Halaman

KOMUNIS RUSIA DAN PERKEMBANGANYA



DINI MIRANDA / PIS
      Pemerintahan komunis Rusia
  1)      Rusia pada masa akhir Tsar Nicholas II
Di zaman yang sudah berkembang liberalisme di Eropa barat, kaisar Nicholas II (1896-1917) masih mempertahankan sistem kekuasaan pemerintah yang absolud. Paham liberalisme adalah paham Revolusi Prancis yang telah meluas pengikutnya di Eropa. Paham ini mulai masuk di Rusia maka tradisi pemerintahan absolud mendapat kecaman dari kaum leberalisme dan sosialisme. Sebab sistem pemerintahan semacamini kaum Feodal bangsawan menindas rakyat jelata sebagai yang tertindas. Kepemilikan tanah hanya dimonopoli kaum Feodal Bangsawan. Rakyat kecil hanya menjadi petani pengarap tidak berbeda dengan sistem perbudakan. Kalaupun rakyat punya tanah, hanya dimiliki secara kolektif (mir) akhirnya tanah mir ini dikuasai oleh satu orang diantara mereka yang disebut petani kulak. Persoalan ini telah ditentang kaum liberal sejak zaman Tsar Alexander II (1855-1881). Pada waktu itu lalu dikeluarkan Undang-Undang Emansipasi tahun 1861 tentang kepemilikan tanah dan Undang-Undang Zemtvo tahun 1864 tentang otonomi daerah maka untuk
pertamakali di Rusia ada keterwakilan golongan rakyat (Duma) dimana rakyat dilibatkan dalam urusan kekuasaa. Tetapi dizaman Tsar Nicholas II ini masalah monopoli tanah dan pembentukan wakil rakyat tidak ada realisasinya. Sementara itu Rusia memasuki zaman dibangunnya industrialisasi dan modernisasi modal kapital diperoleh dari pinjaman Tsar dengan Prancis. Industrialisasi dalam perkembangannya dimaksudkan untuk mengejar ketinggalannya dengan negara barat. Untuk menjaga setabilitas industrinya dilakukan proteksi industri. Kaum buruh di Rusia sudah mulai tumbuh dan juumlahnya semakin bertambah. Kemajuan industrialisasi di Rusia ternyata membawa kritik kaum Sosialis Marxis. Paham sosialisme telah mulai dipopulerkan George Plekhanov tahun 1898. Pada intinya kritik kaum Marxis adalah kecaman-kecaman terhadap ekses-ekses dalam industrialisasi sistem kapitalis yang dikelola oleh kaisar yang berpikiran feodalisme dan kapitalisme.
Tentunya masih moderat yaitu (Soebantardjo, 1956:102) "persamaan dalam hukum, kemerdekaan pers, berbicara, berkumpul, dan perbaikan nasib buruh dan tani".
Tetapi tuntutan itu semakin bertambah keras setelah kaum Marxis mengadakan kongresnya di London tahun 1903. Tuntutan barunya adalah bermaksud mengganti secara total pemerintahan otokrasi menjadi sistem yang sama sekali baru masyarakat sosial-komunis. Bagi kaum leberal tidak sekeras itu tuntutannya, yang dikehendaki adalah pengurangan kekuasaan raja dengan sistem Undang-Undang Dasar dan perbaikan nasib kaum buruh. Hal tersebut disampaikan kepada Tsar dalam suatu Petisi Leberal yang disampaikan oleh Gapon dalam suatu demonstrasi damai tanggal 22 Januari 1905. Petisi itu disambut dengan rentetan tembakan menyebabkan ratusan buruh tewas. Suasana berubah menjadi revolusi. Revolusi menghasilkan persetujuan bahwa Tsar Nicholas II bersedia membentuk Duma (wakil rakyat). Antara tahun 1906-1912 pembentukan Duma terjadi tarik ulur antara Tsar disatu pihak dengan kaum liberal dan sosialis dilain pihak. Tsar hanya menginginkan anggota Duma itu diisi oleh mayoritas kaum koservatif yang reaksoner (pendukung Tsar).
