Halaman

Karakter dan konsep pendidikan cina

Dini Miranda / sp
Pendidikan berperan strategis dalam membangun suatu bangsa. Melalui pendidikan suatu bangsa dapat mengembangkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang maju. Karena melalui pendidikan dapat dikembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa suatu bangsa yang maju pasti memiliki suatu sistem pendidikan yang baik, seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Singapura, Finlandia, dll.
Kemajuan pendidikan suatu bangsa salah satunya terjadi karena pemerintahnya memiliki komitmen yang tinggi terhadap pendidikan. Pengalaman negara yang baru saja memasuki dalam kelompok negaran maju, seperti Malaysia dan Cina menunjukan hal itu. Kemajuan kedua negara ini karena mereka memiliki komitmen yang kuat dan kepedulian yang tinggi akan dunia pendidikan.
Cina sudah berhasil membuat prestasi yang sangat mengagumkan, yaitu merubah kondisi sosial ekonomi masyarakatnya, yang tadinya hanya sebagai negara berkembang, yang hanya mampu menyediakan kebutuhan dasar masyarakatnya, kemudian berubah dan masuk ke tahap awal menjadi masyarakat yang makmur. Perubahan yang dialami Cina merupakan perubahan yang sangat berarti.
Semua keberhasilan Cina tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh para pemimpin Cina dalam melakukan reformasi, terutama pendidikan. Keyakinan mereka membangun Cina melalui sektor pendidikan terlihat dari upaya ekspansi yang berkelanjutan yang dilakukan sejak tahun 1980 sampai awal tahun 1990. Selama periode ini, pendidikan Cina terus mengalami kemajuan secara cepat, dan banyak inovasi. Kemajuan pendidikan Cina tidak lepas dari upaya secara serius dalam mengembangkan Pendidikan Karakter.
Berdasarkan paparan diatas, tulisan ini akan memaparkan pendidikan Cina dan bagaimana Indonesia bisa belajar dari Cina, khsususnya dalam pengimplementasian pendidikan karakter.
           
Hakikat karakter
            Wyne dalam mulyasa [1] mengemukakan bahwa karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti "to mark' (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Oleh sebab itu, seseorang yang berperilaku tidak jujur, curang, kejam, dan rakus dikatakan sebagai orang yang memiliki karakter jelek, sedangkan yang berperilaku baik, jujur, dan suka menolong dikatakan sebagai sebagai orang yang memiliki karakter baik/mulia.
            Muchlas Samani dan Hariyanto menjelaskan karakter  dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari . [2] dari pendapat ini jelas bahwa  karakter  terbentuk karena bawaan maupun karena lingkungan.
            Suyanto dalam Masnur Muslich menyatakan bahwa karakter yaitu cara berpikir dan berperilaku seseorang yang menjadi ciri khas dari tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam keluarga, masyarakat, dan Negara. [3] dari pendapat ini jelas bahwa  karakter  berkaitan dengan cara berpikir dan berperilaku individu.
Helen G. Douglas dalam Muchlas Samani menjelaskan bahwa character is not inhereted. One builds its daily by the way one thinks an act, thought by thought, Action by action [4]. (Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari, melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, dan tindakan demi tindakan.
            Hermawan kertajaya [5].  mengemukakan mengemukakan bahwa karakter adalah "ciri khas" yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut mengakar padakepribadian benda atau individu tersebut. Ciri khas inipun diingat oleh orang laintentang orang tersebut, dan menentukan suka atau tidak sukanya mereka terhadapindividu tersebut. Karakter memungkinkan individu untuk mencapai pertumbuhanyang berkesinambungan karena karakter memberikan konsistensi, integritas, danenergi. Orang yangmemiliki karakter kuat, akan memiliki momentum mencapai tujuan.Sebaliknya orang yang memiliki karakter lemah dan mudah goyah, maka mereka akan lebih lambat untuk bergerak dan tidak bisa menarik orang lain untukbekerjasama dengannya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dinyatakan bahwa karakter adalah kualitas mental individuyang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak,serta membedakan dengan individu lain. Seseorang dapat dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakatserta digunakan sebagai kekuatan moral dalam kehidupannya.
