Halaman

PERANG SOVIET-AFGHANISTAN

Andi aminah riski/PIS
Sejarah perang ini dimulai ketika Revolusi Saur yang menjatuhkan Raja Muhammad Zahir Syah yang berkuasa dari tahun 1933-1973. Ponakannya Perdana Menteri Muhammad Daud Syah pun menghilangkan monarki Kerajaan Afghanistan dan menjadikannya republik. Partai Demokrasi Rakyat Afghanistan, partai komunis di negara itu mengkudeta PM Muhammad Daud Syah dan membunuh semua keluarganya! Partai Demokrasi Rakyat Afghanistan pun mendirikan Republik Demokratik Afghanistan dengan presidennya, Muhammad Taraki. Tapi, partai terpecah menjadi 2 faksi, faksi Khalq yang dipimpin Muhammad Taraki dan Hafizullah Amin dan faksi Parcham yang dipimpin Babrak Kamal. Makanya, pas awal pemerintahan Republik Demokratik Afghanistan banyak sekali pembunuhan terhadap anggota faksi Parcham.Pada 1978, para anggota mujahidin mulai melakukan pemberontakan di wilayah Nuristan, Afghanistan Timur. Perdana Menteri Hafizullah Amin yang mengkudeta Presiden Muhammad Taraki jadi pusing 7 keliling deh akibat mengurusi 2 hal, pemberontakan faksi Parcham dan pemberontakan Mujahidin. Akhirnya, Republik Demokratik Afghanistan meminta tolong ke Uni Soviet dan pada 24 Desember 1979, pasukan Uni Soviet menyerbu Afghanistan.. Mujahidin pun minta tolong ke CIA yang merupakan organisasi mata-mata Amerika Serikat. Presiden AS kala itu, Jimmy Carter menyatakan akan mendukung lawan dari rezim komunis manapun di dunia ini. Uni Soviet pun berang dan hubungan AS-US* memanas. Dan pada 1980, banyak negara Isalm seperti Arab Saudi dan negara anti-komunis seperti Inggris mendukung mujahidin dan terbentuklah geng Republik Demokratik Afghanistan vs geng Mujahidin.
Perang ini memiliki dampak yang sangat besar, dan merupakan salah satu faktor leburnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Perang Soviet-Afghanistan merupakan bagian dari Perang Dingin, dan Perang Saudara Afghanistan
Keikutsertaan militer Rusia di Afganistan memiliki sejarah yang panjang, berawal pada ekspansi Tsar pada "Permainan Besar" antara Rusia dengan Britania Raya, dimulai pada abad ke-19 dengan kejadian seperti insiden Panjdeh. Ketertarikan akan daerah ini berlanjut saat era Soviet di Rusia, dengan adanya miliaran uang bantuan ekonomi dan militer untuk Afganistan pda tahun 1955 sampai 1978.
Pada Februari 1979, revolusi Islam Iran telah mengusir shah yang didukung oleh Amerika Serikat di Iran. Di Uni Soviet, tetangga Afganistan yang terletak di sebelah utara Afganistan, lebih dari 20% populasinya adalah Muslim. Banyak Muslim Soviet di Asia Tengah mempunyai hubungan yang baik terhadap Iran maupun Afganistan. Uni Soviet juga telah terpojok oleh fakta bahwa sejak Februari, Amerika Serikat telah menurunkan 20 kapal, termasuk 2 pesawat pengangkut dan ancaman konstan peperangan dari Amerika Serikat dan Iran. Maret 1979 juga ditandai Amerika Serikat yang mencanangkan perjanjian perdamaian antara Israel dan Mesir. Pemimpin Uni Soviet melihat perjanjian damai antara Israel dan Mesir sebagai langkah peningkatan kekuatan Amerika Serikat di daerah tersebut. Faktanya, sebuah koran Soviet menyatakan bahwa Mesir dan Israel sekarang adalah sekutu dari Pentagon. Uni Soviet melihat perjanjian tidak hanya perjanjian tertulis di antara dua negara tapi juga persetujuan militer. Selain itu, Uni Soviet menemukan bahwa Amerika Serikat menjual lebih dari 5.000 peluru kendali ke Arab Saudi dan juga membantu atas kesuksesan pertahanan Yemen melawan Faksi Komunis. Republik Rakyat Tiongkok juga menjual RPG Tipe 69 kepada Mujahidin dalam kooperasi dengan CIA. Kemudian, hubungan erat Uni Soviet dengan Irak mengasam, karena Irak, pada Juni 1978, mulai membeli senjata yang dibuat Perancis dan Italia, dan bukan senjata buatan Uni Soviet. Namun, bantuan barat membantu pemberontakan melawan Soviet dilakukan. Beberapa partai memberikan bantuan mereka untuk membantu Mujahidin dalam alasan untuk menghancurkan pengaruh Uni Soviet.
Reaksi Dunia
Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter menyatakan bahwa serbuan Uni Soviet adalah "ancaman paling serius sejak Perang Dunia II." Carter nantinya mengembargo pengiriman bahan keperluan seperti butir padi dan teknologi tinggi untuk Uni Soviet dari Amerika Serikat. Meningkatnya ketegangan, seperti kegelisahan di barat tentang pasukan Uni Soviet yang banyak sekali jumlahnya yang dekat dengan daerah yang kaya minyak di teluk, dan berhasil mengakhiri détente.
Perang ini belum juga berakhir hingga sekarang tetapi, perang bagian I sudah berakhir ketika pasukan Uni Soviet mundur dari negara Afghanistan pada tanggal 15 Februari 1989.
Respon diplomatik internasional sangat hebat, dengan adanya Boikot Olimpiade Musim Panas tahun 1980 di Moskwa. Invasi, dengan kejadian yang lain, seperti revolusi di Iran dan sandera Amerika Serikat yang mengikutinya, Perang Iran-Irak, Israel menyerang Lebanon, meningkatnya ketegangan antara Pakistan dan India, dan berkembangnya teroris anti Barat di Timur Tengah, turut menyebabkan Timur Tengah menjadi daerah yang paling kacau dan bergolak selama tahun 1980.
 
Daftar pustaka
http://faizarhawar.blogspot.com/2010/05/perang-soviet-afghanistan.html

No comments:

Post a Comment