SITI NUR
Kehidupan Pemerintahan Di Amerika Latin
Benua Amerika secara geografis dibagi menjadi tiga yaitu Amerika Utara, Amerika Serikat, dan Amerika Selatan. Sedangkan benua Amerika secara kebudayaan dibagi menjadi dua yaitu, Amerika Anglosaxen dan Amerika Latin. Wilayah Amerika Anglosexen terdiri dari Amerika Utara dan Amerika Tengah, sedangkan Amerika Latin terdiri dari negara-negara bagian di Amerika Selatan diantaranya Argentina, Bolivia, Brasil, Chili, Ekuador, Georgia Selatan dan kepulauan Sandwich Selatan, Guyana,
Guyana Prancis, Kepulauan Falkland, Colombia, Paraguay, Peru dan Suriname. Amerika Selatan atau Amerika Latin adalah negara-negara yang terletak di selatan Amerika Serikat yaitu semua negara di wilayah benua Amerika bagian Selatan yang sebagian terbesar bekas koloni kerajaan-kerajaan Spanyol, Portugis, dan Perancis. Luas daratan seluruh Amerika Selatan lk 7 juta mil persegi dengan jumlah penduduk pada akhir abad ke-20 lebih dari 350 juta jiwa.
Di Amerika Selatan pemerintahan kotanya tumbuh dengan pesat kira-kira pada awal abad ke-20, kaum imigran di Argentina dan bagian selatan Brasilia berperan besar dan ikut bertanggung jawab atas terjadinya pertumbuhan pemerintahan kota tersebut. Para pekerja kontrak dari Itali, Spanyol dan Portugis; setelah beberapa tahun bekerja di ladang-ladang biji-bijian (gandum) atau di kebun-kebun kopi menghadapi kenyataan tidak mungkin memiliki tanah kebun bagi dirinya; kemudian mereka cenderung untuk tinggal di kota-kota. Perbaikan sanitasi dan terbasminya penyakit-penyakit seperti penyakit malaria khususnya di kota-kota ikut menyumbang pertumbuhan penduduk karena berkurangnya angka kematian.[1]
Kegiatan ekonomi dan perdagangan di Amerika Selatan setelah Perang Dunia I pada umumnya berkembang, hal itu menyebabkan diperlukannya tenaga-tenaga managerial dan profesional disamping bertambahnya lapangan kerja bagi sekretaris, juru tulis, penjaga gudang, pekerja kereta api, pekerja pelabuhan, pekerja perpakiran dan lain-lain. Namun pada kenyataannya banyak posisi- posisi yang baik dalam bank-bank, perusahaan asuransi, pusat-puat perdagangan, dan berbagai fasilitas lainnya masih diisi oleh tenaga-tenaga managerial dan profesional asing, hal itu telah membangkitkan kemarahan para pekerja lokal. Keadaan seperti itu diperparah oleh kenyataan bahwa para kapitalis asing tampak hanya mengeruk sumber daya alam Amerika Latin.
Para politisi Amerika Latin mengritik elite penguasa sebagai antek kapitalis Inggris atau Amerika. Para politisi yang sebagian besar kelas menengah terus berusaha mendapatkan dukungan dari para pekerja yang terancam hilang pekerjaannya saat ekspor produk-produk Amerika Latin terus merosot. Keadaan seperti itu menyebabkan faham nasionalisme tumbuh menjadi faktor penting dalam politik di Amerika Latin pada abad ke-20.
Sesungguhnya sejak abad ke-19 konstitusi Amerika Latin telah mengatur adanya pemerintahan yang dipilih oleh rakyat dan golongan-golongan, namun partisipasi rakyat belum memadai seperti terlihat dalam banyak pemilihan umum maupun penetapan pemenang dari pemilihan-pemilihan tersebut. Memasuki abad ke-20 kelompok-kelompok penduduk kota menghendaki reformasi cara-cara pemilihan, pelopor dari reformasi tersebut adalah kaum elite tua dari Argentina dan Chile. Adanya reformasi cara pemilihan telah memungkinkan partai kelas menengah radikal merebut kedudukan presiden di Argentina tahun 1916 dan di Chile tahun 1920. Sementara itu perubahan administrasi pemerihtahan telah berpengaruh terhadap kebebasan rakyat melakukan pemilihan; di Chilie pemilihan menjadi tidak demokratis dan di Argentina sebagian besar presiden terpilih dan digulingkan oleh kudeta militer.