Adapun yang dimaksud dengan pendidikan karakter adalah upaya membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik. Pendidikan karakter merupakan penyatuan antara niat, kata-kata dan perilaku dalam kesatuan.  
 Agar uapaya pendidikan karakter berhasil, ada baiknya kita lihat dari Negara Republik Rakyat Cina yang sudah berhasil menjadikan pendidikan sebagai alat untuk membentuk karakter bangsa Cina yang siap menghadapi tantangan global. 
Pendidikan Karakter di Cina
Pendidikan karakter di Cina dimulai dengan merumuskan filsafat pendidikan karakter yang  meliputi pembahasan mengenai: hakikat dari pendidikan karakter yaitu "to transform a huge population from being a burden to being superior human resources", alasan mengapa pendidikan karakter dibutuhkan yaitu untuk membangun budaya dan etika sosialis, politik yang berkeadaban, dan membangun masyarakat yang sejahtera, tujuan akhir dari pendidikan karakter yaitu membentuk pelajar yang memiliki semangat berinovasi, memiliki keterampilan praktis, memiliki keunggulan moral, intelektual, fisik, seni dan disiplin, mengatasi pandangan yang berorientasi bahwa hasil ujian dalam pendidikan adalah segala-galanya sedangkan pendidikan karakter menekankan bahwa pendidikan adalah pengembangan potensi terbaik yang ada dalam diri siswa, pendidikan karakter menekankan pada pengembangan seluruh kemampuan otak manusia yaitu kecerdasan berbahasa, matematika, spatial (ruang), kinistetik, musik, interpersonal, intrapersonal dan kecerdasan mengenal alam, mengejar pencapaian pendidikan karakter akan sejalan dengan tujuan pendidikan nasional. Implementasi pendidikan karakter di Cina diperkuat dengan peningkatan pendidikan moral di sekolah yang dilakukan melalui: merumuskan tujuan dan syarat dasar untuk pendidikan moral di sekolah sesuai dengan keadaan jaman yaitu keunggulan moral, terdidik, disiplin tinggi. Mengimplementasikan Marxism-Leninism, Mao Zedong Thought, dan Deng Xiaoping Theory dalam pendidikan.Dalam memperkuat pendidikan karakter, Cina senantiasa menerapkan tradisi dan nilai-nilai Cina dalam pendidikan seperti kejujuran dan dapat dipercaya, toleransi, spirit kesetiaan pada satu pekerjaan, patriotik, heroik, kesetiaan pada keluarga, rajin, pekerja keras, dan disiplin. Melakukan penyerapan budaya terbaik dari bangsa lain karena memiliki 2 (dua) keuntungan yaitu dapat meningkatkan budaya sendiri dan meningkatkan persahabatan dengan bangsa lain. Melakukan upaya pendidikan moral melalui penjagaan moral seperti sekarang, merencanakan target moral di masa depan dan meningkatkan efektivitas waktu. Melakukan kegiatan pendidikan moral secara intensif secara nasional. Membentuk team spirit dan kegiatan bersama diantara para pendidik karena tidak ada orang yang sukses hanya karena upaya dirinya sendiri seperti Bill Gate dan Edison. [6]
Pendidikan karakter dan mutu pendidikan dilakukan juga dengan reformasi kurikulum, buku teks, sistem tes dan sistem evaluasi. Reformasi kurikulum dilakukan dengan cara antara lain: memperbaiki kompetensi profesional guru yaitu guru harus memperbaiki cara mengajar dengan mambawa para siswa ke dunia nyata (real situation), mengajarkan murid untuk mengerti kehidupan sosial dan memahami pentingnya kerja keras. Guru SD dan SMP diharuskan mengurangi beban belajar siswa yaitu beban belajar yang ringan tetapi tepat lebih berguna