Pada tahun 1914 pecah Perang Dunia I. rakyat Rusia dilibatkan dalam perang tersebut dan jumlah biaya sangat besar untuk kepentingan Tsar yang kecil. Kepentingan Tsar adalah hanya karena keterikatannya pada Pripel Etente 1907 dengan Prancis serta obsesinya tentang gerakan Pan Slavisme mengenai Serbia Raya. Rakyat sudah jemuh perang, pernang politik air hangat sudah membebani rakyat. PD I akan lebih membebani lagi. Perang ini banyak ditentang oleh rakyat terutama Lenin yang selalu meneriakkan Slogan anti perang sebab itu hanya perangnya kaum kapitalis. Rakyat dalam keadaan sudah lapar butuh makanan tetapi tentara hanya disuruh perang. Akhirnya terjadilah revolusi sosial pada bulan Februari sampai Oktober 1917. Dalam revolusi ini Kaisar melarikan diri dan akhirnya dibunuh. Dengan demikian kekuasaan pemerintah sistem absolud telah berakhir. Zaman akan berganti yaitu terbentuknya masyarakat komunis oleh kelompok kecil revolusioner yang dikenal dengan Bolsyewik.
2)      Pengaruh Marxisme Leninisme di Rusia
Karl marx (1818-1883) adalah cendekiawan Jerman. Bersama dengan Friederich Engels, ia menjelaskan perlunya mengubah sistem masyarakat yang dinilainya telah rusak, pemikirannya itu dituangkan dalam tulisan bukunya yang berjudul Manifesto Komunis dan Das Kapital. Ajran Karl Marx adalah hukum dialektik yang mengupas tentang sosialisme ilmiah yang berisi hukum perkembangan masyarakat. Oleh pengikutnya (Marxis) ajaran Karl Marx ini mendapat Revisi dan inovasi terutama Lenin, Lenin dikenal seorang revisionis Marxisme. Ia mengadopsi pemikiran Karl Marx tetapi diberi tafsiran khusus. Tujuannya adalah sebagai strategi untuk mewujudkan masyarakat Komunis seperti yang dicita-citakan Marx. Dari sinilah maka ada ajaran Marxisme-Laninisme atau Komunis. Dari ajaran ini revolusi sosial Rusia berhasil dan pemerintah komunis dapat dipraktekkan.
Berdasarkan hukum dialektik. Dalam Manifesto Komunis Marx menandaskan (William Ebenstein, Terj. Alex Jemadu, 1985:7) "bahwa sejarah seluruh masyarakat hingga sekarang merupakan sejarah perjuangan kelas".
Mengenai gerak dialektik akan berjalan dengan tahapan masyarakat tahap premitif, perbudakan, feodalis, kapitalis dan komunis. Untuk mencapai masyarakat komunis, kaum proletar merebut dari tangan kapitalis. Lalu ada tahap transisi yang dinamakan diktator proletar,akhirnya tercapailah masyarakat komunis.
Dalam pandangan Karl Marx yang disebut masyarakat komunis adalah (Miriam Budiardjo, 2001:82) "suatu masyarakat dimana tidak ada kelas sosial dimana manusia dibebaskan dari keterkaitannya kepada hak milik pribadi dan dimana tidak ada eksploitasi, penindasan dan paksaan. Dan komunisme merupakan tahap akhir dimana tidak ada kelas lagi".
Tetapi yang aneh disini bahwa untuk mencapai masyarakat komunis itu melalui kekerasan yang memperebutkan kekuasaan antara kaum buruh dan kekuasaan kapitalis. Marx pecaya bahwa revolusi akan terjadi lebih dulu di negara-negara yang kapitalisnya telah maju, sebab kaum proletar sudah cukup banyak. Untuk menjalankan revolusi, kaum proletar dipandang akan menjadi tiang utama. Sebab kaum buruh suatu saat akan tahu dan sadar sendiri dengan penderitaan yang dialami akibat dari keserakahan kaum kapitalis.