Pada abad ke-20 di Uruguay, Costa Rica, dan Kolumbia pelaksanaan demokrasi politiknya berjalan cukup baik. Di Brasilia sepanjang tahun 1945-1965 pemilihan juga telah berjalan dengan baik. Di Kuba ( selama pendudukan Amerika Serikat dari tahun 1940-1952) telah dilakukan pemilihan umum, demikian pula di sebagian besar negara-negara republik Amerika Latin. Namun sejak awal tahun 1970-an banyak negara-negara di Amerika Latin menganut sistem satu partai yang unik, hal itu menyebabkan hasil pemilihan disemua tingkatan telah diketahui terlebih dahulu.[2]
Keadaan Ekonomi dan Politik Amerika Latin Sebelum Sampai Perang Dunia II
Di Amerika Latin pada awal abad ke-20 negara-negara bagiannya bertambah dua negara yaitu Kuba dan Panama. Kuba merdeka dari Spanyol pada tahun 1902, dan Panama memisahkan diri dari Columbia pada tahun 1903. Walaupun telah menjadi negara merdeka, kedaulatan dari kedua negara tersebut masih terbatas dengan adanya perjanjian bahwa tentara Amerika Serikatlah yang bertanggung jawab menjamin kemerdekaan kedua negara tersebut. Sementara itu dalam dua dekade berikutnya Republik Dominica, Nicaragua, dan Haiti menjadi protektorat Amerika Serikat.
Sebelum memasuki abad ke-20, pada tahun 1845, Texas yang telah melepaskan diri dari Meksiko bergabung dengan Amerika Serikat. Disamping itu Amerika juga menginginkan wilayah Meksiko di Pantai Barat. Sudah tentu Meksiko tidak senang dengan keinginan tersebut, maka terjadilah "Perang Mesiko-Amerika". Amerika Serikat berhasil memenangkan perang dan memperoleh wilayah California dan Amerika Serikat Barat Daya.
Sejak tahun 1900 investasi Amerika Serikat di Mesiko dan di negara-negara Karibia telah melampaui investasi Inggris. Hal itu berarti pada awal abad ke-20 Amerika Serikat sudah menanamkan pengaruh politik dan ekonomi di Amerika Latin dengan kuat. Keadaan seperti itu menyebabkan tumbuhnya sikap anti terhadap Amerika Serikat, yang dikenal oleh kalangan masyarakat Amerika Latin sebagai "Imperialis Yankee". Enrique Rodo menyatakan bahwa sikap menentang pelanggaran militer, ekonomi, dan kultur dari "Colossus of the North adalah suatu sikap yang menjadi dambaan rakyat Amerika Latin. Walaupun rakyat dan negara-negara Amerika Latin sesungguhnya lebih memerlukan terciptanya keadilan dan kemakmuran masyarakatnya.
Pada masa tahun 1900-an negara-negara Amerika Latin adalah penghasil produk-produk primair guna keperluan ekspor. Oleh karena itu suatu kontraksi perdagangan dunia karena depresi pada tahun 1890-an menyebabkan kerawanan bagi Amerika Latin seperti tampak dengan terguncangnya ekonomi Argentina dan Kuba. Disamping itu imperialisme Eropa, yang dengan intensif mengeksploitasi koloni-koloninya di wilayah Asia dan Afrika, menyebabkan terjadinya krisis kopi tahun 1905 dan runtuhnya boom karet tahun 1914 di Brasilia.
