ABDULLAH
Mesir kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut afrika peradaban ini terpusat sepanjang pertengahan hingga hilir sungai nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke 2 SM, pada masa yang disebut sebagai periode kejayaan baru. Daerahnya mencakup wilayah delta nil di utara, hingga jabel barkal di katarak ke empat nil. Pada beberapa jaman tertentu, peradaban mesir meluas hingga bagian selatan levant, gurun timur, pesisir pantai laut merah, semenanjung sinai serta gurun barat.
Peradaban mesir kuno berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal kelompok – kelompok yang ada di lemabh nil sekitar 3150 SM, sewaktu kekaisaran romawi awal menaklukan dan menyerang wilayah mesir potelemi sebagai bagian propinsi romawi. Walaupun hal ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap mesir periode kekuasaan romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara terhadap dilembah nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban independen mesir.
Peradaban mesir kuno di dasari atas kontrol keseimbangan yang baik antara sumber daya alam dan manusia, ditandai terutama oleh :
Ø Irigasi teratur terhadap lembah nil
Ø Eksploitasi mineral dari lembah dan wilayah gurun disekitarnya
Ø Perkembangan awal sistem tulisan dan literatur independen
Ø Organisasi proyek kolektif
Ø Perdagangan dengan wilayah aprika timur dan tengah serta mediterania timur, serta.
Ø Aktivitas militer yang menunjukan karakteristik kuat hegemoni kerajaan dan dominasi wilayah terhadap kebudayaan tentangga pada beberapa periode berbeda.
Pengelolaan kegiatan – kegiatan ini dilakukan oleh elit sosial, politik dan ekonomi yang mencapai konsensus sosial melalui sistem yang rumit di dasari kepercayaan agama di bawah sosok penguasa setengah dewa yang biasanya laki – laki melalui suatu suksesi dinasti.kemudiaan kalau kita lihat kerajaan kerajaan yang ada di mesir kuno[1]
Kerajaan Mesir Tua (3100-2134 SM)
Kerajaan Mesir Tua berlangsung sejak masa pemerintahan Firaun Menes sampai pemerintahan Firaun Pepi II. Mesir dipersatukan di b awah pemerintah pusat yang kuat. Sebagai Raja Mesir Tua yang pertama, Firaun Menes bergelar Nesut-biti, yang artinya raja bermahkota kembar. Mahkota kembar melambangkan keberhasilannya mempersatukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Masa Kerajaan Mesir Tua dikenal sebagai Abad Piramida. Pada masa itulah dibangun sejumlah piramida raksasa. Firaun terkenal selain Menes dan masa itu antara lain Zoser, Cheops, Chefren, dan Mekaure.
Pada masa Kerajaan Mesir Tua, ibu kota terletak di Memphis. Ketika itu, Mesir dibagi atas 42 distrik aministratif yang disebut nomes. Masing-masing nomes dipimpin oleh seorang pejabat. Mula-mula, masa tugas pejabat di nomes berlangsung singkat. Setelah selesai, mereka kembali ke Memphis. Lama kelamaan, pejabat ini menetap secara permanen di nomes, dan disebut nomarch. Mereka menjadi penguasa di nomesnya masing-masing. Bahkan, jabatan nomarch dipegang seumur hidup dan berlaku turun-temurun. Semasa Firaun Pepi II berkuasa, pemerintah pusat menjadi lemah karena persaingan di antara nomarch. Masing-masing mempunyai kepentingan politik dan ekonomi. Persengketaan dan persaingan kekuasaan yang berlarut larut membuat persatuan Mesir tidak bisa dipertahankan lagi. Setelah Pepi II meninggal, Mesir terpecah belah. Keadaan itu menandai berakhirnya masa Kerajaan Mesir Tua.
Kerajaan Mesir Pertengahan (2040-1640 SM)
Masa Kerajaan Mesir Pertengahan diawali oleh keberhasilan Firaun Mentuhotep II dari Thebe menaklukkan raja Herakleopolis. Mesir dipersatukan kembali dengan ibu kotanya Thebe. Untuk memperkuat pemerintahan pusat, Mentuhotep melakukan pembersihan terhadap berbagai pihak yang melawan kebijakannya. ia juga mengangkat sejumlah tokoh dan Thebe yang loyal (setia) menjadi pejabat penting dalam pemerintahan.