Tetapi Lenin menyimpang dari Marx. Lenin setuju tentang revolusi tetapi bila keadaan telah mendesak revolusi tidak perlu menunggu matangnya kapitalisme. Revolusi dapat saja terjadi di negara seperti di Rusia, walaupun jumlah kaum buruhnya masih sedikit. Dalam hal ini Lenin menilai bahwa Rusia saat itu telah mulai memasuki tahap kapitalisme awal.
Mengenai kesadaran kaum buruh, dikatakan bahwa (Saiful Amri, 2004:54) "kesadaran itu dapat ditanamkan kepada kaum buruh hanya dari luar melalui organisasi revolusioner. Oleh sebab itu konsep diktator proletar yang dikatakan Marx dapat diperbaharui menjadi diktator buruh dan tani".
Sumbangan Lenin dalam teori komunisnya adalah pamfletnya yang berjudul "What To Be Done" tahun 1902. Pamflet itu merupakan konsep revolusioner yang profesional didalamnya ada langkah-langkah.
Langkah pertama adalah membentuk organisasi buruh revolusioner dengan agen-agen minoritas revolusioner yang bersifat rahasia dan dikendalikan dari pusat. Yang kedua adalah membentuk Partai Komunis yang bertugas merekrut anggota partai yang berasal dari kalangan apapun yang berfikiran revolusioner, profesional dan sanggup menjalankan tugas. Kemudian ketiga, mendidik dan menanamkan kesadaran sosialnya, sehingga bisa menjadi mentor, pemadu kaum sosial untuk menjadi agitator, organizer, propagandis dan menyebarluaskan leteratur. Kemudian keempat, Partai komunis akan beroperasi secara terbuka bila sistem lama dalam kondisi mencapai titik terlemah melalui infintrasi, inteljen dan sabotase. Terakhir kemudian mengambil kekuasaan bila kesempatan ada.
3)      Revolusi Sosial di Rusia tahun 1917
Menurut Ian Birchall (Muh. Sallh, 2002:1), "Revolusioner Rusia adalah terjadinya pengambilalihan kekuasaan secara paksa oleh rakyat karena pertentangan antara yang menginginkan perubahan baru dengan yang ingin mempertahankan sistem yang sedang berjalan setiap hari".
Revolusi sosial di Rusia disebabkan oleh penolakannya terhadap konsep-konsep liberalisme. Tetapi yang menjadikan penyebab langsung terjadi revolusi adalah tertunda-tundanya pemilihan anggota Duma, ikut sertanya Rusia dalam PD I yang akhirnya memberatkan rakyat dan terkurasnya bahan makanan untuk rakyat yang digunakan untuk perang.
Revolusi di mulai dengan aksi-aksi pemogokan umum pada bulan Februari 1917. Kemudian Tsar Nicholas II dianggap kaum revolusi di Istana Musim Salju. Lalu pemerintahan sementara dipimpin oleh Pangeran George L Vov dari kaum liberal. Akibat tidak ada pengalaman menjalankan pemerintahan, pemerintahan sementara ini akhirnya jatuh. Merikutnya Karensky dari kaum sosialis (Mensyewik) mengambil alih pemerintahan sementara. Ia membentuk pemerintahan republik dan rezim barunya dengan melibatkan semua unsur-unsur golongan Liberal dan Bolsyewik. Tetapi Karensky tidak didukung oleh kaum sosialis lain (Bolsyewik) yang berhaluan komunis. Ia dianggap tidak mempunyai konsep komunis yang jelas. Selain itu Karensky juga menghadapi Karnilov dari tentara putih yang masih setia pada Tsar Nicholas II. Kemudian Karensky mengahdapi Karnilov bersama-sama dengan kaum Bolsyewik. Paa saat itu kaum Bolsyewik diperbolehkan mempunyai sejata untuk menghadapi Kanilov. Inilah yang terjadi awal mula Bolsyewik mempunyai tentara merah. Kesempatan ini sigunakan oleh kaum Bolsyewik untuk menjatuhkan Karensky. Karensky jatuh pada tanggal 25 Oktober 1917 kemudian pemerintahan diambil alih oleh kaum Bolsyewik yang dipimpin Lenin dan Trotsky.