daripada beban belajar yang banyak. Melakukan revisi buku teks untuk mengurangi tumpang tindih dan kesulitan, salah referensi, dan kesalahan konten. Melakukan reformasi kurikulum dengan tepat waktu, jangan ditunda-tunda. Dalam pendidikan karakter, Cina melakukan reformasi cara mengajar bahasa asing dengan memperhatikan 6 (enam) hal yaitu: mengajar dengan menarik, rajin, terus berlatih, semangat, sabar, dan percaya diri. Tidak mewajibkan siswa untuk dapat menulis kaligrafi huruf Cina. Mengajarkan  cara penulisan kaligrafi huruf cina yang  sederhana tetapi harus mempelajari bentuk aslinya. Mempercepat dan mewajibkan menggunakan bahasa Putonghua (bahasa ibu di cina) dan mempromosikan bahasa ini dimulai dari pendidikan dasar hingga ke tingkat selanjutnya. Cina melakukan reformasi sistem tes dan sistem evaluasi karena sistem ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan karakter di sekolah dengan cara: menghapuskan sistem nilai (skala 1-100), evaluasi siswa harus dilakukan secara berkelanjutan setiap hari melalui penilaian kinerja dan hasil tes, tingkatan penilaian harus ditambahkan dengan komentar-komentar berupa pujian, kritik yang membangun, dengan cara penyampaian yang baik, semua aturan penilaian dicantumkan didalam kurikulum dan tidak ada aturan yang tidak sesuai dari yang sudah ditentukan, memberikan kesempatan untuk melakukan tes ulang jika ada mahasiswa yang tidak lulus tes masuk PT dalam kesempatan pertama, sistem tes yang dilaksanakan harus bervariasi tidak hanya tes tertulis tetapi dapat berupa berbagai bentuk tes. [7]
Pendidikan karakter di sekolah dilakukan dengan cara membuat mental dan fisik siswa yang lebih baik. Hal ini dilakukan dengan cara memperkuat konsep bahwa kesehatan adalah yang paling utama  dalam hidup. Hal ini dapat diimplimentasikan dengan cara menyelenggarakan pendidikan olahraga yang dimulai dari Preschool sampai ke pendidikan tinggi, mengkondisikan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman salatunya dengan menerapkan konsep sekolah alarm. Hal lain yang dilakukan guna mendukung kesehatan fisik dan mental yaitu dengan kebijakan jangan pernah mengabaikan keamanan dan kesehatan sekolah sedikitpun. [8]
Pendidikan karakter juga diperkuat dengan penguatan pendidikan aesthetik dan seni melalui cara sebagai berikut: memperkuat konsep pentingnya aesthetik dan seni dalam pendidikan yaitu pendidikan aesthetik dapat mengembangkan spirit
Pendidikan Karakter
 konsep dan pelaksanaan pendidikan karakter di Cina .
1.      Cina menjadikan pendidikan karakter sebagai pendidikan yang paling utama. Hakikat pendidikan karakternya yaitu: "to transform a huge population from being a burden to being superior human resources"
2.      Pendidikan karakter di Cina ditekankan pada pengembangan seluruh kecerdasan yaitu: berbahasa, matematika, spatial (ruang), kinistetik, musik, interpersonal, intrapersonal dan kecerdasan mengenal alam.
3.      Cina menerapkan tradisi dan nilai-nilai Cina dalam pendidikan seperti kejujuran, dapat dipercaya, toleransi, spirit kesetiaan pada satu pekerjaan, patriotik, heroik, kesetiaan pada keluarga, rajin, pekerja keras, dan disiplin.
4.      Menyelenggarakan pendidikan olahraga dari Preschoolsampai ke pendidikan tinggi, mengkondisikan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman dengan menerapkan konsep sekolah alam.