Masa Kerajaan Mesir Pertengahan sempat ditandai perebutan kekuasaan. Ketika itu, Amenemhet I berhasil menggulingkan Mentuhotep IV. Amenemhet I kemudian memindahkan ibu kota Mesir ke Itjawy dekat Memphis. Akan tetapi, kudeta itu tidak mengakhiri Kerajaan Mesir Pertengahan. Bahkan, kerajaan itu mengalami kejayaan semasa pemerintahan Amenemhet I dan para penggantinya. Firaun terkenal dari masa itu antaralain Senusret I, Senusret III, dan Amenemhet III.
Pada awal masa Kerajaan Mesir Pertengahan, pengaruh para nomarch masih kuat. Sepak terjang mereka dapat membahayakan persatuan Mesir. Untuk mengatasi masalah itu, Senusret III melakukan reorganisasi. Nomes dihapuskan. Sebagai gantinya, Mesir dibagi menjadi 3 daerah administratif yang disebut waret. Sejak pemerintahan Ratu Sobek-neferu, pemerintahan pusat semakin lemah. Sementara itu, muncul persaingan di antara pejabat pemerintahan[2]
Mesir kembali terpecah belah. Kondisi Mesir yang Iemah mengundang invasi musuh dari luar. Akhir Kerajaan Mesir Pertengahan ditandai oleh serangan bangsa Hyksos dan Timur tengah Selanjutnya, Mesir diperintah oleh bangsa dan rumpun Semit itu. Ibu kota Mesir berpindah ke Awaris
Kerajaan Mesir Baru (1552-1069 SM)
Kerajaan Mesir Baru diawali oleh keberhasilan pasukan Mesir dibawah pimpinan Ahmosis mengusir bangsa Hyksos. Masa ini merupakan masa paling gemilang dibandingkan dua masa sebelumnya. Mesir membangun armada militernya menjadi amat kuat sehingga mampu memperluas wilayah ke Asia Barat. Dengan kekuatan militernya, Mesir menjadi kerajaan yang amat disegani di wilayah sekitar Laut Tengah ketika itu.
Berikut 4 peninggalan kebudayaan mesir kuno :
Tulisan Heiroglyph
Huruf Heiroglyph pada awalnya merupakan huruf gambar. Dari huruf tersebut muncul tulisan batu yang disebut hierotis yang dipergunakan oleh para pendeta Mesir untuk keperluan keagamaan dan huruf demotis yang dipergunakan yang dipergunakan oleh rakyat. Huruf heiroglyph digunakan terus-menerus sampai pada abad ke-5 sesudah Masehi.
Piramida
Piramida adalah bangunan raksasa dari batu yang digunakan sebagai makam raja-raja beserta keluarga. Piramida pertama di bangun oleh Imhotep untuk makam Firaun Sozer. Piramida yang paling besar adalah piramida Raja Chufu (Cheops).
Sphinx
Sphixn adalah bangunan raksasa dari batu yang berupa singa berkepala manusia yang didirikan di depan sebuah piramida. Sphinx merupakan lambang kekuasaan dan pemerintahan dari seorang raja Mesir yang dimakamkan pada piramida tersebut. Badan Sphinx merupakan lambang kekuatan dari raja yang memerintah, sedangkan kepala sphinx merupakan lambang kebijaksanaan.
Kehidupan masyarakat Mesir kuno
sungai nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) kilimanjaroi. afrika timur sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara kelaut tengah. Ada empat negara yang dilewati sungai Nil yaitu uganda,sudan,Ethiopia dan Mesir. Setiap tahun sungai Nil selalu banjir. luapan banjir itu menggenangi daerah di kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50 kilometer. Di sekeliling lembah sungai adalah gurun. Batas timur adalah gurun Arabia di tepi laut merah. Batas selatan terdapagurun nubia di sudan, batas barat adalah gurun lybia Kemudian batas utara Mesir adalah Laut Tengah. Peranan sungai Nil begitu penting bagi lahirnya kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut.
Lembah sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani. Air sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan feudal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut dan jelai yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung. Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang serta untuk menjual hasil produksi rakyat Mesir, maka dijalinlah hubungan dagang denga funisia, mesopotamia dan yunani di kawasan Laut Tengah. Peranan sungai Nil adalah sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak perahu-perahu dagang yang melintasi sungai Nil[3]
Sungai Nil yang subur membuat bangsa Mesir mampu mengembangkan sistem pertanian dan mencukupi kebutuhan makanan. Pertanian di Mesir sangat bergantung kepada siklus sungai Nil. Bangsa Mesir kuno mengenal tiga musim: Akhet (banjir), Peret (tanam), dan Shemu (panen). Pasca Musim banjir pada era Mesir Kuno, meninggalkan humus yang kaya mineral dimana merupakan waktu yang tepat untuk bercocok tanam. Setelah banjir surut, adalah saat yang tepat untuk musim tanam. Petani membajak dan menanam bibit di ladang. Irigasi dibuat dengan parit dan kanal. Curah hujan yang turun di Mesir sangat sedikit, sehingga petani sangat bergantung dengan sungai Nil dalam pengairan tanaman. Para petani sudah menggunakan sabit untuk memanen.