Langkah-langkah Lenin menjalankan revolusi melalui pembentukan partai, melakukan propaganda, infiltrasi, tidak kekerasan dan pengambil alihan kekuasaan. Dalam langkah yang terakhir itulah Karensky digulingkan pada tanggal 25 Oktober 1917. Untuk menghadapi intervensi asing yang bermaksud menggagalkan revolusi. Lenin mempertahankannya dengan tentara merah. Tentara ini telah dibentuk mulallui kegiatan infiltrasi kedalam tubuh teentara Tsar sehingga tentara tersebut mengalami demoralisasi pada waktu menjalankan Perang Dunia I maupun pada waktu awal-awal revolusi.
Negara Sekutu paa Perang Dunia I tidak mengakui perjanjian Brest Litovsk dengan pihak Jerman. Sebab negara sekutu menudukung Kaisar dan anti komunis Bolsyewik, sedangkan Perang Dunia I juga belum selesai, kemenangan Jerman terhadap Rusia masih bersifat sementara.
Selain itu ada tentara yang masih setia kepada Tsar (Joesoef Soy'yb, 1996:215) 'akhirnya pecah perang saudara (1918-1920) antara pihak kontra revolusi Rusia Putih dengan Rusia Merah atau Komunis.
Rusia Putih dibantu negara-negara Eropa dan Amerika yang anti komunis dipimpin Jendral Denikin dan Wrangel. Karena tidak ada koordinasi yang baik dan tempatnya saling berjauhan usaha intervensi revolusi ini gagal. Dalam peristiwa ini Tsar Nicholas II dan seluruh keluarga dipenggal kepalanya.
Keberhasilan Revolusi Sosial di Rusia ini telah menyebabkan lenyapnya pemerintahan otokrasi Tsar. Dilain pihak keberhasilan Revolusi telah mengantarkan Lenin menjadi peminpin komunis tertinggi di Rusia. Selanjutnya nama baru Rusia adalah Federasi Republik Sosialis Rusia. Pemeintah ini dipegang oleh satu partai Komunis saja dari Pemimpin Tertinggi di Dewan Komisaris Rakyat. Revolusi sosial Oktober-Novermber di Rusia menjadi model dan basis perekayasaan revolusi di seluruh dunia.
Menurut (William Ebenstein. Terj. Alex Jemadu, 1985:24) "partai komunis di seluruh dunia harus melakukan revolusi meniru partai komunis Rusia yang berwatak rahasia, kepemimpinan oleh minoritas revolusioner profesional, kewenangan yang tersentralisasi dan penggunaan cara-cara ilegal",
Propaganda yang mesti didengungkan dalam revolusi adalah slogan-slogan, hak-hak rakyat jajahan untuk menentukan nasib sendiri, mendukung gerakan kemerdekaan di seluruh dunia dibawah cengkraman imperialis dan menggabungkan petani dan buruh sebagai pilarnya.
Untuk itu pada tahun 1917 dilaksanakan Komintern (Komunis Internasional) . Badan ini bertugas memimpin dan mengembangkan komunis ke seluruh dunia. Dari sinilah penyebaran komunis ke seluruh dunia dimulai dengan kegiatan-kegiatan yang disebut komintern. Dan sebagai pusat komintern tersebut adalah terletak di Rusia.
