5 pounds daging babi dan 6 ons mentega dikurangi menjadi 5 pounds gandum, 3 pounds sampai 5 ons daging babi. Lalu ketika pada tanggal 27 Maret 1790 diumumkan bahwa kapal yang membawa persediaan bahan makanan tidak datang. Oleh karena itu, ada pengurangan lagi jatah makanan yang diberlakukan sejak 1 April untuk semua orang tanpa terkecuali yaitu 4 pounds gandum, 2 ½ daging babi dan 1½ pounds beras per minggu. Selain masalah pangan yang juga harus dihadapi oleh penduduk koloni adalah masalah sandang. Pada pertengahan tahun 1789 sudah banyak laporan yang menyatakan bahwa baju dan kain yang mereka pakai sudah usang dan tidak dapat dipakai pada musim dingin. Sepatu yang mereka punya juga sudah tidak dapat dipakai. Hal yang serupa juga dialami oleh Angkatan Laut, tentara-tentara sudah tidak bersepatu, jatah makanan mereka juga dikurangi. Hal inilah yang menyebabkan Angkatan Laut mulai berbisnis sejak tahun 1792. Dalam suratnya kepada Sydney, Philip meminta untuk dikirimkan pakaian, sepatu dan rok dalam jumlah besar. Hal yang menarik dalam masa awal kedatangan kulit putih adalah interaksi pertama mereka dengan pribumi dalam hal ini Aborigin. Ditulis oleh Philip dalam suratnya pada Sydney 15 Mei 1788 bahwa ketika ia sampai di Botany Bay orang-orang Aborogin mendekat dan membawa senjata tetapi ketika senjata itu diminta mereka memberikannya. Pada awal pertemuan ini tidak terjadi peselisihan antara kulit putih dan Aborigin. Dijelaskan oleh Philip bahwa mereka tidak berpakaian tetapi tubuhnya dihiasi oleh gambar mereka juga memakai manik-manik di leher mereka. Orang-orang Aborigin juga mendatangi pemukiman kulit putih di Port Jackson. Mereka selalu ingin tahu termasuk bagaimana cara memasak daging dengan air mendidih dan bumbu-bumbu. Hal ini terjadi ketika mereka mencoba mendekati tungku dan wadah yang di dalamnya sedang direbus daging. Mereka juga tertarik dengan api yang mudah dibuat. Biasanya orang Aborigin kesulitan mendapat api karena mereka harus membawanya dari satu tempat ke tempat lain. Selain itu mereka juga ingin tahu lebih banyak tentang kapal-kapal Inggris yang ukurannya sangat besar. Menurut Philip jumlah mereka seluruhnya di wilayah Botany Bay, Port Jackson, Broken Bay dan teluk sekitarnya tidak kurang dari 1500 orang. Selama enam minggu di Port Jackson oarng-orang kulit putih hanya menerima satu kali kunjungan dari orang Aborigin. Mereka terdiri dari dua orang yang berjalan-jalan di sekitar pemukiman selama setengah jam. Mereka terlihat mengagumi apapun yang mereka saksikan. Selama itu tidak ada perselisihan antara kulit putih dengan Aborogin. Philip memberlakukan hukuman keras bagi siapa saja orang kulit putih yang merusak hubungan baik ini. Ternyata tidak lama kemudian muncul koflik antara kulit putih dan Aborigin yang disebabkan kesalahan kulit putih yang memperlakukan mereka dengan buruk selama bulan Mei. Pada tanggal 21 Mei 1788 seorang narapidana yang tinggal di wilayah pertanian terkena tombak orang Aborigin di punggungnya yang menancap dengan kedalaman 3 inci. Ada juga beberapa baju narapidana yang ditemukan sobek dan berdarah. Karena orang kulit putih terus memperlakukan orang Aborigin dengan buruk maka banyak orang kulit putih yang dibunuh oleh mereka. Pada tahun terakhir kepemimpinan Arthur Philip telah terlihat cukup kemajuan. Pada tahun 1792 meskipun terjadi kekeringan mereka telah berhasil memperoleh hasil panen yang cukup untuk diberikan pada narapidana dan untuk persediaan bibit tahun depan ataupun untuk keperluan lain. Tanah yang sudah diolah kira-kira 1000 acre, 800 untuk jagung dan sisanya untuk gandum dan barley. Sedangkan tanah yang sudah diolah di Parramatta sekitar 416 acre dan 97 acre masih dalam proses pembersihan. Philip mengakhiri masa tugasnya pada tahun 1792, ia berlayar ke Inggris pada bulan Desember. Alasan Philip meminta berhenti adalah karena penyakit perut kronis yang ia derita.
Daftar Pustaka :
1. Eleanor. 1947. Trilogi Tanah Abadi yang mencakup kolonisasi 1788-1811
2. Siboro, J. 1989. Sejarah Australia. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
3. Tangkuman.1985.Sejarah Australia Sejak 1606. Malang: IKIP Malang
4. Arthur Philip, (Online), (http://www.adb.online.anu.edu.au/biogs/ A020292b. htm diakses 12 Maret 2009)



No comments:

Post a Comment