Beberapa saat setelah itu pecah Perang Dunia I (1914 – 1918) membawa makin susutnya perdagangan dunia. Keadaan itu ternyata tidak berlangsung lama, karena kerusakan lahan pertanian di Eropa berakibat terciptanya pasar baru bagi produk bahan makanan Amerika Latin. Namun cepatnya recovery lahan-lahan pertanian di Eropa tersebut membawa pengaruh negatif bagi perdagangan produk-produk pertanian Amerika Latin.
Pada sepertiga bagian pertama dari abad ke-20 pemerintahan di Amerika Latin menjaga stabilitas ekspor hasil produksinya dengan membatasi produksinya, disamping mengadakan berbagai perjanjian perdagangan internasional untuk melindungi ekonominya. Dengan terjadinya depresi pada tahun 1930-an usaha tersebut tampak sia-sia, Amerika Latin menderita kerugian lebih besar daripada yang seharusnya. Bahkan ketika secara umum ekonomi dunia telah membaik dan tumbuh, pengaturan internasional perdagangan komoditi-komoditi tidak efektif melindungi Amerika Latin. Berkurangnya tembaga dan timah putih menyebabkan rusaknya ekonomi serta menyebabkan perpecahan sosial di Chile atau Bolivia. Dengan berjalannya waktu, maka muncul kesadaran diantara masyarakat Amerika Latin, bahwa melindungi diri dari gejolak perubahan ekonomi dunia adalah mutlak diperlukan antara lain dengan melakukan diversifikasi ekonomi termasuk industrialisasi.
Selama Perang Dunia ke-1 industrialisasi di Amerika Latin menjadi marak, pabrik-pabrik dibangun untuk memproduksi barang-barang konsumsi yang semula diperoleh dari Eropa dan Amerika Serikat. Sebagian besar pabrik-pabrik yang dibangun tersebut adalah tergolong industri ringan, namun sewaktu terjadi banjir impor pada tahun 1920-an sebagian besar pabrik-pabrik tersebut mati tenggelam. Pada tahun berikutnya terlihat adanya gelombang naik dari industri ringan tersebut yaitu ketika ekspor produk primer Amerika Latin menurun, dimana Amerika Latin terpaksa mengurangi impornya serta menggantikannya dengan memproduksi produk dalam negeri sebagai substitusi impor.
Industri substitusi impor terus tumbuh selama Perang Dunia II sampai perang berakhir. Beberapa negara seperti Brasilia dan Argentina membuat dinding tarif untuk melindungi industri substitusi impor tersebut serta menyokong penuh industrialisasi. Industri Argentina tumbuh dengan pesat dibawah program ambisius yang dilancarkan oleh diktator Juan D Peron, dan Brasilia tumbuh menjadi negara yang maju industrinya.[3]
Munculnya Gerakan Revolusioner Negara-Negara Amerika Latin
Pada abad ke-20 pengalaman pertama yang diperoleh oleh Mesiko adalah adanya revolusi sosial di berbagai negara Amerika Latin. Pemberontakan pada tahun 1910 menghadirkan revolusi pada tahun 1940; tambang dan kilang minyak milik asing dinasionalisir; dan sebagian besar tanah-tanah produktif diambil alih dan dibagikan kepada para petani. Serangan secara simultan dan berhasil terhadap kapital asing serta hacendados domestik (tanah-tanah produktip) tersebut tidak diduga sebelumnya.
Pada tahun 1878-1911 Mesiko dibawah pemerintahan diktator Porfirio Diaz dengan semboyan "Kestabilan dan Kemajuan" dapat berkembang dan maju menuju ke negara industri. Pemerintahan dilakukannya secara otoriter dengan dukungan militer, kebebasan masyarakat dikekang dengan kejam, dan pemilihan umum yang bebas dihindarinya. Hal itulah yang merupakan penyebab utama munculnya gerakan revolusioner dan pemberontakan rakyat Mexico (1910 – 1920) yang kemudian menjadi revolusi sosial.