4)      Komunisme dalam Prateknya di Uni Sovyet
Setelah berhasil memimpin revolusi tahun 1917, Lenin mendirikan suatu negara yang menerapkan prinsip-prinsip komunis ajaran Karl Marx. Ia mengeluarkan Undang-Undang Dasar baru Rusia tahun 1918 yang masih mencerminklan tahapan awal komunis. Berdasarkan Undang-Undang Dasar itu Lenin mulai memusnahkan golongan-golongan yang dianggap penindas. Mereka terdiri dari tuan-tuan tanah, pejabat negara, penguasa dan polisi Tsar. Selama dalam tahapan awal ini maka kekuasaan dapat dipusatkan pada pemerintahan pusat.
Dalam menerapkan prinsip-prinsip komunis pada tahap awal ini, pertanian dijalankan secara kolektif yang dikerjakan bersama-sama, milik, bersama, biaya bersama dan hasilnya dibagi menurut berat ringannya tugas masing-masing.
Tanah milik negara dan perseorangan tidak diperbolehkan dimiliki secara perorangan. Adapun seluruh hasil yang diperoleh para pekerjja dari tanah negara diperuntukkan untuk umum. Caranya hasil produksi itu semuanya diserahkan kepada negara dan nanti negara yang membagi dengan adil.
Industri dan pabrik-pabrik itu milik negara dan hasil barang pabril itu digunakan untuk umum oleh sebab itu hasil produksi semuanya diserahkan kepada negara dan negara yang membagi dengan adil. Namun demikian ekonomi dan pertanian komunis belum dapat terlaksana dengan baik. Kaum bulak enggan menyerahkan hasil bumi untuk negara. Petani juga tidak mau menanam yang lebih dari yang dibutuhkan. Tetapi kebijakan perekonomian baru atau New Economic Policy (NEP) selama tujuh tahun berjalan baik hasil bumi boleh dijual bebas tetapi disamping itu diadakan pertanian kolektif dan pertanian negara untuk menyaingi  pertanian bebas dari kaum kulak. Dengan demikian kaum kulak makin terdesak dan makin banyak kaum tani yang bergabung dalam pertanian kolektif.
Setelah Lenin wafat tahun 1924 terjadi perebutan kekuasaan diantara Pimimpin Partai di elit Politbiro Sentral Komunis. Mereka adalah Stalin, Trotsky, Zinovyev dan Kamenev. Akhirnya Stalin yang memenangkan perebutan itu selama Stalin menjalankan kekuasaannya, ia bertindak diktator dengan melakukan pembersihan terhadap semua lawan-lawan politik dan penentang gagasannya. Pada tahun 1924 Stalin punya gagasan tentang "sosialisme dalam satu negara".
Intinya menurut (Saiful Amri, 2004:31) "bahwa sosialisme dapat dibangun di Rusia secara independen dari revolusi dunia sebagai pengabdian akan revolusi di seluruh dunia".
Gagasan ini mendapat kecaman dari lawan-lawan politiknya yang berpikiran tentang revolusi komunis itu bersifat permanen. Kaum Komunis boleh menggunakan kapital asing, ahli ilmu pengetahuan asing untuk mencapai tujuan komunisme. Dalam meneruskan kepemimpinan Lenin, Stalin meneruskan kebijakan ekonomi NEP sampai tahun 1927. Kemudian ia menerapkan prinsip-prinsip komonis dalam rencana 5 tahun (1927-1932). Rencana ini dijalankan dengan pertanian secara kolektis. Tetapi pelaksanaannya dijalankan dengan paksa dibawah ancaman pembersihan. Lenin meniadakan petani kulak (penguasa tanah kolektif). Semua menjadi petani berjalan baik. Industrialisasi dipusatkan pada industri berat untuk perang. Industri ini digunakan untuk kesiagaan dalam Perang Dunia II. Pada tahun 1936 UUD yang  baru diberlakukan dan nama negara yang baru adalah Union Of Soviet Socialist Republics (USSR). UUD tersebut sebagai tanda berakhirnya revolusi tahap I dan dimulailah tahap II. Pada tahap ini masalah transportasi dikenalkan dengan angkutan masyarakat komunis. Tentang perburuan merupakan wakil-wakil pemerintah. Mengenai upah buruh bukan berdasarkan jam kerja tetapi kualitas pekerjaan.
