Oleh : Siska puspita sari / B / SR 3
Asal mula kerajaan indragiri barang kali sebuah kerajaan yang bernama keritang yang muncul disebabkan kemunduran yang dialami oleh sriwijaya pada abad ke13 .kerajaan cola dan majapahit telah membuat sriwijaya akhirnya tak tertolong lagi.padapada masa itu bangkitlah kerajaan-kerajaan kecil.
Akan tetapi kejatuhan sriwijaya baru benar-benar tak tertahankan dengan datang nya agama islam yang sering digambarkan oleh para sejarawan .hal ini terjadi karena pusat –pusat perdangangan di sekitar sriwijaya seperti melaka di semenanjung dan pasai di aceh telah lama diperintah oleh para penguasa yang beragama islam. Kerajaan keritang pada bagian akhir atau kerajaan indragiri pada bagian awal memang agak diselimuti misteri karena sangat minimnya bahan –bahan kesejarahan yang dapat dipakai dengan leluasa dan bertanggung jawab. Setidak-tidaknya pada masa indragiri ini ada nama raja yang memerintah lebih kurang selama dua abad ,di antaranya raja kecik mambang ,raja merlung ,raja merlang,raja nara singa I yang memerintah sampai tahun 1400 tahun masehi,raja merlung dan raja merlang yang memerintah sampai tahun 1470-an tahun masehi ,dan raja nara singa yang tersebut dalam sulalat al-salatin atau sejarah melayu karya tun seri lanang.
Salah satu ciri khas kerajaan indragiri ialah adanya legenda rakit kulim,bawah legenda ini memperlihatkan dominasi pagar ruyung bukanlah merupakan hal yang harus ditolak karena ada alas dan dasar berpijak kerajaan melayu indragiri.Konon pada abad ke-14 dua orang pemimpin yaitu Datuk Patih dan Datuk Temenggung membawa serombongan orang dari kawasan Pagar Ruyung , tempatnya di Tanah Datar, ke indragiri dan berkampung di suatu tempat bernama Kelayang atau Keloyang atau kolam Loyang.
Kedua datuk bersaudara itu seperti halnya siapa saja pada suatu hari berselisih dan dicarilah seorang abiter atau penengah atas perselisihan itulah konon yang menjadi abadi dengan adanya Bukit Bertingkah di kawasan Kelayang. Dan kemudian Datuk patih itu lalu masuk ke dalam hutan dan menebang kayu jenis kulim yang terkenal berat untuk dijadikan rakit.Adapun rakit dari kayu kulim yang menurut pikiran sehat tak akan dapat mengapung karena beratnya akan diseberangkan ke malaka untuk menemukan seorang raja yang dapat menjadi penegah atas perselisihan antara mereka.
Kelayang atau Keloyang dan Kolam Loyang,pada masa kini merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan pasir penyu(Indragiri HULU).Penduduk di situ percaya bawah di sekitar Keloyang memang ada suatu tempat yang dinamakan Kolang yang mungkin sekali artetipe dari nama Keloyang atau Kelayang, suatu tempat pemandian raja-raja yang akan di obatkan.
Raja yang diemput denga Rakit Kulim di melaka itu mungkin sekali raja kerajaan pra Indragiri (dengan memakai nama Keritang atau bukan).Raja inilah yang kemudian menjadi raja di kerajaan Indragiri yaitu bernama Raja Nara Singa seperti nama raja sebelumnya sehingga sering di sebut Raja Nara Singa kedua dan setelah dinobatkan bergelar raja Syah Zhilullahi fil Alam yang menurut cacatan memerintah kerajaan Indragiri dari tahun 1508 sampai tahun 1532.
Sehubung dengan legenda tentang rakit kulim itu maka kerajaan Indragiri dapat di bedakan dengan kerajaan sebelumnya dengan memakai nama yang lain, misalnya kerajaan keritang, karena sebuah cerita pusaka atau cerita rakyat atau legenda terpendam sangat dalam minda kolektif penduduk di kawasan yang mempercayai kejadiannya. Karena itu ada orang yang berpendapat bahwa sebuah cerita pusaka lebih kuat tertanam dalam pikiran kolektif penduduk dibandingkan degan sejarah yang masih kabur.
Oleh karena itu, lengenda Rakit Kulim tak dapat di pandang semata –mata sebagai dongen,apabila semacam dogeng pengantar tidur, suatu hal lain menandai eksistensi kerajaan Indragiri sebagaimana yang terjadi pada banyak kawasan di Nusantara.maksunya agama islam ke kerajaan Indragiri dan kuantan memperlihatkan suatu warna tertentu.Sebagaimana dikatakan oleh sejarawan perancis Denys Lombard dalam beberapa tulisan tentang masuknya agama islam di nusantara.Kesadaran pada dimensi waktu yang di wakili oleh pukulan beduk yang menandakan waktu –waktu sembah yang begitu penting dalam kehidupan spiritual baru penduduk di kerajaan Indragiri seperti juga yang terjadi di kawasan lain di Nusantara.
Rasionalisme alam pikiran islam yang kokoh mungkin sekali memandang kisah rakit kuliam sebangai suatu khurafat,tetapi kepercayaan penduduk begitu kuat dan bersifat memusuhi tradisi yang berjalan sepanjang tidak berlawanan dengan akidah Islamiah.
Para pendakwah mendapat perhatian yang cukup besar dari para penguasa kerajaan Indragiri. Anak lelaki pendakwah yang bernama keluarga Al-Idrus, misanya, mendapat anugrah tanah di danau pasir sembilan tepatnya di tempat yang bernama rantai mapesai. Anugrah dari Sultan kepada keluarga pendakwah itu juga dalam bentuk dijadikannya salah seorang anak lelaki orang arab itu sebagai menantu Sultan.