5.      Menyiapkan lingkungan masyarakat yang positive dalam menciptakan pendidikan karakter
6.      Menjalankan prinsip bahwa karakter pendidikan tidak dapat efektif tanpa guru dan kepala sekolah yang baik [9]
 kemanusiaan dan mendorong kesehatan mental. Menghubungkan seni dan ilmu pengetahuan karena terbukti karyawan HSBC yang memiliki nilai seni mampu menjadi ahli keuangan yang hebat-hebat. Memperkuat kursus-kursus musik, seni lukis dan kaligrafi di sekolah dasar dan SMP. Mendorong generasi muda untuk berkarya dalam seni suara. Tidak membatasi pertunjukan musik yang hanya disebabkan musik tersebut memiliki pengikut yang terbatas. Mengembangkan pendidikan musik Cina dan meningkatkanya ke level nasional. Menjadikan filem Madame Curie dan A Song to Remember sebagai filem dan orkestra yang direkomendasikan untuk para mahasiswa. Mendekatkan mahasiswa dengan  berbagai orkestra dengan prinsip "the more one learns the more one sees the need to learn". [10]
Pendidikan karakter juga dilakukan dengan menciptakan masyarakat sebagai lingkungan terbaik dalam pendidikan karakter melalui: menjalankan prinsip bahwa karakter pendidikan tidak dapat efektif tanpa guru dan kepala sekolah yang baik, mengadopsi berbagai variasi ukuran untuk membentuk tim guru yang berkualitas, menerapkan berbagai kegiatan ekstra kurikuler yang positive dan menyehatkan untuk SD dan SMP. Menyiapkan lingkungan masyarakat yang positive dalam menciptakan pendidikan karakter.
Secara singkat pengembangan pendidikan karakter di Cina  menekankan pada pengembangan aspek-aspek individu yang dirangkum dalam slogan: "Morally, Intelectually, Physically, Aesthetically". Sumber konsep pendidikan karakter ini sendiri didasarkan pada pernyataan Deng Xiaoping bahwa secara keseluruhan reformasi sistem pendidikan mendesak dilakukan untuk membawa pikiran bahwa reformasi adalah untuk tujuan yang mendasar memutar setiap warga negara ke dalam manusia yang berkarakter dan membina anggota masyarakat yang lebih konstruktif. Di samping itu juga didasarkan pada pendapat Jiang Zemin bahwakita harus menempatkan pendidikan dalam posisi yang strategis dan memberi prioritas untuk pengembangannya, bekerja keras untuk menaikan ideologi, moral, ilmu pengetahuan, dan budaya nasional secara keseluruhan. [11]
                      Para pemimpin Cina sangat percaya bahwa pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Cina akan mengantarkan bangsa Cina ke arah kesejahteraan. Kini keyakinan itu terbukti: ekonomi, politik dan militer Cina tumbuh signifikan.  Visi, misi dan implementasi reformasi pendidikan di Cina cukup jelas dan semua sumber daya di Cina dikerahkan untuk membangun pendidikan. Indonesia walau memiliki visi, misi dan implementasi kebijakan pendidikan namun tidak sungguh-sungguh dalam melaksanakannya. Keberhasilan pendidikan Cina selain dibangun oleh guru-guru yang berkualitas juga karena mendahulukan pendidikan karakter yang didukung dengan perbaikan moral, intellektual, kesehatan jasmani, dan seni budaya atau dalam semboyan singkat: Morally, Intelectually, Physically, Aesthetically.   Indonesia melalui kurikulum 2013 ingin meningkatkan pendidikan karakter, namun menjadi pertanyaan ketika nasib guru belum baik, apakah pendidikan karakter itu akan efektif. [12]
NOTE
Mulyasa , manajement pendidikan karakter, Jakarta : bumiaksara , 2011. [1]
Muchlas samani dan hariyanto , konsep dan model pendidikan karakter , bandung : rosdakarya , 2001. [2] [4]
Masnur muslich , pendidikan karakter menjawab tantangan krisis multidimensional . Jakarta : bumi aksara , 2013. [3]
Hermawan kertajaya , grow with character : the model marketing . Jakarta : gramedia pustaka utama , 2010 . [5]
Khaerudin,li-lanqing-reforme-pendidikancina.phphttp://www.ilmupendidikan.net/2008/04/14/ [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12]

No comments:

Post a Comment