Revolusi Mexico menyaksikan perpindahan dari kekuasaan diktator otoriter ke kekuasaan radikal dan revolusioner. Ketika revolusi berlangsung tambang-tambang minyak asing diambil alih dan kebun-kebun dibagikan kepada petani oleh gerakan revolusioner. Revolusi sosial tersebut bukanlah terjadi secara tiba-tiba tetapi karena berbagai sebab yang berakumulasi dan berseluk-beluk sbb :
· Perkembangan kapitalisme dan imperialisme yang rakus khususnya di Amerika Utara disatu pihak, dan berdirinya negara sosialis sebagai penerapan paham Marxisme Leninisme di Rusia dilain pihak,
· Tumbuhnya nasionalisme yang berkolaborasi dengan kaum kapitalis & imperialis asing dan menimbulkan pemeritahan dictator otoriter disatu pihak, dan rakyat banyak yang menuntut keadilan.
Seperti diketahui adanya gerakan revolusioner yang menyebabkan revolusi sosial tersebut selain di Mesiko juga terjadi di berbagai negara Amerika Latin lainnya. Untuk memberi gambaran tentang hal itu berikut ini adalah uraian singkat tentang keadaan yang terjadi di Kuba, Chili, Bolivia dan Kolombia.[4]
A. Kuba
Pada tahun 1895-1898, Kuba merupakan jajahan Spanyol, namun sebagian besar wilayah pedesaan dan sejumlah kota dikuasai oleh kekuatan revolusi yang ingin menggulingkannya. Spanyol yang menguasai kota-kota besar berusaha menundukkan kekuatan revolusi tersebut, namun perlawanan tetap berlanjut. Perlawanan kaum revolusioner Kuba surut setelah pada tahun 1898 Amerika Serikat memenangkan "Perang Spanyol-Amerika" dan menduduki Kuba. Pada tahun 1902 Kuba mendapatkan kemerdekaan, dan tentara Amerika Serikat meninggalkan Kuba. Namun Amerika Serikat melalui "Amandemen Platt" masih memiliki wewenang yang besar dalam urusan-urusan dalam negeri Kuba.
Pada tahun 1902-1906 Kuba berada dalam masa damai yaitu sewaktu pemeritahan Tomas Estrada Palma sebagai presiden pertama. Namun antara tahun 1906-1909 dengan menggunakan pasal-pasal dalam "Amandemen Platt" tentara Amerika Serikat menduduki kembali Kuba. Pada tahun 1934 Amandemen Platt tersebut dicabut, namun keberadaan Amerika Serikat di Teluk Guantanamo terus diperpanjang sampai saat ini.
Pada tahun 1952 pada saat pemerintahsn Fulgencio Batista dapat mengambil alih pimpinan pemerintahan Kuba. Fulgencio Batista memimpin Kuba secara diktator otoriter, hal itu berakibat rakyat merasa tidak puas sehingga banyak kelompok yang menentangnya. Pada November 1956 Fidel Castro dengan 82 orang pejuang dilatih oleh Alberto Bayo mantan kolonel Tentara Republik Spanyol menggulingkan pemerintahan diktator Batista, dalam suasana masyarakat kecewa dan tidak puas terhadap pemerintah. Castro kemudian berhasil membangun negara komunis dengan sistem satu partai yang pertama di belahan Barat dunia.
B. Chili
Menjelang akhir abad ke-19, pemerintah Chili di Santiago menjadi lebih kokoh kedudukannya karena:
· Kedaulatan Chili atas selat Magelhaens diakui Argentina,
· Wilayah Chili diperluas kearah utara yang berdampak hilangnya sepertiga akses Bolivia ke Samudra Pacifik, dan
· Ditemukannya deposit senyawa nitrat yang berharga.
Eksploitasi deposit senyawa nitrat tersebut telah membawa Chili ke era kemakmuran. Namun konflik antara "Presiden" (Jose Manuel Balmaceda) dan "Kongres" telah memicu "Perang Saudara" tahun 1891. Perang-saudara tersebut juga merupakan pertarungan antara pihak yang menghendaki pembangunan industri dalam negeri dengan pihak perbankan Chili yang mengutamakan ekspor sumber daya alam. "Kongres" memenangkan konflik tersebut, dan kemudian menerapkan sistem "republik parlementer".
