Nurlina/PIS
Irak merupakan salah satu negara Timur Tengah atau Asia Barat Daya, yang meliputi sebagian besar daerah Mesopotamia serta ujung barat laut dari pegunungan Zagros dan bagian timur dari Gurun Suriah yang mempunyai luas sekitar 438.052 km2. Negara ini berbatasan dengan Kuwait dan Arab Saudi di selatan, Yordania dan Suriah di barat, Turki di utara, dan Iran di timur. Irak mempunyai bagian yang sangat sempit dari garis pantai Umm Qasr di Teluk Persia.
Irak merupakan negara yang sering menghadapi peperangan dan sering dikuasai oleh kekuasaan asing. Irak sebagai negara pusat peradaban dunia islam, setidaknya pernah diinvasi oleh pasukan Persia, Yunani, Romawi dan Mongol. Dan pada abad ke 21 ini, irak kembali diserbu oleh Amerika Serikat (AS) yang berlangsung tahun 2003.
Latar belakang konflik senjata antara AS dengan Irak pada tahun 2003 adalah:
1. Ingin menghancurkan senjata pemusnah massal
2. Menyingkirkan ancaman terorisme Internasional
3. Membebaskan rakyat Irak dari penindasan rezim Saddam Hussein
Namun, agresi menghancurkan senjata pemusnah massal adalah upaya AS untuk membohongi masyarakat Internasional. AS berhasil mempengaruhi Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi yang hasilnya mengirim tim Inspeksi Senjata PBB Yaitu UNSCOM (United Nations Special Commision) di Irak.
Pada 14 Februari 2003, Hans Blix (ketua UNMOVIC) dan El-Baradei (Direktur Jenderal Badan Energi Atom Dunia) menyampaikan laporan bahwa di Irak tidak ditemukan senjata pemusnah massal. Pada 7 Maret 2003, Hans Blix dan El-Baradei kembali melaporkan kepada PBB, bahwa Irak telah menghancurkan rudalnya, termasuk Al-Samoud II yang merupakan satu-satunya senjata pertahanannya.
Tanpa menghiraukan laporan Tim Inspeksi Senjata PBB, AS mengerahkan tahap demi tahap kekuatan militernya di perbatasan Irak. Presiden AS, George W. Bush, mengeluarkan ultimatum kepada Irak, bahwa dalam jangka waktu 48 jam, presiden Irak Saddam Hussein dan anak-anaknya harus segera meninggalkan Irak. Tembakan salvo dari kapal induk AS ke udara Irak tanggal 20 Maret merupakan awal dari perang AS dan Irak.
Perang AS dan Irak dimulai pada tanggal 20 Maret 2003 dan berakhir tanggal 9 April 2003, dengan didudukinya Baghdad, Ibu kota Irak, oleh pasukan AS dan sekutunya.
Pada tanggal 21 dan 22 Maret pasukan AS dan sekutunya semakin gencar menembak rudal dan menjatuhkan bom ke Irak. Tanggal 23 Maret, pergerakan AS dan sekutunya hampir mencapai Baghdad, meski di sejumlah tempat berlangsung perlawanan sengit dari satuan-satuan militer Irak. Tanggal 26 Maret, pasukan AS semakin sering menembakkan rudal kepemukiman-pemukiman sipil, sehingga semakin banyak warga sipil yang menjadi korban. Tanggal 29 Maret, bom bunuh diri rakyat Irak mulai memakan korban tentara AS. Lima tentara AS tewas ketika sebuah taksi meledakkan bom disalah satu pos pemeriksaan di kota Najaf, Irak Utara. Tanggal 30 Maret, pasukan Jihad dari beberapa negara sudah memasuki Irak. Dari Mesir sekitar 631 orang, dari Lebanon sekitar 250 relawan dan juga dari Jihad Islam palestina.
Pada tanggal 2 April, rudal-rudal pertahanan udara Irak berhasil menjatuhkan dua pesawat AS. Ini merupakan kali pertama sebuah jet tempur pasukan AS tertembak dalam perang Irak ini. Tanggal 4 April, pasukan AS berhasil menguasai Bandara Internasional Saddam Hussein dan menyatakan tank-tank AS menjebol sebuah tembok pertahanan di sekitar bandara. Perlawanan Irak masih berlangsung. Hingga pada tanggal 9 April, pasukan AS berhasil menerobos ke pusat kota Baghdad tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari pasukan Irak. Hal ini menimbulkan keheranan dan kekagetan dari berbagai negara, terutama negara Arab. Karena dalam berbagai pidatonya selama ini, Presiden Irak Saddam Hussein selalu mengatakan bahwa pasukan penyerbu yang hendak menjamak Baghdad akan ditaklukkan di bawah dinding-dinding kota.
Maka pada tanggal 9 April 2003, perang dinyatakan berakhir dengan dikuasainya kota Baghdad, yang merupakan pusat pemerintahan Saddam Hussein, oleh pasukan AS. Namun, senjata pemusnah massal yang menjadi alasan utama serangan AS ke Irak tidak juga ditemukan.
Pasca invansi AS negara Irak mengalami berbagai macam perubahan, baik perubahan sosial, ekonomi, dan politik sebagai akibat dari perang antara AS dan Irak. Perubahan sosial yang muncul setelah tumbangnya rezim Saddam Hussein adalah terjadinya perubahan sosial yang drastis sehingga memperuncing ke arah perang saudara diantara rakyat Irak itu sendiri, antara pendukung Saddam dan yang kontra terhadapnya, antara kelompok Sunni dan kelompok Syiah, maupun suku Kurdi yang merasa berhak terhadap tampuk pemerintahan Irak. Untuk kondisi ekonomi Irak pasca invasi Amerika, minyak merupakan masalah utama. Dan dibidang politik secara umum, serangan AS yang bertujuan untuk menegakkan demokrasi di Irak, telah berhasil menggulingkan rezim Saddam Hussein yang dianggap otoriter oleh AS.
Daftar Pustaka
Dharmawan, Bagus. 2013. Perang Irak. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer
www.Fersyhana.wordpress.com( diakses pada 15 september 2013 )
No comments:
Post a Comment