Dan kira –kira pada permulaan abad ke-14, daerah ini di duduki oleh orang –orang pendatang jang berasal dari minang kabau. Mereka di bawah pimpinan ketua-ketua suku yaitu Tuk Patih dan Tuk Gagah katumenggungan (Tuk Tumenggung),dengan hulubalang yang bernama Sri Nata Cerkau Cudik. Mereka berkedudukan terutama di daerah sekitar muara sugai Inderagiri, kira –kira pada tempat yang bernama Pekan Tua sekarang, di mana sugai Inderagiri ini bergabung dengan batang Kuantan.
Kata shahibul hikayat maka tersebutkan perkataan raja merlang raja Indragiri hilang di melaka. Juga ada baginda beranak dengan permaisuri anak Marhum Melaka seorang laki-laki, raja Narasinga namanya.Adapun pada ketika itu segala anak raja-raja Indragiri tiada di mulai oleh segala anak tuan melaka.
Setelah beberapa lamanya maka Raja Narasinga pun berlepas dirinya kembali ke Indragiri. Telah datang di Indragiri di dapati baginda Maharaja Tuban saudara Maharaja Merlang itu pun sudah mati, tinggal anaknya seorang laki-laki Maharaja Isap namanya; ialah jadi raja di Indragiri. Setelah Raja Narasinga datang makan maharaja Isap pun dihalaukan oleh Tun kecil dan Tun Ali, orang besar di Indragiri itu.maka raja Isap lari ke lingga dan nama raja lingga itu Maharaja Terengganu.maka oleh maharaja terengganu, raja Isap diambilnya untuk menantu .
Dan maka raja Narasinga pun naik pangkat menjadi raja di Inderagiri;Tun Kecil jadi bendahara.
1.SULTAN MERLANG I adalah nama gelar sedangkan nama kecilnya adalah Raja Kecik Mambang , sultan pertama di Indragiri, berkuasa tahun 1298-1337 M.Anak atau putra Raja Kecik M alikul Muluk yaitu sultan IV Kerajaan malaka, yang berkuasa antara 1276-1342M.
SULTAN MERLANG II adalah nama gelar sedangkan nama kecilnya adalah Raja Jamaluddin Inayatsyah, sultan ketiga Indragiri yang berkuasa antara tahun 1400-1437M.
SULTAN NARASINGA I adalah nama gelar sedangkan nama kecilnya adalah RAJA ISKANDAR, sultan kedua Indragiri yang berkuasa antara tahun 1400-1437M.
Ketiga –tiga sultan ini tidak bermukim di Indragiri; tinggal menetapkan di bandar besar kota malaka. Hanya sekali-kali datang ke Indragiri melihat rakyatnya. Mereka berniaga di kota malaka, dan semuanya wafat di sana dan di kuburkan di kota kelahiran leluhurya itu.Yang berkuasa di indragiri praktis DATUK PATIH ( perdana menteri) sebagai wakil Sultan.
SULTAN INDRAGIRI V adalah NARASINGA II nama gelar sedangkan nama kecilnya adalah Maulana Sri Sultan Alauddin Iskandar Syah Johan Zilullah Fil Alami yang berkuasa antara tahun 1473-1532M yang berpermaisurikan "DANG PURNAMA".
Beliau inilah Sultan yang mula-mula menetap di Indragiri sampai pada akhir hayatnya ( makamnya terletak di kota lama lk.25 Km dari kota rengat).
2. kerajaan keritang leyap, karena kehilangan rajanya,yaitu raja merlang yang di tawan di istana kerajaan malaka di abad XV ( jadi yang dimaksudnya nmerlangII).
Sultan merlang I dan II adalah sultan kerajaan Indragiri, bukan sultan kerajaan keritang dan mereka di tawan di istana kerajaan malaka.
3. Raja Abdullah gelar sultan mansyursyah adalah sultan VII kerajaan malaka, cicit oleh raja kecik besar malikul muluk atau Sultan muhammadsyah sultan IV kerajaan malaka( ayah sultan merlangI).
Raja merlang II atau sultan Jamaluddin Inayatsyah adalah cicit juga oleh raja kecik besar malikul muluk atau sultan muhammadsyah atau putra dari Narasinga I.
4. SULTAN MANSYURSYAH atau RAJA ABDULLAH adalah sultan VII kerajaan malaka yang berkuasa tahun 1384-1440 M tidak pernah menaklukkan kerajaan Indragiri karena kerajaan Indragirin tak pernah berperang dengan kerajaan malaka hanya bersatu dengan kerajaan malaka memang besar.
Karena sultan Indragiri adalah anak cucu cicit sultan malaka ( baru masing – masing tiga ke turunan dari sultan raja kecik besar malikul muluk atau sultan muhamadsyah malakan,masih dekat belum jauh betul).
Maksud penggabungan kerajaan- kerajaan kecil ini dengan KEMAHARAJAAN MELAKA RAYA ini, adalah supaya kerajaan – kerajaan MELAYU ini menjadi kuat untuk menghadapi musuh dari luar, tidaklah ditaklukkan dengan kekerasan atau dengan peperangan. Dan Raja Merlang II masih tinggal menetap di Bandar kota malaka, tak pernah di tawan oleh Sultan malaka karena masih bersaudara sepupuan.
Yang tinggal menetap di Indragiri mula – mula adalah Raja Narasinga II atau Paduka Maulana Sri Sultan Alaudin Iskandarsyah Johan Zilullah Fil Alami, Sultan IV.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan Junus dkk, Raja Ali Al-HAJI RIAU, pemerintah Indragiri Hulu ,Desember 2002
No comments:
Post a Comment