Pada periode "republik parlementer" tersebut terjadi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, namun juga ditandai oleh ketidakstabilan politik dan merupakan awal timbulnya masalah sosial yaitu adanya gerakan revolusioner dari kaum proletar. Masalah sosial tersebut timbul karena tidak terwujudnya "pemerataan kemakmuran".
Chili selama bertahun-tahun berganti-ganti pemerintahan, baik melalui kudeta militer maupun melalui proses pemilihan. Pada tahun 1970 Allende berpaham sosialis memenangkan pemilihan umum. Pemerintahan Allende mengajukan suatu program yang dalam garis besarnya sebagai berikut :
· menjalankan sistem ekonomi dan sosial yang sosialistis,
· meningkatkan peranan kaum buruh,
· melakukan nasionalisasi bank-bank asing, dan
· memperkuat milisi rakyat.
Dibawah Allende keadaan ekonomi dan politik di Chili tidak menjadi stabil; media, politisi, serikat buruh, dan berbagai organisasi lainnya selalu melakukan aksi-aksi yang menentang Allende. Sejumlah aksi menentang Allende tersebut didukung oleh Amerika Serikat. Hal itu menyebabkan pada permulaan tahun 1973 Chili mengalami krisis ekonomi dan hiperinflasi hingga 600% s/d 800%. Pada 26 Mei 1973 Mahkamah Agung Chili secara terbuka ikut serta menentang pemerintahan Allende, dan berpendapat bahwa kebijakan Allende adalah pemicu ketidak stabilan ekonomi, politik, dan sosial di Chlili.
Pada 11 September 1973 terjadi kudeta militer menggulingkan pemerintahan Allende. Kudeta militer tersebut kemudian membentuk junta militer yang dipimpin oleh Jenderal Augusto Pinochet, dan mengambil alih kendali negara. Meskipun kudeta tersebut ilegal menurut konstitusi Chili, namun "Mahkamah Agung Chili" mendukung dan mengukuhkannya. Pada 11 September 1980 sebuah "konstitusi baru" diiberlakukan melalui suatu referendum.
Jenderal Pinochet menjadi presiden republik Chili selama 8 tahun. Setelah Pinochet memperoleh kekuasaan, beberapa ratus orang revolusioner meninggalkan Chili bergabung dengan tentara Sandinista di Nikaragua, pasukan gerilya di Argentina, atau ke kamp pelatihan di Kuba, Eropa Timur, dan Afrika Utara.
Catatan :
· Bentuk negara: Kesatuan. Chile terdiri atas 15 region yang masing-masing dipimpin oleh pemerintahan regional yang di dalam konstitusi dijalankan secara desentralisasi. Secara administratif, Chile terdiri atas 15 region (regiones) yaitu: (1) Aisen del General Carlos Ibanez del Campo, (2) Antofagasta, (3) Araucania, (4) Arica y Parinacota, (5) Atacama, (6) Biobio, (7) Coquimbo, (8) Libertador General Bernardo O'Higgins, (9) Los Lagos, (10) Los Rios, (11) Magallanes y de la Antartica Chilena, (12) Maule, (13) Region Metropolitana (Santiago), (14) Tarapaca, dan (15) Valparaiso. Eksekutif pemerintahan regional dipimpin oleh seorang Intendant yang diangkat oleh pemerintah pusat.
· Sistem pemerintahan: Presidensil. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.
C. Bolivia
Seperti diketahui sejak merdeka sampai abad ke-19 Bolivia telah kehilangan lebih dari setengah wilayahnya ke negara tetangga karena suatu peperangan. Pada akhir abad ke-19, meningkatnya harga emas dunia telah membawa Bolivia menjadi negara yang secara ekonomi relatif makmur dan secara politik stabil. Sementara itu selama awal abad ke-20 timah telah menggantikan emas sebagai sumber kekayaan negara yang paling penting. Dalam tiga puluh tahun pertama abad ke-20 pemerintahan Bolivia didominasi oleh elit yang menjalankan kebijakan sosial dan ekonomi liberal.