Bangsa Mesir menanam gandum sebagai bahan roti. Papirus ditanam untuk pembuatan kertas. Sayur-sayuran dan buah-buahan dikembangkan di petak-petak perkebunan, dekat dengan permukiman, dan berada di permukaan tinggi. Sayur-sayuran yang ditanam meliputi bawang merah, bawang putih, melon, kacang, selada, dan tanaman-tanaman lain. Anggur juga ditanam untuk diolah menjadi wine. Seperti yang sering ditemukan dalam Hieroglif tedapat kepercayaan pada bangsa mesir kuno perlunya kesembangan dalam hubungan manusia dengan hewan. Sapi adalah hewan ternak yang paling penting. Selain sapi, bangsa Mesir Kuno menyimpan domba, kambing, dan babi. Unggas seperti bebek, angsa, dan merpati ditangkap dengan jaring dan dibesarkan di peternakan. Sementara itu, di sungai Nil terdapat sumber daya ikan. Dan peternakan Lebah juga sudah berkembang di era itu. Keledai dan lembu digunakan sebagai hewan pekerja. Hewan-hewan tersebut bertugas membajak ladang dan menginjak-injak bibit ke dalam tanah. Lembu-lembu yang gemuk dikorbankan dalam ritual persembahan dan kuda digunakan kegiatan militer.
Agama dan Kepercayaan
Sistem kepercayaan yang berkembang pada peradapan Mesir kuno yang selanjutnya menjadi agama bangsa mesir kuno adalah mereka percaya adanya Dewa. Mereka mengenal banyak dewa (Politeisme). Terdapat lebih dari 2.000 nama-nama dewa di Mesir Kuno. Beberapa gambar dari dewa dan dewi Mesir Kuno disimbolkan dengan tubuh manusia dan kepala seekor burung atau binatang. Hewan dipilih untuk mewakili kekuasaan dewa.[4]
Bastet adalah Dewi Perlindungan sukacita, kesenangan cinta, dan wanita hamil. Dalam mitologi Mesir, kucing suci adalah reinkarnasi hewan dari Bast dewi atau Bastet. Dia adalah pelindung perempuan dan melahirkan, serta seorang dewi yang penuh kasih yang menikmati musik dan tari.
Anubis adalah Dewa yang membimbing orang mati ke kehidupan berikutnya melalui pengadilan Osiris di Akherat. Dia-lah yang tampak setelah proses mumifikasi.
Ra adalah Dewa Matahari. Ra adalah Dewa yang paling penting. Dia adalah tuan dari semua dewa. Dia biasanya disimbolisasikan dalam bentuk manusia dengan kepala elang, dimahkotai dengan lingkaran matahari dikelilingi oleh seekor ular kobra suci.
Dewa-dewa disembah dalam sebuah kuil yang dikelola oleh pendeta. Di bagian tengah kuil biasanya terdapat patung dewa. Kuil tidak dijadikan tempat beribadah untuk publik, dan hanya pada hari-hari tertentu saja patung di kuil itu dikeluarkan untuk disembah oleh masyarakat. Masyarakat umum beribadah memuja patung pribadi di rumah masing-masing, dilengkapi jimat yang dipercaya mampu melindungi dari marabahaya. Dan Firaun dianggap sebagai pemimpin agama dan pendeta tertinggi. Karena orang mesir kuno percaya bahwa Firaun adalah manusia setengah dewa.
Mari kita belajar masa peradapan masyarakat yang telah lampau bukan untuk terjebak dalam romantisme masa lalu akan kebesaran peradapan Mesir yang memang luar biasa, tetapi yang terpenting adalah mendapatkan hikmah dan inspirasi dari Bangsa Mesir agar kita manusia di masa kini yang terus berkarya menciptakan inovasi-inovasi untuk kemakmuran dan kesejahteraan manusia serta keseimbangan dengan alam, lingkungan dan semesta.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Adityas Prabantoro, 2007,Sejarah Bangsa Israel, Kuala Lumpur: A.S Nordeen
[2] Zamal Abdul,1993, Sejarah Islam, Jakarta:Gama Insani Prees
[3] Nana Supriatna,2006,SEJARAH, Jakarta : Grafindo
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Mesir_Kuno
No comments:
Post a Comment