Khruschev (1953-1964) berhasil menjadi pemimpin Sovyet setelah suruhannya membunuh kepala Komite Gesudartts Venoy Bezopasnopti- KGB (Dinas Rahasia Inteljen Uni Sovyet) lauranty Baria. Selanjutnya ia mengecam pemerintah totaliterisme Stalin. Ia beralasan bahwa keberhasilan sosialisme tidak semata-mata tergantung pada pihak kediktatoran dari seorang pemimpin, bahkan ia merupakan kesempatan bahwa negara komunis itu dapat hidup berdampingan dengan negara-negara yang lain yang sistemnya berbeda-beda. Akibat destalisasi ini Hongaria dan Polandia menuntut kemersekaan. Hongaria lalu diserang Uni Sovyet. Dewan Keamanan PBB hanya bisa protes.
Pada tahun 1960 terjadi krisis nuklir Kuba. Kapal nuklir Sovyet dipaksa kembali ke pengkalannya. Dari kejadian ini Leonit Braznev memimpin (1964-1982). Uni Sovyet langsung membangun kekuatan militernya secara besar-besaran. Biayanya mencapai 15% dari anggaran nasional, di AS hanya 7 %. Sampai tahun 1983 kekuatan persenjataan Sovyet telah mengungguli kekuatan AS. Dengan demikian Uni Sovyet benar-benar menunjukkan adidayanya atas rivalnya Amerika Serikat.
Dalam menjaga stabilitas negara, Breznev bertindak represif. Ia mengembalikkan kepemimpinan yang stalinis setelah sempat distalisis dimasa Khruschev. Tetapi tidak sampai melakukan pembersihan lawan, melainkan pengusiran, penomoran migrasi dimasukkan ke rumah sakit jiwa dan penjara. Di zamannya terjadi eksodos pengarang, musisi, politikus dan rakyat ke luar negeri untuk minta suatu politik di negara lain.
Dalam pengendalian negara-negara satelitnya di Eropa, Breznev bertindak tegas. Di Cekoslovakia tahun 1968 Sovyet menghentikan eksperimen Alensander Dubcek tenntang komunisme totaliter menjadi sosialisme berwajah kemanusiaan sebab liberalisme akan menggantikan monopoli Partai komunis.
Pada tahun 1979-1989 Breznev menyerang Afganistan untuk memperluas anggota Blok Timur. Tetapi Afganistan dibantu oleh negara-negara Islam dan AS membantu persenjataannya. Ternyata perang ini memakan waktu yang panjang sehingga menghabiskan senjata, tentara dan biaya yang besar bagi Uni Sovyet. Dampaknya terhadap perekonomian, Sovyet mengalami keterpurukan. Selain itu di Polandia pada tahun 1989 terdapat gerakan solidaritas pimpinan Lech Walesa yang didukung Paus Yohanes Paulus II. Gerakan ini menuntut Gomulka yang bertindak penindas mundur dari jabatannya dan diganti Eduardo Gierek.
Setelah Lionit Breznev meninggal lalu diganti oleh Constantin Cornenco kemudian Andrey Gromico. Selama masa pemerintahannya tidak banyak perubahan. Pergantiannya Mikhail Gorbanchev (1985-1991). Ia tidak menjalankan prinsip-prinsip komunis seperti pemimpin sebelumnya. Ia mencanangkan program Glasnost dan Perestroika untuk memperbaiki keterpurukan ekonomi Sovyet. Tetapi program ini hanya menjadi penyebab langsung runtuhnya Uni Sovyet tahun 1991.
DAFTAR PUSTAKA .
Fitria, ariani. Sejarah dan peristiwa , penerbit sic Surabaya, 2007
Krisna , didi . kamus politik internasional, penerbit pt gramedia widiasarana Indonesia , Jakarta 1993 .

No comments:

Post a Comment