Pada tahun 1951 partai yang berbasis luas, Gerakan Nasionalis Revolusioner Movimiento Nacionalista Revolucionario (MNR), memenangkan pemilihan presiden Bolivia. Kemenangannya tersebut tidak didukung oleh kekuatan-kekuatan elit, namun MNR tahun 1952 ternyata dapat melakukan suatu perubahan dengan sukses. Presiden Victor Paz Estenssoro dengan dukungan rakyat melakukan perubahan-perubahan sebagai berikut :
· memperkenalkan hak pilih,
· melaksanakan reformasi tanah,
· mempromosikan pendidikan pedesaan, dan
· nasionalisasi tambang terbesar (timah).
Pada tahun 1964, junta militer menggulingkan Presiden Estenssoro, kemudian pada 1971 Hugo Banzer Suarez seorang Kolonel AD diangkat sebagai presiden Bolivia. Selama pemerintahan presiden Banzer ekonomi Bolivia tumbuh dengan mengesankan, walaupun terjadi banyak pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan krisis fiskal yang akhirnya melemahkan dukungan masyarakat terhadapnya. Banzer pada tahun 1978 dipaksa menggelar pemilu, dan Bolivia kembali memasuki masa kekacauan politik.
Pada tahun 1979 dan 1981 dilaksanakan Pemilu, namun hasilnya tidak meyakinkan dan ditandai oleh banyak kecurangan. Setelah itu Bolivia selalu mengalami krisis politik dan ekonomi, pemerintahan tidak stabil (sering berganti-ganti melalui kudeta dan kontra kudeta militer), terjadi banyak pelanggaran HAM, dan marak praktek perdagangan narkotika.
Selama pemerintahan presiden Gonzalo Sanchez de Lozada telah dilakukan reformasi ekonomi dan sosial secara agresif, dimana investor asing boleh menguasai 50% kepemilikan dan melakukan kontrol terhadap manajemen perusahaan publik. Reformasi dan restrukturisasi ekonomi ini sangat ditentang oleh golongan tertentu yang terus melakukan protes dan bahkan kadang-kadang disertai kekerasan, terutama di La Paz ibukota dan Chapare daerah penghasil koka.
Pada tahun 1994-1996 pemerintah de Lozada menawarkan kompensasi moneter kepada petani koka ilegal di wilayah Chapare, jika mereka menghentikan penanaman koka. Kebijakan ini dapat sedikit mengurangi produksi koka. Seperti diketahui pada tahun 1990-an Bolivia adalah pemasok hampir sepertiga koka dunia.
Sementara itu Central Obrera Boliviana (COB) menentang berbagai kebijakan pemerintah Bolivia, namun tantangan itu tidak efektif seperti terlihat pada saat pemogokan guru tahun 1995. Pada saat itu COB tidak dapat mengerahkan dukungan dari anggotanya termasuk dukungan dari para pekerja konstruksi dan pabrik. Kemudian pemerintah menyatakan negara dalam keadaan darurat militer untuk menjaga agar gangguan yang disebabkan oleh aksi para guru tersebut tidak terulang.
Kemudian antara Januari 1999 sampai April 2000 terjadi aksi protes dalam skala besar di kota terbesar ketiga di Bolivia (Cochabamba). Aksi protes tersebut adalah sebagai reaksi terhadap privatisasi sumber daya air. Akibat privatisai tersebut pengelola sumberdaya air (perusahaan asing) menaikan harga air hingga dua kali lipat.
Gonzalo Sanchez de Lozada mundur pada Oktober 2003, dan digantikan Wakil Presiden Carlos Mesa. Namun 6 bulan kemudian Juni 2005 Mesa digantikan oleh ketua MA Eduardo Rodriguez. Pada 18 Desember 2005 Evo Morales pemimpin sosialis pribumi terpilih sebagai presiden.
Catatan :
· Bentuk negara: Kesatuan. Bolivia terbagi atas 9 departemen (departementos). Pejabat senior tiap-tiap departemen diangkat oleh pemerintah pusat. Kini, setiap departemen mulai memperoleh otonomi yang lebih besar. Ke-9 departementos Bolivia adalah: (1) Beni, (2) Chuquisaca, (3) Cochabamba, (4) La Paz, (5) Oruro, (6) Pando, (7) Potosi, (8) Santa Cruz, dan (9) Tarija.
· Sistem pemerintahan: Presidensil. Presiden adalah kepala negara. Presiden mengangkat dan memberhentikan para menteri.
D. Kolombia
Republik Kolombia terbentuk pada tahun 1886, setelah sebelumnya terjadi perang sipil selama dua tahun. Perang sipil seperti itu sering terjadi di Kolumbia, yang paling terkenal adalah "perang sipil 1000 hari (1899 - 1902)" yang terjadi bertepatan dengan Amerika Serikat ingin mengambil alih pembangunan "Terusan Panama". Hal tersebut berakibat Panama menjadi sebuah negara merdeka lepas dari Kolombia pada tahun 1903.
Kolombia juga terlibat dalam perang yang cukup lama dengan Peru, karena konflik teritorial. Setelah perang dengan Peru berakhir Kolombia mengalami stabilitas politik. Sejak Gustavo Rojas berkuasa melalui sebuah kudeta, dan melakukan negosiasi dengan kaum gerilyawan (1953 – 1964) suasana kekejaman mereda. Setelah Gustavo Rojas, Kolumbia berada dibawah pemimpin militer Jenderal Gabriel Paris Gordillo. Meredanya suasana kekejaman tersebut ternyata tidak meredakan adanya kontradiksi. Bahkan kekuatan kaum gerilyawan di desa-desa akhirnya secara resmi membentuk FARC (FARC atau Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia atau Revolutionary Armed Forces of Colombia, lihat Wikipedia) untuk melawan pemerintah yang dipandangnya pro Amerika Serikat.
Antara tahun 1980 – 1990 terbentuklah "kartel obat" yang berkuasa dan kejam di Kolumbia yaitu "Kartel Medellin" (Pablo Escobar) dan "Kartel Kali", dalam hal tertentu kartel-kartel tersebut mempengaruhi politik dan ekonomi di Kolombia. Pada tahun 1991 "Konstitusi Kolombia 1991" yang diajukan oleh "Badan Konstitusi Kolombia" diberlakukan. Konstitusi ini mengatur posisi-posisi penting di bidang politik, etnik, gender, dan hak assasi manusia (HAM).
Catatan :
· Bentuk negara: Kesatuan. Kolombia terbagi atas 32 departemen (departementos atau daerah tingkat II) dengan lebih dari 1.100 kabupaten yang administrasinya relatif otonom. Ke-32 departementos Kolombia adalah: Amazonas, Antioquia, Arauca, Atlantico, Bolivar, Boyaca, Caldas, Caqueta, Casanare, Cauca, Cesar, Choco, Cordoba, Cundinamarca, Guainia, Guaviare, Huila, La Guajira, Magdalena, Meta, Narino, Norte de Santander, Putumayo, Quindio, Risaralda, Archipielago de San Andres, Providencia y Santa Catalina (juga kerap disebut San Andres y Providencia), Santander, Sucre, Tolima, Valle del Cauca, Vaupes, dan Vichada. Sementara itu, 1 distrik ibukotanya adalah Bogota.
· Sistem pemerintahan: Presidensil. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dapat mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.[5]
Persatuan Di Amerika Latin
Negara-negara Amerika Selatan sadar, bahwa mereka tidak akan mencapai "Kemerdeka sepenuhnya" jika tidak bersatu. Persatuan tersebut hanya akan kokoh jika Amerika Selatan dapat menjadi "gabungan negara-negara raksasa", dan Amerika Selatan sangat mungkin menjadi "gabungan negara-negara raksasa" karena :
· Memiliki sumberdaya yang cukup untuk seluruh kebutuhannya,
· Memiliki luas wilayah yang memungkinkan setiap penduduk memiliki ruang yang cukup bagi hidupnya,
· Memiliki iklim dan penduduk dengan adat-istiadat yang lebih kurang sama, dan
· Mampu membentuk suatu pemerintahan yang demokratis.
Bahwa Amerika Selatan akan bersatu dan menjadi "gabungan negara-negara raksasa" telah terlihat tanda-tandanya antara lain tampak pada saat gerakan kemerdekaan Amerika Selatan (South American independence movement) pimpinan Simon Bolivar memperoleh kemenangan atas tentara kerajaan Spanyol di Ayachucho (1824). Tanda-tanda bahwa Amerika Selatan akan bersatu menjadi "gabungan negara-negara raksasa tersebut kemudian menjadi lebih nyata sejak hampir 50 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 1969, dimana negara-negara Amerika Selatan telah berhasil membentuk berbagai kerja-sama antara lain sebagai berikut:
· Andean Community (Comunidad Andina de Naciones-CAN)
Pada 1969 lima negara Amerika Selatan yaitu Bolivia, Kolombia, Ekuador dan Peru menandatangani Andean Pact yang merupakan apa yang disebut sebagai "Andean Community".
· Latin American Economic System (SELA)
Pada 1975 terbentuk Latin American Economic System (SELA). Saat ini (2010) SELA beranggotakan Argentina, Barbados, Belize, Bolivia, Brasil, Chile, Kolombia, Kosta Rika, Kuba, Dominika, Ekuador, El Salvador, Grenada, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Jamaika, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Suriname, Trinidad & Tobago, Uruguay, dan Venezuela.
· Latin American Integration Association (LALA/ALADI)
Pada 1980 Latin American Integration Association (LALA) berdiri. LALA beranggota 12 negara yaitu Argentina, Brasil, Bolivia, Chile, Kolombia, Kuba, Ekuador, Meksiko, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela.
· Mercado Comun del Sur (Mercosur)
Pada 1991 Mercado Cumun de Sur (Mercosur) dibentuk oleh 4 negara yaitu Argentina, Brasil, Paraguay dan Uruguay. Mercosur dimaksudkan untuk memperkuat para anggotanya menghadapi perkembangan perekonomian dunia. Mercosur memiliki pasar dan tarif impor bersama. Pada tahun 2006, Venezuela bergabung menjadi anggota penuh Mercosur.[6]
Notes :
Ø [1] Mukmin Hidayat.Pergolakan Di Amerika Latin Dalam Dasawarsa Ini.1981,hlm.156-157
Ø [2] Finkelman, Paul, and Peter Wallenstein, eds. The Encyclopedia Of American Political History (2001),hlm.48-50
Ø [3] Wilson, James Q., and John J. Diiulio and Meena Bose. American Government: Institutions and Policies,hlm.234-235
Ø [4] Mukmin Hidayat.Pergolakan Di Amerika Latin Dalam Dasawarsa Ini.1981,hlm.244-246
Ø [5] Ismanto.kemenangan revolusi Kuba, Chili, Bolivia dan Kolombia.1959,hlm.44-62
Ø [6] Wilson, James Q., and John J. Diiulio and Meena Bose. American Government: Institutions and Policies,hlm.344-345
DAFTAR PUSTAKA
Ø Mukmin Hidayat.1981.Pergolakan Di Amerika Latin Dalam Dasawarsa Ini.Jakarta Timur: Ghalia Indonesia
Ø Finkelman, Paul, and Peter Wallenstein, eds.2001. The Encyclopedia Of American Political History.
Ø Wilson, James Q., and John J. Diiulio and Meena Bose. American Government: Institutions and Policies (12th ed. 2010)
Ø Ismanto.2011.kemenangan revolusi Kuba, Chili, Bolivia dan Kolombia:1 januari 1959Indonesia
Øhttp://historyfileon.blogspot.com/2011/06/nasionalisme-di-amerika-latin.html
Ø http://titisindari.blogspot.com/2013/05/amerika-latin.html
Øhttp://dwiatika02.blogspot.com/2013/04/sejarah-amerika-latin.html
No comments:
Post a Comment